BAB 7.

Pagi harinya Askana bangun dan masih saja merasakan pusing di kepalanya, segera ia menuju kamar mandi untuk berwudhu melaksanakan salat subuh. Selesai salat, Askana menyandarkan ke palanya di tepi tempat tidur karena masih merasa pusing, terdengar suara ketukan pintu yang mengetuk pintu kamarnya.

"Ana, Apa kamu sudah bangun?" ujar Bu Assyifa sambil mengetuk pintu, membangunkan Askana untuk salat.

"Ana sudah bangun, Bu."

Dengan suara lemas Askana menjawab. Bu Assyifa membuka pintu kamar, dan melihat putrinya sedang menyandarkan ke palanya di tepi tempat tidur. Segara ia menghampiri Askana dan mengecek suhu tubuhnya dengan menempelkan punggung tangan di keningnya.

"Badanmu masih hangat, Nak. Lebih baik kamu tidur saja kembali, ibu akan membuatkan bubur untukmu."

"Tidak usah, Bu. Ana baik-baik saja, lebih baik sekarang kita masak bersama-sama yuk, Bu? Kalau banyak digerakin badan Ana pasti akan lebih enakan, dari pada dibawa tiduran terus malah terasa gak nyaman."

"Baiklah, Nak. Kalau memang kamu maunya begitu, kita akan masak bersama-sama."

Askana bangun dari duduknya, melipat mukena dan sajadah, juga membereskan tempat tidurnya. Setelah selesai membereskan kamar. Ia langsung menyusul ibunya yang sudah terlebih dahulu menuju dapur untuk memasak dan segera membantu ibunya mengiris sayuran.

"Ibu mau bikin goreng ayam sama tumis capcaykan?"

"Iya, Nak," jawab ibunya sambil tersenyum.

Askana segera mengambil ayam potong dari dalam kulkas, dan segera mengulek bumbu untuk ayam gorengnya.

"Biar Ana saja, Bu, yang memasaknya. Ibu lebih baik duduk saja."

Bu Assyifa pun menuruti perkataan putrinya. Ia duduk di kursi sambil memegang dadanya yang mulai terasa sesak. Askana melirik ke pada ibunya yang sedang memegangi dadanya.

"Ibu kenapa? Apakah dada ibu terasa sakit lagi?" tanya Askana sangat khawatir.

"Tidak, Nak. Ibu tidak kenapa-napa," jawab Bu Assyifa menutupi rasa sakitnya, supaya Askana tidak merasa khawatir kepadanya.

Tiba-tiba saja ponsel milik Askana berdering, ternyata Safira yang menghubunginya. Ia langsung menjawabnya.

"Assalamualaikum, An?"

"Waalaikumsalam, Fir."

"Kamu lagi ngapain di rumah?"

"Aku lagi membantu ibu masak, Fir."

"Asik dong. Sekarang aku lagi di perjalanan menuju ke rumah kamu, soalnya sepulang dari Bandung aku langsung menuju ke rumah kamu. Aku sudah kangen ingin bertemu dengan ibu dan juga kamu, An."

"Aku tunggu kedatanganmu, Fir."

"OK, jangan lupa masaknya yang enak ya, An?"

"Iya, tenang saja. Makanya sudah dulu bicaranya, nanti gosong lagi masakkan aku."

"Ya sudah deh. Aku tutup teleponnya ya, An. Assalamualaikum?"

"Waalaikumsalam," jawab Askana saat mengakhiri pembicaraannya dengan Safira.

"Siapa yang menelpon kamu, Nak?" tanya Bu Assyifa merasa penasaran.

"Safira, Bu. Katanya ia mau kesini," jawab Askana ke pada ibunya.

Baru beberapa menit saja Askana berbicara dengan Safira, sudah terdengar suara mobil yang berhenti di halaman rumahnya. Tak lupa ketukan pintu beserta ucapan salam dari luar rumah, Bu Assyifa segera membukakan pintu sambil menjawab salamnya.

"Eh, Nak Fira, sudah datang. Baru saja diomongin. Ayo masuk, Nak," ujar Bu Assyifa dengan sangat ramah.

