BAB 2 - Pernikahan Kedua

"Saya terima nikah dan kawinnya Jihana Putri binti almarhum Abdullah dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!"

"Sah?"

"SAH! Alhamdulilah."

Hatiku kembali bergetar ketika mendengar Arick melafalkan ijab kabul untuk mempersunting ku. Jujur saja, aku selalu melihat Arick sebagai mas Arend dan sekarang pun seperti itu.

Seolah kenangan ku menikah dengan mas Arend satu tahun yang lalu kembali terulang. Aku sedih dan merasa sangat jahat.

Aku mencium punggung tangan kanan Arick takzim. Dia pun mencium keningku. Terasa hangat dan menenangkan.

Mas Arend. lirih ku dalam hati.

Setelah pagi tadi aku menyetujui pernikahan ini, papa Mardi memutuskan untuk malamnya segera menggelar pernikahan. Kenapa bisa cepat sekali? karena aku dan Arick hanya menikah siri.

Sebagai seorang janda beranak 1, status ini sudah menguntungkan bagiku bukan? aku kembali mendapatkan imam bahkan disaat makam suamiku belum kering. Aku mendapatkan perlindungan dan rejeki yang akan suami baru ku berikan. Kehormatan ku terjaga dan anakku mendapatkan kembali ayahnya.

Ku dengar pak Ustad mulai memberi wejangan kepada kami sebagai pengantin baru.

Beliau membacakan Surah al-Rum (30): 21 berbunyi, "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara mu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir."

Air mata ku mengalir, mereka semua mungkin melihat ini adalah air mata kebahagiaan. Tapi bukan, ini adalah air mata kesedihan ku yang paling mendalam.

Mungkin memang benar akan ada rasa kasih dan sayang di pernikahan ku ini, tapi itu semua hanya tercurah untuk Zayn, sedangkan untuk ku dan Arick tidak ada.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Jam 9 malam semua acara sudah selesai, kini aku sudah menjadi istri Arick meski hanya menikah dibawah tangan. Sah secara agama namun tidak tercatat di pemerintah, hanya dengan talak yang keluar dari mulut Arick maka aku bisa langsung diceraikannya.

Papa Mardi menenangkan ku, bahwa status ini hanya sementara. Arick akan segera mengurus berkas-berkas untuk mendaftarkan pernikahan kami dan aku hanya mengangguk mengiyakan.

Ku rasakan nuansa kamar ku saat ini.

Canggung.

Itulah satu kata yang kini menyelimuti kamar ku. Manusia berjenis kelamin laki-laki yang bernama Arick ini memang sangat dingin, berbeda dengan mas Arend. Aku semakin bingung harus bagaimana.

Zayn sudah tidur selepas isya tadi, biasanya jika sudah masuk kamar begini aku langsung melepas jilbab ku dan mengganti pakaian tidur.

Dan kini? Aku hanya bisa menggigit bibir bawah ku sambil terus berpikir. Jika Arick tidak bersuara rasanya mulut ku pun enggan untuk memulai pembicaraan.

Aku masih duduk di sebelah ranjang tidur Zayn, ku lirik Arick yang sudah naik ke atas tempat tidur ku. Tempat tidur ku dengan mas Arend sampai 10 hari kemarin.

Ya, mas Arend meninggal 10 hari lalu karena kecelakaan tunggal. Mas Arend dan sekretarisnya Lila saat itu sedang dalam perjalanan pulang dari Bandung setelah mengikuti acara perusahaan di sana. Malangnya saat itu hujan badai hingga penglihatan mas Arend kabur dan terjadilah kecelakaan itu. Masih bersyukur karena Lila selamat dan kini masih dalam perawatan di rumah sakit. 7 hari setelah mas Arend meninggal, aku melahirkan Zayn.

"Mbak, kenapa belum tidur?" Tanya Arick, ia duduk bersandar di ranjang dan menatap ku.

Mbak?

Ku ulangi panggilan Arick untuk ku didalam hati 'Mbak', aku tersenyum kecil mungkin Arick pun melihat senyum ku ini. Dengan panggilan itu entah kenapa aku merasa Arick mulai memberi batas pada hubungan kami, semacam ada jarak berupa dinding pembatas diantara kami. Mungkin bagi Arick aku tetaplah istri kakaknya, karena umur kami pun sama, 29 tahun.

