BAB 5 - Kehabisan Kata-Kata

Sehabis mandi aku dan Zayn keluar kamar, mas Arick tadi mandi di kamarnya sendiri. Ya, barang-barang mas Arick masih berada di kamarnya sendiri, belum sempat berbenah untuk menjadi satu kamar.

Aku menghampiri ibu Sofia di dapur, ia sedang membantu mbak Puji memasak sarapan. Papa Mardi sudah duduk di meja makan dan meminum teh hangat.

"Wah, jagoan Opa sudah muncul, ayo kita berjemur dulu sayang." Papa Mardi mendekatiku hendak mengambil Zayn.

"Eits! tunggu dulu, hari ini aku yang akan membawa Zayn untuk berjemur." Mas Arick terlebih dahulu mengambil Zayn dan kemudian berlalu ke halaman rumah.

Selepas kepergian mas Arick, aku, papa, mama dan mbak Puji saling melempar tatapan. Kami semua terkejut mendengar ucapan Arick yang tidak seperti biasanya. Pagi ini sepertinya adalah pagi yang indah untuk mas Arick, dia berbicara menggunakan AKU dan bukan SAYA, dia juga tersenyum dengan ceria.

Benar-benar bukan mas Arick yang selama ini dikenal sangat dingin.

Diam-diam aku tersenyum tipis melihatnya.

"Kamu lihat Ji, Arick sangat berusaha untuk menerima pernikahan ini. Bahkan dia berubah menjadi lebih hangat hanya dalam waktu semalam." Ujar papa, dia tersenyum ikut bahagia melihat perubahan pada mas Arick.

"Ji, sebaiknya kamu menyusul Arick. Kalian bisa menghabiskan waktu bersama sepuasnya." Tiba-tiba ibu datang dan antusias memintaku untuk segera menyusul mas Arick.

Aku tersenyum tanpa bisa ditahan, merasa lucu dengan kelakuan kedua mertua ku. Seolah aku dan mas Arick ini masih bocah SMA yang sedang PDKT alias pendekatan.

"Sudah jangan senyum-senyum saja, sana temui Arick. Pelan-pelan jalannya." Ibu Sofia mendorongku lembut untuk segera menyusul Arick.

Aku adalah wanita yang sangat beruntung karena kemarin aku melahirkan Zayn secara normal, aku juga tidak mendapatkan jahitan walau hanya satu pun. Kini aku sudah bisa berjalan seperti biasanya. Sangat beruntung bukan? Aku tersenyum getir, sebenarnya itu bukan beruntung. Aku melakukan yang terbaik saat Zayn hendak lahir, itu karena aku ingin segera bertemu dengan harta yang paling berharga peninggalan mas Arend, anak kami.

Sudahlah, jangan mas Arend lagi, aku sudah berjanji pada diri ku sendiri untuk fokus kepada mas Arick.

Dengan langkah pelan, aku menghampiri mas Arick. Ku lihat mas Arick mulai membuka kancing baju Zayn agar perutnya terkena sinar matahari.

Melihat itu, hatiku benar-benar merasa bahagia. Kami sama-sama orang tua baru yang benar-benar awam dalam mengurus anak, kami hanya mengikuti naluri saja.

Tapi entah kenapa, aku merasa bahwa mas Arick lebih memahami caranya mengurus bayi.

"Mas." Aku menyapa mas Arick dan duduk disampingnya.

"Kamu disini?" Tanyanya dan aku mengangguk.

"Kamu ingin berjemur juga?" Tanyanya lagi dan aku malah tersenyum lebar. Mendadak mas Arick sangat banyak bicara dan aku merasa lucu.

"Kemana perginya mas Arick yang dingin?" Tanya ku sambil terkekeh pelan.

Kekehan ku berhenti ketika mas Arick menyentuh wajah ku lembut. Satu tangan kekarnya menggendong Zayn dan satu tangannya menyentuh wajah ku.

Aku tertegun.

"Kamu sangat cantik jika tertawa seperti ini."

