Kutukan Cinta Sang Casanova
Sekarang bukan lagi zaman Siti Nurbaya yang harus menerima perjodohan untuk memiliki seorang pasangan.
Bagi Dewa, jangankan menikah apalagi di jodohkan, bahkan ia tak pernah mengenal yang namanya cinta.
Namun Dewa justru terperangkap dalam perjodohan yang dengan seorang gadis yang mengatas namakan cinta dalam syarat utamanya. Sedangkan dirinya pun tak mampu menolak karena itu adalah perintah mutlak yang menentukan masa depannya.
Menolak, bukan perkara yang mudah. Menerima, juga tak bisa di katakan mudah.
Pasrah, tetap harus berjuang.
"Dewa, kutukan cinta akan jatuh atas dirimu karena kau yang tak pernah percaya dan tak mengindahkan rasa itu."
****
Bercintalah, dan lakukan apa yang kau suka. karena sungguh mustahil untuk mencintai tanpa sengaja.
Dewa...
Tatkala kau telah mencinta, kau akan selalu mencinta. Sebab apa yang ada dalam fikiran mu mungkin saja pergi, namun apa yang ada dalam hatimu tetap tinggal untuk selamanya.
Cyntia...
***
Di dalam sebuah club, dua pasang kekasih yang jauh dari kata halal sedang melaksanakan ritual haram seperti malam-malam sebelumnya.
Bisingnya ruang yang memekikkan telinga dari alunan musik yang di permainkan oleh seorang DJ tak mereka pusingkan.
Adegan hot yang di sajikan secara live oleh para wanita-wanita dengan pakaian kurang bahan membuat para setan berbisik manja pada makhluk-makhluk yang bisa di sebut sebagai manusia gak ada akhlak tersebut.
"Wa!
"Apa!!"
"Naek yok"
"Kemana?
"Sok polos lo, padahal demen polosan." Dewa terbahak mendengar ocehan si jeki, soulmate dalam bermesum ria.
"Lo duluan aja, Gue masih mau di sini. sumpek gue habis denger wejangan eyang gue."
"Kenapa lagi lo? ada yang ngaku bunting lagi?"
"Lebih parah men, dia minta cucu." Dewa terkekeh.
"Nah makanya cepet di bikin yok sekarang, kasihan tuh si imel udah kayak cacing kepanasan nungguin elo".
"Bentaran deh lo aja duluan, gue masih mikir gimana caranya tuh si eyang paduka biar gak halu nyuruh gue cepet nikah."
"Apa wa? lo mau kawin?
"Nikah jek! nikah! bukannya kawin. kawin mah udah saben hari kita. ha...ha.. "
"Emang beda ya kawin ma nikah, baru tau gue"
"Ya bedalah."
"Emang apa bedanya?" si jeki emang tingkat setan tololnya.
"Bedanya kalo nikah tuh cetak tanda tangannya di atas kertas, kalo kawin cetak tanda di atas t***t. tolol emang lu." Dewa geleng kepala.
"iya lupa gue." jeki nyengir.
"heh...nikah, apaan coba yang di cari, buang-buang waktu aja." Dewa mendengus kesal.
"Udah masalah nikah entaran aja, sekarang kita kawin yok, udah berat nih." ajak si Jeki menuju gelimang Dosa.
***
Di sebuah rumah yang penuh dengan kasih sayang, seorang gadis sedang merengek, merayu pada ibundanya agar mengizinkannya pergi menikmati liburannya di Bali.
"Buuu... boleh ya, ya.. ya..." Cintya merengek manja. si ibu masih tak bergeming.
"Kak, ayolah bantuin Tia." beralih ke Leo, sang kakak yang baru pulang dari kantor.
"Apa sih dek, hm?" membelai kepala dengan sayang.
"Tia mau pergi ke Bali, cuma Bali lo kak bukan Belanda." masih dengan jurus merengeknya.
"Tia, kakak lagi banyak kerjaan, gak bisa jagain kamu." sambil melirik ke arah ibunya.
"Tia kan mau pergi sama teman-teman kak, bukan sama kakak. lagian Tia udah gede kak bukan anak TK, bentar lagi sarjana lo." Cintya memanyunkan bibirnya.
"Sayang, ibu kan udah larang Tia, jadi kakak udah gak bisa bantu kamu. Aturan ibu negara mutlak tidak dapat di ganggu gugat." dengan menekankan kata Mutlak!
