17 Pelukan menenangkan

Pagi menjelang Theo sudah siap dengan jas kantor yang melekat pas ditubuhnya, ia keluar untuk sarapan, sudah ada Cindy disana.

Ketika Theo akan mendudukan diri di kepala kursi meja makan tersebut, ia melirik sesaat ke arah kursi yang biasa ana duduki. Seolah mengerti Vivian mendekat.

"Maaf tuan nona Ana tidak enak badan, saya sudah membawa sarapan untuknya ke kamar....."

"Hmmmm...." Jawab Theo sambil mengangguk tipis.

"Pagi sayang... Kau ingin sarapan apa? Aku ambilkan ya....." Cindy meraih makanan di meja itu dan menyiapkan sarapan untuk Theo, tak banyak terjadi percakapan disana. Hanya sesekali Cindy bercerita tentang kegiatannya sebagai artis.

Sarapan selesai, Theo hendak berangkat ke kantor diantar supir. Mereka berjalan bersisian menuju mobil, Cindy tentunya selalu bergelayut manja di lengan Theo.

"Sayang.... Nanti siang aku datang ke kantormu ya..... Kita makan siang bersama..." Rengek nya.

"Hentikan... Kau tahu bukan, hubungan kita seperti apa? Bukan layaknya kekasih kebanyakan... Aku tidak mau ada kedekatan selain di tempat tidur...."

"Ckckck... Kau ini selalu saja kaku seperti ini.." Cindy memasang wajah sedih. Sejurus kemudian dia berbisik ditelinga Theo "sex after lunch tidak kah kau ingin mencobanya?"

"Hari ini aku sibuk...." Theo menjawab dengan datar. Mereka berdua bergegas masuk kedalam mobil, tak lama kendaraan roda empat itu pun hilang dari kejauhan.

***

Didalam kamar Ana terduduk lemas dilantai kamar mandi, yah..... Sedari tadi ia memuntahkan isi perut bahkan lebih parah dari sebelumnya. Ana mengelus perut rata itu.

Ingatannya kembali pada beberapa jam yang lalu, saat tak sengaja ia melihat pemandangan yang membuat gejolak di perutnya.

"Hei baby...apa kamu tidak senang melihat papa mu dengan kekasihnya...,jangan begitu sayang mama rasa dia orang baik...dia mungkin akan menjadi ibu mu suatu saat nanti...." Ucapnya sambil merasakan rasa getir dihatinya.

"Ayo bekerja sama dengan baik dengan mama... Baik-baik didalam sana sayang...." Ana tersenyum sendu.

Setelah dirasa cukup Ana merangkak meraih pegangan yang ada. Sekuat tenaga ia bangkit, perlahan tapi pasti ia keluar dan duduk samping tempat tidur bersandar disana.

Tak lama Vivian datang, ia kaget ketika melihat ana terduduk disana.

"Ya tuhan... Apa yang terjadi... Apa nona muntah lgi? Wajah nona pucat sekali..." Wajah Vivian menyendu, wanita paruh baya itu begitu peduli padanya, membuat Ana haru akan hal itu.

"Bibi... " Vivian mendekat ikut berjongkok disana.

"Ya nona....."

"Apa sesulit ini hamil?" Ucap ana pelan.

"Nona pasti akan kuat...."

Vivian membelai lembut kepala Ana, membuat Ana semakin haru dibuatnya.

"Ah..maafkan saya nona, maaf saya bersikap kurang ajar..."

Ana menggeleng, ia meraih tangan yang berada di kepalanya itu dan menggenggamnya.

"Tidak bibi... aku senang selama ini ada bibi bersamaku....Aku sangat ingin dipeluk, mau kah bibi memeluk ku...?"

Segera mungkin Vivian memeluk tubuh rapuh itu, dan keduanya berderai air mata.

"Seperti ini kah pelukan seorang ibu, hmmmm..... begitu menenangkan" desah Ana dengan suara pelan. Tepukan di punggungnya membuat Ana nyaman, cukup lama kemudian ia melerai pelukan tersebut.

