Disetian pagi Ana selalu terbangun dengan memuntahkan isi perut, hingga tak bersisa. Tubuhnya lemas dan juga ada rasa pahit di mulut, Ana bangun memaksakan diri berdiri meraih wastafel. Nampak wajah pucatnya di cermin, ia berkumur berharap air menghilangkan rasa sepat di lidahnya. Nafsu makan yang berkurang drastis beberapa hari ini, membuatnya lemas, untung lah Theo tak datang sesuai janjinya.
Baru saja ana melangkahkan kakinya keluar kamar mandi, tiba-tiba pandangannya buram dan gelap.
Bruuuk...
Ana jatuh tak sadarkan diri.
...***...
Vivian yang panik melihat nona nya jatuh pingsan segera memanggil dokter.
Melihat kondisi ana yang semakin lemas membuat Vivian khawatir.
Saat dokter memeriksa ana masih belum sadarkan diri. Infus sudah terpasang guna mengganti cairan dan nutrisi yang hilang dari kemarin.
Setelah pemeriksaan lengkap selesai dokter keluar dari kamar tersebut, berjalan menuju ruang kerja Theo yang sedari tadi menunggu di sana.
Tadi pagi setelah menemukan ana jatuh pingsan Vivian langsung mengabari Theo.
Jordan mengantarkan dokter ke dalam ruang kerja.
"Tuan..... Saya bersama dokter Jasmin"
"Masuklah..."
Setelah keduanya melangkah masuk dan duduk di sofa. Theo mendekat ia berdiri dan bersandar di meja kerja menatap kearah dr Jasmin.
"Apa yang terjadi?" Tanya Theo.
Dr Jasmin berdehem sejenak.
"Dari pemeriksaan yang telah dilakukan, nyonya mengalami dehidrasi dan kelelahan, juga karena tidak masuk makan beberapa hari ini."
Wajah Theo tampak datar. Dr Jasmin berusaha setenang mungkin menjelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti.
".....jika perkiraan saya tidak keliru, kemungkinan nyonya sedang mengandung, namun belum bisa saya pastikan hingga hasil pemeriksaan lab keluar tuan"
Raut wajah masih sama tidak nampak expresi apapun, membuat dr Jasmin semakin gugup.
"Berapa lama hasilnya keluar?" Tanya Theo dengan nada dingin.
"Saya sudah mengambil sample darah nyonya beberapa jam yang lalu, mungkin sebentar lagi tuan" lanjut dr Jasmin.
"Apa sakit yang dirasakannya sekarang itu akibat kehamilan?"
"Mual muntah memang sering terjadi pada ibu hamil di trimester pertama, namun akan berbeda pada tiap orang tuan....ada yang bergejala ringan hingga berat, melihat gejala yang nyonya alami gejalanya cukup berat..." Dr Jasmin menjelaskan dengan seksama.
Theo hanya diam sambil memangku tangan didada.
"Apa bisa hilang? tidak bisakah berikan obat terbaik, aku tidak mau ada orang pesakitan di mansion ini...."
Dr Jasmin sungguh terkejut dengan apa yang dilontarkan Theo, namun dengan sekejap mengembalikan expresi nya.
"Ini merupakan hal yang wajar terjadi tuan, semua ibu mengalaminya, gejala tersebut akan hilang bersamaan usia kandungan yang bertambah, namun hal tersebut dapat bertambah jika sang ibu dalam suasana stress atau tertekan, dan sebaiknya buat mood ibu dalam keadaan tenang dan bahagia setidaknya itu memperingan keluhannya"
Theo tak bergeming pandangannya menerawang. Dr Jasmin dan Jordan saling memandang kebingungan.
Hingga ketukan pintu membuyarkan kecanggungan mereka. Jordan segera bergegas membuka pintu, dilihatnya seorang perawat menyodorkan sebuah tab kearahnya.
"Maaf mengganggu tuan.... Saya mengantarkan hasil lab nyonya...."
Jordan mengangguk mangambil tab di hadapnya, setelah perawat itu pamit Jordan masuk memberikannya kepada dr Jasmin. Tentu membuat hati Theo tergelitik, namun wajahnya tetap datar. Setelah dr Jasmin menganalisa hasilnya, ia tersenyum kemudian menatap Theo yang sedari tadi menatap kearahnya.
"Bagaimana?" Tanya Theo to the point
Sambil tersenyum dr Jasmin menjelaskan.
"Sesuai dugaan tuan... Selamat anda akan menjadi seorang ayah... Nyonya Ana mengandung, dan untuk lebih jelasnya saya akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut setelah nyonya sadarkan diri..."
Setelahnya dr Jasmin keluar, Theo termenung sendiri. Entah apa yang dirasakannya sekarang.
