Theodore & Riana

Theo POV

Sudah 3 Minggu aku kehilangan kabar nya, entah kemana lagi harus kucari, sudah ku kerahkan segala cara dan upaya. Belahan dunia mana yang belum aku jelajahi untuk mencari jejaknya, sungguh rasanya lelah namun aku tak mampu duduk diam ketika tahu satu-satunya keluarga ku entah dimana rimba nya.

Sungguh tuhan sangat menyayangiku. Di hiruk pikuknya kehidupan ini aku masih disibukan dengan persoalan dunia yang tak kunjung usai, perebutan saham dan kekuasaan menjadi titik jenuh ku.

Sungguh miris bukan?

Dikala aku susah payah mencari mu dad, mereka sibuk berebut isi perut.

Entah sudah berapa malam tidur ini tak tenang, memori indah bersama mom selalu menghampiri. Tak jarang aku bermimpi jika mom dan dad bersama.

Apakah artinya mimpi ini?

Tidak.. jangan katakan kau bersama mom sekarang..

Mom sudah bahagia disana, kau tidak boleh meninggalkan ku disini bersama tikus-tikus itu dad.

Ku hela nafas yang begitu berat, terlihat waktu angka 2 pagi, sudah larut ternyata, aku terbangun dari kursi kerja, berjalan lunglai ke arah peraduan. Rasanya tubuh ini ringkih, bolehkah rehat sejenak? ku rebahkan diri di ranjang dingin, berharap beban ini hilang sejenak, tanpa membuang waktu mata ini mulai terlelap...

Mom dad aku merindukan kalian....

Baru saja aku akan masuk ke alam mimpi aku terperanjat mendengar dering telpon yang memekakkan telinga, tak pernah aku menghidupkan mode getar ponsel ku karena berharap suatu saat dady menghubungi ku,

Bolehkah?

Tentu saja!!

Dering itu terus mengganggu telinga,

Ku tatap dan terdiam, menatap layar itu, siapa orang diwaktu dini hari menghubungi ku?

Sesaat aku terperanjat,

"Halo........"

Entah mengapa degup jantung ini mengencang ku menajamkan telinga, tak ada suara apa pun disana

"Halo siapa disana?"

".... Son ini Daddy...."

Deg

Ku dengar suara itu, suara pria renta yang ku rindukan

Mimpi kah??

Tapi tunggu aku tidak bermimpi?

Tiba-tiba telpon itu terputus.

Bergegas aku melihat benda persegi itu tak percaya. Segera aku bangun melupakan rasa lelah dan ngantuk yang menguap entah kemana dan aku pergi ke ruang kerja sambil menghubungi Jordan untuk melacak no ponsel tersebut.

Tunggu dad, aku akan segera menemukan mu....

Theo POV end

Langit gelap berganti terang, Jordan datang setelah mengetuk pintu kemudian membungkukan badan tanda hormat.

"Sir... Nomor telpon itu berada di Belukha pegunungan Altai, Siberia"

Hening sejenak, Theo tampak berfikir dengan raut kebingungan.

"Bagaimana bisa? Apa kau tidak salah kali ini?" Ragu Theo menatap tajam Jordan yang berhadapan dari kursi kebesarannya.

"Tidak diragukan sir... Karena itu no satelit jadi bisa dipastikan keberadaan nya..." Jawab Jordan dengan lugas.

Sambil menghela nafas Theo menutup matanya sambil menopang dagu.

"Apa anda yakin jika itu tuan besar yang menghubungi anda sir?" Lanjut Jordan.

"Entahlah...tapi aku jelas-jelas mendengar suaranya" masih dengan menutup matanya Theo merebahkan punggungnya ke sandaran kursi.

Dad is that you??

Matanya terbuka dengan tajam sambil memangku tangan nya depan dada dia menatap Jordan

"Cari dan temukan segera" tegas Theo.

"Baik sir..." Jordan berlalu keluar.

Theo bangkit dan berjalan ke arah jendela kaca yang terbuka lebar, ditatap nya foto pigura besar yang tergantung di dinding itu.

Aku merindukan kalian..

