BAB 18 - Tidak Melihat Keberadaan Ku

Aku memeluk mas Arick dari belakang dengan sangat erat. Tanganku melingkar penuh di seluruh perutnya.

"Maafkan mas Faruq dan ibu ya Mas." Lirihku dari arah belakang, kami baru saja masuk kedalam kamar dan Mas Arick baru saja menidurkan Zayn di box bayi.

Ku rasakan tangan mas Arick melerai pelukanku dan dia berbalik, ia mengecup keningku sekilas kemudian memeluk tubuhku tak kalah eratnya.

"Aku yang seharusnya meminta maaf Ji, maaf aku belum sempat mengurus itsbat nikah kita. Aku tidak akan berkilah dan menjadikan pekerjaan ku sebagai alasan, ini semua memang karena aku yang mengabaikannya." Jelas mas Arick panjang lebar.

Aku tidak menjawab, hanya memeluknya terus menerus.

Hatiku pun masih bimbang tentang keinginan mas Arick untuk segera memberikan Zayn seorang adik. Hatiku sungguh menolak akan hal itu, tapi bagaimana cara menyampaikannya?

"Mas, sebaiknya kita tidur." Ajak ku dan mas Arick menyetujui.

Kami melerai pelukan dan mulai merebahkan badan di ranjang. Ku lihat mas Arick seperti berpikir sebelum memejamkan matanya. Aku tidak tahu apa yang menjadi beban pikiran mas Arick, sebagai istri aku hanya merasa jika mas Arick saat ini sedang dirundung kebingungan.

Aku mendekat dan kembali memeluk mas Arick, mencoba memberikan ketenangan. Rasanya bukan saat yang tepat untuk membicarakan tentang menunda anak kedua.

Kami saat ini memang saling berpelukan tapi kami sibuk dengan pikiran masing-masing, hingga lambat laun kami pun terlelap.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Pagi ini Zayn diajak ibu jalan-jalan keliling komplek, aku dan mbak Aluna berbincang di meja makan, sedangkan mas Arick dan mas Faruq duduk di ruang tengah.

Mbak Aluna meminta maaf atas ucapan mas Faruq tadi malam yang menyinggungku dan mas Arick.

Bukannya merasa lega, aku malah merasa tak enak hati atas permintaan maaf mbak Aluna itu, aku merasa segan jika sampai kakak ipar ku meminta maaf padaku.

Cukup lama kami berbincang, hingga rasanya mulutku gatal sekali untuk menanyakan ini, "Mbak Luna pakai KB tidak Mbak?" Tanyaku takut-takut, takut jika ini adalah ranah pribadinya yang tidak ingin di usik.

Ku lihat mbak Aluna tersenyum dengan tulus, sepertinya ini bukanlah pertanyaan yang buruk.

"Tidak Ji, dari awal Mbak tidak memakai KB, Mbak sebenarnya juga tidak menunda untuk memiliki momongan lagi. Tapi mungkin hingga kini Allah belum mempercayai Mbak dan mas Faruq untuk memiliki anak kedua." Jelas mbak Aluna.

Aku terdiam, bingung harus menanggapi seperti apa.

"Mbak tahu ketakutan kamu Ji, karena dulu Mbak juga merasakannya. Mbak tidak ingin hamil lagi sampai Rizky cukup umur, setidaknya sampai umur 2 tahun. Tapi sepertinya mbak malah dihukum oleh Allah atas keinginan Mbak itu, hingga sampai sekarang Mbak belum juga hamil. Padahal mas Faruq sudah sangat menginginkan anak kedua."

Hatiku mencelos, rasa-rasanya itu adalah kisah hidupku sendiri.

"Apalagi ini adalah pernikahan Arick yang pertama, Mbak rasa tidak mungkin dia mau menunda untuk memiliki anak." Ucap mbak Aluna dengan berbisik, takut jika ada yang mendengar obrolan kami.

"Serahkan semuanya kepada Allah Ji, percayalah ketika kita dipercaya, maka kita pasti bisa dan itu adalah yang terbaik."

Hatiku melunak, nasehat demi nasehat yang diberikan mbak Aluna berhasil mencairkan beban pikiran ku.

