Happy Reading...
Sejak beberapa minggu setelah pertemuan makan siang bersama calon suaminya, Cintya tak pernah mendengar kakek menyebut tentang perjodohan itu.
Cintya sedikit tenang mengenai hal itu, karena itu artinya pernikahan tak akan di lakukan dalam waktu dekat.
Dan selama ia belum menikah, ia ingin menghabiskan waktu lebih banyak bersama teman-temanya. dan ia juga ingin mencari pengalaman dengan bekerja. tapi bukan di kantor kakaknya tentunya.
Dan entah mendapatkan ilham dari mana, hari ini Sang kakek kembali mengingatkan perihal perjodohan itu.
Cintya yang pagi itu telah berencana untuk memulai mencari pekerjaan harus di buat untuk membanting semangatnya. pasalnya sang kakek telah menetapkan pernikahan mereka akan di laksanakan akhir tahun ini.
"Tya, bagaimana pendapatmu tentang calon suamimu?" tanya kakek.
Tidak tau! batin Tia.
"Em.. entahlah!" jawab Cintya lirih. namun cukup untuk membuat ketiga orang yang ada di ruang itu menoleh ke arahnya.
"Bukankah kalian sudah bertemu." kakek kembali bertanya.
"Sudah." bohong tia karena nyatanya ia belum bertemu dan berbicara dengan orang tersebut.
Tak ada yang tau kejadian sebenarnya waktu itu karena cintya tak menceritakan perihal gagalnya pertemuan mereka.
Kembali mereka melanjutkan makan dalam suasana hening. karena saat itu cintya lebih banyak diam.
Semangat yang beberapa saat lalu ia kobarkan untuk memulai aktifitas kini berganti dengan suasana hati cintya yang mendadak down.
"Tanggal pernikahan kalian sudah di tetapkan, jadi mulailah mempersiapakannya." Cintya tersedak mendengar pemberitahuan yang terdengar lebih pada perintah itu terlontar dari mulut pria tua di hadapannya.
"Kenapa mendadak sekali kek." protes cintya memberanikan diri.
Sedangkan ibu dan Leo hanya mendengarkan saja tanpa ikut terlibat didalamnya karena sang kakek telah terlebih dulu berbicara dengannya.
"Itu tidak mendadak, bukankah hal yang baik menjadi tidak baik jika harus di tunda-tunda." jelas kakek.
Baik apanya? Cibir tia dalam hati.
"Cintya kan belum mengenalnya kek, lagi pula cintya juga masih belum ingin menikah. tya juga ingin membangun karir." alasan Cintya membuat kakek menghentikan makannya dan menatap tajam ke arahnya.
"Kalian bisa saling mengenal. kalian cukup memiliki banyak waktu sebelum tanggal pernikahan itu. dan jika kau ingin bekerja, setelah menikah kau masih bisa bekerja di kantornya." ucap kakek telak.
"Tapi Cintya tak menyukainya." Cintya mengingat penampilan pemuda di restoran waktu itu.
"Kau bisa belajar menyukainya. dia pemuda yang baik dan juga sangat tampan. kau pasti menyukainya." ucap kakek lagi. dan itu lagi-lagi membuat Cintya tersedak namun kali ini lebih parah hingga membuatnya terbatuk-batuk.
Dia sangat tampan karena itu dia berpenampilan sangat aneh untuk menutupi ketampanannya. begitu? ingin sekali pertanyaan itu Cintya lontarkan tapi sayangnya rasa takutnya terhadap sang kakek lebih mendominasinya.
"Kakek rasa setelah pertemuan kita besok malam, kau akan bisa melihat jika dia pemuda yang sangat baik sebenarnya."
Lebih baik aku nikah sama om sableng itu dari pada harus nikah sama pemuda aneh dan culun yang katanya tampan itu.
Sumpah serapah yang akhirnya menjadi kenyataan jika di aminkan oleh orang mendengarnya. Cintya terkekeh dalam hati mengingat apa yang seharian mereka lakukan setelah keluar dari restoran beberapa minggu yang lalu.
***
Di sudut ruang yang lain, Dewa yang baru selesai berdebat dengan sang eyang pun tak kalah sebalnya.
Bagaimana tidak, setelah ia mengirimkan foto dirinya dan Cintya sewaktu di restoran beberapa waktu yang lalu, dewa berharap kakeknya akan membatalkan perjodohan mereka karena menganggap dewa yang telah memiliki wanita yang di cintai.
Bukannya di batalkan justru itu semakin mendekatkan dirinya pada hari pernikahannya.
"Sialan emang, gimana cara gue buat bujuk si eyang." gumamnya yang masih dapat di dengar oleh asistennya yang sedang bersandar di sofa sambil memainkan game di ponselnya.
"Gue suruh lu kesini buat bantuin gue kampret!" bentaknya karena Alex seolah tak melihat penderitaannya.
"Udah pasrah aja, daripada elu di coret dari daftar calon pewaris, gimana?" ucap alex ringan dan itu sukses membuatnya mendapatkan lemparan pulpen di jidatnya.
"Sialan lu!" Dewa mendesis. bersamaan dengan itu satu lagi sesama kampret datang memasuki ruang kerjanya tanpa mengetuk pintu.
Si jeki yang saat itu datang dengan menenteng makan siang untuk mereka di buat heran karena ruang kerja Dewa yang lebih mirip dengan kelas kelompok bermain. ada banyak kertas-kertas yang berhamburan ada yang juga di remas membentuk bola-bola dan juga beberapa pajangan meja yang menjadi korban kekesalan Dewa.
"Barusan ada gempa apa ya?" Jack pura-pura pilon untuk meledek sahabatnya yang sedang kesal saat ini.
"Berisik lu!" Dewa menyambar paper bag di tangan si jeki karena perutnya sudah sangat keroncongan meminta jatah. bukankah marah-marah juga membutuhkan energi.
***
Malam itu akhirnya datang juga, malam dimana pertemuan dua keluarga untuk membicarakan masalah yang sama-sama tidak di inginkan oleh dua anak muda tersebut.
Cintya yamg malam memakai mini dress brokat warna putih gading tanpa lengan yang sangat pas di tubuhnya dan di padu dengan hels warna senada membuatnya lebih cantik dari hari-hari biasanya.
Dan Dewa tampak begitu gagah dan berwibawa dengan jas warna dark grey berpotongan slimfit yang menonjolkan postur tubuh sempurnanya. dan kacamata baca yang menambah aura kepemimpinannya begitu kelihatan.
Kedua keluarga telah sampai dan duduk dalam satu meja besar yang telah direservasi sebelumnya. hanya Dewa yang belum berada di sana karena terjebak macet.
Cintya tak begitu bersemangat karena memang perjodohan itu sangat tak di inginkannya. dengan malas ia duduk di sana sambil menunduk.
"Maaf terlambat." suara bariton yang sangat di kenal oleh Cintya memaksanya untuk mendongak ke arah sumber suara.
Dan bersamaan dengan itu pandangan mereka saling mengunci dengan keterkejutan masing-masing.
"Kau!" ucap Dewa dan Cintya bersama.
Namun fokus Dewa terpecah karena sesosok pria yang duduk tepat di samping Cintya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Ai Sulaesih
🤦awas ada yg baper,,,,,👍💪✍️💖
2023-02-18
1
nuri
kau....kau....kau....kau....menggema nih pura2nya 🤔
2022-02-09
1
Ikavårisha Raheesh
restu leo otw
2021-12-01
1