Dengan kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana panjangnya, Dave berdiri di depan dinding kaca lantai dua bangunan rumah pribadinya sambil matanya memandang ke arah lapangan sebelah selatan bangunan yang sekarang di tempatinya. Dilihatnya tim basket sudah menyelesaikan latihan mereka, sedang tim voli dan futsal masih terlihat berlatih di lapangan. Mata Dave menatap ke arah kursi-kursi beton di pinggiran lapangan voli yang berjajar rapi. Di salah satu kursi itu terlihat Roy, Arnold dan Feri duduk disana sambil berteriak dan tertawa memberi sorak-sorai dan semangat buat Laurel dan Nia, lebih tepatnya Laurel, karena dengan jelas dari tempatnya berdiri Dave dapat melihat memang kemampuan Laurel di lapangan voli tidak diragukan lagi, apalagi mengingat sejak hari pertama Laurel memperkenalkan diri di ruang meeting sepertinya ketiga dokter muda itu selalu saling memperebutkan perhatian Laurel.
Dave menarik nafas dalam-dalam melihat pemandangan di depannya, tanpa suara Dave berjalan ke arah tangga dan turun ke arah dapur, diambilnya sebotol air mineral dingin dari dalam kulkas, dan langsung diteguknya hingga habis, diremasnya dengan sekuat tenaga botol bekas minumnya tersebut sampai menimbulkan suara cukup keras sebelum dia melemparkannya ke tong sampah, kemudian diambilnya handphonenya yang tergeletak di meja dapur, lalu dibukanya layar handphonenya, mengetikkan sebuah pesan kepada Mira dan Leo.
# # # # # # #
"Oke, sudah berkumpul semua?"
"Sudah...!!!" Semua dokter dan para pegawai lain yang ada di lapangan langsung menjawab pertanyaan Leo dengan serentak, membuat Leo hanya bisa tersenyum melihat kekompakan mereka, padahal tenaga mereka sudah cukup terkuras karena latihan sore ini.
"Bersihkan diri kalian, setelah ini bos mengajak kita makan malam bersama di gedung Bina Bersama," Mendengar perkataan Leo semua yang ada langsung bersorak riuh, saling berbisik dengan wajah terlihat ceria, karena gedung Bina Bersama merupakan gedung pertemuan mewah milik Rumah Sakit Anugrah Indonesia yang biasa dipakai untuk menyambut tamu istimewa ataupun pelatihan dengan mendatangkan pembicara terkenal dari luar, atau acara-acara besar seperti ulang tahun rumah sakit.
"Yes!!!"
"Benar kan, apa kubilang? Kalau bos ikut latihan pasti konsumsi kita terjamin,"
"Bos kita memang bos yang terbaik,"
"Ayo, kita selesaikan dengan cepat mandi kita,"
Leo tersenyum melihat wajah-wajah ceria para karyawan yang mendapat traktiran makan malam dari Dave malam ini, sekilas diliriknya Laurel yang terlihat sibuk dengan handphonenya dengan wajah serius. Melihat itu Leo langsung berjalan mendekati Laurel.
"Apa ada sesuatu yang terjadi?" Laurel tersentak kaget mendengar pertanyaan dari Leo, dan dengan buru-buru dia langsung menggelengkan kepalanya.
"Eh, tidak dok, hanya saja saya baru saja menerima pesan dari rumah mama saya butuh obat lambung, karena sejak beberapa hari ini mama saya lambungnya sedang bermasalah. Sepertinya saya tidak bisa ikut bergabung untuk makan malam bersama yang lain dok," Mendengar perkataan Laurel, Leo sedikit mengernyitkan alisnya.
"Kalau kamu tidak ikut, bisa jadi ada yang akan kecewa lho," Laurel tersenyum mendengar perkataan dokter Leo yang juga tersenyum untuk menggodanya.
"Tidak akan ada yang kecewa dok, lagipula saya masih karyawan baru disini, ketidakhadiran saya mungkin tidak akan terlalu terlihat," Leo langsung tertawa mendengar jawaban dari Laurel, jari-jarinya langsung bergerak ke atas, menggaruk-garuk keningnya, terlihat sedang memikirkan sesuatu.
"Bagaimana kalau kamu minta ijin sendiri ke bos untuk tidak ikut. Bos yang mengundang kita, jadi untuk menghormati undangannya kamu bilang sendiri ke bos kamu tidak bisa ikut acara makan malam ini," Laurel langsung meringis mendengar perkataan Leo.
Celaka deh kalau harus ijin sendiri ke bos, Laurel berkata dalam hati dengan sedikit bergidik, melihat wajah Laurel yang terlihat tidak nyaman begitu dia menyebutkan bahwa Laurel harusnya ijin langsung ke Dave, sebenarnya Leo ingin sekali tertawa, tapi ditahannya tawanya kuat-kuat.
"Kenapa? Selama kamu bekerja disini kamu sendiri tahu kan bos kita terkenal baik hati, sabar dan ramah, pemimpin yang benar-benar disukai oleh seluruh karyawan disini?"
Benar-benar baik hati dan ramah, kecuali padaku, apalagi kepada dokter Hana yang kemana-mana selalu ada di sampingnya dan tersenyum manis, entah ada dendam apa bos padaku, kenapa sepertinya dia benar-benar tidak suka padaku. Tapi kalau dia tidak suka kenapa dia menerimaku bekerja disini? Dan kenapa tadi dia mau bersusah payah menolongku? Laurel berbisik dalam hati dengan penuh tanda tanya dan hanya bisa menganggukkan kepalanya sebagai tanda setuju dengan perkataan Leo barusan, padahal dalam hati dia benar-benar tidak setuju.