"Terimakasih bibi...." Ana tersenyum sendu.

"Ayo nona naik ke tempat tidur, saya akan bawakan obat untuk meredakan mual..." Ana hanya bisa mengangguk. Setelah Ana meminum obat ia merebahkan dirinya untuk tidur. Ketika Vivian akan beranjak Ana menahan tangannya.

"Bibi.. bolehkah aku meminta satu hal...."

"Ada apa nona..."

"Bisakah bibi merahasiakan ini pada tuan, jangan katakan kondisi ku, aku tak mau membebaninya...."

"Tapi nona....."

"Aku mohon bibi..., Aku janji setelah ini akan makan dan minum dengan baik...." Pinta Ana dengan memohon.

"Baiklah.... Tapi nona harus berjanji akan baik-baik saja...."

"Ya bibi terimakasih....."

Vivian keluar dari kamar, setelah meminum obat Ana tertidur...

Beberapa hari berlalu, semakin hari mual muntah Ana semakin hebat, setiap apa yang di makannya selalu keluar begitu saja. Tubuh ringkihnya itu semakin kurus, wajah yang pucat seakan tak ada aliran darah sama sekali. Vivian yang melihatnya semakin merasa bersalah.

Sekarang Ana masih tak sadarkan diri, ia jatuh pingsan tadi pagi.

Setelahnya ia memberitahu Theo dan memanggil dr Jasmin.

Dr Jasmin tiba terlebih dahulu, ia langsung memeriksa Ana dengan seksama, begitu pun tim medis lain yang dengan sigap memberi pertolongan. Lagi-lagi jarum itu harus tertancap di tangannya, juga selang oksigen sudah menempel di hidungnya.

Baru saja dr Jasmin ingin bertanya pada Vivian Theo datang terlebih dahulu dan menginterupsi percakapan mereka, tentu dengan di diikuti Jordan dibelakangnya.

"Apa yang sebenarnya terjadi??" Tanya Theo dengan wajah....

Panik???

Entahlah...

Ya... Beberapa hari ini Theo memang tidak datang sama sekali bahkan untuk sekedar melihat Ana dari kejauhan, ini karena ia harus mengurus pekerjaannya di luar kota.

Vivian ragu, ia bingung harus menjawab apa, apa lagi permintaan Ana padanya.

"Maaf tuan. Sebelumnya... Maafkan saya... Nona sejak beberapa hari terakhir ini sering muntah hebat dan setiap kali makan pasti akan dimuntahkannya kembali... Saya sudah berulang kali ingin memberitahu tuan tapi nona bersikeras melarang saya, ia memohon pada saya agar tidak membebani tuan... Hingga puncaknya tadi pagi nona pingsan lagi..."

Theo menatap tajam Vivian yang ketakutan.

Dilihatnya Ana yang terbaring dengan wajah pucat dengan beberapa selang di tubuhnya, rasa iba nya muncul.

"Bagaimana kondisinya sekarang?" Tanya Theo pada dr Jasmin.

"Nona mengalami dehidrasi dan kurang nutrisi tuan... Muntah yang di alaminya beberapa waktu yang lalu membuat nya lemas tak bertenaga.....saya akan memberi infus dan obat suntik pereda mual untuk beberapa hari kedepan..."

"Apa nyonya stress akhir-akhir ini?"

Theo diam mematung, tercipta suasana canggung disana. Theo melirik Vivian dengan sarat bertanya.

"Aktivitas nona sama seperti biasa tidak ada yang berubah tuan.... Tapi seingat saya nona menjadi murung ketika beberapa hari yang lalu melihat tuan dan nona Cindy bersama dan juga pemberitaan yang menayangkan kedekatan tuan dengan nona Cindy di acara penghargaan kemarin... Maaf tuan jika saya lancang..."

Theo terdiam menatap lagi wanita yang asyik tertidur di ranjang. Yah.. 2 hari yang lalu Theo menghadiri jamuan makan malam sebagai ajang penghargaan pengusaha sukses, tentu ia memboyong Cindy sebagai pendampingnya, karena dunia tahu bahwa mereka sepasang kekasih.