Bodoh.

Selema ini aku hanya memikirkan tentang diriku sendiri, aku lupa berpikir dari sudut pandang Arick. Mungkin Arick pun sebenarnya terpaksa untuk menikahi ku. Mungkin ia menerima pernikahan ini karena desakan papa Mardi. Mungkin juga sebenarnya Arick sudah memiliki kekasihnya sendiri.

Benar, laki-laki berusia matang seperti Arick tidak mungkin belum memiliki calon istri. Aku tersenyum getir, kenapa baru sekarang aku menyadari itu semua.

"Mbak, kenapa belum tidur?"Arick kembali bertanya karena aku terlalu sibuk dengan pikiran ku sendiri.

"Iya M..Rick." Lirihku, hampir saja aku terceplos memanggil Arick dengan sebutan Mas. Sebenarnya terlepas dari semua masa lalu, terlepas dari cintanya aku kepada mas Arend, aku tetep ingin menghargai Arick sebagai suamiku saat ini. Dengan menyebutnya dengan sebutan Mas. Tapi dari caranya yang tetap memanggil ku Mbak, sepertinya aku harus mengurungkan niat ku itu.

Sudahlah, jangan terlalu banyak berpikir Ji. Ikuti saja alurnya, yakinlah bahwa Allah sebaik-baiknya penulis cerita dalam hidup mu.

"Mbak bicara apa? saya tidak mendengar dengan jelas." Jujur Arick.

"Iya Rick, Mbak akan tidur sebentar lagi. Kamu tidur duluan saja." Jawabku dengan jelas, Arick mengangguk, ia pun menarik selimut dan mulai tidur.

Ku tunggu hingga Arick benar-benar tertidur barulah aku beranjak. Melepas jilbab ku dan mengganti baju.

Ya Allah, bajuku pendek semua. Bagaimana ini?

Ku periksa satu per satu bajuku yang tergantung di lemari, juga yang terlipat di laci bawah. Aku lupa, aku tidak memiliki baju yang pantas untuk ku kenakan sekarang.

Baju tidur ku semuanya sangat tipis dan pendek-pendek. Sejak hamil hingga kini aku selalu merasa kegerahan, itulah kenapa aku mengganti semua baju tidur ku dengan baju tidur yang bisa dibilang kurang bahan.

Baju tidur dengan tali kecil dan panjang sampai di paha ku.

"Ya allah. Aku tidak akan bisa tidur dengan gamis ini." Gumam ku pelan dan hanya didengar oleh telingaku sendiri.

Ku lihat lagi Arick yang sepertinya sudah tertidur pulas. Baiklah, aku sudah mengambil keputusan. Aku terpaksa menggunakan baju tidur ini, besok baru aku akan membeli baju tidur yang baru.

Aku yakin nanti malam saat Zayn bangun untuk menyusu, Arick tidak akan terbangun dan besok pagi aku akan bangun lebih awal. Dengan begitu Arick tidak akan melihat ku menggunakan pakaian ini.

Selesai aku mengganti baju, aku langsung bergegas ke ranjang dan merebahkan tubuh. Ada guling yang menjadi pembatas diantara aku dan Arick.

Aku sangat lelah hari ini, benar-benar mengantuk.

"Em em em oeekk oekk."

Baru sekejab saja aku terlelap, Zayn terbangun. Ya Allah.

Aku segera bangun dan menyusui Zayn. Aku duduk di kursi khusus untuk menyusui bayi.

"Zayn kenapa?"

Deg! jantungku serasa akan copot ketika aku mendengar suara dingin ini.

Arick bangun.

Untunglah aku memunggunginya.

"Iya Rick, kamu tidur saja. Setelah menyusu Zayn akan tidur lagi."

Aku menoleh kebelakang dan ternyata Arick sedang menatap ku. Jantungku semakin berdetak kencang, aku merasa takut dan gugup. Walau kami sudah menikah tetap saja rasanya masih sangat asing. Aku merasa tidak nyaman saat Arick melihat aurat ku. Rambut panjang ku tergerai, bahu dan lenganku yang terbuka. Juga paha hingga ke kakiku tanpa penutup.

