"Eh, bangunan rumah bos terlihat keren ya," Mendengar bisik-bisik dari Nia, Laurel dan Lusiana langsung mengarahkan pandangan matanya ke arah Utara, mengikuti arah pandangan mata Nia, dimana terlihat atap dan lantai dua dari bangunan yang berdinding kaca tersebut. Bangunan yang terletak di sebelah Selatan kantor Dave itu berada diantara kantor dan lapangan rumah sakit, dengan lapangan dipisahkan oleh tembok setinggi 4 meter, sehingga orang yang ada di lapangan bisa melihat atap dan sebagian lantai 2 dari dari bangunan itu.
"Sepertinya rumah pribadi bos kalau dilihat dari sini benar-benar terlihat mewah ya," Lusiana menyahuti bisikan Nia dengan suara tidak kalah pelan, karena takut Dave yang duduk tak jauh dari mereka bisa mendengar obrolan mereka.
"Apa kalian belum pernah masuk kesana?" Lusiana dan Nia langsung membeliakkan matanya mendengar pertanyaan Laurel.
"Itu daerah pribadi bos, pintu masuknya saja ada di dalam kantor bos, mana bisa sembarang orang masuk kesana? Setahuku hanya dokter Leo dan Mira yang pernah masuk kesana, bahkan dokter Hana saja belum pernah diajak bos untuk mengunjungi bangunan itu. Dokter Leo kan wakil dari bos, kalau Mira, walaupun dia bukan dokter, tapi dia asisten pribadi bos, untuk urusan pribadi bos, semua Mira yang mengurusnya, kalau di perusahaan umumnya mungkin dia sudah jadi sekretaris pribadi bos," Mendengar bisikan Nia yang menjelaskan tentang bangunan yang dikunjunginya beberapa waktu lalu Laurel mengernyitkan keningnya.
Lalu kenapa malam itu bos memerintahkan kepada Mira untuk membawanya kesana? Kalau hanya sekedar menyuruhnya menunggu operasinya selesai kenapa harus menunggu di rumah pribadinya? Yang menurut info bahkan hanya dokter Leo dan Mira yang pernah diperbolehkan untuk kesana? Apa maksud bos menyuruh Mira membawaku kesana? Berbagai pertanyaan memenuhi otak Laurel begitu mendengar penjelasan Nia. Melihat wajah Laurel yang tampak bingung dan melamun, Lusiana langsung mengulurkan tangannya, mencubit pipi kanan Laurel yang langsung tersentak kaget.
"Tidak usah dibayangkan, kita tidak mungkin punya kesempatan untuk melihat bangunan itu dari dekat, kita cukup nikmati keindahannya dari sini saja. Berharap sekali-sekali bos mau mengupload foto-fotonya saat berada di dalam bangunan itu di medsos, tapi rasanya tidak mungkin juga, bos bukan orang yang suka update status atau foto-fotonya di medsos," Laurel langsung tersenyum mendengar bisikan dari Lusiana, berusaha untuk menghilangkan banyaknya tanda tanya yang memenuhi kepalanya saat ini.
"Prittt...," Suara peluit kembali terdengar, membuat Lusiana, Nia, dan Laurel, termasuk Dave bangkit dari duduknya dan berjalan kembali ke arah lapangan voli untuk melanjutkan latihan mereka.
Begitu sampai di lapangan voli, tanpa disadari Laurel yang masih berkutat dengan pikirannya yang kemana-mana sebuah bola dari arah lapangan futsal terbang ke arah dadanya.