Apakah sekarang Theo merasa bersalah?

Tidak mungkin bukan?

"Jika tidak ada lagi yang perlu dilakukan... Keluarlah...." Ucap Theo pada keduanya.

"Baik tuan saya permisi....." Buru-buru dr Jasmin berjalan keluar kamar. Diikuti Vivian dan Jordan, sehingga mereka jalan berdampingan.

"Sepertinya baby tidak suka jika ayah ya dekat dengan wanita lain ya....uuups...."  Ucap usil dr Jasmin pada Jordan yang sedari tadi hanya diam saja, Vivian hanya tersenyum, sedangkan Jordan hanya menaikan alisnya sebelah ia heran melihat dr Jasmin. Wkwkwk...

Didalam kamar Theo mendekat dan duduk di samping Ana, ia menyentuh tangan yang terbebas infus, kulitnya begitu dingin, Theo meremas lembut seakan memberikan kehangatan padanya.

Apa yang sebenarnya Theo rasakan?

Ia khawatir sekaligus benci melihat Ana tergeletak tak berdaya. Ingatannya kembali pada ibunya dengan kondisi yang sama ketika kanker menyerangnya, melihat sang ibu mual dan muntah seolah makanan sehari-hari dialami Theo.

Tak sadar Theo meremas cukup kuat tangan mungil itu, membuat Ana terbangun dari tidurnya.

Sssshhhh....

Ana mengerjapkan matanya perlahan, ia kaget melihat Theo dihadapannya sekarang. Ana langsung mendudukan diri namun langsung di tahan oleh Theo.

"Berbaringlah... Kau masih lemas bukan..."

Ana mengangguk, ia menatap wajah rupawan itu, matanya yang indah menelusuri garis wajah sempurna pria dihadap nya, bau maskulin tercium familiar dihidungnya begitu membuat tenang dan ia rindukan.

Entah mengapa Ana malah meneteskan air matanya, rasa haru dan rindu membuncah dihatinya...

Akhir-akhir ini emosinya sering sekali berubah-ubah mungkin itu efek hormon kehamilan....

Ya ini pasti ulah hormon sialan itu...

"Hei hei mengapa kau menangis...hmmh?"

Nyatanya perhatian secuil itu malah membuat tangisan Ana semakin membuncah.

Theo yang tak pernah punya pengalaman menenangkan wanita menangis begitu kebingungan apalagi wanita hamil, biasanya ia tak perlu repot-repot melakukan itu bukan? Entah ada dorongan apa dalam dirinya hingga Theo merengkuh Ana dalam dekapannya dan memberikan tepukan dipunggung beraturan.

"Ssshhsss.....shhssss...... Tenanglah..."

Nyaman....

Begitu nyaman yang Ana rasakan hingga ia pun terlelap begitu saja. cukup lama Theo merasa kan nafas Ana teratur hingga terdengar dengkuran halus di dadanya. Ia melerai pelukan nya perlahan dan menatap wajah pucat Ana yang nampak tenang. Theo merebahkan tubuh Ana dan dirinya sambil merengkuh tubuh mungil itu ke dalam dekapannya, hingga Theo ikut masuk kealam mimpi.

...TBC...

Suit...suit... Debay kangen papabay.... 🤭🤭🤭🤭🤭🤭💃💃💃💃🥰🥰🥰

Terpopuler

Comments

💞my heart💞

💞my heart💞

ini cerita banyak bawang nya membuat mata q bengkak

2021-07-18

2

Npy

Npy

baby aja tau kalau apa yang dilakukan Papa pada Mama nya itu jahat.. masa si Papa gak sadar2 juga.. apa tunggu itu kepala dijedukin dulu baru sadar 😑