Secepat kilat aku memalingkan wajah dari Arick.

Terpopuler

Comments

Nabil Az Zahra

Nabil Az Zahra

gak nunggu iddah dlu kah? di mna", keadaan apa pun klo janda kan ada msa iddah, kcuali ada pembatalan nikah, itu pun klo belum di gauli, setau q sih😁

2025-01-15

0

komalia komalia

komalia komalia

yang heran baru meninggal masih dalam keadaan berduka masa udah nikah apa engga lagi sedih sedih nya dan ko kaya nya udah deg degan aja.

2024-12-24

0

Rita

Rita

belum Ji belum

2025-02-16

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 - Tidak Memiliki Alasan
2 BAB 2 - Pernikahan Kedua
3 BAB 3 - Gugup
4 BAB 4 - Ji
5 BAB 5 - Kehabisan Kata-Kata
6 BAB 6 - Mulai Membiasakan Diri
7 BAB 7 - Harus Terbiasa
8 BAB 8 - Tanpa Sadar
9 BAB 9 - Mendiamkan Aku
10 BAB 10 - Aku Adalah Arend Dimatamu
11 BAB 11 - Pungguk Merindukan Bulan
12 BAB 12 - Berkutat Dengan Masa Lalu
13 BAB 13 -Penuh Penyesalan
14 BAB 14 - Apakah Kamu Percaya?
15 BAB 15 - Percayalah Padaku
16 BAB 16 - Menghindari Fitnah
17 BAB 17 - Itsbat Nikah
18 BAB 18 - Tidak Melihat Keberadaan Ku
19 BAB 19 - Sangat Beruntung
20 Tokoh Turun Ranjang
21 BAB 20 - Memperkenalkan Aku
22 BAB 21 - Menjadi Teman
23 BAB 22 - Masalah Lila
24 BAB 23 - Ya Allah Bantu Aku
25 BAB 24 - Suka Saat Di Kursi
26 BAB 25 - Tetap Berada Di Sampingku
27 BAB 26 - Terbuka Satu Per Satu
28 BAB 27 - Selalu Mendoakan Kamu dan Jihan
29 BAB 28 - Mimpi
30 BAB 29 - Sebuah Rencana
31 BAB 30 - Datang Ke Kantor Polisi
32 BAB 31 - Membohongi Istri
33 BAB 32
34 BAB 33
35 BAB 34
36 BAB 35
37 BAB 36
38 BAB 37
39 BAB 38
40 BAB 39
41 BAB 40
42 BAB 41
43 BAB 42
44 BAB 43
45 BAB 44
46 BAB 45
47 BAB 46
48 BAB 47
49 BAB 48
50 BAB 49
51 BAB 50
52 BAB 51
53 BAB 52
54 BAB 53
55 BAB 54
56 BAB 55
57 BAB 56
58 BAB 57
59 BAB 58
60 BAB 59
61 BAB 60
62 BAB 61
63 BAB 62
64 BAB 63
65 BAB 64
66 BAB 65
67 BAB 66
68 BAB 67
69 BAB 68
70 BAB 69
71 BAB 70
72 BAB 71
73 BAB 72
74 BAB 73
75 BAB 74
76 BAB 75
77 BAB 76
78 BAB 77
79 BAB 78
80 BAB 79
81 BAB 80
82 BAB 81
83 BAB 82
84 BAB 83
85 BAB 84
86 BAB 85
87 BAB 86
88 BAB 87
89 BAB 88
90 BAB 89
91 BAB 90
92 BAB 91
93 BAB 92
94 BAB 93
95 BAB 94
96 BAB 95
97 BAB 96
98 BAB 97
99 BAB 98
100 BAB 99
101 BAB 100
102 BAB 101
103 BAB 102
104 BAB 103
105 BAB 104
106 BAB 105
107 BAB 106
108 BAB 107
109 BAB 108
110 BAB 109 Final Eps
111 MY SUGAR
112 Terikat Takdir Sang Penguasa
113 My Genius Twins Baby And CEO
114 RETURN
115 Asmara Di Usia 17 Tahun
116 jangan dibaca
117 Gairah Sang Casanova
118 Wajib Baca
119 After Divorce
120 Bride Of Choice Karya Lunoxs
121 Crazy Love karya baru Lunoxs
122 Pengasuh Tuan Muda Genius karya baru Lunoxs
Episodes

