BAB 7 - Harus Terbiasa

Pagi ini sama seperti kemarin, aku dan mas Arick terbangun karena mendengar tangisan Zayn. Tapi ada yang berbeda sedikit, entah kenapa aku merasa wajah mas Arick semakin bersinar dengan senyum yang selalu terukir di wajahnya.

Aku memegangi pipi ku secara bergantian kiri dan kanan, sepertinya aku pun sama. Dari bangun tidur hingga kini aku menyusui Zayn, aku selalu senyum-senyum sendiri. Apalagi jika tanpa sengaja mataku bertemu dengan mata mas Arick. Entah kenapa, kami tidak bisa berhenti tersenyum.

Mungkinkah karena semalam kami tidur berpelukan? nah kan, membayangkannya saja kembali membuat ku tersenyum.

"Pagi ini kita minta tolong mang Ujang, bude Santi dan mbak Puji untuk memindahkan barang-barang mu dan Zayn ke kamar Mas ya?" Mas Arick berjongkok dihadapan ku, matanya lurus menatap kearah ku.

Mata yang membuat ku luluh, "Iya Mas."

"Ya sudah, mas bilang sama bude Santi dulu." Mas Arik bangkit, ia mengecup kening ku cukup lama. Benar-benar kecupan yang membuat ku merasa tenang dan bahagia. Kedua perasaan itu datang bersamaan dan memenuhi seisi hati ku saat ini.

"Ayah Arick baik banget sama kita ya Nak." Ucap ku pada Zayn saat mas Arick sudah menutup pintu kamar.

Zayn tidak peduli, dia terus menyusu dengan lahap.

Semakin aku melihat Zayn, bayangan mas Arend semakin jelas terlihat dibenak ku. Rasanya tidak adil jika Zayn hanya tahu tentang mas Arick saja. Bagaimanapun ayah kandung Zayn adalah mas Arend.

"Ayah Zayn ada dua sayang, pertama Ayah Arend dan yang kedua ayah Arick." Aku mencoba tersenyum meski rasanya ada batu besar yang mengganjal hati.

Astagfirulahalazim, aku beristigfar sebanyak-banyaknya didalam hati. Ingin kedamaian yang beberapa saat lalu tercipta kembali lagi mengambil alih hatiku, aku tidak ingin kesedihan ini mengambil kendali.

"Sayang, Zayn sudah tidur?" mas Arick tiba-tiba sudah berdiri didepan ku.

Aku tersentak, karena terlalu sibuk dengan pikiranku sendiri, aku sampai tidak tahu jika mas Arick sudah kembali. Bahkan aku tidak mendengar ketika mas Arick membuka pintu.

Tunggu, mas Arick tadi memanggil ku apa?

"Apa Mas?" Tanya ku lagi ingin memastikan, takutnya aku salah dengar.

"Kamu melamun?" Bukannya menjawab, mas Arick malah kembali bertanya padaku. Aku langsung gugup karena tebakkan mas Arick benar.

"Maaf Mas." Lebih baik mengaku daripada berkilah, aku menatap mas Arick dengan mata sendu, berharap mas Arick tidak berpikir yang macam-macam.

Mas Arick mengambil kursi di meja rias dan memposisikan diri duduk di depan ku, aku yakin mas Arik akan menanyai ku tentang melamun itu.

"Kamu melamun tentang apa?" Tanyanya, benarkan tebakan ku. Jika sudah seperti ini aku harus bagaimana?

Kami sama-sama terdiam cukup lama, hingga aku memberanikan diri buka suara, "Aku memikirkan mas Arend Mas." Aku tidak bisa berbohong, apalagi ketika ditatap oleh mata dingin mas Arick.

"Aku berpikir terlalu jauh Mas, aku memikirkan bagaimana caranya mengatakan pada Zayn nanti tentang mas Arend dan mas Arick." Aku menurunkan pandangan ku, menatap manik kancing baju yang dikenakan oleh mas Arick.

"Kalau bicara lihat mata ku."

Aku menurut, yang bisa kulakukan sekarang hanyalah menggigit bibir bawah.

"Zayn harus tahu kalau mas Arend adalah ayah kandungnya dan aku ayah sambungnya. Sejak kecil kita harus membiasakan memberitahu Zayn tentang itu. Juga tentang mas Arend yang sudah berpulang ke rahmatullah."