“Awas!!!” Lusiana yang kebetulan melihat kejadian itu langsung berteriak keras. Dengan gerakan cepat Dave yang berada tak jauh dari Laurel segera berlari, mengambil posisi berdiri berhadapan dengan Laurel untuk menghalangi bola tersebut mengenai dada Laurel sambil tangan kiri Dave dengan gerakan cepat menampik bola tersebut sehingga terlempar ke arah lain. Akibat gerakan Dave itu tanpa sadar tubuh Laurel langsung menabrak tubuh Dave yang berdiri dengan posisi berhadap-hadapan dengan Laurel, membuat Laurel tersentak kaget, dan langsung melakukan gerakan mundur dengan tiba-tiba yang justru membuatnya hampir jatuh terjengkang ke belakang kalau saja Dave tidak dengan cepat melingkarkan lengan kanannya ke pinggang Laurel dan menariknya sehingga membuat posisi Laurel menjadi dalam pelukan Dave.
Melihat kejadian itu Lusiana dan Nia langsung tersentak kaget, menutup mulut mereka yang terbuka dengan kedua telapak tangan mereka, sedang dokter yang membuat bola terpental ke arah lapangan voli langsung berlari ke arah Laurel dan Dave.
Hana yang masih duduk di kursi beton tempatnya tadi duduk bersama dengan Dave langsung bangkit berdiri melihat kejadian itu. Wajah Hana sedikit memerah melihat bagaimana Dave menolong Laurel sampai dengan memeluk pinggang Laurel. Diingatnya kejadian beberapa bulan lalu ketika dia sedang berjalan menyusuri koridor rumah sakit bersama Dave dan tanpa sengaja dia terpeselet dan mengakibatkan kakinya keseleo. Saat itu Dave memang membantunya dengan memegang lengannya, menahan tubuhnya agar bisa berjalan menuju kantor untuk mengobati pergelangan kakinya yang keseleo, padahal dalam hati saat itu Hana mengharapkan Dave membantunya berjalan dengan cara memeluk pinggangnya. Itupun tidak berapa lama saat mereka bertemu dengan Raga, yang merupakan perawat di rumah sakit itu, Dave langsung meminta bantuan Raga untuk menggantikannya mengantar Hana ke kantornya, dengan alasan ada sesuatu yang harus diselesaikan Dave di kantornya sendiri. Setelah Raga menggantikannya menahan tubuh Hana dengan memegang lengannya, Dave langsung membalikkan tubuhnya berjalan ke arah kantornya sendiri.
Hana menarik nafas panjang, sudah 2 tahun dia bekerja di rumah sakit ini. Sejak Dave yang merupakan teman SMA nya dulu diangkat menjadi kepala rumah sakit ini 2 tahun lalu. Saat itu juga Hana memutuskan untuk pindah bekerja dari rumah sakit lama tempatnya bekerja ke rumah sakit ini, apalagi saat di dengarnya info bahwa sampai saat ini Dave belum menikah, keinginannya untuk bekerja di rumah sakit milik keluarga Dave ini semakin kuat, berharap suatu saat dia bisa mendapatkan hati Dave.
Hana kembali pada ingatannya tentang peristiwa 2 tahun lalu, saat pertama kali dia bekerja di rumah sakit ini, Dave selalu bersikap ramah dan baik kepadanya, tapi apa artinya, karena sikap Dave kepada karyawan yang lain juga begitu, tidak ada bedanya. Justru saat Laurel baru datang bergabung Hana bisa melihat sikap dingin Dave kepada Laurel, awalnya dia merasa lega melihat itu, tapi sekarang rasanya walaupun Dave bersikap dingin kepada Laurel, Hana melihat ada sesuatu yang terjadi antara Dave dan Laurel, membuat hatinya merasa tidak tenang setiap melihat Dave berada di dekat Laurel, perasaannya sebagai sesama wanita mengatakan jika dia tidak melakukan sesuatu, suatu ketika Laurel akan merebut Dave dari sisinya.
"Maaf bos, maaf dokter Laurel," Laurel langsung buru-buru melepaskan diri dari pelukan Dave begitu dia mulai tersadar dari rasa kagetnya. Melihat gerakan reflek Laurel melepaskan diri dari pelukannya, Dave langsung mundur selangkah dan langsung mengalihkan pandangannya dari Laurel kepada sosok dokter yang menendang bola sehingga membuat bola itu hampir mengenai dada Laurel.