Jantung ku langsung melompat-lompat mendengar ucapan manis mas Arick. Aku yakin mas Arick bisa mendengar detak jantung ku saat ini.

Aku menyentuh tangannya yang masih setia berada di pipiku. Aku memberanikan diri untuk mengecup sekilas telapak tangan itu. Tangan suamiku, tangan Imam ku, tangan yang mencari rejeki untukku dan Zayn dan tangan yang akan selalu melindungi ku.

"Mas juga terlihat lebih manusiawi jika tidak dingin seperti ini." Canda ku, aku kembali tersenyum.

Benar-benar pagi yang indah.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Jam 9 pagi ibu Sofia dan papa Mardi berangkat ke jogja, pak Amir mengantar keduanya ke bandara.

Aku dan mas Arick kembali ke kamar. Kata ibu Sofia anggap saja saat ini sedang bulan madu.

Ya Allah, ada-ada saja.

Zayn kembali tertidur setelah puas menyusu.

Aku dan mas Arick duduk berdampingan di sofa kamar ku.

"Kenapa tidak dilepas saja jilbabnya Ji, lihatlah kening mu sudah berkeringat." Mas Arick menarik selembar tissue di atas meja, ia menghapus keringat di dahi ku.

Saat aku hendak mengambil tissue itu, ia mencegahnya.

"Kenapa? kamu tidak ingin aku sentuh?" Tanya mas Arick, seperti hanya menggoda tapi raut wajahnya serius sekali. Aku jadi bingung sekaligus takut. Takut menyinggung perasaannya.

"Bukan seperti itu Mas, tapi inikan kotor biar aku sendiri yang menghapusnya." Kilah ku.

Mas Arick diam saja, sebentar dingin sebentar hangat. Aku jadi bingung sendiri melihat perubahan sikap mas Arick. Aku selalu takut melakukan kesalahan jika seperti ini.

Mas Arick membimbingku untuk menghadap kepadanya. Dengan pelan dia melepas jilbab di kepala ku dan aku menurut.

Lega sekali rasanya ketika jilbab itu sudah terlepas sempurna. Biasanya aku sangat betah memakai jilbab walau berada dikamar. Tapi semenjak hamil hingga kini menyusui Zayn, aku selalu merasa kepanasan. Aku juga tidak tahu kenapa tubuhku mengalami perubahan ini.

"Lihat, leher mu juga penuh dengan keringat." Sidak mas Arick. Ia merapikan anak rambut ku yang tak beraturan disekitar leher. Padahal tadi aku sudah mengikat rambut dengan rapi, tapi kenapa kini jadi berantakan?

"Sekarang ganti baju santai saja, papa dan pak Amir sudah tidak di rumah. Mang Ujang juga tidak akan masuk ke dalam rumah." Jelas mas Arick. Mang ujang adalah satpam sekaligus tukang kebun kami.

Aku masih terdiam bingung.

"Emm Mas, gimana kalau sekarang Mas temenin aku dulu beli baju." Cicit ku pelan, tapi aku yakin mas Arick mendengarnya.

"Kenapa? kamu merasa tidak nyaman aku melihat tubuh mu?" Raut wajah mas Arick kembali dingin.

Sekarang aku mulai paham sesuatu, jika wajah mas Arick kembali dingin seperti ini berarti dia sedang marah. Atau jika dia hanya diam, itu artinya ia tidak menyetuji argumen ku.

Aku benar-benar harus banyak belajar.

"Bukan seperti itu Mas."

"Lalu seperti apa?"

Aku kehabisan kata-kata.

"Ya sudah aku ganti baju dulu." Aku hendak berdiri namun mas Arick menahan tangan ku, hingga aku kembali duduk disampingnya.

Tatapan kami bertemu dan kedua tangan ku digenggam oleh mas Arick.

"Aku tidak ingin munafik, aku sangat menginginkan mu untuk menjadi istriku yang sesungguhnya. Tapi percayalah, aku tidak akan memaksamu sampai kamu siap."

Deg! ya Allah, kenapa mas Arick jujur sekali. Lidah ku kelu, aku tidak tahu harus menjawab apa.