Yah.... Lelaki itu Theodore Gilian Wilenberg, pemuda berusia 29 tahun dengan wajah tampan bertubuh tegap dan tinggi, wajahnya rupawan, meski saat ini tampak rambutnya berantakan dan jambang yang mulai panjang tak mengurangi kharisma yang ada padanya. Dia anak pertama dari keluarga Wilenberg. Siapa yang tak kenal keluarga itu? Kekayaan dan kekuasaan tak terbatas di genggamannya.

Tak sedikit kawan yang menjadi lawan hanya untuk merebut tiraninya.

...***...

Beberapa hari berlalu Ana masih seperti biasa menghabiskan waktunya untuk menemani Thomas dan menjaga Max, terutama ketika Thomas harus ikut pendakian, Ana lah yang mendampingi Max.

"Siang uncle Max, sekarang waktunya makan siang, aku sudah membawa makanan untuk mu, semoga saja suka" dengan senyum secerah matahari, Ana berjalan masuk sambil membawa nampan berisi makanan hasil masakannya.

"Terimakasih Ana.... Aku selalu merepotkan mu..."

Max membalas senyum kepada Ana, sungguh manis gadis di hadapannya ini, seorang gadis cantik dengan wajah tanpa polesan make up yang kesehariannya selalu merawat dan menemaninya.

"Ahahah uncle ini bercanda saja, uncle tahu aku sudah terbiasa seperti ini sejak kecil. Jangan sungkan, kau sudah seperti keluarga ku, nah sekarang waktunya makan" jawab Ana dengan ceria.

"Baiklah Ana, tapi kali ini aku akan makan dengan tangan ku sendiri, sungguh tangan ku ini tidak apa-apa masih berfungsi dengan baik" sergah Max sambil menggerakkan tangan kanannya.

"Coba uncle lakukan beberapa Minggu lalu, aku yakin smua jahitannya akan terlepas" kekeh Ana "Susah payah aku dan dady merawat luka itu, tapi baiklah jika kau memaksa" lanjut anak gadis itu dengan muka pura-pura cemberut.

Max terkekeh "kau gadis yang baik"

"Ah uncle terlalu memujiku..." Ana bangkit setelah memastikan nampannya itu sudah tepat didepan max.

"Ini obat nya yang harus di minum setelah makanannya habis" lanjutnya.

"Baiklah Ana, aku mengerti kamu bisa kembali lanjutkan kesibukan mu" senyum mengembang di wajah yang mulai berkerut itu.

"Baiklah uncle, nanti aku akan kembali" Riana bergegas keluar meninggalkan Max sendirian.

Tak lama Ana kembali untuk memastikan Max memakan habis makanannya itu.

"Wow uncle sudah memakan semuanya..., Aku senang melihatnya"

"Ini karena makanan mu enak, aku jadi tak rela jika bersisa"

Ana membereskan nampan itu dan menyimpannya di meja kayu sudut kamar, ia kembali duduk di sofa yang berdampingan dengan sofa single yang diduduki Max.

"Oh ya uncle, bagaimana ceritanya kau bisa terdampar di pegunungan ini? Apa kau juga pendaki?" Rasa penasaran Ana menyeruak, tentu saja.

Max terdiam dia hanya melihat binar semangat gadis muda itu.

Merasa tak ada jawaban, amenjadi kikuk dan mengalihkan pembicaraan lain.

"Mmmmh.. bagai mana dengan Theo yang uncle ceritakan, bukan kan uncle sudah menghubungi nya?"

Max tersenyum tipis.

"Yah....aku sudah menghubungi nya, entahlah dia bisa menemukan ku atau tidak, karena sepertinya jarak kita hingga berbeda benua" jawab Max.

"Seriosly? Waaah ternyata dad benar uncle bukan berasal dari sini bahkan benua kita tidak sama" kekeh Ana.

Mereka berdua tertawa. Percakapan mereka berlanjut hingga sore menjelang.

drrrtt....

Pintu kamar terbuka masuklah Thomas yang baru datang,

"Hai dad, akhirnya kau pulang"

Thomas melangkah masuk sambil tersenyum ke dua orang disana.