Benar, kenapa aku selalu sibuk dengan pikiran ku sendiri dan melupakan ketetapan Allah, jika kita sudah menyerahkan semuanya kepada sang khalik maka kita akan menjalani hidup ini dengan lebih mudah, lebih ringan, dan melupakan semua beban.

"Terima kasih Mbak." Ucapku dengan sangat tulus.

Dari arah belakang mbak Aluna ku lihat mas Arick menghampiri kami di meja makan.

"Ada apa Mas?" Tanya ku saat mas Arick sudah sampai.

"Ji, Lila sudah sadar dari koma. Sebaiknya kita melihat keadaan dia."

"Alhamdulilah." Aku dan mbak Aluna kompak mengucap syukur, rasanya sangat lega ketika mengetahui jika Lila saat ini sudah sadar.

"Baiklah Mas, ayo sekarang kita ke rumah sakit." Ajak ku dengan buru-buru.

"Iya, kita tunggu mas Faruq dulu, mas Faruq sedang menjemput ibu dan Zayn.

Setelah ibu pulang, aku, mas Arick, Zayn dan mbak Puji langsung bergegas ke rumah sakit. Mas Faruq tidak jadi ikut karena mendadak dia ada urusan.

Hatiku bergemuruh mengetahui jika saat ini Lila sudah sadar, tak bisa ku pungkiri jika kenangan tentang mas Arend kembali memenuhi seisi kepalaku.

Aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi di malam itu, aku ingin menanyakan semuanya pada Lila agar hatiku merasa lega.

"Ji, kamu baik-baik saja?" Tanya mas Arick, mungkin dia bertanya seperti itu karena melihat wajah ku yang menegang.

"Iya Mas aku baik-baik saja, aku hanya terlalu bahagia mengetahui Lila sudah sadar. Rasanya sebagian beban ku sudah terangkat, semoga saja keadaan Lila baik-baik saja ya Mas."

"Aamiin, apapun yang terjadi dengan Lila, sekarang dia adalah tanggung jawab keluarga kita, karena dia mengalami kecelakaan itu saat sedang bersama dengan mas Arend." Jelas mas Arick dan aku mengangguk menyetujui.

Cukup lama kami dalam perjalanan, hingga kini kami sampai didepan ruang rawat Lila. Dari luar kami melihat kedua orang tua Lila yang sedang menangis haru, juga adik Lila yang tak kalah bahagia mengetahui kakaknya telah sadar.

Aku dan mas Arick memutuskan untuk mengetuk pintu itu, mengucap salam dan berlahan membuka pintu.

Seketika semua pasang mata menatap kearah kami.

"Mas Arend." Lirih Lila ketika melihat mas Arick.

Deg! jantungku seperti tersengat, hatiku pun merasa sakit ketika mendengar Lila menyebut nama mas Arend begitu dalam. Seolah ada kerinduan yang ingin ia sampaikan dari panggilannya itu.

"Saya bukan mas Arend, saya adalah adik kembar beliau dan nama saya adalah Arick." Jelas mas Arick yang tidak ingin ada kesalahpahaman.

"Iya Nak, ini adalah mas Arick dan bukan pak Arend. Mama sudah bilang padamu kan, jika pak Arend sudah meninggal dunia." Jelas mama Lila dengan berurai air mata.

"Tidak mungkin Ma, tidak mungkin mas Arend sudah meninggal." Lila mulai menangis, ku rasa Lila tidak melihat keberadaan ku disini.

Melihat Lila yang sepertinya masih hilang kendali, mas Arick kemudian menarikku lebih dekat, ia memeluk lengan ku dengan cukup kuat.

"Bagaimana keadaan Lila Pak? apa semuanya baik-baik saja?" Mas Arick mulai membuka perbincangan, pak Hamid Papa Lila pun langsung menanggapi.

"Alhamdulilah semuanya baik-baik saja Nak, hanya saja kata dokter Lila tidak akan bisa lagi berjalan dengan normal, karena ada pergeseran tulang pada kakinya."

Mas Arick mengangguk, itu artinya Lila akan menjadi wanita pincang.