Lagi-lagi aku tertegun mendengar penuturan mas Arick. Benar, seharusnya aku tidak memiliki pikiran untuk menyembunyikan apapun darinya. Harusnya apapun yang ada di kepala ku aku sampaikan langsung padanya.

"Ringankan beban hatimu dan coba nikmati setiap prosesnya."

Ya Allah, secara otomatis bibirku tersenyum, kata-kata mas Arick selalu bisa menenangkan aku.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Jam 11 pagi menjelang siang, semua barang-barang ku dan Zayn sudah tertata rapi di kamar mas Arick.

Aku mengedarkan pandanganku, memindai tiap sudut kamar ini. Benar-benar nuansa baru, sangat berbeda dengan kamar ku dulu. Ini adalah kali pertama aku masuk ke dalam kamar mas Arick. Dulu aku hanya berani mengetuk pintunya saja dan kemudian berlalu.

Mas Arick menidurkan Zayn di tempat tidur bayi mungil itu, kemudian ia berjalan mendekati aku yang sedang duduk dipinggir ranjang.

"Kamu suka kamar ini tidak?" Tanyanya dengan memiringkan wajah, seolah ingin melihat ku secara menyeluruh.

"Suka, asalkan dengan Mas Arick, di mana pun aku pasti suka." Aku mencoba menggoda mas Arick, menurut buku yang ku baca kemarin. Salah satu cara menyenangkan suami adalah dengan menggodanya.

Ku lihat mas Arick tersenyum, apa cara ku ini berhasil?

"Ji." Mas Arick menyebut nama ku, dengan matanya yang mengunci, Entah kenapa tiap kali mas Arick menyebut nama ku seperti itu membuat hatiku berdebar. "Aku sudah membaca buku itu sampai habis. Mas tahu, kamu sedang menerapkan bab 2 poin 9 isi buku itu, agar istri di sayang suami, iya kan?"

Deg! ya Allah aku sangat malu, jantung ku hilang kendali loncat kesana kesini tak beraturan. Aku ketahuan.

"Mas ingin kamu melakukan cara yang lain."

Aku memutar kilas balik ingatan ku tentang buku itu? cara lain? cara apa? mana mana? cara yang mana? karena merasa gugup aku tiba-tiba tidak ingat apapun.

Dan aku berhenti berpikir ketika ku rasakan bibir mas Arick menyapu lembut kedua bibir ku.

Aku mematung, sentuhan ini, sentuhan ini mengingatkan aku pada mas Arend. Aku menutup mata dan yang ku bayangkan adalah mas Arend yang sedang mencium ku.

Tidak, aku tidak boleh seperti ini. Aku mendorong pelan dada mas Arick agar tidak menyinggung dirinya.

Ternyata aku belum siap.

Mas Arick menghapus jejak-jejak yang ia tinggal di bibir ku menggunakan ibu jari. Aku pun melakukan hal yang sama pada bibirnya.

Maafkan aku Mas.

Ya, aku hanya berani meminta maaf di dalam hati kepada mas Arick. Berusaha sebaik mungkin agar dia tidak merasa aku menolaknya.

"Itu foto teman-teman Mas?" Aku mencoba mengalihkan perhatian mas Arick, untunglah ada 1 foto diatas nakas yang mencuri perhatian ku.

Foto itu berisi 6 orang termasuk mas Arick didalamnya. Melihat dari cara berpakaian semua orang didalam foto itu, sepertinya itu foto saat mereka mengikuti acara gathering kantor.

"Yang di samping Mas itu siapa Mas?" Tanya ku, kulihat ada sosok seorang gadis disebelah mas Arick. Mereka semua berfoto dengan wajah penuh tawa.

"Aku jelaskan dari samping kanan ya, yang jaket merah itu Jodi, lalu disebelahnya Harris, setelah itu suamimu, wanita yang kamu tanyakan itu Jasmin, disebelah jasmin Kris dan yang terakhir Selena. Kami semua rekan 1 tim di departemen F&B. Mereka semua teman Mas."

Aku hanya mengangguk-angguk kecil.