Safira segera mencium punggung tangan Bu Assyifa. Ia terlihat sangat bahagia bisa bertemu sahabat dan juga ibu yang di rindukannya, karena Safira sudah menganggap ibu Askana seperti ibunya sendiri. Safira mencium aroma masakan yang sangat lezat. Segera ia menuju dapur mendekati aroma makanan yang sudah membuat perutnya menjadi lapar. Safira melihay Askana sangat sibuk menyajikan masakannya di piring. Safira pun segera membantu pekerjaan sahabatnya itu. Menata makanan di meja, setelah selesai mereka duduk bersama di meja makan.

"Gimana perjalanan kamu, Fir? Apakah menyenangkan."

"Kayaknya aku sangat menyesal ikut sama papah ke Bandung, enggak ada waktu untuk jalan-jalan. Papa malah sibuk dengan pekerjaannya," jawab Safira sambil memonyongkan bibirnya karena merasa kesal.

Safira melirik wajah Askana yang sedikit pucat. Ia pun bertanya. "Kamu sakit, An? Ko wajah kamu pucat sekali."

"Askana sedikit nggak enak badan, Fir. Kemarin malam pulang hujan-hujanan," sahut Bu Assyifa menjelaskan.

"Kok bisa sih, An?" tanya Safira sangat khawatir.

Askana tak mampu menjawab pertanyaan sahabatnya. Badannya kembali bergetar dan terasa lemas, kejadian ke marin malam mulai teringat kembali di pikirannya.

"Lebih baik kita makan saja, Fira pasti sudah laparkan?" ucap Bu Assyifa sambil mengambilkan nasi ke piring Askana dan Safira.

"Iya, Bu. Safira memang lapar banget, sengaja belum sarapan karena ingin makan masakan ibu."

Safira sangat menyukai masakan yang dibuat oleh Ibu Askana, menurutnya masakan yang dibuat olehnya sangat lezat.

"Tapi semua makanan ini Askana yang membuatnya bukan ibu, Fir."

"Jangan-jangan masakannya nggak enak lagi, Bu. Kalau Askana yang bikin," canda Safira sambil tertawa.

Safira mulai mencicipi masakan yang dibuat oleh sahabatnya. Ia hanya bisa mengangkat kedua ibu jarinya sebagai tanda perwakilan dari mulutnya, karena masakan yang dibuat oleh sahabatnya sangat lezat.

"Bu, boleh tidak kalau Safira setiap hari makan di rumah ibu?"

"Boleh, Nak."

"Sampai puas kamu, Fir. Makan di rumah ibu, gemuk-gemuk tuh badan," lanjut Askana Sambil tertawa.

Safira sudah tidak memiliki ibu, jadi ia selalu main di rumah sahabatnya bahkan menginap. Safira sangat merindukan sosok ibu, jadi ia betah kalau di rumah Askana, karena Bu Asyifa selalu memperlakukannya dengan sangat baik.

"Ana, hari ini kamu akan ke kampuskan?"

Askana terdiam, ada rasa bingung dalam pikirannya juga rasa takut untuk pergi ke kampus. Ia takut akan bertemu lagi dengan pria yang semalam sudah menodainya.

"Kok malah diam sih. Apa masih sakit badannya?" tanya Safira melirik ke arah Askana yang berada disampingnya.

Askana tak mampu menjawab pertanyaan Safira, kejadian kemarin malam masih sangat berbekas dalam hatinya, ada rasa takut untuk keluar rumah. Karena takut akan bertemu dengan pria otu lagi.

"Jangan memaksakan bila memang masih tak enak badan!" ujar Bu Assyifa yang mengetahui kegundahan hati putrinya dari raut wajahnya.

"Ana sekarang sudah lebih enakan kok, Bu. Kalau sekarang aku tidak masuk kuliah akan ketinggalan materi pelajaran, sedangkan sebentar lagi akan ada ujian di kampus, Bu!"

Bu Assyifa sangat mengerti akan keinginan putrinya itu, karena Askana seorang anak yang rajin dan tak pantang menyerah dengan keinginannya, sedangkan menjadi seorang sarjana adalah cita-cita almarhum bapaknya, maka Askana sangat giat belajar untuk mewujudkan keinginan bapaknya melihat ia bisa menjadi seorang sarjana, akhirnya Bu Assyifa pun mengijinkannya untuk pergi ke kampus.

Setelah mendapatkan izin dari ibunya, Askana membereskan meja makan dibantu oleh Safira. Ia pun pamit pada ibunya menuju kamar untuk mandi dan bersiap pergi ke kampus, ia berdiri di depan cermin menatap wajahnya sendiri dan melirik kearah lehernya, ternyata bekas merah di lehernya itu belum hilang sepenuhnya, ia segera memakai hijabnya takut Safira akan melihatnya.