"Aku pasti pulang... Masak apa hari ini? Sepertinya menggiurkan?" Thomas melirik kearah nampan kosong.

"Sayang sekali masakan ku sudah ku habiskan dengan uncle Max"

"Benarkah??" Sebelah alis Thomas terangkat. Max dan Ana mengangguk-anggukan kepala dengan yakin sambil terkekeh.

"Tentu saja" jawab Riana sambil memutar bola mata.

"Haaah... Baiklah...." Lesu Thomas, mereka berdua terkekeh.

"Tentu tidak dad, aku tahu jika pulang cacing diperut mu minta di suapi" masih dengan tertawa kecil Ana menghampiri Thomas. Diacak nya rambut gadis itu

"Stop dad rambut ku sudah sangat kusut.." Ana mencebik.

"Oh ya apa kabar hari ini?"

Thomas beralih pada max.

"Sungguh aku sudah baik" tersungging senyum di wajah renta itu.

"Syukurlah...."

Thomas beralih pada Ana

" Oh ya Ana... Besok El sudah akan kemari, kau bisa pulang bersama nya, ingat kau harus mulai mempersiapkan kuliah mu" ucap nya.

"Baiklah dad, sepertinya dad senang sekali jika aku tidak ada disini" cemberut Ana.

"Kau ini ada-ada saja, siap kan dad makan ya, cacing d perut ini sudah minta diisi" Thomas melirik jahil Ana sambil mengelus perut nya.

"Baiklah yang mulia...." Sambil cemberut Ana membungkuk seakan memenuhi titah raja. Hilang sudah bayangan gadis itu di balik pintu.

"Lihatlah kelakuan anak itu.." sambil tersenyum Thomas memandanginya.

"Kau sungguh menyayanginya Thomas"

"Tidak ada hal di dunia ini yang aku anggap berharga selain dirinya, satu-satu nya harta berharga yang ditinggalkan istriku" senyum sendu Thomas.

"Kau sungguh ayah yang baik" Max tersenyum miris.

"Kau berlebihan, aku merasa bersalah ketika hanya bisa membesarkan nya tanpa sosok ibu, tapi Ana tak pernah mengeluh, meskipun disudut hatinya aku tahu dia merindukan sosok itu, hebatnya Ana yang malah menggantikan sosok istri untuk ku, kau tahu cerewet nya dia ketika kau sakit, itu berlaku pada ku juga tentunya" kekeh Thomas sambil beralih pandangan ke jendela.

"Makanya aku ingin dia pergi ke universitas agar dia punya kehidupannya tanpa terpaku padaku, aku ingin dia bisa melihat dunia diluar sana" lanjut Thomas.

"Bagaimana jika Ana bisa ikut dengan ku, biarkan dia melanjutkan study nya disana" jawab Max.

"Tak perlu, itu sungguh merepotkan"

"Tidak sama sekali, sungguh aku harus berterimakasih pada kalian, anggap saja ini salah satu nya" Max menatap netra Thomas sambil tersenyum tulus.

"Aku tergantung Ana saja, jika dia menginginkannya aku akan mengijinkan"

...***...

Keesokan harinya....

Thomas masih sibuk memasukan barang-barang Ana ke bagasi, dibantu dengan El yang sudah bersiap di belakang kemudi.

"Dad sungguh aku tak ingin pulang, bagaimana kalian disini?"

"Hei honey, dad tak apa, kamu harus mempersiapkan segalanya mulai dari sekarang, masih ingat pembahasan kita semalam?"

"Yeah i know dad, tapi tak bisakah aku kuliah dalam kota saja? Aku tak bisa meninggalkan mu?" Raut wajah Ana tertekuk, ia gamang ketika harus dihadapkan suatu pilihan yang berat.

"Aku percaya padamu my little girl" ucap Thomas sambil mengusap sayang kepala Ana.

"Berhati-hatilah dijalan.... Oh yah apa kamu sudah pamit pada paman Max?" Gadis itu terperanjat

"Ya Tuhan aku lupa, tadi paman Max dan memintaku kesana, hhihii" sambil terkikik...

