Laurel menarik nafas lega begitu meeting ditutup oleh Dave, rasanya meeting hari ini cukup membuatnya tidak enak hati karena kehebohan yang terjadi akibat membicarakan lomba. Sepanjang pembicaaraan meeting hari ini rasanya Laurel menjadi bahan pembicaraan utama, bukan lagi tentang lombanya.
Setelah meeting dinyatakan selesai, semua yang ada di ruangan itu segera bergegas meninggalkan ruangan meeting, mengarah ke kantin rumah sakit karena jam istirahat sudah dimulai. Laurel dan Nia yang mendapatkan tempat duduk di pojokan otomatis menjadi orang yang terakhir meninggalkan ruangan selain Dave dan Leo yang masih duduk di depan, membiarkan para pegawai yang lain keluar lebih dahulu dari ruangan.
Begitu Laurel dan Nia yang berjalan di barisan paling belakang mulai mendekat ke arah Dave dan Leo duduk, tiba-tiba saja Dave berdiri dari duduknya, membuat Laurel sedikit mundur karena tubuh mereka hampir saja bertabrakan.
"Ma.., maaf bos," Laurel segera meminta maaf, dipandangnya wajah Dave yang tampak dingin, lagi-lagi tanpa senyum, menatapnya dengan tatapan tajam, seolah-olah suasana hatinya hari ini sedang tidak baik, seolah-olah baru saja ada kejadian yang tidak menyenangkan hatinya.
"Aku beri waktu untuk makan siang dan istirahat maksimal 10 menit setelah itu datang ke kantorku," Tanpa menunggu jawaban dari Laurel, Dave langsung melangkah pergi meninggalkan ruang meeting diikuti oleh Leo di belakangnya. Laurel hanya bisa menarik nafas panjang mendengar perintah dari Dave. Entah kesalahan apalagi yang kali ini sudah dia buat, masa hanya karena tadi dia hampir menabraknya?
Salah siapa dia begitu tiba-tiba berdiri saat aku berjalan ke arahnya untuk keluar dari ruangan ini? Kalau tidak melewatinya memang aku harus berjalan ke arah mana untuk keluar dari ruangan ini? Laurel sedikit menggerutu dalam hati, tapi dia hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya karena tetap tidak bisa menemukan alasan kenapa Dave memintanya ke kantornya lagi.
"Kenapa lagi dengan bos? Sepertinya wajahnya tampak tidak senang saat memberitahumu untuk ke kantornya," Laurel hanya bisa menggeleng mendengar pertanyaan Nia, karena jujur saja dia juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
# # # # # # #
"Masuk," Mendengar suara yang menyatakan ijin untuk memasuki ruangannya, dengan perlahan Laurel membuka pintu ruangan Dave.
"Siang bos," Dave mengangguk pelan, diliriknya jam di pergelangan tangannya, tepat 10 menit berlalu sejak mereka berpisah di ruang meeting, kalau saja tidak ingat posisi laki-laki yang sedang duduk di hadapannya adalah bosnya, rasanya ingin sekali Laurel menjitaknya karena dongkol. Bagaimana dia harus menyelesaikan makan siangnya di kantin dalam waktu 10 menit, sedang perjalanan dari ruang meeting memakan waktu sekitar 3 menit, dan dari kantin ke kantor si mata elang memakan waktu 3 menit, belum waktu untuk antri di kantin, belum waktu untuk makan, rasanya waktu 10 menit benar-benar sama dengan memerintahkan padanya untuk tidak makan siang. Tapi bukan Laurel kalau dia juga menyerah begitu saja.
Jangan pikir karena aku tidak mungkin menyelesaikan makan siangku dalam waktu 10 menit, itu artinya aku akan langsung menemuimu, Laurel berbisik dalam hati.
Walaupun Laurel tahu Dave sengaja membuatnya melewatkan makan siangnya, tapi dia juga dengan sengaja menemui Dave tepat 10 menit setelah mereka berpisah di ruang meeting, sesuai perjanjian.
"Sepertinya kamu orang yang benar-benar tepat waktu," Laurel tersenyum walaupun sebenarnya dalam hati meringis karena merasa kata-kata Dave barusan bukan untuk memujinya, justru menyindirnya secara halus.