"Ehem" Deheman Safira membuatnya kaget.

"Kamu ngagetin saja sih, Fir," sahut Askana.

"Kamunya bengong mulu, kenapa sih? Aku lihat kayaknya ada yang beda sama raut wajah kamu, An."

"Apa sih yang beda dari wajah aku? Sudah ah, jangan banyak bicara entar kita telat lagi ke kampusnya," jawab Askana sambil berlalu pergi menemui ibunya untuk berpamitan pergi ke kampus bersama Safira.

"Askana sama Fira pamit ya, Bu. Ibu hati-hati di rumah."

"Iya, Nak," jawab ibunya.

Askana dan Fira menyalami punggung tangan ibunya sambil mengucap salam. Mobil pun berlalu meninggalkan pekarangan rumahnya.

"An. Apa kamu lagi menyembunyikan sesuatu dari aku?" tanya Fira penuh selidik.

Askana hanya menggelengkan ke palanya saja, padahal hatinya begitu pilu ingin sekali bercerita pada sahabatnya tentang peristiwa yang sudah dialami, namun ia bingung harus memulai dari mana untuk menceritakan kisah pilunya kepada sahabatnya.

Sesampainya di kampus, Askana dan Safira turun dari dalam mobil, banyak suitan dari pria kampus menyambut kedatangan Safira yang selalu jadi pusat perhatian pria kampus karena cantik dan juga bergaya menarik.

"Aku masuk kelas duluan ya, Fir?"

"Loh, kok buru-buru banget sih, An. Kanmasih ada waktu untuk berbincang diluar kelas sebelum pelajaran dimulai, lagian dosennya juga belum datang."

Karena tidak ada jawaban dari Askana. Akhirnya Fira mengikutinya menuju kelas, tak lama semua murid yang lain pun masuk ke dalam kelas karena dosen sudah siap untuk mengajar. Pelajaran pun dimulai. Banyak materi yang diberikan oleh dosen di hari ini membuat kepala Fira jadi pusing. Apalagi pelajaran materinya membahas tentang hal yang sulit dimengerti olehnya. Safira menyenggol tangan Askana membuatnya kaget dari lamunannya.

"Kok malah ngelamun? Kamu ngerti nggak yang dosen jelasin?"

"Ya -- yang mana?" terbata Askana menjawab.

"Kamu kebanyakkan ngelamun deh, An."

Akhirnya materi yang diberikan dosen pun selesai, Safira bernafas lega dan merasa senang. Akhirnya ia bisa terlepas dari pelajaran yang membuat pusing ke palanya.

"Senang banget sih kamu, Fir?"

"Habisnya.Tuh Pak dosen ngasih materi rumit banget, pusing ke palaku jadinya."

Safira mengajak Askana menuju kantin untuk makan siang, sesampainya di kantin Askana memesan makanan yang ia suka, yaitu jus jeruk dan bakso.

"Enggak bosan kamu, An? Setiap makan di kantin bakso mulu yang kamu makan, apa enggak ada menu yang lain yang kamu suka?" tanya Safira sambil tertawa.

Safira dibuat kaget oleh Askana, soalnya kalau sedang makan bakso ia tidak terlalu suka memasukkan banyak banyak sambal, tapi kali ini Askana memasukkan sambal yang begitu banyak ke dalam kuah baksonya.

"Kamu nggak salah, An? Biasanyakan kamu itu enggak terlalu suka pedas, kok sekarang porsi sambal kamu tuh berlebihan sih," tanya Safira heran melihat sahabatnya. Apalagi Safira tahu kalau Askana punya penyakit magh, yang bisa kambuh kapan saja kalau ia kebanyakan makan pedas.

"Nggak tahu, pokoknya enak banget deh," jawab Askana. Ia sengaja memasukan banyak sambal untuk menghilangkan kegundahan hatinya, dan melampiaskannya dengan memakan kuah bakso yang pedas.

"Awas tuh. Nanti kamu sakit perut lagi. Kamu jugakan lagi gak enak badan, jangan sampai kamu sakit kasihan ibu, An."

Askana tidak mempedulikan omelan sahabatnya. Ia terus saja melahap bakso yang ada di mangkuknya sampai habis. Safira hanya bisa menggelengkan ke palanya saja melihat sikap sahabatnya.