"Jadi jangan merasa tidak nyaman jika berada disekitar ku, berprilaku lah sesuai kebiasaan mu selama ini dan aku pun akan melakukan hal yang sama, bukankah kita sudah sepakat untuk menerima satu sama lain?"

Aku semakin menciut, semua ucapan mas Arick memang benar.

Terpopuler

Comments

Rita

Rita

Mudah2n saling bs menerima ya perlahan2

2025-02-17

0

andi hastutty

andi hastutty

Hem

2024-09-24

1

Tuti Tyastuti

Tuti Tyastuti

nah kan

2024-08-11

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 - Tidak Memiliki Alasan
2 BAB 2 - Pernikahan Kedua
3 BAB 3 - Gugup
4 BAB 4 - Ji
5 BAB 5 - Kehabisan Kata-Kata
6 BAB 6 - Mulai Membiasakan Diri
7 BAB 7 - Harus Terbiasa
8 BAB 8 - Tanpa Sadar
9 BAB 9 - Mendiamkan Aku
10 BAB 10 - Aku Adalah Arend Dimatamu
11 BAB 11 - Pungguk Merindukan Bulan
12 BAB 12 - Berkutat Dengan Masa Lalu
13 BAB 13 -Penuh Penyesalan
14 BAB 14 - Apakah Kamu Percaya?
15 BAB 15 - Percayalah Padaku
16 BAB 16 - Menghindari Fitnah
17 BAB 17 - Itsbat Nikah
18 BAB 18 - Tidak Melihat Keberadaan Ku
19 BAB 19 - Sangat Beruntung
20 Tokoh Turun Ranjang
21 BAB 20 - Memperkenalkan Aku
22 BAB 21 - Menjadi Teman
23 BAB 22 - Masalah Lila
24 BAB 23 - Ya Allah Bantu Aku
25 BAB 24 - Suka Saat Di Kursi
26 BAB 25 - Tetap Berada Di Sampingku
27 BAB 26 - Terbuka Satu Per Satu
28 BAB 27 - Selalu Mendoakan Kamu dan Jihan
29 BAB 28 - Mimpi
30 BAB 29 - Sebuah Rencana
31 BAB 30 - Datang Ke Kantor Polisi
32 BAB 31 - Membohongi Istri
33 BAB 32
34 BAB 33
35 BAB 34
36 BAB 35
37 BAB 36
38 BAB 37
39 BAB 38
40 BAB 39
41 BAB 40
42 BAB 41
43 BAB 42
44 BAB 43
45 BAB 44
46 BAB 45
47 BAB 46
48 BAB 47
49 BAB 48
50 BAB 49
51 BAB 50
52 BAB 51
53 BAB 52
54 BAB 53
55 BAB 54
56 BAB 55
57 BAB 56
58 BAB 57
59 BAB 58
60 BAB 59
61 BAB 60
62 BAB 61
63 BAB 62
64 BAB 63
65 BAB 64
66 BAB 65
67 BAB 66
68 BAB 67
69 BAB 68
70 BAB 69
71 BAB 70
72 BAB 71
73 BAB 72
74 BAB 73
75 BAB 74
76 BAB 75
77 BAB 76
78 BAB 77
79 BAB 78
80 BAB 79
81 BAB 80
82 BAB 81
83 BAB 82
84 BAB 83
85 BAB 84
86 BAB 85
87 BAB 86
88 BAB 87
89 BAB 88
90 BAB 89
91 BAB 90
92 BAB 91
93 BAB 92
94 BAB 93
95 BAB 94
96 BAB 95
97 BAB 96
98 BAB 97
99 BAB 98
100 BAB 99
101 BAB 100
102 BAB 101
103 BAB 102
104 BAB 103
105 BAB 104
106 BAB 105
107 BAB 106
108 BAB 107
109 BAB 108
110 BAB 109 Final Eps
111 MY SUGAR
112 Terikat Takdir Sang Penguasa
113 My Genius Twins Baby And CEO
114 RETURN
115 Asmara Di Usia 17 Tahun
116 jangan dibaca
117 Gairah Sang Casanova
118 Wajib Baca
119 After Divorce
120 Bride Of Choice Karya Lunoxs
121 Crazy Love karya baru Lunoxs
122 Pengasuh Tuan Muda Genius karya baru Lunoxs
Episodes

