Heppy Reading...
Dewa semakin mendekatkan kepalanya kearah ceruk leher cyntia. jarak mereka begitu dekat hingga cyntia dapat merasakan nafas dewa yang hangt di tubuh bagian atasnya. tubuhnya meremang karena bibir Dewa semakin dekat dengan lehernya dan berbisik.
"Gue gak napsu sama anak kecil." ucapnya seraya berlalu kembali duduk di sofa kamar dan cyntia yang tadinya kesal pun bernafas lega.
Cyntia yang masih kesal karena ulah Dewa yang tidak mau pergi keluar dari kamarnya merasa semakin gusar. gadis itu melangkah dengan ragu ke arah nakas yg ada di sebelah sofa tempat dewa duduk bermaksud untuk menelfon manajer hotel.
Dewa yang mengerti apa yg di fikirkan cyntia pun berinisiatif untuk mengambil gagang telfon dan memberikannya pada cyntia.
"Lu mau telpon manajer kan? noh telpon sonoh, puas-puasin ngobrol." sambil menyerahkan gagang telpon dan membaringkan tubuhnya di sofa santai.
Beberapa saat kemudian terdengar suara ketukan pintu, saat hendak membukanya tangan Cyntia ditarik oleh Dewa. Dewa memberikan jubah mandi agar di pakai oleh cyntia karena cyntia masih dalam keadaan setengah telanjang.
Pintu di buka oleh Dewa dan tampaklah pria paruh baya bersama pria sekitar berumur 25 tahun berdiri di depan pintu sambil tersenyum dan menunduk hormat.
Dewa membalas senyum. dan mempersilahkan mereka masuk.
"Ada yang bisa kami bantu, nona cyntia?" ucap pria itu saat melihat cyntia sudah berada di hadapannya.
"Bisakan anda usir tuan ini dari kamar saya?" ucap cyntia pada manajer seraya melirik tajam pada Dewa dan dewa tampak hanya mengulum senyum.
"Maaf nona, apa ada yang terjadi?" tanyanya lagi pada cyntia.
"Pria ini tiba-tiba berada di dalam kamar saya, bukankah itu sangat tidak sopan. kenapa bisa ada orang lain masuk ke dalam kamar saya, bisa anda jelaskan?" cyntia menekankan kata-katanya.
"Maaf atas ketidak nyamanan ini, mungkin telah terjadi kesalahan pada sistem keamanan kami. jadi kunci kamar bisa di pakai untuk membuka pintu yang lain." jelas manajer hotel.
"Hah, bagaimana mungkin anda seteledor ini!" cyntia geram.
"Sekali lagi maaf!" manajer hotel menundukkan kepala di hadapan cyntia yang sedang berkacak pinggang.
"Sudahlah! sekarang tolong usir orang ini dari kamar saya." titah cyntia pada pria di hadapanmya tapi pandangan matanya menghujam ke arah Dewa yang sedang tersenyum.
"Mana bisa main usir, ini kan kamarku nona jadi kaulah yang harus pergi dari sini." Dewa yang sejak tadi diam saja akhirnya bersuara.
"Tidak bisa! ini kamarku dan kau yang harus pergi." cyntia mendebat tak mau kalah.
"Baiklah mari kita buktikan." Dewa yang tak mau berdebat lama akhirnya memilih mengambil kunci kamarnya dan menyerahkannya kepada pria paruh baya di hadapannya.
"Ini kunci kamar saya pak, jadi tolong bilang pada nona kecil ini siapa yang harus pergi dari sini." Dewa sambil melirik ke arah cyntia dan tersenyum miring.
"Ya benar nona, kamar ini telah di pesan khusus untuk tuan Dewa." jelas manajer hotel setelah melihat nomor yang tertera pada kunci kamar yang berbentuk kartu.
"Hah! Tidak mungkin!" teriak cyntia kesal dan Dewa hanya terkekeh melihat tingkah cyntia yang menurutnya lucu.
"jadi?" ucap Dewa pada cyntia dengan senyum mengejek
Cyntia yang kesal berlalu dari hadapan Dewa sambil menyambar kopernya asal. koper berukuran sedang dengan warna hitam itu ia seret begitu saja tanpa memeriksanya terlebih dahulu. gadis itu berjalan sambil menghentakkan kaki saking kesalnya dan melirik ke arah Dewa yang sedang tertawa penuh kemenangan.