Tiba-tiba Askana berpamitan kepada Safira untuk ke toilet, karena perutnya terasa mual dan perih.

"Tuh kan. Sudah aku bilang. Pasti ujung-ujungnya sakit perut. Kamu sih, An! Gak dengerin aku," omel Safira ke pada sahabatnya.

Safira terus saja mengomel. Namun, Askana tidak mendengarkan omelannya dan berjalan tergopoh-gopoh menuju toilet. Sesampainya di toilet. Askana memuntahkan semua makanan yang sudah ia makan tadi.

Askana akhirnya menangis di dalam toilet meluapkan rasa sesak di dadanya yang sudah ia tahan sedari tadi pagi. Ia sengaja memakan pedas yang sangat banyak karena ingin meluapkan emosi yang ia rasakan, mungkin dengan cara memakan makanan yang pedas pikirannya akan terasa lebih tenang. Namun, ternyata itu salah, bukannya hilang perutnya malah terasa sakit.

Askana membasuh wajahnya dengan air, supaya wajah sembab karena sudah menangis tak terlihat oleh Safira. Setelah selesai, Askana pun keluar dari toilet dan tidak sengaja menabrak seorang pria.

Terpopuler

Comments

Taeci

Taeci

bagus

2020-07-06

2

Fitria novia

Fitria novia

😱siapa tuh jgn " cowok malam itu🤔lanjut

2020-07-04

2

Lost

Lost

like like like 😍

2020-06-08

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Kemalangan
2 BAB 2.
3 BAB 3.
4 BAB 4.
5 BAB 5.
6 BAB 6.
7 BAB 7.
8 BAB 8.
9 BAB 9.
10 BAB 10.
11 BAB 11.
12 BAB 12.
13 BAB 13.
14 BAB 14.
15 BAB 15.
16 BAB 16.
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19.
20 BAB 20.
21 BAB 21.
22 BAB 22.
23 BAB 23.
24 BAB 24.
25 BAB 25.
26 BAB 26.
27 BAB 27.
28 BAB 28.
29 BAB 29.
30 BAB 30.
31 BAB 31.
32 BAB 32.
33 BAB 33.
34 BAB 34.
35 BAB 35.
36 BAB 36.
37 BAB 37.
38 BAB 38.
39 BAB 39.
40 BAB 40.
41 BAB 41.
42 BAB 42.
43 BAB 43.
44 BAB 44.
45 Bab 45.
46 BAB 46.
47 BAB 47.
48 BAB 48.
49 BAB 49.
50 BAB 50.
51 BAB 51.
52 BAB 52.
53 BAB 53.
54 BAB 54.
55 BAB 55.
56 BAB 56.
57 BAB 57.
58 BAB 58.
59 BAB 59.
60 BAB 60.
61 BAB 61.
62 BAB 62.
63 BAB 63.
64 BAB 64.
65 BAB 65.
66 BAB 66.
67 BAB 67.
68 BAB 68.
69 BAB 69.
70 BAB 70.
71 BAB 71.
72 BAB 72.
73 BAB 73.
74 BAB 74.
75 BAB 75.
76 BAB 76.
77 BAB 77.
78 BAB 78.
79 BAB 79.
80 BAB 80.
81 BAB 81.
82 BAB 82.
83 BAB 83.
84 BAB 84.
85 BAB 85.
86 BAB 86.
87 BAB 87.
88 BAB 88.
89 BAB 89.
90 BAB 90.
91 BAB 91.
92 BAB 92.
93 BAB 93.
94 BAB 94.