"Dasar kau ini...." Thomas menggelengkan kepalanya sambil tertawa.

Ana bergegas ke kamar Max, Ia melihat Max sedang berdiri mematung menghadap jendela sambil ditopang kruk, itu karena kaki nya belum mampu sepenuhnya menahan beban tubuhnya

"Hai uncle, maafkan aku hampir lupa berpamitan padamu" Ana mendekat.

Max berbalik menatap anak gadis itu dengan senyumnya.

"Tak apa Ana, buktinya kau sekarang ada disini"

"Hahah kau benar, oh ya uncle terimakasih tawarannya, tapi aku tidak tahu akan menerimanya atau tidak, rasanya sungguh pasti akan merepotkan nantinya" tolak Ana dengan sopan.

"Kau ini sudah ku anggap seperti anakku, jangan sungkan begitu" tak terima Max dianggap orang asing.

"Baiklah, akan aku pertimbangkan, aku pamit hari ini aku harus ke kota, apa uncle yang tidak akan ikut dengan ku? Tidak kah kau bosan disini??" gadis itu terkekeh.

"Tidak Ana, aku lebih tenang disini dan aku yakin sebentar lagu Theo akan kemari menjemput"

"Baiklah aku pamit uncle, salam kan pada Theo jika aku tidak sempat bertemu dengannya, atau uncle pulang jika aku sudah kemari kesini lagi bagaimana?i" dengan senyuman menghiasi wajah pucat gadis itu.

"Tentu aku akan pulang dengan mu bukan??" Goda Max

"Entahlah uncle, hehehhe aku pamit ya...."

Sebelum Ana melangkah pergi Max memanggilnya kembali.

"Tunggu Ana, ada yang mau aku berikan pada mu, tolong terima ini, simpan dengan baik-baik, siapa pun tak boleh mengambilnya dari mu, salah satu harta berharga ku aku titip kan pada mu, suatu saat kau akan mengerti" ucap Thomas sambil membuka cincin dari jemari nya dan memberikan nya pada Ana.

"Tidak uncle, ini berlebihan, aku sungguh tulus selama ini, tidak ada pamrih sedikitpun" tolak Ana.

"Aku tahu, jadi ku mohon simpan ini untuk ku" Max membuka telapak tangan Ana dan mengepalkan nya. "Bawalah selalu, itu permohonan ku Ana" ucap Max dengan raut wajah memohon.

Tak mampu Ana menolak permintaan lelaki paruh baya itu, dengan sangat terpaksa ia menerimanya.

"Baiklah uncle aku akan menyimpannya, uncle harus selalu sehat selama aku tidak ada disini, kau berjanji?" Sambil tersenyum secerah matahari Ana memeluk hangat Max.

"BaiklahAna, hati-hati disana" sambil melepaskan pelukannya, Max mengelus kepala gadis itu dengan lembut.

"Tunggu aku kembali kesini ya, jangan dulu pulang.. Aku pamit." Goda Ana.

"Hati-hati....." Sambil melambaikan tangan nya ana melangkah beranjak dari sana, hingga bayangannya hilang Max masih tersenyum.

Dia mirip dengan mu Shopia...

aku memilihnya, aku ingin mengembalikan semuanya....

Tentu kau akan setuju bukan?

Setelah ini tunggu aku sayang...

...***...

Dia Shura Riana Killian, anak semata wayang Thomas Killian, berdarah rusia-ingris. Ibunya bernama Nausha Zigfrid asli berasal dari Rusia. Ana nama panggilannya berusia 18 tahun. Gadis itu melangkahkan kakinya keluar rumah. Dihalaman ia lihat sang ayah sedang bersiap-siap.

"Kau siap baby koala" teriak El dari belakang kemudi.

"Tunggu sebentar..." jawab Ana, dia melangkah mendekati Thomas yang menunggunya didepan pintu mobil, Thomas membukakan pintu itu agar Ana segera masuk, setengah berlari Ana langsung memeluk Thomas.