Cynthia pergi ke kamarnya dengan di antar oleh pelayan yang tadi datang bersama sang manajer dengan gerutuan dan umpatan yang masih belum kelar, sedangkan Dewa berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
*
*
*
*
Beberapa menit berlalu, cyntia yang masih kesal tidak langsung mengganti pakaian. dengan masih menggunakan jubah mandinya, gadis itu lebih memilih berdiri di balkon kamarnya untuk menikmati sore.
Ia tidak tau kejadian apa yang sedang menantinya.
Sedangkan Dewa yang telah selesai dengan ritual mandinya, ia keluar dengan menggunakan hanya dengan handuk melilit di pinggangnya bertelanjang dada memperlihatkan tonjolan roti sobeknya dan handuk kecil untuk mengeringkan rambutnya.
Begitupun dengan Dewa, pria itu pun tak langsung mengganti pakaiannya. ia berdiri di depan cermin memperhatikan wajahnya yang sangat tampan menurutnya. tangan kanannnya mengeringkan rambut ikalnya dan sedikit gondrong. sedangkan tangan kirinya mengusap rahang sampai dagunya yang sedang di tumbuhi bulu-bulu halus.
Tak puas bertelanjang dada mematut diri di depan cermin, Dewa lebih memilih untuk mengambil ponselnya dan berselancar di dunia maya.
Beberapa saat kemudian...
Akhhhhh.....
Terdengar teriakan dari dalam kamar yang saling berhadapan, ya kamar Dewa dan cyntia ternyata berseberangan.
Teriakan yang di lontarkan dua orang hampir menggetarkan satu hotel yang berlanta 15, andai tidak ada peredam suara
di dalam kamar tersebut.
Menggelikan bukan!
Cyntia murang maring dan menghamburkan seluruh isi koper karena tidak ada satupun barang yang di kenalinya. gadis itu bergidik ngeri saat tangannya mendapati ****** ***** laki-laki warna Dark grey dengan merk calvin clein. dia meringis dan dengan cepat ia melemparkan kembali barang absurd itu kembali ke dalam koper.
Sedangkan Dewa, pemandangan pertama yang ia lihat saat membuka koper adalah sepasang kaca mata berukuran jumbo berwarna merah merona bermerk Thalia.
Matanya membulat, saat melihat ukuran cup nya yang begitu ia kenali. pria itu menjimpit kacamata jumbo itu dengan ujung jari telunjuk dan ibu jarimya,mengangkat dan mensejajarkan dengan matanya. dia meneguk salivanya membayangkan penghuni kaca mata tersebut. otak mesumnya yang sudah profesional berselancar kemana-mana dan membangunkan sisi gelap di bawah sana.
Mereka berdua yang sedang berada di kamar masing-masing dengan kompaknya mondar-mandir meski tanpa janjian. memikirkan bagaimana caranya menukar koper yang yang di buat dengan warna, ukuran dan merk yang sama.karena di buat oleh perusahaan yang sama. (entahlah othor pun tak tau dimana pabriknya).
Dewa yang tidak tau dimana kamar cyntia berkali-kali menjambak rambutnya frustasi. sedangkan cyntia yang masih kesal enggan untuk menemui pria ysng menurutnya menyebalkan itu. akhirnya mereka berdua membereskan pakaian yang mereka hamburkan memasukkan kembali ke dalam koper dan menutupnya.
Alih-alih menukar koper, mereka lebih memilih duduk di tepi ranjang di kamar masing-masing dan memikirkan apa yang akan mereka lakukan selanjutnya.
Bukankah mereka sangat cocok? mungkin mereka berjodoh.
***
Di rumah keluarga Mahendra, pria tua itu sedang duduk berhadapan bersama sang putri yaitu ibu dari leo dan cyntia.
Pria dengan gelar kakek tersebut sedang membicarakan apa yang telah ia bahas dengan sahabat lamanya beberapa saat lalu.
Diana, sang ibu dari leo dan cintya hanya mendengarkan apa yang di ucapkan oleh pria tua di hadapannya. tidak ada bantahan karena ia tahu bahwa perjodohan itu sudah pasti terjadi
***
LIKE, COMEN and VOTE Please...
Biar othor gak ikutan sableng kek Cyntia dan Dewz yang absurdnya minta ampun. 😅😅😅
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Nurul Syahriani
ibu leo ini anaknya atau menantu? Karna bab para kakek, katanya anak kakek sama sama laki laki
2023-08-01
0
meE😊😊
makin sableng makin seruu🤣🤣🤣klo otor y ga sableng gmn mau bkin mrk sableng 😂😂
2023-07-28
1
nobita
kocak banget
2023-07-15
1