BAB 14 - Apakah Kamu Percaya?

POV JIHAN

Aku kembali melihat ponselku yang tergeletak asal di atas nakas, berulang kali aku memeriksa tetapi tetap saja tidak ada panggilan telepon dari mas Arick, jangankan panggilan, satu pesan pun tidak ada yang mas Arick tujukan padaku.

Sedari tadi pagi mas Arick benar-benar dingin, bahkan pesan ku untuk meminta izin pergi hanya dibalas dengan satu kata, IYA.

Aku mengelus dadaku mencoba sabar. Dadaku kembali sesak ketika mengingat siang tadi, saat aku menghubungi mas Arick dan yang mengangkatnya adalah Jasmin, asisten mas Arick.

Aku sangat mengingat satu nama itu, Jasmin. Wanita yang pernah aku tanyakan pada mas Arick dulu. Aku tidak tahu jika wanita itu juga adalah asisten suamiku.

Selain asisten, Jasmin juga merupakan sahabat mas Arick. Aku tersenyum getir, rasa-rasanya penting sekali kehadiran wanita itu di hidup mas Arick.

Ya allah, jangan biarkan kecemburuan hamba menguasai diri. Jangan biarkan pikiran hamba selalu menduga-duga.

Aku mencoba memejamkan mataku lagi, ku lihat saat ini nyaris jam 12 malam. Mungkinkah mas Arick sudah pulang? mungkinkah saat ini dia sudah tidur nyenyak di rumah? ingatkah mas Arick padaku?

Tadi pagi, aku menelpon ibu Sofia untuk meminta pak Amir mengantarku ke posyandu. Ibu mengizinkan, aku tidak tahu jika ternyata ibu pun ikut mengantar ku juga. Dan saat pulang, ibu memintaku untuk ikut pulang ke rumah ini, ia sangat merindukan aku dan juga Zayn.

Aku yang tidak ingin membuat ibu kecewa pun terpaksa menuruti, meski aku belum mendapatkan izin secara langsung dari mas Arick.

Kata Jasmin pun, saat ini mas Arick sedang sangat sibuk, Jasmin juga berkata dia akan menyampaikan pesan ku itu.

Tapi kenapa hingga tengah malam begini mas Arick tidak menghubungi aku.

Sudahlah Ji, jangan sakiti hatimu sendiri. Tidurlah.

Aku mencoba memejamkan mataku secara paksa, aku genggam lembut tangan Zayn yang aku tidurkan di samping ku.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

POV ARICK

Jam 12 malam aku baru sampai di rumah ibu.

Ya Allah, aku benar-benar kacau, benar-benar merindukan Jihan.

Aku menekan bell rumah dengan tidak sabaran, tak berselang lama, pintu itu terbuka dan nampak lah papa Mardi dengan wajah tak ramahnya.

"Ada apa kamu kesini?" Tanya papa Mardi, dia bahkan tidak membukakan pintu untuk ku.

Papa Mardi memang selalu keras kepadaku dan Arend, dia hanya menyayangi Jihan saja.

"Pa, izinkan aku masuk, aku ingin menemui istriku." Aku memasang wajah memelas, rasanya wajahku saat ini memang sudah sangat menghawatirkan.

Rambut dan baju yang acak-acakan dan badan yang lembab dengan keringat.

"Pulanglah, besok pagi baru kamu jemput anak perempuan ku." Papa Mardi nyaris menutup pintu, namun aku dengan cepat mencegahnya.

"Maafkan Arick Pa."

"Kamu meminta maaf untuk apa?"

Aku tahu papa hanya ingin menyadarkan aku dari kesalahan ku.

"Aku mengabaikan Jihan seharian ini." Jelas ku apa adanya.

Ku lihat papa Mardi menyeringai, firasat ku mulai merasa tak enak.

"Kamu jangan terlalu naif Rick, Papa tahu selama tiga hari ini hubungan mu dengan Jihan mengalami masalah. Karena itulah Papa dan ibu membawa Jihan kesini. Papa tidak mau anak perempuan papa dan cucu kesayangan papa diabaikan di rumah itu. Kamu ingat apa janji mu saat kamu meninggalkan rumah ini?"