"Ok, saya akan menemui bos sekarang," Laurel sedikit menundukkan badannya untuk memberi hormat kepada Leo sekaligus berpamitan, setelah itu Laurel langsung membalikkan badannnya dan berlari-lari kecil kembali ke arah bangunan rumah sakit untuk mencari Dave.
"Mir, kamu tahu bos ada dimana?" Begitu Laurel sampai di kantor administrasi dia langsung mendekati meja Mira yang memiliki kantor sendiri. Laurel teringat pembicaraannya dengan Nia dan Lusiana tadi sore, sepertinya memang benar Mira memiliki posisi yang cukup dekat dengan bos melihat dari fasilitas ruangan khusus yang disediakan untuknya, karena itu dengan percaya diri Laurel langsung mencari Mira, orang yang paling memungkinkan mengetahui keberadaan Dave saat ini.
"Sepertinya Bos tadi sedang melakukan visit ke salah satu pasiennya, tapi mungkin juga bos sudah kembali ke kantornya sekalian menunggu waktu untuk makan malam bersama para karyawan yang hari ini berlatih untuk persiapan lomba," Mira langsung menjawab pertanyaan Laurel. Sekilas Laurel melirik di atas meja Mira terlihat brosur-brosur makanan dari beberapa restoran terkenal. Laurel tersenyum karena sepertinya teman-temannya akan mendapatkan traktiran besar dari Dave.
"Ok, makasih ya Mir untuk infonya," Dengan tersenyum manis Laurel berjalan menjauhi meja Mira yang hanya bisa tersenyum melihat Laurel.
Laurel baru saja meninggalkan ruangan Mira ketika dilihatnya dari arah lain Dave berjalan di koridor rumah sakit, sepertinya berjalan menuju kantornya, dengan buru-buru Laurel berjalan dengan sedikit lebih cepat ke arah Dave. Dave terlihat segar dan rapi dengan pakaian resminya yang terbalut oleh jas dokternya, terlihat jelas bahwa laki-laki itu sudah mandi dan berganti pakaian setelah latihan sore tadi. Tentu saja selain terlihat segar dan rapi, bagi Laurel laki-laki itu terlihat begitu tampan dan mempesona. Andai saja sikapnya tidak sedingin itu kepadanya, Laurel tidak berani menjamin dirinya tidak jatuh cinta pada laki-laki itu.
"Selamat sore bos," Mendengar suara sapaan dari Laurel, Dave yang awalnya berjalan sambil mengamati handphonenya langsung mendongakkan kepalanya.
"Bos, maaf saya belum sempat mengucapkan terimakasih untuk pertolongan bos tadi sore di lapangan," Laurel tersenyum manis ke arah Dave, sedari tadi di perjalanan menuju ke ruangan Mira dia sudah berusaha keras memikirkan cara bagaimana memulai pembicaraan dengan Dave sebelum menyampaikan niatnya untuk tidak mengikuti acara makan malam bersama yang lain. Dan tentu saja dengan otaknya yang encer Laurel segera menemukan cara begitu dia ingat dia belum sempat mengucapkan terimakasih atas bantuan Dave sore tadi di lapangan, apalagi sore ini sudah dua kali dia mendapatkan bantuan dari Dave.
"Maaf sudah merepotkan bos," Laurel melanjutkan bicaranya.
"Jangan terlalu dipikirkan, sudah kewajiban kita menolong orang lain yang dalam kesulitan, apalagi kalau orang itu adalah karyawan rumah sakit ini," Dave menjawab perkataan Laurel dengan wajah tanpa senyum seperti biasanya, bahkan Laurel melihat ada sedikit kilat kemarahan di mata Dave saat ini, membuat Laurel sebenarnya dalam hati ragu-ragu untuk meminta ijin pulang terlebih dahulu, tapi mengingat kondisi mamanya di rumah, akhirnya Laurel memutuskan untuk tetap memberanikan diri meminta ijin.
"Maaf bos, sekalian saya mau minta ijin untuk tidak ikut makan malam bersama," Mendengar perkataan Laurel wajah Dave tetap datar, tidak menunjukkan perubahan apapun.
"Kenapa tidak bisa ikut bergabung? Apa kamu sedang ada janji makan malam dengan orang lain?" Laurel langsung tersenyum kecut mendengar jawaban dari Dave yang terkesan sinis.
"Bukan, mama saya sedang kurang enak badan, saya harus mampir ke apotek untuk membeli obat," Mendengar Laurel menyebut tentang mamanya wajah Dave sedikit melunak.
"Apa di rumahmu tidak ada orang lain yang bisa membantu?" Laurel mengambil hanpdhonenya, sengaja berniat menunjukkan pesan dari mamanya yang minta bantuannya untuk segera dibelikan obat untuk sakit lambungnya sebagai bukti kepada Dave bahwa dia tidak sedang mengada-ada, mencari alasan. Tapi, begitu Laurel membuka handphonenya, dia melihat sebuah pesan dari mamanya yang membuatnya mengernyitkan alis karena heran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
Edah J
Kolab yg sangat apik👍👍👍😁
2022-10-17
0
Sri Astuti
mungkin Dave sdh kbri mama sesudah memutuskan ajak mkn mlm bersama.. jadi mama kbri Laurel sdh baik..
2022-02-14
0
Aliffia
Ahh pasti kelakuan dave itu.. aku sudah tau tak tik mu dave 🤣🤣
2020-10-31
2