Happy Reading.
Cyntia yang masih kesal untuk yang kesekian kalinya, berjalan masuk ke kamarnya, namun sebelum ia membuka pintu kamarnya, ia menoleh ke Kamar Dewa yang beberapa jam lalu masih ia tempati.
Cyntia mendekat ke arah pintu dan melihatnya selama beberapa detik dan, Brakk!!! cyntia menendang pintu sampai menimbulkan suara keras. bukannya mengaduh tapi cyntia sendiri yang merasa kesakitan.
Dewa yang sedang menuju ke arah kamarnya, melihat apa yang di lakukan oleh cyntia di depan kamarnya. Diapun terkekeh melihat aksi menggemaskan gadis yang beberapa jam lalu ia buat kesal dan ketakutan.
"Hey, apa yang kau lakukan nona kecil?" suara bariton dewa hampir membuat cyntia terlonjak karena kaget.
"Apa om gak lihat tadi, tia tadi tendang pintu?" jawabnya kesal.
Tia? jadi namanya tia, nama yang manis. batin dewa.
"Tapi kenapa, emang pintu ini buat salah apa sama kamu?" tanya dewa sambil mengulum senyum.
"Dia salah karena rusak, dia mau aja di buka pake kunci yang gak seharusnya." beo cyntia.
" Jadi pintunya yang salah? bukan orangnya?" goda dewa yang di hadiahi lirikan membunuh oleh cyntia.
" Ya benar, dia yang salah dan om juga salah!" bentak cyntia sambil menunjuk ke arah pintu dengan dagunya dan di lanjutkan menunjuk ke arah Dewa.
"Tapi kalau menurutku yang paling bersalah di sini adalah kamu, karena kamu yang tidak benar melihat nomor kamar kamu."
Wajah cyntia memerah karena malu dan juga kesal karena dewa yang mengingatkan kesalahannya masuk ke dalam kamar yang memang seharusnya kamar itu milik dewa.
"Bodo ah!" cyntia berbalik hendak masuk kedalam kamarnya, tapi dengan jahilnya tangan dewa menarik tangan cyntia hingga gadis itu membentur dada bidang dewa.
"Lepasin ih!" cyntia meronta dalam dekapan dewa. namun dewa lebih mengeratkan pelukannya. dewa semakin gencar menggoda gadis yang selalu membuatnya terbahak.
Dewa melepaskan pelukannya karena cyntia yang terus meronta, sehingga gadis itu terhuyung hampir menabrak tembok.
Dewa berjalan pelan ke arah cyntia yang masih terpaku, menempel pada dinding. dengan tatapan mengintimidasi, dewa menatap cyntia. dengan seringaian mesum yang di buat-buat dewa makin gencar mempermainkan cyntia. agaknya membuat gadis muda itu ketakutan adalah menjadi hobi barunya.
Karena melihat tatapan dewa yang tidak biasa, tanpa komando otak cyntia memikirkan hal-hal yang tidak semestinya ia pikirkan.
Dengan gerakan secepat kilat, tangan cyntia membentuk garis silang di depan dadanya. membuat perlindungan di bagian depan entah perlindungan dari apa.
"Om mau apa?" bentak cyntia namun dewa tidak menjawab. ia terus dan terus melangkah kehadapan cyntia hingga jarak mereka hanya beberapa inci saja.
"Om STOP!!aku teriak nih!" masih berusaha menghentikan langkah dewa yang semakin mendekat.
Karena usahanya menghentikan dewa tidak berhasil, cyntia menyerah, gadis itu menunduk sambil memejamkan matanya rapat-rapat. menunggu apa yang akan di lakukan oleh dewa.
Setelah jarak wajah mereka hanya sekitar sepuluh senti, hingga cyntia bisa merasakan hembusan nafas dewa. jantung cyntia seakan melompat dari tempatnya. sebelum suara dewa memaksanya membuka mata.
" Buka matamu cantik." sontak mata cyntia terbuka dan matanya melotot sempurna saat dewa menujukkan daun yang ia pegang.
Ya, sekali lagi dewa mempermainkan cyntia, ia mengambil daun kering yang tersemat di antara rambut cyntia yang di kuncir nyaris saja gadis itu meledak karena degup jantungnya sendiri. dan akhirnya ia dapat bernafas drngan lega.
Dewa tersenyum, sekali lagi ia sukses membuat seorang gadis berdebar. Dewa memang ahli dalam hal merayu dan melambungkan gadis manapun yang terpesona olehnya.