Ya allah, betapa malangnya nasib mu Lila. Batin ku merasa tidak tega.

"Sekali lagi saya minta maaf Pak, ini semua terjadi karena keteledoran kakak saya. Tapi Bapak tidak usah khawatir, mulai saat ini Lila akan menjadi tanggung jawab keluarga kami. Kami akan memastikan bahwa masa depannya akan baik-baik saja."

Aku mengangguk menyetujui pernyataan mas Arick itu.

Terpopuler

Comments

komalia komalia

komalia komalia

jangan jangan lila ada apa apa nya sama arend

2024-12-24

1

Rita

Rita

alhamdulillah bs nerima nasihat kk ipar betul sih

2025-02-17

0

karin Ke

karin Ke

uhhh,, ada kh affair lila dan arend

2025-02-06

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 - Tidak Memiliki Alasan
2 BAB 2 - Pernikahan Kedua
3 BAB 3 - Gugup
4 BAB 4 - Ji
5 BAB 5 - Kehabisan Kata-Kata
6 BAB 6 - Mulai Membiasakan Diri
7 BAB 7 - Harus Terbiasa
8 BAB 8 - Tanpa Sadar
9 BAB 9 - Mendiamkan Aku
10 BAB 10 - Aku Adalah Arend Dimatamu
11 BAB 11 - Pungguk Merindukan Bulan
12 BAB 12 - Berkutat Dengan Masa Lalu
13 BAB 13 -Penuh Penyesalan
14 BAB 14 - Apakah Kamu Percaya?
15 BAB 15 - Percayalah Padaku
16 BAB 16 - Menghindari Fitnah
17 BAB 17 - Itsbat Nikah
18 BAB 18 - Tidak Melihat Keberadaan Ku
19 BAB 19 - Sangat Beruntung
20 Tokoh Turun Ranjang
21 BAB 20 - Memperkenalkan Aku
22 BAB 21 - Menjadi Teman
23 BAB 22 - Masalah Lila
24 BAB 23 - Ya Allah Bantu Aku
25 BAB 24 - Suka Saat Di Kursi
26 BAB 25 - Tetap Berada Di Sampingku
27 BAB 26 - Terbuka Satu Per Satu
28 BAB 27 - Selalu Mendoakan Kamu dan Jihan
29 BAB 28 - Mimpi
30 BAB 29 - Sebuah Rencana
31 BAB 30 - Datang Ke Kantor Polisi
32 BAB 31 - Membohongi Istri
33 BAB 32
34 BAB 33
35 BAB 34
36 BAB 35
37 BAB 36
38 BAB 37
39 BAB 38
40 BAB 39
41 BAB 40
42 BAB 41
43 BAB 42
44 BAB 43
45 BAB 44
46 BAB 45
47 BAB 46
48 BAB 47
49 BAB 48
50 BAB 49
51 BAB 50
52 BAB 51
53 BAB 52
54 BAB 53
55 BAB 54
56 BAB 55
57 BAB 56
58 BAB 57
59 BAB 58
60 BAB 59
61 BAB 60
62 BAB 61
63 BAB 62
64 BAB 63
65 BAB 64
66 BAB 65
67 BAB 66
68 BAB 67
69 BAB 68
70 BAB 69
71 BAB 70
72 BAB 71
73 BAB 72
74 BAB 73
75 BAB 74
76 BAB 75
77 BAB 76
78 BAB 77
79 BAB 78
80 BAB 79
81 BAB 80
82 BAB 81
83 BAB 82
84 BAB 83
85 BAB 84
86 BAB 85
87 BAB 86
88 BAB 87
89 BAB 88
90 BAB 89
91 BAB 90
92 BAB 91
93 BAB 92
94 BAB 93
95 BAB 94
96 BAB 95
97 BAB 96
98 BAB 97
99 BAB 98
100 BAB 99
101 BAB 100
102 BAB 101
103 BAB 102
104 BAB 103
105 BAB 104
106 BAB 105
107 BAB 106
108 BAB 107
109 BAB 108
110 BAB 109 Final Eps
111 MY SUGAR
112 Terikat Takdir Sang Penguasa
113 My Genius Twins Baby And CEO
114 RETURN
115 Asmara Di Usia 17 Tahun
116 jangan dibaca
117 Gairah Sang Casanova
118 Wajib Baca
119 After Divorce
120 Bride Of Choice Karya Lunoxs
121 Crazy Love karya baru Lunoxs
122 Pengasuh Tuan Muda Genius karya baru Lunoxs
Episodes