Aku diam membisu, tidak punya kebenaran atas diriku sendiri. Apalagi untuk menjawab ucapan papa Mardi, aku memang salah.

"Kamu berjanji akan membahagiakan Jihan dan Zayn. Jihan dan Zayn itu satu, jika kamu menyakiti Jihan maka Zayn pun akan merasakan sakitnya."

Mataku mulai berembun, namun sekuat tenaga aku tahan agar air mata ini tidak meluncur.

"Rick, dulu Arend dan Jihan menikah itu atas dasar cinta. Bukan hal yang sulit untuk mereka membangun rumah tangga. Tapi kondisinya kini berbeda, kamu dan Jihan menikah karena keadaan yang memaksa. Sebagai seorang imam harusnya kamu bisa bersikap lebih dewasa."

"Maafkan Arick Pa." Ucapku lirih, memang tidak ada yang bisa aku sembunyikan dari papa Mardi, aku juga lupa jika di rumah ku ada mbak Puji, pastilah mbak Puji yang sudah memberi tahu papa dan ibu tentang semua yang terjadi di rumah.

"Bukan dengan ku kamu harus meminta maaf, minta maaflah kepada istri mu."

Setelah mengatakan itu papa Mardi masuk, meninggalkan pintu yang terbuka dan aku yang berdiri diluar.

Tanpa menunggu lama, aku segara masuk ke dalam rumah. Aku bergegas ke kamar Jihan, ternyata tidak ada.

Aku tersenyum kecil, berarti Jihan tidur di kamar ku.

Perlahan aku membuka pintu kamar, tatapan ku langsung terkunci pada tubuh Jihan yang meringkuk sambil memeluk Zayn.

Ya Allah, hatiku bergetar, tiba-tiba merasa sesak ketika melihat Jihan yang terlihat lemah seperti itu.

Aku naik keatas ranjang dan memeluk Jihan dari belakang, aku memeluknya erat dan berulang kali menciumi kepalanya.

"Maafkan aku Ji, maafkan aku." Ucap ku lirih tepat di telinganya.

Ku rasakan Jihan menggeliat, mungkin tidurnya terganggu dengan kedatangan ku.

"Mas Arick?" Jihan berucap dengan suara parau, matanya menyipit menatap kearah ku. Seolah tidak percaya jika saat ini aku berada disini.

"Maafkan aku Ji." Aku tidak ingin menunda untuk mengucapkan kata maaf. Aku ingin segera menyelesaikan ini semua.

"Maaf? Akulah yang seharusnya meminta maaf Mas." Lirih Jihan, dan hatiku makin teriris mengetahui kelembutan hati istriku.

Aku semakin memeluk tubuhnya hingga mendekat padaku, tatapan kami bertemu dan saling mengunci.

"Tidak Ji, akulah yang salah. Aku cemburu dengan hal yang tidak jelas. Aku cemburu saat kamu menyebut nama Arend. Aku cemburu Ji. Tapi seharusnya aku tidak boleh berlarut-larut dalam kecemburuan ku itu. Maukah kamu memaafkan aku Ji? Bisakah kamu memaafkan aku? melupakan semua kesedihan mu yang sudah aku toreh?"

Aku menatap netra hitamnya yang sudah mulai berlinang.

"Jangan menangis." Ucap ku pelan.

Ku lihat Jihan mengangguk pelan, kemudian mendekat dan mencium bibirku cepat.

Aku tersentak, Jihan menjawab pertanyaan ku bukan dengan ucapan melainkan tindakan dan aku sangat menyukai itu.

Aku kembali maraup bibir Jihan dengan tidak sabaran, rasanya sudah sangat lama sekali aku tidak menyesap rasa manis ini.

Kami berciuman hingga puas, hingga rasanya semua beban dipundak kami melayang entah kemana.

"Mas, jika aku berkata aku mencintai mu, apakah kamu percaya?" Tanya Jihan dan aku tercenung, merasa tidak percaya tapi entah kenapa hatiku berbunga-bunga.