Apa yang ada di otakmu nona?" dewa mencondongkan mukanya ke arah telinga cyntia. membuat cyntia semakin keki.
"Menyebalkan!" gerutu cyntia yang membuat dewa terbahak-bahak.
***
Di sudut kota lain.
Seorang gadis cantik bergaun selutut warna peach, yang di padu hells lima senti berwarna putih gading dengan jas berwarna putih melekat di tubuh indahnya, sedang bercengkrama dengan anak kecil berusia lima tahun di bangsal anak
Dialah dokter muda spesialis Anak. dr. Lilian clarista Sp.A name tag yang menempel pada jas putih yang menjadi baju kebesarannya saat berada di tempat kerjanya.
"Dokter lilian ada pasien sedang menunggu anda di ruangan anda." panggil seorang suster.
"Bukannya sekarang waktunya Dokter Adrian yang sedang praktek?"
"Iya betul, tapi anaknya tidak mau. dia hanya mau di periksa oleh dokter cantik katanya." ujar suster di sertai senyum.
"Mungkin sebaiknya Dokter Adrian mulai menyiapkan topeng mirip denganku untuk mengatasi masalah ini." ujar lilian yang melangkahkan kakinya di ikuti suster di belakangnya.
"Anda harus segera membicarakan masalah ini dengan beliau." timpal suster.
"Yah benar, habis ini aku akan membicarakannya." sambung lilian dan suster yang berjalan di sampingnya tertawa bersama.
***
Leo masih berkutat dengan layar laptop dan berkas-berkas di atas meja meski waktu sudah menunjukkan hampir waktu makan malam.
Hari-harinya, Pemuda itu hanya punya dua aktifitas yaitu bekerja di pagi hari dan pulang larut untuk tidur dan kembali bekerja esok paginya.
Tak ada waktu bagi seorang leo untuk bersenang-senang seperti layaknya pria sebayanya.
Hatinya beku karena sebuah masa lalu yang ia sesali hingga sekarang.
Melepaskan orang yang mencintainya, membiarkan seorang gadis yang begitu mendamba cintanya untuk mengejar laki-laki lain. karena ketidak pekaannya membuat seorang gadis menyerah dalam memperjuangkan cinta pemuda bernama Leo.
Menyesal, ya leo menyesal karena melihat lilian pergi bersama seorang yang menurut leo adalah pria brengsek. tapi tidak bagi lilian.
Flashback on.
Leo seorang pemuda tampan namun apatis. entah mengapa dia tidak mampu melihat cinta yang luar biasa dari seorang gadis.
Ia membiarkan gadis itu mengejarnya, namun ia juga tak menghentikan langkahnya hanya untuk sekedar membalas rasa cinta yang secara terang-terangan gadis itu kumandangkan. bahkan untuk mengucapkan '"aku juga menyayangimu" pun sangat sulit untuk leo ucapkan. mungkin dia tidak menyadari perasaannya.
Hingga waktu, gadis yang begitu memujanya harus mengucapkan kata-kata yang tak pernah leo bayangkan.
"Selamat tinggal leo, aku tidak akan menganggumu lagi." Ucap lilian dengan menahan air mata yang hampir luruh.
"Lilian, apa maksudmu? kemana kau akan pergi?" Leo salah faham
"Aku tidak akan kemana-mana." lilian menjeda ucapannya. "Aku hanya akan istirahat. aku lelah, aku capek mengejarmu yang tak pernah menoleh terhadapku." sambungnya getir.
Kata-kata terakhir yang di ucapkan lilian menggores tajam di hati leo. pun begitu, leo tetaplah leo yang tidak pernah peka terhadap apapun.
semenjak itu lilian sudah tak pernah muncul lagi di hadapan leo. lebih tepatnya ia dengan sengaja menghindari bertatapan dengan leo.
Ada yang kurang dari hari-hari yang di lalui leo semenjak gadis itu menyerah tuk mengejar cintanya.
flashback off.
Kini Leo hanya bisa menyesali setiap tindakan yang ia lakukan dulu. dan semenjak itu pula leo bukan hanya menjadi apatis namun leo juga menjadi sosok dingin bak bongkahan es.
***
like ,coment ,vote pleasae...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Nurma sari Sari
menyimak....
2023-08-01
1
Ikavårisha Raheesh
msh nyimak
2021-12-01
3
Bhebz
syuka ceritanya
2021-11-29
1