Menjadi seorang ayah di usia sekarang? Belum ada di rencana hidupnya. ia masih ingin tanpa ikatan, apa lagi ikatan darah yang mustahil terputus. Kehilangan orang-orang yang penting dalam hidupnya membuat Theo dirundung rasa trauma akan kehilangan lgi.
Tapi apa mau dikata?
Ini sudah terlanjur terjadi, janin itu mulai bertumbuh.
Bukankah hal ini pun juga memang rencananya?
Rencana yang tak ia sangka sebelumnya.
Yang mengharuskan ia menghamili seorang gadis pembawa sial untuk mempertahankan waris yang seharusnya jatuh pada nya.
Arrgghhh....
Mengingat hal itu Theo pun bingung.
Apakah keputusannya sudah benar?
Bagaimana dengan anaknya yang lahir nanti?
Bagaimana jika ia menyerah saja dengan membiarkan waris itu jatuh pada wanita itu?
Tidak...
Itu tidak akan terjadi...
...***...
Dikamar Ana sudah siuman, ia menatap sekeliling dengan heran mengapa banyak sekali orang, tanggannya juga sudah terpasang infus.
Ana mendudukan tubuhnya, ia melihat matahari sudah meninggi dari jendela.
Seorang perawat menghampiri.
"Selamat siang nyonya... Bagaimana perasaannya sekarang? Sudah lebih baik?"
"Ya suster terimakasih... Tapi apa yang terjadi?"
Dr Jasmin mendekat, ia tersenyum kearahnya.
"Selamat siang juga nyonya, baiknya anda makan terlebih dahulu setelah itu akan saya jelaskan kondisi nyonya..."
"Tapi dokter aku tidak nafsu makan, rasanya setiap melihat makan ingin muntah saja...." Keluh Ana.
"Itu wajar nyonya jangan khawatir, tadi sudah saya berikan obat pereda mual lewat infus tapi setelah ini nyonya mencoba makan ya...sedikit juga tidak apa..."
"Ah...ya... Baik dokter..." Ana mengangguk. Ia melihat Vivian baru saja datang membawa nampan yang pasti diatasnya berisi makanan.
Setelah makan dan membersihkan diri, Ana diperiksa lagi, kali ini dilakukan pemeriksaan Ultrasonografi guna melihat janin yang di kandungnya.
Ana terheran dahinya berkerut, tangannya meremas sprei di samping. Ia melihat layar yang hanya menampakan hitam putih.
Ana menatap ragu dr Jasmin.
"Dok apa yang terjadi? Apa aku sakit parah?"
Dr Jasmin tersenyum. "Tidak nyonya.... Anda tidak sakit...anda tentu akan bahagia mendengar ini, bisa nona lihat bulatan hitam disini?" Dr Jasmin menunjuk layar. "Itu adalah janin anda, dan dari perhitungan usianya baru 8 Minggu, selamat nyonya anda hamil...."
Deg
...***...
Ana POV
Ketika terbangun, aku menatap heran orang-orang yang berlalu lalang,
Ini kamar ku bukan?? Ah yah.... Ini masih kamar ku..
Kurasakan ada sengatan saat menggerakan tangan kiri ku, ternyata ada jarum infus terpasang disana.
Sshhhh.....ngilu.
Kulihat orang dengan berseragam putih menghampiri.
Menanyakan kabar apakah aku baik-baik saja...
Tentu saja tidak.
Aku hanya tidak nafsu makan dan mual muntah, tapi rasanya setelah bangun tadi sudah lebih baik.
Sekarang aku ingat siapa yang berada dihadapku. Dia dr Jasmin yang pernah memeriksa ku sebelumnya. Entahlah dia menjelaskan aku baik-baik saja, tapi mengapa aku seperti ini tiap hari.
Baiklah... Aku menurut saja apa yang dokter itu katakan.
Tentu ia lebih mengerti bukan?
Setelah aku membersihkan diri dan makan, aku diperiksa kembali oleh alat itu, ada rasa gugup apa jangan-jangan aku sakit parah? Tapi dokter bilang baik-baik saja?
Ah membingungkan....
Dokter menunjuk layar hitam putih itu, disana nampak bulatan kecil berwarna hitam.
Sungguh aku tak mengerti.
Tapi tunggu...
Dr Jasmin bilang apa?
Janin?
".......selamat nyonya anda hamil"
What?????
...TBC...
Akhir nya ana tekdung lho Theo.... Jangan galau gitu 💃💃💃💃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
jenny
Aku sih punginnya Theo yang ngalamin morning sickness... Biar tahu rasa dia. . 😄😄😄
2021-05-18
1
Npy
Level nya gitu emang Theo, Benci dulu, terus jadi Galau, lalu naik kelas jadi Baper, abis itu lulus dengan predikat summa cumlaude a.k.a BucinMaksimal. 🤣🤣🤭🤭😍😍🤤
2021-05-15
4