2021-05-15

3

Aisyah Basariah

Aisyah Basariah

saya suka ini cerite

2021-05-07

1

lihat semua
Episodes
1 Satu Permulaan
2 Theodore & Riana
3 Kenyataan menyakitkan
4 Is that you Miss Killian?
5 Mari kita bermain
6 Pernikahan?
7 Rencana melarikan diri
8 Benarkah??
9 Melarikan diri
10 10 Aku akan mencabik-cabik mu!
11 11 Malam pertama
12 12 Mabuk
13 13 Begitu candu
14 14 Aku hamil???
15 15 Terasa berbeda
16 16 Ciuman diam-diam
17 17 Pelukan menenangkan
18 18 Menjadi suami
19 19 terlalu banyak interupsi
20 20 tak ingin berjauhan dari nya
21 21 Mari berbagi kamar
22 22 Peraturan dan Hukuman baru
23 23 Perasaan yang berbeda
24 24 Menyerah dengan perasaan
25 25 Pita merah
26 26 Itu tak akan pernah terjadi, aku hanya merindukannya
27 27 ingin memakan mu
28 28 Happy birthday momy...
29 29 Peluk aku
30 30 Momy cheetah & Daddy Leopard
31 31 Mari kita berbelanja, beruang besar!!
32 32 Membingungkan
33 33 Selamatkan keduanya
34 34 Cinta?
35 35 Lebih baik kau mati
36 36 Terlambat
37 37 Penyesalan
38 38 Ulang tahun berkabung
39 39 Mom?
40 40 Aku ingin dekat dengan Mama
41 41 Pelukan yang dirindukan
42 42 Aku ingin mama
43 43 Menikahlah
44 44 Kau kah itu sayang?
45 45 Siapa dia?
46 46 Ana-ku
47 47 Ayo jelaskan
48 48 Kebenaran (1)
49 49 Kebenaran (2)
50 50 Mencari jalan
51 Memulainya
52 ...Ana?
53 Siapa dia?
54 Apa yang telah ku lakukan?
55 Tunggu aku
56 Restoran Bunga
57 Serangan panik
58 Promise
59 Kau ibu dari anak ku
60 Aku menginginkan mu
61 Sepasang kekasih
62 cast
63 Ayo kita pulang
64 Selamat datang
65 cast duo K
66 Mencari inspirasi
67 Siapa kau?
68 Keutuhan keluarga
69 Apa kau mengenalku?
70 She is the one and only
71 Kau isteri ku Ana
72 The door has been opened
73 Apa yang kau lakukan pada ku?
74 Dia anak kita
75 Aku akan punya adik
76 Pengakuan
77 Kembali
78 Panggilan sayang
79 What are you doing?
80 Aku pergi
81 Who are you?
82 Happy ever after Ana & Theo
83 Boncap 1 : The truth
84 Boncap 2: Face the real death
85 Boncap 3: Berdamai dengan masa lalu
86 Boncap 4 : Ada apa??
87 Boncap 5 I love u
88 Boncap 6 : Their life
89 Boncap 7 : want u more & more
90 Ayo baca ya gaes!!!!
91 Season 2 Maafkan aku....
92 Season 2 Bertemu sahabat lama
93 Season 2 Pertengkaran pertama.
94 Season 2 My promise
95 Season 2 Say sorry
96 Season 2 Kau akan bahagia
97 Season 2 Hold tight my hand
98 Season 2 Aku sudah pulang
99 Season 2 Welcome home baby Kai
100 Season 2 Siapa?
101 Season 2 I see you papa.....
102 Season 2 Last time together
103 Season 2 Kenyataan pahit
104 Season 2 Flash back (1)
105 Season 2 Flash back (2) Aku ingin pulang padamu
106 Season 2 Losing hope
107 Season 2 Massive disaster
108 Season 2 Maaf dan selamat tinggal....
109 Season 2 Uncertainty
110 Season 2 Support system
111 Season 2 Hemofilia
112 Season 2 Theo's note
113 Season 2 Pick up a glimmer of hope
114 Season 2 Wait for me..
115 Season 2 The eagle's eyes are open
116 Season 2 Terimakasih telah kembali
117 Season 2 Father & Son
118 Season 2 Last sorry
119 Season 2 The end