"Dad aku akan merindukan mu, kau harus jaga kesehatan, jangan selalu makan makanan kalengan, sesekali masaklah yang ada, jangan bergadang dan terlalu banyak minum kopi" sambil mengeratkan pelukan.

Entah mengapa begitu berat meninggalkan Thomas saat ini, seperti akan pergi jauh, entahlah semoga hanya fikiran buruk saja.

"Tenang saja aku akan baik-baik saja disini, jangan terlalu khawatir ok, kau fokus dengan persiapan universitas mu, maaf kan dad tak bisa mendampingi mu" Thomas membalas pelukan Ana.

"Oh tuhan bayi ku sudah besar sekarang" lanjut Thomas sambil terkekeh.

"Dad apa kau baru sadar?" Sambil terkekeh Ana menghapus air mata haru yang entah mengapa keluar begitu saja.

Sambil melepaskan pelukannya Thomas memandang wajah cantik cloning sang isteri

"Baiklah baiklah... Hati-hati dijalan honey, i love you, kabari aku jika sudah sampai"

"Aye aye captain!!!" Senyum cerianya menghiasi wajah cantik itu.

Bergegas masuk Ana ke dalam yang mobil mulai berjalan meninggalkan kediaman itu, tak terasa air matanya luruh menatap Thomas yang semakin mengecil dan menghilang dari kejauhan.

Entah mengapa terasa begitu berat.

Berharap semua akan baik-baik saja.

Yah... Pasti baik-baik saja.

...***...

Terduduk kedua pria diruangan itu, saling menatap dalam diam dan berhadapan yang hanya di pisahkan oleh meja kayu mahoni. Tatapan Thomas terputus, kemudia menarik nafasnya dengan berat sambil memejamkan matanya.

Ingatannya berputar beberapa jam lalu.

Drrtt...

Drrtt....

"Ya halo..."

"Ya tom, ini aku El, aku hampir lupa, berkas yang kau minta sudah aku taruh di meja kerja mu"

"Berkas?"

"Yups, jangan bilang kau lupa" Thomas terhenyak.

"Ok, akan aku lihat, apakah kau sudah sampai? Bagaimana dengan ana?"

"Kami baru sampai kota dan dia tertidur" El melirik kearah Ana disampingnya.

"Baiklah... Antarkan ana dengan selamat sampai rumah Edna"

"Tentu saja jangan khawatir"

"Sudah aku tutup telpon nya, thank El"

"No problem..."

Berjalan Thomas ke arah meja kerjanya, setumpuk map berwarna senada bertengger di sana, kemudian diambilnya amplop coklat besar itu Tak lama Thomas mengeluarkan isinya.

Deg

Wajahnya memucat

Apa maksudnya?

Pinggiran kertas putih itu berkerut akibat remasan tangan Thomas, dengan tangan bergetar dibaliknya kertas itu, dibaca berulang dengan tatapan tak percaya.

Bagaimana bisa?

Lamunan Thomas buyar mendengar suara Max di sana.

"Thomas ada apa? Kau tampak gusar"

Dengan nafas berat Thomas berdehem, ia menyodorkan benda berukuran kecil dari saku nya dan map coklat sedari tadi ia pegang.

Dan sebuah.......pistol

Deg

Max mengambilnya dan membuka amplop itu.

Matanya membola, tangannya bergetar

Tatapan Thomas menggelap suara nya dingin menatap tajam pada Max.

"Bisa kau jelaskan?"

...TBC...

...________________...

...Yuhu.... Lanjut ya biar semangat tinggalkan jejak ya 🥰🥰...