"Jika aku berkata aku lebih mencintai mu, apakah kamu percaya?" Tanya ku menjawab pertanyaan Jihan.

Jihan tersenyum dan lagi-lagi aku pun ikut tersenyum melihat senyumannya itu.

"Aku mencintai mu Ji."

Terpopuler

Comments

Nuryati Yati

Nuryati Yati

nah gitu dong

2025-01-02

0

anonim

anonim

naaaa adem kan kalau begini....

2024-10-08

0

andi hastutty

andi hastutty

Syukurlah

2024-09-24

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 - Tidak Memiliki Alasan
2 BAB 2 - Pernikahan Kedua
3 BAB 3 - Gugup
4 BAB 4 - Ji
5 BAB 5 - Kehabisan Kata-Kata
6 BAB 6 - Mulai Membiasakan Diri
7 BAB 7 - Harus Terbiasa
8 BAB 8 - Tanpa Sadar
9 BAB 9 - Mendiamkan Aku
10 BAB 10 - Aku Adalah Arend Dimatamu
11 BAB 11 - Pungguk Merindukan Bulan
12 BAB 12 - Berkutat Dengan Masa Lalu
13 BAB 13 -Penuh Penyesalan
14 BAB 14 - Apakah Kamu Percaya?
15 BAB 15 - Percayalah Padaku
16 BAB 16 - Menghindari Fitnah
17 BAB 17 - Itsbat Nikah
18 BAB 18 - Tidak Melihat Keberadaan Ku
19 BAB 19 - Sangat Beruntung
20 Tokoh Turun Ranjang
21 BAB 20 - Memperkenalkan Aku
22 BAB 21 - Menjadi Teman
23 BAB 22 - Masalah Lila
24 BAB 23 - Ya Allah Bantu Aku
25 BAB 24 - Suka Saat Di Kursi
26 BAB 25 - Tetap Berada Di Sampingku
27 BAB 26 - Terbuka Satu Per Satu
28 BAB 27 - Selalu Mendoakan Kamu dan Jihan
29 BAB 28 - Mimpi
30 BAB 29 - Sebuah Rencana
31 BAB 30 - Datang Ke Kantor Polisi
32 BAB 31 - Membohongi Istri
33 BAB 32
34 BAB 33
35 BAB 34
36 BAB 35
37 BAB 36
38 BAB 37
39 BAB 38
40 BAB 39
41 BAB 40
42 BAB 41
43 BAB 42
44 BAB 43
45 BAB 44
46 BAB 45
47 BAB 46
48 BAB 47
49 BAB 48
50 BAB 49
51 BAB 50
52 BAB 51
53 BAB 52
54 BAB 53
55 BAB 54
56 BAB 55
57 BAB 56
58 BAB 57
59 BAB 58
60 BAB 59
61 BAB 60
62 BAB 61
63 BAB 62
64 BAB 63
65 BAB 64
66 BAB 65
67 BAB 66
68 BAB 67
69 BAB 68
70 BAB 69
71 BAB 70
72 BAB 71
73 BAB 72
74 BAB 73
75 BAB 74
76 BAB 75
77 BAB 76
78 BAB 77
79 BAB 78
80 BAB 79
81 BAB 80
82 BAB 81
83 BAB 82
84 BAB 83
85 BAB 84
86 BAB 85
87 BAB 86
88 BAB 87
89 BAB 88
90 BAB 89
91 BAB 90
92 BAB 91
93 BAB 92
94 BAB 93
95 BAB 94
96 BAB 95
97 BAB 96
98 BAB 97
99 BAB 98
100 BAB 99
101 BAB 100
102 BAB 101
103 BAB 102
104 BAB 103
105 BAB 104
106 BAB 105
107 BAB 106
108 BAB 107
109 BAB 108
110 BAB 109 Final Eps
111 MY SUGAR
112 Terikat Takdir Sang Penguasa
113 My Genius Twins Baby And CEO
114 RETURN
115 Asmara Di Usia 17 Tahun
116 jangan dibaca
117 Gairah Sang Casanova
118 Wajib Baca
119 After Divorce
120 Bride Of Choice Karya Lunoxs
121 Crazy Love karya baru Lunoxs
122 Pengasuh Tuan Muda Genius karya baru Lunoxs
Episodes

