BAB 9 - Mendiamkan Aku

Berulang kali aku mengerjabkan mata, mencoba terbangun dari tidur panjang yang indah. Tangan kanan ku menjangkau seluruh sisi ranjang yang tadi malam menjadi tempat tidur suamiku.

Kosong.

Dimana mas Arick?

Aku membuka mata dan mendapati aku tidur seorang diri. Aku melihat jam di dinding, masih jam 3 dini hari, lalu dimana mas Arick?

Tubuh ku masih polos, hanya tertutup oleh selimut. Aku tersenyum, Ingatan ku kembali pada beberapa jam yang lalu, saat aku dan mas Arick menyatu.

Alhamdulilah, aku sudah menjadi istri yang sesungguhnya. Aku sangat bahagia, aku yakin setelah ini hubungan ku dengan mas Arick akan semakin membaik, naik satu langkah menuju keluarga sakinah mawaddah warahmah, yaitu hubungan suami dan istri yang dilandasi dengan rasa cinta serta dipenuhi kasih dan sayang. Hingga tercapailah rumah tangga yang memberikan ketenangan serta ketentraman hidup.

Aku turun dengan melilitkan selimut di seluruh tubuh ku, mengambil baju ku tadi malam yang sudah mas Arick rapikan di atas nakas.

Selesai mengenakan baju, aku memeriksa keadaan Zayn. Bayi mungilku ini benar-benar pintar, tiap malam begini dia tidak pernah pup.

Aku terus menunggu mas Arick hingga 30 menit lamanya, tapi mas Arick belum juga kembali.

"Kamu dimana mas?" Gumam ku pelan, hanya tertangkap oleh telinga ku sendiri.

Aku memutuskan untuk keluar kamar dan mencari keberadaan suamiku, mungkin dia haus dan memutuskan untu minum, maka aku pergi ke dapur.

Dimana mas Arick?

Di dapur aku tidak mendapati mas Arick, aku sedikit melangkah lebih cepat, ke ruang kerjanya, mungkin ada berkas yang harus segera ia selesaikan.

Ternyata di ruang kerja pun tidak ada, aku mulai cemas, pasalnya sudah cukup lama aku tidak melihat keberadaannya. Kejadian seperti ini, selama ini tidak pernah terjadi, Mas Arick pergi di waktu dini hari.

Aku memutuskan memeriksa kamar lain dari rumah ini, meski kamar itu tidak ditempati tapi kamar itu juga disediakan ranjang dan semua perabot.

Perlahan ku buka pintu kamar itu, dan benar suamiku tertidur disini, kenapa? kenapa mas Arick tidur disini?

Aku mendekat dan mencoba membangunkan mas Arick.

"Mas, Mas Arick?" Aku duduk disisi ranjang dan menggoyang pelan bahunya.

"Mas." Mas Arick mulai menggeliat, ia juga mulai membuka mata dan menatap ku. Menatap dengan tatapan yang sangat dingin. Tatapan itu menusuk hingga ke relung hati ku. Aku merasa ada sesuatu yang tidak beres. Ada apa?

"Kenapa Mas tidur disini?" Tanyaku gemetar, aku sangat takut melihat tatapannya mas Arick.

Bukannya menjawab, mas Arick malah bangkit dengan kasar, ia bangun dari tidurnya dan pergi berlalu meninggalkan aku sendiri di kamar ini. Bahkan mas Arick menutup pintu cukup keras, hingga aku tersentak kaget.

Hatiku teriris melihat sikap mas Arick yang berubah kasar dalam sekejap saja, ada apa? bukankah semalam semuanya baik-baik saja? bahkan aku dan mas Arick_

Lamunan ku terhenti, apakah aku mengecewakannya? apakah aku tidak memuaskannya dan mas Arick marah? kenapa?

Ya allah, bahkan diawal-awal menikah mas Arick tidak pernah memperlakukan aku sekasar ini. Jika ada sesuatu yang salah dia selalu membicarakannya. Aku benar-benar dirundung kebingungan, dengan langkah gontai aku mencoba menemui mas Arick kembali.

Sejuta pertanyaan sudah memenuhi isi di kepala ku.