"Kenapa? kamu sudah merasa cemburu?" Kini mas Arick yang menggoda ku. Aku hanya bisa tersenyum dan memukul dadanya pelan.

Cemburu? belum Mas.

"Sepertinya aku cemburu, bagaimana caranya menghapus kecemburuan di hatiku ini Mas?" Aku terpaksa berbohong, untuk menyenangkan pria yang sudah berkorban banyak dihadapan ku ini.

Mas Arick kembali mendekat dan menjangkau bibirku, kali ini aku tidak bisa lagi menolak. Sepertinya aku memang harus terbiasa dengan sentuhan mas Arick. Mungkin, dengan begitu aku bisa segera melupakan mas Arend.

Terpopuler

Comments

Rita

Rita

alhamdulillah emang hubungan yg baik saling terbuka drpd ntar banyak salah pahamu

2025-02-17

0

Rita

Rita

Arick diam2 bikin hanyut

2025-02-17

0

Rita

Rita

😅😅😅🤣🤣🤣🤣🤣panik

2025-02-17

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 - Tidak Memiliki Alasan
2 BAB 2 - Pernikahan Kedua
3 BAB 3 - Gugup
4 BAB 4 - Ji
5 BAB 5 - Kehabisan Kata-Kata
6 BAB 6 - Mulai Membiasakan Diri
7 BAB 7 - Harus Terbiasa
8 BAB 8 - Tanpa Sadar
9 BAB 9 - Mendiamkan Aku
10 BAB 10 - Aku Adalah Arend Dimatamu
11 BAB 11 - Pungguk Merindukan Bulan
12 BAB 12 - Berkutat Dengan Masa Lalu
13 BAB 13 -Penuh Penyesalan
14 BAB 14 - Apakah Kamu Percaya?
15 BAB 15 - Percayalah Padaku
16 BAB 16 - Menghindari Fitnah
17 BAB 17 - Itsbat Nikah
18 BAB 18 - Tidak Melihat Keberadaan Ku
19 BAB 19 - Sangat Beruntung
20 Tokoh Turun Ranjang
21 BAB 20 - Memperkenalkan Aku
22 BAB 21 - Menjadi Teman
23 BAB 22 - Masalah Lila
24 BAB 23 - Ya Allah Bantu Aku
25 BAB 24 - Suka Saat Di Kursi
26 BAB 25 - Tetap Berada Di Sampingku
27 BAB 26 - Terbuka Satu Per Satu
28 BAB 27 - Selalu Mendoakan Kamu dan Jihan
29 BAB 28 - Mimpi
30 BAB 29 - Sebuah Rencana
31 BAB 30 - Datang Ke Kantor Polisi
32 BAB 31 - Membohongi Istri
33 BAB 32
34 BAB 33
35 BAB 34
36 BAB 35
37 BAB 36
38 BAB 37
39 BAB 38
40 BAB 39
41 BAB 40
42 BAB 41
43 BAB 42
44 BAB 43
45 BAB 44
46 BAB 45
47 BAB 46
48 BAB 47
49 BAB 48
50 BAB 49
51 BAB 50
52 BAB 51
53 BAB 52
54 BAB 53
55 BAB 54
56 BAB 55
57 BAB 56
58 BAB 57
59 BAB 58
60 BAB 59
61 BAB 60
62 BAB 61
63 BAB 62
64 BAB 63
65 BAB 64
66 BAB 65
67 BAB 66
68 BAB 67
69 BAB 68
70 BAB 69
71 BAB 70
72 BAB 71
73 BAB 72
74 BAB 73
75 BAB 74
76 BAB 75
77 BAB 76
78 BAB 77
79 BAB 78
80 BAB 79
81 BAB 80
82 BAB 81
83 BAB 82
84 BAB 83
85 BAB 84
86 BAB 85
87 BAB 86
88 BAB 87
89 BAB 88
90 BAB 89
91 BAB 90
92 BAB 91
93 BAB 92
94 BAB 93
95 BAB 94
96 BAB 95
97 BAB 96
98 BAB 97
99 BAB 98
100 BAB 99
101 BAB 100
102 BAB 101
103 BAB 102
104 BAB 103
105 BAB 104
106 BAB 105
107 BAB 106
108 BAB 107
109 BAB 108
110 BAB 109 Final Eps
111 MY SUGAR
112 Terikat Takdir Sang Penguasa
113 My Genius Twins Baby And CEO
114 RETURN
115 Asmara Di Usia 17 Tahun
116 jangan dibaca
117 Gairah Sang Casanova
118 Wajib Baca
119 After Divorce
120 Bride Of Choice Karya Lunoxs
121 Crazy Love karya baru Lunoxs
122 Pengasuh Tuan Muda Genius karya baru Lunoxs
Episodes