Updated 122 Episodes

1
BAB 1 - Tidak Memiliki Alasan
2
BAB 2 - Pernikahan Kedua
3
BAB 3 - Gugup
4
BAB 4 - Ji
5
BAB 5 - Kehabisan Kata-Kata
6
BAB 6 - Mulai Membiasakan Diri
7
BAB 7 - Harus Terbiasa
8
BAB 8 - Tanpa Sadar
9
BAB 9 - Mendiamkan Aku
10
BAB 10 - Aku Adalah Arend Dimatamu
11
BAB 11 - Pungguk Merindukan Bulan
12
BAB 12 - Berkutat Dengan Masa Lalu
13
BAB 13 -Penuh Penyesalan
14
BAB 14 - Apakah Kamu Percaya?
15
BAB 15 - Percayalah Padaku
16
BAB 16 - Menghindari Fitnah
17
BAB 17 - Itsbat Nikah
18
BAB 18 - Tidak Melihat Keberadaan Ku
19
BAB 19 - Sangat Beruntung
20
Tokoh Turun Ranjang
21
BAB 20 - Memperkenalkan Aku
22
BAB 21 - Menjadi Teman
23
BAB 22 - Masalah Lila
24
BAB 23 - Ya Allah Bantu Aku
25
BAB 24 - Suka Saat Di Kursi
26
BAB 25 - Tetap Berada Di Sampingku
27
BAB 26 - Terbuka Satu Per Satu
28
BAB 27 - Selalu Mendoakan Kamu dan Jihan
29
BAB 28 - Mimpi
30
BAB 29 - Sebuah Rencana
31
BAB 30 - Datang Ke Kantor Polisi
32
BAB 31 - Membohongi Istri
33
BAB 32
34
BAB 33
35
BAB 34
36
BAB 35
37
BAB 36
38
BAB 37
39
BAB 38
40
BAB 39
41
BAB 40
42
BAB 41
43
BAB 42
44
BAB 43
45
BAB 44
46
BAB 45
47
BAB 46
48
BAB 47
49
BAB 48
50
BAB 49
51
BAB 50
52
BAB 51
53
BAB 52
54
BAB 53
55
BAB 54
56
BAB 55
57
BAB 56
58
BAB 57
59
BAB 58
60
BAB 59
61
BAB 60
62
BAB 61
63
BAB 62
64
BAB 63
65
BAB 64
66
BAB 65
67
BAB 66
68
BAB 67
69
BAB 68
70
BAB 69
71
BAB 70
72
BAB 71
73
BAB 72
74
BAB 73
75
BAB 74
76
BAB 75
77
BAB 76
78
BAB 77
79
BAB 78
80
BAB 79
81
BAB 80
82
BAB 81
83
BAB 82
84
BAB 83
85
BAB 84
86
BAB 85
87
BAB 86
88
BAB 87
89
BAB 88
90
BAB 89
91
BAB 90
92
BAB 91
93
BAB 92
94
BAB 93
95
BAB 94
96
BAB 95
97
BAB 96
98
BAB 97
99
BAB 98
100
BAB 99
101
BAB 100
102
BAB 101
103
BAB 102
104
BAB 103
105
BAB 104
106
BAB 105
107
BAB 106
108
BAB 107
109
BAB 108
110
BAB 109 Final Eps
111
MY SUGAR
112
Terikat Takdir Sang Penguasa
113
My Genius Twins Baby And CEO
114
RETURN
115
Asmara Di Usia 17 Tahun
116
jangan dibaca
117
Gairah Sang Casanova
118
Wajib Baca
119
After Divorce
120
Bride Of Choice Karya Lunoxs
121
Crazy Love karya baru Lunoxs
122
Pengasuh Tuan Muda Genius karya baru Lunoxs

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!