95 BAB 95.
96 BAB 96.
97 BAB 97.
98 BAB 98.
99 BAB 99.
100 BAB 100.
101 BAB 101.
102 BAB 102.
103 BAB 103.
104 BAB 104.
105 BAB 105.
106 BAB 106.
107 BAB 107.
108 BAB 108.
109 BAB 109.
110 BAB 110.
111 BAB 111.
112 BAB 112.
113 BAB 113.
114 BAB 114.
115 BAB 115.
116 BAB 116.
117 BAB 117.
118 BAB 118.
119 BAB 119.
120 BAB 120.
121 BAB 121.
122 BAB 122.
123 BAB 123.
124 BAB 124.
125 BAB 125.
126 BAB 126.
127 BAB 127.
128 BAB 128.
129 BAB 129.
130 BAB 130.
131 BAB 131.
132 BAB 132.
133 BAB 133.
134 BAB 134.
135 BAB 135.
136 BAB 136.
137 BAB 137.
138 BAB 138.
139 BAB 139.
140 BAB 140.
141 BAB 141.
142 BAB 142.
143 BAB 143.
144 BAB 144.
145 BAB 145.
146 BAB 146.
147 BAB 147.
148 BAB 148.
149 BAB 149.
150 BAB 150.
151 BAB 151.
152 BAB 152.
153 BAB 153.
154 BAB 154.
155 BAB 155.
156 BAB 156.
157 BAB 157.
158 BAB 158.
159 BAB 159.
160 BAB 160.
161 BAB 161.
162 BAB 162.
163 BAB 163.
164 BAB 164.
165 BAB 165.
166 BAB 166.
167 BAB 167.
168 BAB 168.
169 BAB 169.
170 BAB 170.
171 BAB 171.
172 BAB 172.
173 BAB 173.
174 BAB 174.
175 BAB 175.
176 BAB 176.
177 BAB 177.
178 BAB 178.
179 BAB 179.
180 BAB 180.
181 BAB 181.
182 BAB 182.
183 BAB 183.
184 BAB 184.
185 BAB 185.
186 BAB 186.
187 BAB 187.
188 BAB 188.
189 BAB 189.
190 BAB 190.
191 BAB 191.
192 BAB 192.
193 BAB 193.
194 BAB 194.
195 BAB 195.
196 BAB 196.
197 BAB 197.
198 BAB 198.
199 BAB 199.
200 BAB 200.
201 BAB 201.
202 BAB 202.
203 BAB 203.
204 BAB. 01 --- S2
205 BAB. 02 --- S2
206 BAB. 03 --- S2
207 BAB. 04 ---S2
208 BAB. 05 --- S2
209 Visual pemain.
210 BAB. 06 --- S2
211 BAB 07 --- S2
212 BAB. 8 --- S2
213 BAB. 9 --- S2
214 BAB. 10 --- S2
215 BAB. 11 --- S2
216 BAB. 12 --- S2
217 BAB. 13 --- S2
218 BAB. 14 --- S2
219 BAB. 15 --- S2
220 BAB. 16 --- S2
221 BAB. 17 --- S2
222 BAB. 18 --- S2
223 BAB. 19 --- S2
224 BAB. 20 --- S2
225 BAB. 21 --- S2
226 BAB. 22 --- S2
227 BAB. 23 --- S2
228 BAB. 24 --- S2
229 BAB. 25 ---S2
230 BAB. 26 ---S2
231 BAB. 27 --- S2
232 BAB. 28 --- S2
233 BAB. 29 --- S2
234 BAB.30 --- S2
235 BAB. 31 --- S2
236 BAB. 32 --- S2
237 BAB. 33 ---S2
238 BAB. 34 --- S2
239 BAB. 35 --- S2
240 BAB. 36 --- S2
241 BAB. 37 --- S2
242 BAB. 38 --- S2
243 BAB. 39 --- S2
244 BAB. 40 --- S2
245 BAB. 41 --- S2
246 BAB. 42 --- S2
247 BAB. 43 --- S2
248 BAB. 44 --- S2
