"Apaan sih, Don! Aku tuh gak nanya sama kamu!"
Kamila terus saja merengek manja pada Rafan, karena ia mengacuhkannya, Kamila berinisiatif untuk mengecup pipi Rafan, namun Rafan menghindar dengan alasan tak enak badan.
"Sayang! Kok kamu jadi ngehindarin aku sih?"
Rafan menghembuskan nafas secara perlahan, dan memasang wajah semanis mungkin. Ia bertanya kepada Kamila dengan lembut seolah-olah tidak ada masalah, padahal hati Rafan bergemuruh menahan amarah, ingin sekali ia menampar bahkan memaki Kamila. Namun, sebisa mungkin ia tahan. Dengan terpaksa Rafan mengelus pucuk kepala Kamila bertanya dengan lembut atas kedatangannya.
"Sayang! Aku mau pergi ke salon untuk perawatan, biar aku makin cantik dan seksi." Rafan mengerti dengan maksud Kamila, ia segera mengambil uang tunai dari dalam tas-nya senilai tiga puluh juta dan diberikannya kepada Kamila.
Doni yang melihat itu semua jadi kaget dengan sikap Rafan yang masih memanjakan Kamila, wanita yang sudah menyakitinya. "Gila si Rafan! Cewek peselingkuh aja masih dikasih hati, makin ngelunjak dia," batin Doni.
"Sayang! Kamu pengertian banget sih, aku makin cinta dan sayang sama kamu." Rayu Kamila setelah mendapatkan apa yang ia inginkan, senjata yang ampuh untuk merayu kaum pria.
Rafan hanya membalas dengan senyuman saja, Kamila begitu bahagia mendapatkan uang dari Rafan. Bagi Kamila, Rafan adalah kartu ATM-nya untuk mendapatkan apa yang ia mau, karena bagi Kamila, masalah cinta belakangan tapi uang yang terdepan.
Cintanya hanya sebatas di mulut saja, tapi hatinya entah pada siapa. Sedangkan Rafan dulu ia begitu mencintainya sebelum tahu Kamila menduakannya. kesetiaan Rafan dibalas dengan penghianatan, itulah yang di lakukannya.
"Sayang! Aku juga mau bilang sama kamu, kalau dalam tiga bulan ini aku harus pergi keluar negeri untuk melanjutkan kontrak kerjaku sebagai model di Jepang, bolehkan sayang?"
"Tentu saja boleh!" Kamila ingin memeluk Rafan kembali, namun ia segera menghindar. Kamila memonyongkan bibirnya dengan sikap Rafan.
"Gue lagi kena flu, jangan sampai ketularan, nanti kamu sakit," ucap Rafan sambil mengelus kepala Kamila dengan lembut.
"Oh gitu! Ya sudah deh, hari ini gak jadi peluk-pelukan, kalau begitu aku berangkat dulu ya sayang? Aku mau pergi ke salon dulu, bye-bye sayang."
"Oke!"
Doni malah menggidikkan badan-nya, ia merasa geli melihat tingkah laku pacar sahabatnya itu yang sok perhatian padahal menusuk dari balakang.
"Gila lo, Fan! Punya pacar kayak ulat bulu gitu, geli gue lihatnya, memang cantik sih cewek lo, tapi kelakuannya ngeselin!"
"Ngapain juga, Lo! Ngasih tuh cewek duit banyak banget, sampe tiga puluh juta, makin keenakan saja tuh cewek ngelunjak!"
"Biarkan! Anggap saja itu uang terakhir yang gue berikan pada tuh cewek sialan. Sekarang yang ada dalam pikiran gue adalah sosok wanita misterius itu, Don!"
Rafan kembali melamun, memikirkan gadis yang sudah ia nodai. "Dimana gadis itu, sungguh terasa sulit untuk menggapainya," batinnya.
"Lo sabar aja, Fan! Gue yakin sebentar lagi lo akan bertemu dengan gadis yang lo cari dengan jalan yang terbaik."
"Thanks, Don?" Rafan sangat bersyukur memiliki sahabat seperti Doni yang selalu ada untuknya, meskipun dalam kesusahan dia selalu terus mendukung dan membantunya.
"Sama-sama, Fan!" jawab Doni sambil menepuk pundak Rafan.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
"Ana! Nanti selesai dari kampus kita mampir dulu ya ke toko parfumnya kak Toni, soalnya parfum aku habis nih."
"Oke! Tapi aku nunggunya di dalam mobil saja ya, soalnya kepala dan perutku masih terasa tidak enak apalagi sudah mencium bau parfum, yang ada malah kepengen muntah."
Safira berpikir sejenak mendengar penjelasan Askana, ia merasa aneh dengan sikap sahabatnya yang tak biasa itu. "Biasanya kalau tanda-tanda gitu sih seperti orang hamil! Tapi gimana bisa hamil, orang Askana-nya belum nikah, pacar juga dia nggak punya, Ah sudahlah! Mungkin itu hanya perasaanku saja, Askana-kan juga punya penyakit maag, mungkin sekarang lagi kambuh."
Askana menepuk pundak Fira dengan pelan, karena melihat sahabatnya malah melamun.
"Ada apa, Fir? Kok jadi ngelamun gitu?"
"Ngak ada apa-apa! Aku hanya lagi kepikiran untuk membeli merk parfum apa lagi, soalnya wangi parfum yang kemarin aku sudah merasa bosan."
Satu jam sudah dengan mata pelajaran kedua yang dosen berikan, akhirnya waktu pulang pun tiba. Mereka segera pergi menuju parkiran mobil, di sana terlihat sudah ada Alex yang berdiri di depan mobil-nya, ia menyapa Askana dengan sangat manis.
"Gimaana kalau pulangnya bareng gue aja, mau nggak, An?"
Askana menolak ajakan Alex, karena ia sangat tidak suka Alex selalu mengganggunya. Ia berusaha menolak tapi dengan cara lembut. "Maaf Kak! Ana tidak bisa karena sudah ada Safira, lagian Kakak itu sudah punya pacar, Kakak jangan ngedeketin aku lagi karena aku nggak mau punya musuh," imbuh Askana sambil berlalu masuk ke dalam mobil Safira.
"Bener, Kak! Apa yang dikatakan oleh Ana, kakak sudah punya pacar, jadi jangan sampai pacar kakak yang cantik itu mengganggu ketenangan Askana," timpal Safira dengan nada ketusnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 368 Episodes
Comments
Iie Bae
oh toko lagganannya fira
2021-08-20
0
Ria Diana Santi
Like hadir! Di tunggu feedback nya!
2021-02-27
0
🍾⃝Tᴀͩɴᷞᴊͧᴜᷡɴͣɢ🇵🇸💖
Aku rupanya udah episode ini aja hehe dah lama gak baca 🙈
Ijin promo thor mampir di karyaku OB kerudung biru yaa
2020-05-06
2