"Jangan khawatir bos, masalah kedisiplinan waktu, saya selalu bisa diandalkan," Mendengar sindiran barusan, bukannya Laurel diam mengiyakan, justru dia menjawab dengan gaya bodoh, seolah-olah dia tidak mengerti bahwa baru saja Dave menyindirnya, membuat sekilas Dave membeliakkan matanya, tapi buru-buru Dave mengalihkan pandangannya seolah tidak mau Laurel tahu dia cukup terkejut dengan sikap berani Laurel barusan untuk membalasnya.
"Baguslah kalau begitu, kalau memang kamu orang yang bisa diandalkan masalah kedisiplinan rasanya kamu juga bisa diandalkan masalah latihan untuk ikut perlombaan," Laurel mengernyitkan alisnya mendengar perkataan Dave.
"Saya tidak terlalu bisa main basket ataupun voli bos, lebih baik saya ikut bakti sosial saja," Tanpa menanggapi perkataan Laurel, jari telunjuk Dave menunjukkan sebuah potongan artikel yang tergeletak didepan merekan tentang perlombaan basket antar sekolah tingkat SMA yang dimenangkan oleh SMA tempat Laurel bersekolah, tapi bukan itu saja, disana jelas tertulis kapten tim basket saat itu bernama Laurel Tanputra.
Setelah itu Dave menunjukkan sepotong artikel lagi tentang lomba voli yang lagi-lagi dimenangkan oleh SMA Laurel dan disana tertulis salah satu anggota tim voli bernama Laurel Tanputra. Membaca kedua artikel itu Laurel hanya bisa terdiam sambil menarik nafas panjang tanpa bisa berkata-kata lagi. Dalam hatinya dia benar-benar penasaran, darimana bosnya mendapatkan artikel tentang itu, tapi tentu saja bibir Laurel tidak berani bersikap lancang dengan menanyakan hal itu kepada si mata elang.
"Setelah ini daftarkan namamu sebagai peserta lomba voli campuran," Laurel sedikit terbeliak mendengar perintah dari Dave.
"Tapi bos...," Dave menopangkan kedua sikunya di atas meja kerjanya, dengan kedua telapak tangannya saling menggenggam dan kedua matanya menatap tajam ke arah Laurel dengan tatapan tidak bersahabat, tanpa senyum dan cenderung dingin, seolah sedang menunggu Laurel melanjutkan bicaranya, menyatakan penolakan atas permintaannya, membuat Laurel justru menghentikan bicaranya, lalu menahan nafasnya sebentar sebelum melanjutkan bicaranya.
"Bos, saya ikut basket saja kalau memang saya harus memilih salah satu," Akhirnya Laurel memilih untuk menyatakan kesediannya mengikuti salah satu perlombaan, rasanya melihat tatapan Dave dia lebih baik memilih menyerah daripada berdebat, lagipula perasaannya mengatakan dia tidak akan menang berdebat dengan si mata elang.
"Aku tidak memberikan pilihan, kamu ikut voli campuran, bukan basket," Laurel menatap ke arah Dave, tapi tampaknya dari tatapan matanya menunjukkan bahwa keputusan Dave tidak bisa lagi dinego.
"Kenapa saya harus ikut voli? Saya cukup ahli di basket. Bos bisa lihat sendiri dari artikel itu," Tangan Laurel menunjuk kepada artikel yang tergeletak di hadapan Dave, artikel tentang dulu dia sebagai kapten tim basket wanita di sekolahnya berhasil membawa tim nya mendapatkan juara pertama.
"Tidak, kamu ikut voli saja, disini banyak dokter yang jago basket juga," Mendengar itu Laurel hanya bisa terdiam, rasanya percuma berdebat dengan si mata elang.
"Baiklah, terserah bos saja. Kalau begitu saya permisi dulu,"
"Tunggu," Laurel yang sudah hampir bangkit berdiri menahan gerakannya dan kembali pada posisi duduknya mendengar suara perintah dari bosnya.