Aku kembali ke kamar dan ku lihat mas Arick duduk didekat box Zayn, aku mendekat.

"Mas." Aku memanggilnya dengan lembut, tapi mas Arick tidak peduli. Air mataku mengalir tanpa permisi. Kenapa mas Arick mendiamkan ku disaat seperti ini? disaat kami baru saja menyatu.

"Mas kenapa mendiamkan aku?" Aku belum menyerah, tapi mas Arick tidak bergeming, ia terus memperhatikan Zayn dan memunggungi aku.

Deras sudah air mataku, tak bisa lagi ku bendung. Pagi ini adalah awal keretakan rumah tangga kami.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Aku termenung duduk di ruang tengah, di depan ku mbak Puji bermain-main dengan Zayn. Pikiran ku terus berkutat pada mas Arick. Hingga kini mas Arick masih mendiamkan aku.

"Mbak, Mbak kenapa sedari tadi pagi diam terus, tidak seperti biasanya." Tanya mbak Puji padaku. Aku tersenyum kikuk dan bingung mau menjawab apa.

Aku melirik jam di dinding, jam 5 sore, biasanya jam setengah lima mas Arick sudah pulang. Tapi hingga kini belum juga ada tanda-tanda kepulangannya.

Hatiku semakin pilu, terlebih semua pesan-pesan ku tidak ada satu pun yang dibaca olehnya.

Aku menangis, tidak sadar jika ada mbak Puji disini.

Mbak Puji bangkit dan mengelus punggungku lembut, mencoba menenangkan aku yang sedang hilang kendali.

"Mbak, sabar Mbak, Mbak Jihan ada masalah apa sebenarnya?"

Aku tidak menjawab, mendapat perhatian mbak Puji malah membuat air mataku semakin deras.

"Ya sudah kalau Mbak tidak mau cerita, tapi jangan seperti ini, kasian den Zayn Mbak. Mbak pernah dengar kan, apapun yang dirasakan oleh Ibu, anak pasti juga merasakannya. Apalagi den Zayn masih bayi, masih menyusu dengan Mbak Jihan."

Aku mencoba tenang, benar, sekarang aku tidak sendiri, ada Zayn yang harus selalu aku dahulukan dari perasaan ku sendiri.

Astagfirulahalazim, astagfirulahalazim, aku terus beristigfar sampai hatiku menjadi tenang. Air mataku mulai surut dan perlahan aku pun menghapus sisa-sisa air mata itu.

Ya, aku dan mas Arick tidak boleh berlarut-larut dalam masalah ini. Aku akan menanyakan lagi kepada mas Arick tentang kemarahannya padaku.

Aku pamit kepada mbak Puji untuk mencuci muka, aku harus menyambut kedatangan mas Arick dengan wajah yang ceria.

Jam 7 malam barulah mas Arick pulang, benar-benar terlambat. Aku membukakan pintu untuknya dan betapa mirisnya aku ketika tatapan dingin itu masih juga ia berikan padaku.

Aku mencoba tidak peduli, aku mengekor mengikuti langkah mas Arick masuk ke dalam kamar.

"Mas." Aku mulai bersuara dan mas Arick sibuk sendiri, membuka dasi, jas, dan sepatu. Aku menunggu hingga dia selesai.

"Mas, kenapa mas mendiamkan ku?" Lidahku kelu, namun aku memberanikan diri untuk bertanya.

Mendengar pertanyaan ku itu mas Arick mulai mengangkat wajahnya dan menatap tajam padaku.

Ya Allah, ada apa ini?

Aku terdiam seribu bahasa, tatapannya membuat ku tak bisa berkutik.

"Mbak, sebaiknya mulai saat ini kita menjaga jarak."

Deg! Jantungku terasa tersengat ketika aku mendengar mas Arick kembali memanggilku dengan sebutan MBAK. Aku menangis tak kuasa lagi mencegah.

Kakiku gemetar, aku sangat takut mas Arick akan mencampakkan aku.

"Ke-kenapa Mas?" Tanyaku.

"Saya rasa kita belum siap untuk menerima satu sama lain. Harusnya kita memulai semuanya saat sama-sama sudah siap. Saat hati kita tidak diselimuti masa lalu."