Cintya menyerah, gadis itu pergi dengan menghentakkan kakinya yang membuat ibu dan kakaknya menghela nafas kasar.
LEO, menghampiri ibunya dan mendudukkan dirinya di sampung ibunya.
"Emang kenapa sih bu si Tya gak boleh pergi?" tanya Leo pada ibunya.
"Kamu ni kayak gak tau adek mu saja, dia kan suka sembrono, entah apa yang di rencanakan mereka sampai mau mengadakan acara liburan segala. pasti dia mau bikin ulah." gerutu ibunda.
Dan Leo pun tak sanggup membantah ucapan ibunya yang di anggap sebagai orang berpangkat tertinggi di rumah itu.
Dan Tia, gadis itu mondar-mandir di dalam kamarnya, memikirkan cara agar dapat pergi bersama teman-temannya.
"Gimana ya, biar dapat izin dari ibu, kalau kak Leo udah pasti bakal ngizinin, mana tega dia ngebiarin air mata aku jatuh. secara air mataku kan lebih mahal dari berlian." Tia berbicara pada dirinya.
Gadis itu tidak tau kalau ada yang tengah menguping di belakang pintu.
Tapi bukan Tia namanya kalau tidak dapat mengendus keberadaan perdana mentri di rumah itu, yaitu Leo kakaknya yang berperan sebagai ayahnya, tegas namun sangat memanjakan adik kecilnya.
"Udah masuk aja, gak perlu nguping entar kupingnya panjang. jadi kambing baru tau rasa." tanpa melihat ke arah pintu bahkan Cintya tau kalau kakaknya berdiri di belakang pintu.
"Kok tau sih dek, kakak lagi nguping?"
"Dari ujung komplek sana Tya juga udah bisa ngendus parfumnya kakak, kakak kan limited edition." sambil nyengir menampakkan gigi putihnya.
"Wah hebat bener, udah kayak cenayang aja bisa tau dari jarak jauh. eh, itu apa tadi limited edition maksudnya apaan?"
"Iya, kakak emang limited edition tiada duanya. udah kek iklan shampo."
"Kamu nih ngelunjak!" sambil mengacak-acak rambut Tia gemes.
Kakak beradik pun duduk di sofabed di balkon kamar Cintya.
"Kak!" panggil ya dengan sedikit merengek.
"Apaan?" Leo menjawab tanpa menoleh.
"Boleh ya Tia ke Bali, bentaran aja paling cuma seminggu." masih dengan rayuan mautnya.
"Kalau kakak sih oke, tapi ibu kan gak ngijinin dek, mending gak usah ngeyel deh, entar di kawinin gimana? mau kamu?" Leo menakut-nakuti.
"Gak papa dah di kawinin asalkan habis dari Bali seminggu lanjut ke lombok seminggu terus keliling Eropa sebulan, gimana?" dengan smirk smile nya.
"Nih anak lama-lama nyebelin, masih kecil juga." Leo geleng-geleng.
"Ya gak papa dong, liburannya maraton, habis kawin kan Tia gak mungkin jalan-jalan sama temen-temen Tia lagi."
"Makanya nurut sama si Ibu negara, di kawinin sama konglomerat biar bisa keliling dunia tiap tahun."
"Siapa emang?" Tia antusias.
"Tau! nanya kakek sono, yang punya rencana jodohin kamu kan kakek."
"Hah! jadi beneran tuh kak, busyet dah si kakek masih aja pake tradisi Siti nurbaya." cerocos Cintya kesal.
"Yaudah terima nasib aja sih, kamu kan perempuan harus nurut. kakak mah ogah." Leo berlalu dari kamar Cintya dan di hadiahi lemparan bantal mengenai kepalanya.
"Kakak ih!" seru Cintya kesal.
***
jejaaak...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Ceisya Mahiyah
kalo nikah pake surat2
kalo kawin pake aurat
🤣🤣🤣
2024-08-08
2
teti kurniawati
saya mampir kak. mampir juga yuk ke karya aku
perjodohan Arini
2024-08-04
0
meE😊😊
jejaakk juga.. tertarik baca coz mengingatkn ku ma si otor solehah yg nganu itu lohh siapa lg klo bkn otor y vie .. smoga bkin ngakak juga
2023-07-28
1