Updated 122 Episodes

1
BAB 1 - Tidak Memiliki Alasan
2
BAB 2 - Pernikahan Kedua
3
BAB 3 - Gugup
4
BAB 4 - Ji
5
BAB 5 - Kehabisan Kata-Kata
6
BAB 6 - Mulai Membiasakan Diri
7
BAB 7 - Harus Terbiasa
8
BAB 8 - Tanpa Sadar
9
BAB 9 - Mendiamkan Aku
10
BAB 10 - Aku Adalah Arend Dimatamu
11
BAB 11 - Pungguk Merindukan Bulan
12
BAB 12 - Berkutat Dengan Masa Lalu
13
BAB 13 -Penuh Penyesalan
14
BAB 14 - Apakah Kamu Percaya?
15
BAB 15 - Percayalah Padaku
16
BAB 16 - Menghindari Fitnah
17
BAB 17 - Itsbat Nikah
18
BAB 18 - Tidak Melihat Keberadaan Ku
19
BAB 19 - Sangat Beruntung
20
Tokoh Turun Ranjang
21
BAB 20 - Memperkenalkan Aku
22
BAB 21 - Menjadi Teman
23
BAB 22 - Masalah Lila
24
BAB 23 - Ya Allah Bantu Aku
25
BAB 24 - Suka Saat Di Kursi
26
BAB 25 - Tetap Berada Di Sampingku
27
BAB 26 - Terbuka Satu Per Satu
28
BAB 27 - Selalu Mendoakan Kamu dan Jihan
29
BAB 28 - Mimpi
30
BAB 29 - Sebuah Rencana
31
BAB 30 - Datang Ke Kantor Polisi
32
BAB 31 - Membohongi Istri
33
BAB 32
34
BAB 33
35
BAB 34
36
BAB 35
37
BAB 36
38
BAB 37
39
BAB 38
40
BAB 39
41
BAB 40
42
BAB 41
43
BAB 42
44
BAB 43
45
BAB 44
46
BAB 45
47
BAB 46
48
BAB 47
49
BAB 48
50
BAB 49
51
BAB 50
52
BAB 51
53
BAB 52
54
BAB 53
55
BAB 54
56
BAB 55
57
BAB 56
58
BAB 57
59
BAB 58
60
BAB 59
61
BAB 60
62
BAB 61
63
BAB 62
64
BAB 63
65
BAB 64
66
BAB 65
67
BAB 66
68
BAB 67
69
BAB 68
70
BAB 69
71
BAB 70
72
BAB 71
73
BAB 72
74
BAB 73
75
BAB 74
76
BAB 75
77
BAB 76
78
BAB 77
79
BAB 78
80
BAB 79
81
BAB 80
82
BAB 81
83
BAB 82
84
BAB 83
85
BAB 84
86
BAB 85
87
BAB 86
88
BAB 87
89
BAB 88
90
BAB 89
91
BAB 90
92
BAB 91
93
BAB 92
94
BAB 93
95
BAB 94
96
BAB 95
97
BAB 96
98
BAB 97
99
BAB 98
100
BAB 99
101
BAB 100
102
BAB 101
103
BAB 102
104
BAB 103
105
BAB 104
106
BAB 105
107
BAB 106
108
BAB 107
109
BAB 108
110
BAB 109 Final Eps
111
MY SUGAR
112
Terikat Takdir Sang Penguasa
113
My Genius Twins Baby And CEO
114
RETURN
115
Asmara Di Usia 17 Tahun
116
jangan dibaca
117
Gairah Sang Casanova
118
Wajib Baca
119
After Divorce
120
Bride Of Choice Karya Lunoxs
121
Crazy Love karya baru Lunoxs
122
Pengasuh Tuan Muda Genius karya baru Lunoxs

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!