Updated 122 Episodes

1
BAB 1 - Tidak Memiliki Alasan
2
BAB 2 - Pernikahan Kedua
3
BAB 3 - Gugup
4
BAB 4 - Ji
5
BAB 5 - Kehabisan Kata-Kata
6
BAB 6 - Mulai Membiasakan Diri
7
BAB 7 - Harus Terbiasa
8
BAB 8 - Tanpa Sadar
9
BAB 9 - Mendiamkan Aku
10
BAB 10 - Aku Adalah Arend Dimatamu
11
BAB 11 - Pungguk Merindukan Bulan
12
BAB 12 - Berkutat Dengan Masa Lalu
13
BAB 13 -Penuh Penyesalan
14
BAB 14 - Apakah Kamu Percaya?
15
BAB 15 - Percayalah Padaku
16
BAB 16 - Menghindari Fitnah
17
BAB 17 - Itsbat Nikah
18
BAB 18 - Tidak Melihat Keberadaan Ku
19
BAB 19 - Sangat Beruntung
20
Tokoh Turun Ranjang
21
BAB 20 - Memperkenalkan Aku
22
BAB 21 - Menjadi Teman
23
BAB 22 - Masalah Lila
24
BAB 23 - Ya Allah Bantu Aku
25
BAB 24 - Suka Saat Di Kursi
26
BAB 25 - Tetap Berada Di Sampingku
27
BAB 26 - Terbuka Satu Per Satu
28
BAB 27 - Selalu Mendoakan Kamu dan Jihan
29
BAB 28 - Mimpi
30
BAB 29 - Sebuah Rencana
31
BAB 30 - Datang Ke Kantor Polisi
32
BAB 31 - Membohongi Istri
33
BAB 32
34
BAB 33
35
BAB 34
36
BAB 35
37
BAB 36
38
BAB 37
39
BAB 38
40
BAB 39
41
BAB 40
42
BAB 41
43
BAB 42
44
BAB 43
45
BAB 44
46
BAB 45
47
BAB 46
48
BAB 47
49
BAB 48
50
BAB 49
51
BAB 50
52
BAB 51
53
BAB 52
54
BAB 53
55
BAB 54
56
BAB 55
57
BAB 56
58
BAB 57
59
BAB 58
60
BAB 59
61
BAB 60
62
BAB 61
63
BAB 62
64
BAB 63
65
BAB 64
66
BAB 65
67
BAB 66
68
BAB 67
69
BAB 68
70
BAB 69
71
BAB 70
72
BAB 71
73
BAB 72
74
BAB 73
75
BAB 74
76
BAB 75
77
BAB 76
78
BAB 77
79
BAB 78
80
BAB 79
81
BAB 80
82
BAB 81
83
BAB 82
84
BAB 83
85
BAB 84
86
BAB 85
87
BAB 86
88
BAB 87
89
BAB 88
90
BAB 89
91
BAB 90
92
BAB 91
93
BAB 92
94
BAB 93
95
BAB 94
96
BAB 95
97
BAB 96
98
BAB 97
99
BAB 98
100
BAB 99
101
BAB 100
102
BAB 101
103
BAB 102
104
BAB 103
105
BAB 104
106
BAB 105
107
BAB 106
108
BAB 107
109
BAB 108
110
BAB 109 Final Eps
111
MY SUGAR
112
Terikat Takdir Sang Penguasa
113
My Genius Twins Baby And CEO
114
RETURN
115
Asmara Di Usia 17 Tahun
116
jangan dibaca
117
Gairah Sang Casanova
118
Wajib Baca
119
After Divorce
120
Bride Of Choice Karya Lunoxs
121
Crazy Love karya baru Lunoxs
122
Pengasuh Tuan Muda Genius karya baru Lunoxs

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!