249 BAB. 45 --- S2
250 BAB. 46 --- S2
251 BAB. 47 --- S2
252 BAB. 48 --- S2
253 BAB. 49 --- S2
254 BAB. 50 --- S2
255 BAB. 51 --- S2
256 BAB. 52 --- S2
257 BAB. 53 --- S2
258 BAB. 54 --- S2
259 BAB. 55 --- S2
260 BAB. 56 --- S2
261 BAB. 57 --- S2
262 BAB. 58 --- S2
263 BAB. 59 --- S2
264 BAB. 60 --- S2
265 BAB. 61 --- S2
266 BAB. 62 --- S2
267 BAB. 63 --- S2
268 BAB. 64 --- S2
269 BAB. 65 --- S2
270 BAB. 66 --- S2
271 BAB. 67 --- S2
272 BAB. 68 --- S2
273 BAB. 69 --- S2
274 BAB. 70 --- S2
275 BAB. 71 --- S2
276 BAB. 72 --- S2
277 BAB. 73 --- S2
278 BAB. 74 --- S2
279 BAB. 75 --- S2
280 BAB. 76 --- S2
281 BAB. 77 --- S2
282 BAB. 78 --- S2
283 BAB. 79 --- S2
284 BAB. 80 --- S2
285 BAB. 81 --- S2
286 BAB. 82. --- S2
287 BAB. 83 --- S2
288 BAB. 84 --- S2
289 BAB. 85 --- S2
290 BAB. 86 --- S2
291 BAB. 87 --- S2
292 BAB. 88 ---S2
293 BAB. 89. --- S2
294 BAB. 90 --- S2
295 BAB. 91 --- S2
296 BAB. 92 --- S2
297 BAB. 93 --- S2
298 BAB. 94 --- S2
299 BAB. 95 --- S2
300 BAB. 96 --- S2
301 BAB. 97 --- S2
302 BAB. 98 --- S2
303 BAB. 99 --- S2
304 BAB. 100 ... S2
305 BAB. 101 --- S2
306 BAB. 102 --- S2
307 BAB. 103 --- S2
308 BAB. 104 --- S2
309 BAB 105 --- S2
310 BAB. 106 --- S2
311 BAB. 107 --- S2
312 BAB. 108 --- S2
313 BAB. 109 --- S2
314 BAB. 110 --- S2
315 BAB. 111 --- S2
316 Pengumuman
317 BAB. 112
318 BAB. 113
319 BAB. 114
320 BAB. 115
321 BAB. 116
322 BAB. 117 S -- 2
323 BAB. 118 -- S2
324 BAB. 119 -- S2
325 BAB. 120 -- S2
326 BAB. 121 -- S2
327 BAB. 122 --S2
328 BAB. 123 -- S2
329 BAB. 124 -- S2
330 BAB. 125 -- S2
331 BAB. 126 -- S2
332 BAB. 127 -- S2
333 BAB. 128 -- S2
334 BAB. 129 -- S2
335 BAB. 130 -- S2
336 BAB. 131 -- S2
337 BAB. 132 -- S2
338 BAB. 133 -- S2
339 BAB. 134 -- S2
340 BAB. 135 -- S2
341 BAB. 136 -- S2
342 BAB. 137 -- S2
343 BAB 138 -- S2
344 BAB. 139 -- S2
345 BAB. 140 -- S2
346 BAB. 141 -- S2
347 BAB. 141 -- S2
348 BAB. 142 -- S2
349 BAB. 143 -- S2
350 BAB 144 -- S2
351 Pengumuman.
352 BAB. 145 S2
353 BAB. 146 --S2
354 BAB. 147 -- S2
355 BAB. 148 -- S2
356 BAB. 149 -- S2
357 BAB. 149 -- S2
358 BAB. 150 --S2
359 BAB. 151 -- S2
360 BAB. 152 -- S2
361 BAB. 153 -- S2
362 BAB. 154--S2
363 BAB. 155 S--2
364 BAB. 156 S--2
365 BAB. 157--S2
366 BAB. 158 -- S2
367 BAB. 159 -- S2
368 BAB. 160 Episode terakhir.
Episodes