Terpopuler

Comments

🔵⏤͟͟͞𝐑𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆🔰π¹¹™𒈒⃟ʟʙᴄ❤

🔵⏤͟͟͞𝐑𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆🔰π¹¹™𒈒⃟ʟʙᴄ❤

next

2021-09-28

1

Meylin

Meylin

terlalu bnyak bernarasi jadi ngos2an bacanya 🤪😜

2021-06-27

4

Aisyah Basariah

Aisyah Basariah

lanjut

2021-05-07

1

lihat semua
Episodes
1 Satu Permulaan
2 Theodore & Riana
3 Kenyataan menyakitkan
4 Is that you Miss Killian?
5 Mari kita bermain
6 Pernikahan?
7 Rencana melarikan diri
8 Benarkah??
9 Melarikan diri
10 10 Aku akan mencabik-cabik mu!
11 11 Malam pertama
12 12 Mabuk
13 13 Begitu candu
14 14 Aku hamil???
15 15 Terasa berbeda
16 16 Ciuman diam-diam
17 17 Pelukan menenangkan
18 18 Menjadi suami
19 19 terlalu banyak interupsi
20 20 tak ingin berjauhan dari nya
21 21 Mari berbagi kamar
22 22 Peraturan dan Hukuman baru
23 23 Perasaan yang berbeda
24 24 Menyerah dengan perasaan
25 25 Pita merah
26 26 Itu tak akan pernah terjadi, aku hanya merindukannya
27 27 ingin memakan mu
28 28 Happy birthday momy...
29 29 Peluk aku
30 30 Momy cheetah & Daddy Leopard
31 31 Mari kita berbelanja, beruang besar!!
32 32 Membingungkan
33 33 Selamatkan keduanya
34 34 Cinta?
35 35 Lebih baik kau mati
36 36 Terlambat
37 37 Penyesalan
38 38 Ulang tahun berkabung
39 39 Mom?
40 40 Aku ingin dekat dengan Mama
41 41 Pelukan yang dirindukan
42 42 Aku ingin mama
43 43 Menikahlah
44 44 Kau kah itu sayang?
45 45 Siapa dia?
46 46 Ana-ku
47 47 Ayo jelaskan
48 48 Kebenaran (1)
49 49 Kebenaran (2)
50 50 Mencari jalan
51 Memulainya
52 ...Ana?
53 Siapa dia?
54 Apa yang telah ku lakukan?
55 Tunggu aku
56 Restoran Bunga
57 Serangan panik
58 Promise
59 Kau ibu dari anak ku
60 Aku menginginkan mu
61 Sepasang kekasih
62 cast
63 Ayo kita pulang
64 Selamat datang
65 cast duo K
66 Mencari inspirasi
67 Siapa kau?
68 Keutuhan keluarga
69 Apa kau mengenalku?
70 She is the one and only
71 Kau isteri ku Ana
72 The door has been opened
73 Apa yang kau lakukan pada ku?
74 Dia anak kita
75 Aku akan punya adik
76 Pengakuan
77 Kembali
78 Panggilan sayang
79 What are you doing?
80 Aku pergi
81 Who are you?
82 Happy ever after Ana & Theo
83 Boncap 1 : The truth
84 Boncap 2: Face the real death
85 Boncap 3: Berdamai dengan masa lalu
86 Boncap 4 : Ada apa??
87 Boncap 5 I love u
88 Boncap 6 : Their life
89 Boncap 7 : want u more & more
90 Ayo baca ya gaes!!!!
91 Season 2 Maafkan aku....
92 Season 2 Bertemu sahabat lama
93 Season 2 Pertengkaran pertama.
94 Season 2 My promise
95 Season 2 Say sorry
96 Season 2 Kau akan bahagia
97 Season 2 Hold tight my hand
98 Season 2 Aku sudah pulang
99 Season 2 Welcome home baby Kai
100 Season 2 Siapa?
101 Season 2 I see you papa.....
102 Season 2 Last time together
103 Season 2 Kenyataan pahit
104 Season 2 Flash back (1)
105 Season 2 Flash back (2) Aku ingin pulang padamu
106 Season 2 Losing hope
107 Season 2 Massive disaster
108 Season 2 Maaf dan selamat tinggal....
109 Season 2 Uncertainty
110 Season 2 Support system
111 Season 2 Hemofilia
112 Season 2 Theo's note
113 Season 2 Pick up a glimmer of hope
114 Season 2 Wait for me..
115 Season 2 The eagle's eyes are open