"Apakah ada sesuatu yang mau kamu sampaikan padaku?" Laurel mengernyitkan alisnya, merasa tidak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Dave. Melihat respon dari Laurel, Dave menarik nafas dalam-dalam, menggerakkan siku tangannya dari menumpu di atas meja kerjanya menjadi terlipat di atas meja kerjanya.
"Aku dengar ada seseorang yang mau pindah rumah minggu depan," Laurel sedikit tersentak mendengar kata-kata Dave. Laurel tidak menyangka kalau Dave mendengar masalah itu. Memang dia berencana kembali pindah ke rumah peninggalan papanya, selain posisinya jauh lebih dekat dengan tempatnya bekerja, tentu saja dia tidak mau jika rumah itu dihancurkan dan dijadikan apartemen. Laurel memang berencana mengundang Lusiana, Nia, Arnold dan Feri, hanya empat sejawatnya itu untuk mengadakan makan malam bersama sederhana saat dia pindah rumah nanti, tapi dia benar-benar tidak menyangka kalau Dave juga mendengar tentang rencana itu.
"Maaf bos, bukan acara besar, saya hanya berniat mengajak makan malam sederhana dengan beberapa rekan," Tanpa menjawab perkataan Laurel, Dave menyodorkan secarik kertas dan bolpoin ke arah Laurel.
"Tuliskan alamat lengkap rumah barumu, tuliskan hari dan tanggalnya. pukul berapa acaranya?" Laurel hanya bisa memejamkan matanya sebentar, lalu kembali memandang ke arah Dave dengan bibir menyungingkan senyum terpaksa, karena tidak tahu harus berbuat apalagi selain menuruti permintaan bosnya.
Laurel hanya bisa menuliskan sesuai yang diminta oleh Dave, alamat lengkap rumah peninggalan papanya, hari, tanggal dan pukul berapa rencana dia mengadakan makan malam bersama. Laurel sedikit menarik nafas panjang, jika dia memutuskan untuk mengundang bosnya, secara otomatis itu tidak lagi menjadi acara makan malam sederhana, tapi pesta pindah rumah, dan itu artinya dia harus mengundang dokter-dokter dan para pegawai yang lain kalau tidak mau dibilang sombong atau sedang cari muka karena mengundang bos tanpa mengundang yang lainnya.
# # # # # # #
Laurel menarik nafas lega begitu bisa keluar dari ruangan Dave yang baginya seperti ruang penyiksaan baginya. Walaupun bosnya merupakan laki-laki tampan yang terlihat menawan, yang kadang membuatnya sulit untuk mengalihkan pandangannya dari sosok laki-laki itu, tapi hawa dingin dari tatapan matanya yang seolah ingin menelannya bulat-bulat seringkali membuat Laurel ingin segera menyingkir darinya. Laurel melirik jam di tangannya, menunjukkan pukul 12:45, rasanya kalau sekarang dia harus ke kantin waktu istirahatnya tetap tidak akan cukup, jadi Laurel lebih memilih untuk kembali ke kantornya sebelum dia kembali ke poliklinik penyakit dalam untuk kembali bertugas,paling tidak di kantornya dia bisa menenangkan diri selama 10 menit sebelum kembali bekerja. Begitu Laurel menghempaskan tubuhnya ke kursi kerjanya dilihatnya sesuatu di atas meja kerjanya, sebuah plastik bewarna putih.
Laurel mengarahkan tubuhnya untuk mendekati meja kerjanya, diambilnya plastik bewarna putih itu dan dibukanya, di dalamnya terlihat roti manis isi daging, sebiji jeruk dan susu kotak vanila kesukaannya, di dalamnya terdapat secarik kertas bertuliskan: "Jangan lewatkan makan siangmu, selamat menikmati,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
Edah J
Dave itu "dingin dingin empuk"😁😁😁😁
2022-10-17
0
Alexandra Juliana
Si Bos bisa aja minta alamat, pdhl kan udh tau...Malah sejak nikah tinggal disana 🤭🤭
2022-10-12
0
Alexandra Juliana
Keukeuh banget nyuruh ikut tim voli campuran, biar ngasih kejutan krn Dave ikut juga...😁😁
2022-10-12
0