Aku menggeleng pelan, aku tidak tahu apa maksud pembicaraan mas Arick ini. Masa lalu apa?

"Apa maksud kamu Mas?" Aku bertanya lagi disela-sela air mataku yang mengalir.

"Sudahlah Mbak, Saya tidak mau berdebat."

Setelah mengatakan itu mas Arick pergi, lagi-lagi dia meninggalkan aku sendiri. Meninggalkan aku dengan hati yang hancur lebur.

Terpopuler

Comments

Rita

Rita

waduh Rick kmu yg tdnya berusaha ngmg spy bs saling nerima terbuka stlh mp kenapa berubah harusnya kmu ngmg

2025-02-17

0

Dari

Dari

ya susah jg yak... 🤔🤔 kalo ga sadar mah .. gmn tuh

2024-10-27

0

andi hastutty

andi hastutty

Arieck kecewa suaminya yg sudah meninggal di sebut

2024-09-24

2

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 - Tidak Memiliki Alasan
2 BAB 2 - Pernikahan Kedua
3 BAB 3 - Gugup
4 BAB 4 - Ji
5 BAB 5 - Kehabisan Kata-Kata
6 BAB 6 - Mulai Membiasakan Diri
7 BAB 7 - Harus Terbiasa
8 BAB 8 - Tanpa Sadar
9 BAB 9 - Mendiamkan Aku
10 BAB 10 - Aku Adalah Arend Dimatamu
11 BAB 11 - Pungguk Merindukan Bulan
12 BAB 12 - Berkutat Dengan Masa Lalu
13 BAB 13 -Penuh Penyesalan
14 BAB 14 - Apakah Kamu Percaya?
15 BAB 15 - Percayalah Padaku
16 BAB 16 - Menghindari Fitnah
17 BAB 17 - Itsbat Nikah
18 BAB 18 - Tidak Melihat Keberadaan Ku
19 BAB 19 - Sangat Beruntung
20 Tokoh Turun Ranjang
21 BAB 20 - Memperkenalkan Aku
22 BAB 21 - Menjadi Teman
23 BAB 22 - Masalah Lila
24 BAB 23 - Ya Allah Bantu Aku
25 BAB 24 - Suka Saat Di Kursi
26 BAB 25 - Tetap Berada Di Sampingku
27 BAB 26 - Terbuka Satu Per Satu
28 BAB 27 - Selalu Mendoakan Kamu dan Jihan
29 BAB 28 - Mimpi
30 BAB 29 - Sebuah Rencana
31 BAB 30 - Datang Ke Kantor Polisi
32 BAB 31 - Membohongi Istri
33 BAB 32
34 BAB 33
35 BAB 34
36 BAB 35
37 BAB 36
38 BAB 37
39 BAB 38
40 BAB 39
41 BAB 40
42 BAB 41
43 BAB 42
44 BAB 43
45 BAB 44
46 BAB 45
47 BAB 46
48 BAB 47
49 BAB 48
50 BAB 49
51 BAB 50
52 BAB 51
53 BAB 52
54 BAB 53
55 BAB 54
56 BAB 55
57 BAB 56
58 BAB 57
59 BAB 58
60 BAB 59
61 BAB 60
62 BAB 61
63 BAB 62
64 BAB 63
65 BAB 64
66 BAB 65
67 BAB 66
68 BAB 67
69 BAB 68
70 BAB 69
71 BAB 70
72 BAB 71
73 BAB 72
74 BAB 73
75 BAB 74
76 BAB 75
77 BAB 76
78 BAB 77
79 BAB 78
80 BAB 79
81 BAB 80
82 BAB 81
83 BAB 82
84 BAB 83
85 BAB 84
86 BAB 85
87 BAB 86
88 BAB 87
89 BAB 88
90 BAB 89
91 BAB 90
92 BAB 91
93 BAB 92
94 BAB 93
95 BAB 94
96 BAB 95
97 BAB 96
98 BAB 97
99 BAB 98
100 BAB 99
101 BAB 100
102 BAB 101
103 BAB 102
104 BAB 103
105 BAB 104
106 BAB 105
107 BAB 106
108 BAB 107
109 BAB 108
110 BAB 109 Final Eps
111 MY SUGAR
112 Terikat Takdir Sang Penguasa
113 My Genius Twins Baby And CEO
114 RETURN
115 Asmara Di Usia 17 Tahun
116 jangan dibaca
117 Gairah Sang Casanova
118 Wajib Baca
119 After Divorce
120 Bride Of Choice Karya Lunoxs
121 Crazy Love karya baru Lunoxs
122 Pengasuh Tuan Muda Genius karya baru Lunoxs
Episodes