Updated 122 Episodes

1
BAB 1 - Tidak Memiliki Alasan
2
BAB 2 - Pernikahan Kedua
3
BAB 3 - Gugup
4
BAB 4 - Ji
5
BAB 5 - Kehabisan Kata-Kata
6
BAB 6 - Mulai Membiasakan Diri
7
BAB 7 - Harus Terbiasa
8
BAB 8 - Tanpa Sadar
9
BAB 9 - Mendiamkan Aku
10
BAB 10 - Aku Adalah Arend Dimatamu
11
BAB 11 - Pungguk Merindukan Bulan
12
BAB 12 - Berkutat Dengan Masa Lalu
13
BAB 13 -Penuh Penyesalan
14
BAB 14 - Apakah Kamu Percaya?
15
BAB 15 - Percayalah Padaku
16
BAB 16 - Menghindari Fitnah
17
BAB 17 - Itsbat Nikah
18
BAB 18 - Tidak Melihat Keberadaan Ku
19
BAB 19 - Sangat Beruntung
20
Tokoh Turun Ranjang
21
BAB 20 - Memperkenalkan Aku
22
BAB 21 - Menjadi Teman
23
BAB 22 - Masalah Lila
24
BAB 23 - Ya Allah Bantu Aku
25
BAB 24 - Suka Saat Di Kursi
26
BAB 25 - Tetap Berada Di Sampingku
27
BAB 26 - Terbuka Satu Per Satu
28
BAB 27 - Selalu Mendoakan Kamu dan Jihan
29
BAB 28 - Mimpi
30
BAB 29 - Sebuah Rencana
31
BAB 30 - Datang Ke Kantor Polisi
32
BAB 31 - Membohongi Istri
33
BAB 32
34
BAB 33
35
BAB 34
36
BAB 35
37
BAB 36
38
BAB 37
39
BAB 38
40
BAB 39
41
BAB 40
42
BAB 41
43
BAB 42
44
BAB 43
45
BAB 44
46
BAB 45
47
BAB 46
48
BAB 47
49
BAB 48
50
BAB 49
51
BAB 50
52
BAB 51
53
BAB 52
54
BAB 53
55
BAB 54
56
BAB 55
57
BAB 56
58
BAB 57
59
BAB 58
60
BAB 59
61
BAB 60
62
BAB 61
63
BAB 62
64
BAB 63
65
BAB 64
66
BAB 65
67
BAB 66
68
BAB 67
69
BAB 68
70
BAB 69
71
BAB 70
72
BAB 71
73
BAB 72
74
BAB 73
75
BAB 74
76
BAB 75
77
BAB 76
78
BAB 77
79
BAB 78
80
BAB 79
81
BAB 80
82
BAB 81
83
BAB 82
84
BAB 83
85
BAB 84
86
BAB 85
87
BAB 86
88
BAB 87
89
BAB 88
90
BAB 89
91
BAB 90
92
BAB 91
93
BAB 92
94
BAB 93
95
BAB 94
96
BAB 95
97
BAB 96
98
BAB 97
99
BAB 98
100
BAB 99
101
BAB 100
102
BAB 101
103
BAB 102
104
BAB 103
105
BAB 104
106
BAB 105
107
BAB 106
108
BAB 107
109
BAB 108
110
BAB 109 Final Eps
111
MY SUGAR
112
Terikat Takdir Sang Penguasa
113
My Genius Twins Baby And CEO
114
RETURN
115
Asmara Di Usia 17 Tahun
116
jangan dibaca
117
Gairah Sang Casanova
118
Wajib Baca
119
After Divorce
120
Bride Of Choice Karya Lunoxs
121
Crazy Love karya baru Lunoxs
122
Pengasuh Tuan Muda Genius karya baru Lunoxs

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!