“Lain kali hati-hati, tidak apa-apa, lanjutkan latihanmu,” Dokter itu buru-buru mengangguk mendengar perkataan Dave yang terdengar tenang, dan segera kembali ke lapangan futsal melanjutkan latihannya bersama dengan yang lain.
“Kamu tidak apa-apa dokter Laurel?” Dokter Leo yang baru saja berlari ke arah mereka langsung mendekati Laurel untuk memastikan dia baik-baik saja.
“Saya baik-baik saya dokter Leo,” Leo tersenyum mendengar jawaban dari Laurel, sekias diliriknya wajah Dave yang terlihat tegang akibat kejadian barusan.
“Laurel!” Arnold, Feri dan Roy langsung berlari juga ke arah Laurel begitu melihat kejadian itu.
Dave melirik ke arah ketiga dokter yang berlarian ke arah Laurel dan terlihat mengkhawatirkan Laurel, melihat itu Dave langsung sedikit menjauh, menatap tajam ke arah tiga dokter itu, lalu mengalihkan pandangannya dari mereka dengan kepalanya sedikit mendongak ke atas memandang langit sore di atasnya dan kedua tangannya berkacak pinggang.
“Kamu baik-baik saja?”
“Apa bola itu mengenaimu?”
“Bagian mana yang kena?”
"Ah, harusnya mereka lebih berhati-hati,"
Melihat ketiga dokter itu ribut menginterogasi Laurel, Nia langsung berdiri diantara mereka dan Laurel.
“Haduhhh, kalian ini, Laurel baik-baik saja, untung ada bos yang bertindak dengan gesit, sudah-sudah, kami mau mulai latihan kami lagi. Tolong kalian menyingkir dulu.” Arnold, Feri dan Roy hanya bisa saling berpandangan dan berjalan menjauhi lapangan voli, menuruti permintaan Nia barusan.
“Ayo-ayo! Kita mulai lagi latihan kita,” Raga berteriak memanggil para anggota tim voli untuk memulai kembali latihan mereka sore ini.
Kali ini tidak seperti latihan mereka tadi, Dave terlihat tidak berkonsentrasi dengan latihannya, beberapa kali dia terlihat melewatkan bola yang datang ke arahnya, membuat yang lain saling berpandang-pandangan dengan wajah bertanya-tanya apa yang terjadi pada bos mereka saat ini.
Sebentar kemudian Dave memberi tanda untuk melakukan time out (Time out: waktu untuk diskusi / apabila satu timnya, perolehan nilainya kurang dan dilakukan hanya 1 kali dalam setiap babak dan berlangsung hanya 1 menit). Begitu Dave memberi tanda untuk time out, Raga segera berlari ke arah Dave.
"Kenapa bos?" Begitu berada dekat Dave, Raga langsung bertanya tentang apa yang diinginkan Dave karena melakukan time out.
"Lanjutkan latihan tanpa aku, aku akan beristirahat dulu untuk hari ini, besok aku akan bergabung dengan kalian lagi untuk latihan," Raga langsung mengangguk, memberi tanda pada seorang perawat untuk menggantikan posisi Dave, sedang Dave sendiri langsung berjalan pergi meninggalkan lapangan rumah sakit tanpa menoleh lagi, tidak perduli dengan tatapan mata Hana yang terlihat kaget melihat tindakan Dave yang dengan tiba-tiba langsung berjalan meninggalkan lokasi latihan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
Riani Paisal
dave ini suaminya laurel
2022-12-11
1
Sri Astuti
pasti sulit jg bagi Dave utk berterus terang ke Laurel
2022-02-14
0
fina
jujur aja dari pada di Pendem Dave, 7 tahun sabar menunggu bukan waktu sebentar. kalo kata orang mah gaskeun bang😂💪
2021-11-01
0