Updated 122 Episodes

1
BAB 1 - Tidak Memiliki Alasan
2
BAB 2 - Pernikahan Kedua
3
BAB 3 - Gugup
4
BAB 4 - Ji
5
BAB 5 - Kehabisan Kata-Kata
6
BAB 6 - Mulai Membiasakan Diri
7
BAB 7 - Harus Terbiasa
8
BAB 8 - Tanpa Sadar
9
BAB 9 - Mendiamkan Aku
10
BAB 10 - Aku Adalah Arend Dimatamu
11
BAB 11 - Pungguk Merindukan Bulan
12
BAB 12 - Berkutat Dengan Masa Lalu
13
BAB 13 -Penuh Penyesalan
14
BAB 14 - Apakah Kamu Percaya?
15
BAB 15 - Percayalah Padaku
16
BAB 16 - Menghindari Fitnah
17
BAB 17 - Itsbat Nikah
18
BAB 18 - Tidak Melihat Keberadaan Ku
19
BAB 19 - Sangat Beruntung
20
Tokoh Turun Ranjang
21
BAB 20 - Memperkenalkan Aku
22
BAB 21 - Menjadi Teman
23
BAB 22 - Masalah Lila
24
BAB 23 - Ya Allah Bantu Aku
25
BAB 24 - Suka Saat Di Kursi
26
BAB 25 - Tetap Berada Di Sampingku
27
BAB 26 - Terbuka Satu Per Satu
28
BAB 27 - Selalu Mendoakan Kamu dan Jihan
29
BAB 28 - Mimpi
30
BAB 29 - Sebuah Rencana
31
BAB 30 - Datang Ke Kantor Polisi
32
BAB 31 - Membohongi Istri
33
BAB 32
34
BAB 33
35
BAB 34
36
BAB 35
37
BAB 36
38
BAB 37
39
BAB 38
40
BAB 39
41
BAB 40
42
BAB 41
43
BAB 42
44
BAB 43
45
BAB 44
46
BAB 45
47
BAB 46
48
BAB 47
49
BAB 48
50
BAB 49
51
BAB 50
52
BAB 51
53
BAB 52
54
BAB 53
55
BAB 54
56
BAB 55
57
BAB 56
58
BAB 57
59
BAB 58
60
BAB 59
61
BAB 60
62
BAB 61
63
BAB 62
64
BAB 63
65
BAB 64
66
BAB 65
67
BAB 66
68
BAB 67
69
BAB 68
70
BAB 69
71
BAB 70
72
BAB 71
73
BAB 72
74
BAB 73
75
BAB 74
76
BAB 75
77
BAB 76
78
BAB 77
79
BAB 78
80
BAB 79
81
BAB 80
82
BAB 81
83
BAB 82
84
BAB 83
85
BAB 84
86
BAB 85
87
BAB 86
88
BAB 87
89
BAB 88
90
BAB 89
91
BAB 90
92
BAB 91
93
BAB 92
94
BAB 93
95
BAB 94
96
BAB 95
97
BAB 96
98
BAB 97
99
BAB 98
100
BAB 99
101
BAB 100
102
BAB 101
103
BAB 102
104
BAB 103
105
BAB 104
106
BAB 105
107
BAB 106
108
BAB 107
109
BAB 108
110
BAB 109 Final Eps
111
MY SUGAR
112
Terikat Takdir Sang Penguasa
113
My Genius Twins Baby And CEO
114
RETURN
115
Asmara Di Usia 17 Tahun
116
jangan dibaca
117
Gairah Sang Casanova
118
Wajib Baca
119
After Divorce
120
Bride Of Choice Karya Lunoxs
121
Crazy Love karya baru Lunoxs
122
Pengasuh Tuan Muda Genius karya baru Lunoxs

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!