Updated 368 Episodes

1
BAB 1. Kemalangan
2
BAB 2.
3
BAB 3.
4
BAB 4.
5
BAB 5.
6
BAB 6.
7
BAB 7.
8
BAB 8.
9
BAB 9.
10
BAB 10.
11
BAB 11.
12
BAB 12.
13
BAB 13.
14
BAB 14.
15
BAB 15.
16
BAB 16.
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19.
20
BAB 20.
21
BAB 21.
22
BAB 22.
23
BAB 23.
24
BAB 24.
25
BAB 25.
26
BAB 26.
27
BAB 27.
28
BAB 28.
29
BAB 29.
30
BAB 30.
31
BAB 31.
32
BAB 32.
33
BAB 33.
34
BAB 34.
35
BAB 35.
36
BAB 36.
37
BAB 37.
38
BAB 38.
39
BAB 39.
40
BAB 40.
41
BAB 41.
42
BAB 42.
43
BAB 43.
44
BAB 44.
45
Bab 45.
46
BAB 46.
47
BAB 47.
48
BAB 48.
49
BAB 49.
50
BAB 50.
51
BAB 51.
52
BAB 52.
53
BAB 53.
54
BAB 54.
55
BAB 55.
56
BAB 56.
57
BAB 57.
58
BAB 58.
59
BAB 59.
60
BAB 60.
61
BAB 61.
62
BAB 62.
63
BAB 63.
64
BAB 64.
65
BAB 65.
66
BAB 66.
67
BAB 67.
68
BAB 68.
69
BAB 69.
70
BAB 70.
71
BAB 71.
72
BAB 72.
73
BAB 73.
74
BAB 74.
75
BAB 75.
76
BAB 76.
77
BAB 77.
78
BAB 78.
79
BAB 79.
80
BAB 80.
81
BAB 81.
82
BAB 82.
83
BAB 83.
84
BAB 84.
85
BAB 85.
86
BAB 86.
87
BAB 87.
88
BAB 88.
89
BAB 89.
90
BAB 90.
91
BAB 91.
92
BAB 92.
93
BAB 93.
94
BAB 94.
95
BAB 95.
96
BAB 96.
97
BAB 97.
98
BAB 98.
99
BAB 99.
100
BAB 100.
101
BAB 101.
102
BAB 102.
103
BAB 103.
104
BAB 104.
105
BAB 105.
106
BAB 106.
107
BAB 107.
108
BAB 108.
109
BAB 109.
110
BAB 110.
111
BAB 111.
112
BAB 112.
113
BAB 113.
114
BAB 114.
115
BAB 115.
116
BAB 116.
117
BAB 117.
118
BAB 118.
119
BAB 119.
120
BAB 120.
121
BAB 121.
122
BAB 122.
123
BAB 123.
124
BAB 124.
125
BAB 125.
126
BAB 126.
127
BAB 127.
128
BAB 128.
129
BAB 129.
130
BAB 130.
131
BAB 131.
132
BAB 132.
133
BAB 133.
134
BAB 134.
135
BAB 135.
136
BAB 136.
137
BAB 137.
138
BAB 138.
139
BAB 139.
140
BAB 140.
141
BAB 141.
142
BAB 142.
143
BAB 143.
144
BAB 144.
145
BAB 145.
146
BAB 146.
147
BAB 147.
148
BAB 148.
149
BAB 149.
150
BAB 150.
151
BAB 151.
152
BAB 152.
153
BAB 153.
154
BAB 154.
155
BAB 155.
156
BAB 156.
157
BAB 157.
158
BAB 158.
159
BAB 159.
160
BAB 160.
161
BAB 161.
162
BAB 162.
163
BAB 163.
164
BAB 164.
165
BAB 165.
166
BAB 166.
167
BAB 167.
168
BAB 168.
169
BAB 169.
170
BAB 170.
171
BAB 171.
172
BAB 172.
173
BAB 173.
174
BAB 174.
175
BAB 175.
176
BAB 176.
177
BAB 177.
178
BAB 178.
179
BAB 179.
180
BAB 180.
181
BAB 181.
182
BAB 182.
183
BAB 183.
184
BAB 184.
185
BAB 185.
186
BAB 186.
187
BAB 187.
188
BAB 188.
189
BAB 189.
190
BAB 190.
191
BAB 191.
192
BAB 192.
193
BAB 193.
194
BAB 194.
195
BAB 195.
196
BAB 196.
197
BAB 197.
198
BAB 198.
199
BAB 199.
200
BAB 200.
201
BAB 201.
202
BAB 202.
203
BAB 203.
204
BAB. 01 --- S2
205
BAB. 02 --- S2
206
BAB. 03 --- S2
207
BAB. 04 ---S2
208
BAB. 05 --- S2
209
Visual pemain.
210
BAB. 06 --- S2
211
BAB 07 --- S2
212
BAB. 8 --- S2
213
BAB. 9 --- S2
214
BAB. 10 --- S2
215
BAB. 11 --- S2
216
BAB. 12 --- S2
217
BAB. 13 --- S2
218
BAB. 14 --- S2
219
BAB. 15 --- S2
220
BAB. 16 --- S2
221
BAB. 17 --- S2