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Satu Permulaan
2
Theodore & Riana
3
Kenyataan menyakitkan
4
Is that you Miss Killian?
5
Mari kita bermain
6
Pernikahan?
7
Rencana melarikan diri
8
Benarkah??
9
Melarikan diri
10
10 Aku akan mencabik-cabik mu!
11
11 Malam pertama
12
12 Mabuk
13
13 Begitu candu
14
14 Aku hamil???
15
15 Terasa berbeda
16
16 Ciuman diam-diam
17
17 Pelukan menenangkan
18
18 Menjadi suami
19
19 terlalu banyak interupsi
20
20 tak ingin berjauhan dari nya
21
21 Mari berbagi kamar
22
22 Peraturan dan Hukuman baru
23
23 Perasaan yang berbeda
24
24 Menyerah dengan perasaan
25
25 Pita merah
26
26 Itu tak akan pernah terjadi, aku hanya merindukannya
27
27 ingin memakan mu
28
28 Happy birthday momy...
29
29 Peluk aku
30
30 Momy cheetah & Daddy Leopard
31
31 Mari kita berbelanja, beruang besar!!
32
32 Membingungkan
33
33 Selamatkan keduanya
34
34 Cinta?
35
35 Lebih baik kau mati
36
36 Terlambat
37
37 Penyesalan
38
38 Ulang tahun berkabung
39
39 Mom?
40
40 Aku ingin dekat dengan Mama
41
41 Pelukan yang dirindukan
42
42 Aku ingin mama
43
43 Menikahlah
44
44 Kau kah itu sayang?
45
45 Siapa dia?
46
46 Ana-ku
47
47 Ayo jelaskan
48
48 Kebenaran (1)
49
49 Kebenaran (2)
50
50 Mencari jalan
51
Memulainya
52
...Ana?
53
Siapa dia?
54
Apa yang telah ku lakukan?
55
Tunggu aku
56
Restoran Bunga
57
Serangan panik
58
Promise
59
Kau ibu dari anak ku
60
Aku menginginkan mu
61
Sepasang kekasih
62
cast
63
Ayo kita pulang
64
Selamat datang
65
cast duo K
66
Mencari inspirasi
67
Siapa kau?
68
Keutuhan keluarga
69
Apa kau mengenalku?
70
She is the one and only
71
Kau isteri ku Ana
72
The door has been opened
73
Apa yang kau lakukan pada ku?
74
Dia anak kita
75
Aku akan punya adik
76
Pengakuan
77
Kembali
78
Panggilan sayang
79
What are you doing?
80
Aku pergi
81
Who are you?
82
Happy ever after Ana & Theo
83
Boncap 1 : The truth
84
Boncap 2: Face the real death
85
Boncap 3: Berdamai dengan masa lalu
86
Boncap 4 : Ada apa??
87
Boncap 5 I love u
88
Boncap 6 : Their life
89
Boncap 7 : want u more & more
90
Ayo baca ya gaes!!!!
91
Season 2 Maafkan aku....
92
Season 2 Bertemu sahabat lama
93
Season 2 Pertengkaran pertama.
94
Season 2 My promise
95
Season 2 Say sorry
96
Season 2 Kau akan bahagia
97
Season 2 Hold tight my hand
98
Season 2 Aku sudah pulang
99
Season 2 Welcome home baby Kai
100
Season 2 Siapa?
101
Season 2 I see you papa.....
102
Season 2 Last time together
103
Season 2 Kenyataan pahit
104
Season 2 Flash back (1)
105
Season 2 Flash back (2) Aku ingin pulang padamu
106
Season 2 Losing hope
107
Season 2 Massive disaster
108
Season 2 Maaf dan selamat tinggal....
109
Season 2 Uncertainty
110
Season 2 Support system
111
Season 2 Hemofilia
112
Season 2 Theo's note
113
Season 2 Pick up a glimmer of hope
114
Season 2 Wait for me..
115
Season 2 The eagle's eyes are open
116
Season 2 Terimakasih telah kembali
117
Season 2 Father & Son
118
Season 2 Last sorry
119
Season 2 The end

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!