116 Season 2 Terimakasih telah kembali
117 Season 2 Father & Son
118 Season 2 Last sorry
119 Season 2 The end
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Satu Permulaan
2
Theodore & Riana
3
Kenyataan menyakitkan
4
Is that you Miss Killian?
5
Mari kita bermain
6
Pernikahan?
7
Rencana melarikan diri
8
Benarkah??
9
Melarikan diri
10
10 Aku akan mencabik-cabik mu!
11
11 Malam pertama
12
12 Mabuk
13
13 Begitu candu
14
14 Aku hamil???
15
15 Terasa berbeda
16
16 Ciuman diam-diam
17
17 Pelukan menenangkan
18
18 Menjadi suami
19
19 terlalu banyak interupsi
20
20 tak ingin berjauhan dari nya
21
21 Mari berbagi kamar
22
22 Peraturan dan Hukuman baru
23
23 Perasaan yang berbeda
24
24 Menyerah dengan perasaan
25
25 Pita merah
26
26 Itu tak akan pernah terjadi, aku hanya merindukannya
27
27 ingin memakan mu
28
28 Happy birthday momy...
29
29 Peluk aku
30
30 Momy cheetah & Daddy Leopard
31
31 Mari kita berbelanja, beruang besar!!
32
32 Membingungkan
33
33 Selamatkan keduanya
34
34 Cinta?
35
35 Lebih baik kau mati
36
36 Terlambat
37
37 Penyesalan
38
38 Ulang tahun berkabung
39
39 Mom?
40
40 Aku ingin dekat dengan Mama
41
41 Pelukan yang dirindukan
42
42 Aku ingin mama
43
43 Menikahlah
44
44 Kau kah itu sayang?
45
45 Siapa dia?
46
46 Ana-ku
47
47 Ayo jelaskan
48
48 Kebenaran (1)
49
49 Kebenaran (2)
50
50 Mencari jalan
51
Memulainya
52
...Ana?
53
Siapa dia?
54
Apa yang telah ku lakukan?
55
Tunggu aku
56
Restoran Bunga
57
Serangan panik
58
Promise
59
Kau ibu dari anak ku
60
Aku menginginkan mu
61
Sepasang kekasih
62
cast
63
Ayo kita pulang
64
Selamat datang
65
cast duo K
66
Mencari inspirasi
67
Siapa kau?
68
Keutuhan keluarga
69
Apa kau mengenalku?
70
She is the one and only
71
Kau isteri ku Ana
72
The door has been opened
73
Apa yang kau lakukan pada ku?
74
Dia anak kita
75
Aku akan punya adik
76
Pengakuan
77
Kembali
78
Panggilan sayang
79
What are you doing?
80
Aku pergi
81
Who are you?
82
Happy ever after Ana & Theo
83
Boncap 1 : The truth
84
Boncap 2: Face the real death
85
Boncap 3: Berdamai dengan masa lalu
86
Boncap 4 : Ada apa??
87
Boncap 5 I love u
88
Boncap 6 : Their life
89
Boncap 7 : want u more & more
90
Ayo baca ya gaes!!!!
91
Season 2 Maafkan aku....
92
Season 2 Bertemu sahabat lama
93
Season 2 Pertengkaran pertama.
94
Season 2 My promise
95
Season 2 Say sorry
96
Season 2 Kau akan bahagia
97
Season 2 Hold tight my hand
98
Season 2 Aku sudah pulang
99
Season 2 Welcome home baby Kai
100
Season 2 Siapa?
101
Season 2 I see you papa.....
102
Season 2 Last time together
103
Season 2 Kenyataan pahit
104
Season 2 Flash back (1)
105
Season 2 Flash back (2) Aku ingin pulang padamu
106
Season 2 Losing hope
107
Season 2 Massive disaster
108
Season 2 Maaf dan selamat tinggal....
109
Season 2 Uncertainty
110
Season 2 Support system
111
Season 2 Hemofilia
112
Season 2 Theo's note
113
Season 2 Pick up a glimmer of hope
114
Season 2 Wait for me..
115
Season 2 The eagle's eyes are open
116
Season 2 Terimakasih telah kembali
117
Season 2 Father & Son
118
Season 2 Last sorry
119
Season 2 The end

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!