222
BAB. 18 --- S2
223
BAB. 19 --- S2
224
BAB. 20 --- S2
225
BAB. 21 --- S2
226
BAB. 22 --- S2
227
BAB. 23 --- S2
228
BAB. 24 --- S2
229
BAB. 25 ---S2
230
BAB. 26 ---S2
231
BAB. 27 --- S2
232
BAB. 28 --- S2
233
BAB. 29 --- S2
234
BAB.30 --- S2
235
BAB. 31 --- S2
236
BAB. 32 --- S2
237
BAB. 33 ---S2
238
BAB. 34 --- S2
239
BAB. 35 --- S2
240
BAB. 36 --- S2
241
BAB. 37 --- S2
242
BAB. 38 --- S2
243
BAB. 39 --- S2
244
BAB. 40 --- S2
245
BAB. 41 --- S2
246
BAB. 42 --- S2
247
BAB. 43 --- S2
248
BAB. 44 --- S2
249
BAB. 45 --- S2
250
BAB. 46 --- S2
251
BAB. 47 --- S2
252
BAB. 48 --- S2
253
BAB. 49 --- S2
254
BAB. 50 --- S2
255
BAB. 51 --- S2
256
BAB. 52 --- S2
257
BAB. 53 --- S2
258
BAB. 54 --- S2
259
BAB. 55 --- S2
260
BAB. 56 --- S2
261
BAB. 57 --- S2
262
BAB. 58 --- S2
263
BAB. 59 --- S2
264
BAB. 60 --- S2
265
BAB. 61 --- S2
266
BAB. 62 --- S2
267
BAB. 63 --- S2
268
BAB. 64 --- S2
269
BAB. 65 --- S2
270
BAB. 66 --- S2
271
BAB. 67 --- S2
272
BAB. 68 --- S2
273
BAB. 69 --- S2
274
BAB. 70 --- S2
275
BAB. 71 --- S2
276
BAB. 72 --- S2
277
BAB. 73 --- S2
278
BAB. 74 --- S2
279
BAB. 75 --- S2
280
BAB. 76 --- S2
281
BAB. 77 --- S2
282
BAB. 78 --- S2
283
BAB. 79 --- S2
284
BAB. 80 --- S2
285
BAB. 81 --- S2
286
BAB. 82. --- S2
287
BAB. 83 --- S2
288
BAB. 84 --- S2
289
BAB. 85 --- S2
290
BAB. 86 --- S2
291
BAB. 87 --- S2
292
BAB. 88 ---S2
293
BAB. 89. --- S2
294
BAB. 90 --- S2
295
BAB. 91 --- S2
296
BAB. 92 --- S2
297
BAB. 93 --- S2
298
BAB. 94 --- S2
299
BAB. 95 --- S2
300
BAB. 96 --- S2
301
BAB. 97 --- S2
302
BAB. 98 --- S2
303
BAB. 99 --- S2
304
BAB. 100 ... S2
305
BAB. 101 --- S2
306
BAB. 102 --- S2
307
BAB. 103 --- S2
308
BAB. 104 --- S2
309
BAB 105 --- S2
310
BAB. 106 --- S2
311
BAB. 107 --- S2
312
BAB. 108 --- S2
313
BAB. 109 --- S2
314
BAB. 110 --- S2
315
BAB. 111 --- S2
316
Pengumuman
317
BAB. 112
318
BAB. 113
319
BAB. 114
320
BAB. 115
321
BAB. 116
322
BAB. 117 S -- 2
323
BAB. 118 -- S2
324
BAB. 119 -- S2
325
BAB. 120 -- S2
326
BAB. 121 -- S2
327
BAB. 122 --S2
328
BAB. 123 -- S2
329
BAB. 124 -- S2
330
BAB. 125 -- S2
331
BAB. 126 -- S2
332
BAB. 127 -- S2
333
BAB. 128 -- S2
334
BAB. 129 -- S2
335
BAB. 130 -- S2
336
BAB. 131 -- S2
337
BAB. 132 -- S2
338
BAB. 133 -- S2
339
BAB. 134 -- S2
340
BAB. 135 -- S2
341
BAB. 136 -- S2
342
BAB. 137 -- S2
343
BAB 138 -- S2
344
BAB. 139 -- S2
345
BAB. 140 -- S2
346
BAB. 141 -- S2
347
BAB. 141 -- S2
348
BAB. 142 -- S2
349
BAB. 143 -- S2
350
BAB 144 -- S2
351
Pengumuman.
352
BAB. 145 S2
353
BAB. 146 --S2
354
BAB. 147 -- S2
355
BAB. 148 -- S2
356
BAB. 149 -- S2
357
BAB. 149 -- S2
358
BAB. 150 --S2
359
BAB. 151 -- S2
360
BAB. 152 -- S2
361
BAB. 153 -- S2
362
BAB. 154--S2
363
BAB. 155 S--2
364
BAB. 156 S--2
365
BAB. 157--S2
366
BAB. 158 -- S2
367
BAB. 159 -- S2
368
BAB. 160 Episode terakhir.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!