Updated 122 Episodes

1
BAB 1 - Tidak Memiliki Alasan
2
BAB 2 - Pernikahan Kedua
3
BAB 3 - Gugup
4
BAB 4 - Ji
5
BAB 5 - Kehabisan Kata-Kata
6
BAB 6 - Mulai Membiasakan Diri
7
BAB 7 - Harus Terbiasa
8
BAB 8 - Tanpa Sadar
9
BAB 9 - Mendiamkan Aku
10
BAB 10 - Aku Adalah Arend Dimatamu
11
BAB 11 - Pungguk Merindukan Bulan
12
BAB 12 - Berkutat Dengan Masa Lalu
13
BAB 13 -Penuh Penyesalan
14
BAB 14 - Apakah Kamu Percaya?
15
BAB 15 - Percayalah Padaku
16
BAB 16 - Menghindari Fitnah
17
BAB 17 - Itsbat Nikah
18
BAB 18 - Tidak Melihat Keberadaan Ku
19
BAB 19 - Sangat Beruntung
20
Tokoh Turun Ranjang
21
BAB 20 - Memperkenalkan Aku
22
BAB 21 - Menjadi Teman
23
BAB 22 - Masalah Lila
24
BAB 23 - Ya Allah Bantu Aku
25
BAB 24 - Suka Saat Di Kursi
26
BAB 25 - Tetap Berada Di Sampingku
27
BAB 26 - Terbuka Satu Per Satu
28
BAB 27 - Selalu Mendoakan Kamu dan Jihan
29
BAB 28 - Mimpi
30
BAB 29 - Sebuah Rencana
31
BAB 30 - Datang Ke Kantor Polisi
32
BAB 31 - Membohongi Istri
33
BAB 32
34
BAB 33
35
BAB 34
36
BAB 35
37
BAB 36
38
BAB 37
39
BAB 38
40
BAB 39
41
BAB 40
42
BAB 41
43
BAB 42
44
BAB 43
45
BAB 44
46
BAB 45
47
BAB 46
48
BAB 47
49
BAB 48
50
BAB 49
51
BAB 50
52
BAB 51
53
BAB 52
54
BAB 53
55
BAB 54
56
BAB 55
57
BAB 56
58
BAB 57
59
BAB 58
60
BAB 59
61
BAB 60
62
BAB 61
63
BAB 62
64
BAB 63
65
BAB 64
66
BAB 65
67
BAB 66
68
BAB 67
69
BAB 68
70
BAB 69
71
BAB 70
72
BAB 71
73
BAB 72
74
BAB 73
75
BAB 74
76
BAB 75
77
BAB 76
78
BAB 77
79
BAB 78
80
BAB 79
81
BAB 80
82
BAB 81
83
BAB 82
84
BAB 83
85
BAB 84
86
BAB 85
87
BAB 86
88
BAB 87
89
BAB 88
90
BAB 89
91
BAB 90
92
BAB 91
93
BAB 92
94
BAB 93
95
BAB 94
96
BAB 95
97
BAB 96
98
BAB 97
99
BAB 98
100
BAB 99
101
BAB 100
102
BAB 101
103
BAB 102
104
BAB 103
105
BAB 104
106
BAB 105
107
BAB 106
108
BAB 107
109
BAB 108
110
BAB 109 Final Eps
111
MY SUGAR
112
Terikat Takdir Sang Penguasa
113
My Genius Twins Baby And CEO
114
RETURN
115
Asmara Di Usia 17 Tahun
116
jangan dibaca
117
Gairah Sang Casanova
118
Wajib Baca
119
After Divorce
120
Bride Of Choice Karya Lunoxs
121
Crazy Love karya baru Lunoxs
122
Pengasuh Tuan Muda Genius karya baru Lunoxs

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!