BAB 8 - Tanpa Sadar

Waktu berjalan begitu cepat, aku menghitung hari yang sudah ku lalui bersama mas Arick dengan sepuluh jari ku. Satu, dua, tiga, empat... Aku tersenyum penuh arti, ternyata sudah 37 hari aku dan mas Arick menikah.

Hari-hari yang ku lalui dengannya begitu indah, mas Arick menciptakan dunia yang begitu nyaman untuk ku dan Zayn tinggali.

Tiap malam kami selalu tidur berpelukan, tiap pagi selalu ada kecupan dan dihari-hari kami selalu bergandengan. Zayn pun tumbuh dengan sehat, berat badannya terus mengalami kenaikan.

Tidak ada yang lebih ku syukuri dari ini semua, aku selalu berdoa agar selamanya rumah tangga ku akan seperti ini terus.

Kata mas Arick jika masa nifas ku sudah selesai, sebaiknya kita pindah dari rumah ini. Belajar hidup mandiri dan membangun rumah tangga tanpa campur tangan orang tua. Mas Arick percaya, dengan kita tinggal berdua saja maka rumah tangga kita akan semakin kokoh.

Baiklah, aku menurut, meski sedikit tidak rela berpisah dengan ibu Sofia dan papa Mardi.

Mas Arick dan mas Arend sudah dibelikan rumah masing-masing olah papa Mardi. Papa Mardi sengaja membelikan rumah didekat rumah ini agar anaknya tidak ada yang meninggalkannya terlalu jauh.

Papa Mardi dan ibu Sofia sadar, jika suatu saat nanti pastilah anak-anaknya ingin hidup mandiri dan mereka tidak menentang akan hal itu.

Dan disinilah aku berdiri saat ini, didepan rumah sederhana dengan halaman yang tidak terlalu luas. Cukup untuk parkir 3 mobil.

Zayn sedang digendong mbak Puji, mang ujang dan pak Amir menurunkan barang-barang. Aku dan mas Arick berkeliling disekitar halaman rumah.

"Kamu suka rumah ini?" Tanya Mas Arick.

"Suka Mas."

"Tapi rumah ini lebih kecil daripada rumah ibu." Jelas mas Arick, ia menghentikan langkah kakinya dan aku pun ikut berhenti juga.

"Mas, kita sudah sangat beruntung memiliki rumah ini. Pasangan pengantin baru diluar sana mungkin masih banyak yang mengontrak." Jawab ku dengan menatap matanya. Mas Arick selalu saja menginginkan yang terbaik untuk ku dan Zayn, aku tidak mau hal itu malah membebaninya.

"Ibu juga minta mbak Puji untuk menemani aku disini, jadi Mas jangan khawatir aku akan kesepian saat mas kerja. Rumah ibu sama papa juga tidak terlalu jauh, cuma 10 menit naik mobil sampai." Aku kembali menjelaskan, padahal mas Arick yang mengajak ku pindah kesini, tapi dia juga yang merasa tak enak hati.

Mas Arik menarik pinggangku dengan kedua tangannya, dia mendekap dan kedua tanganku menahan dada mas Arick.

"Mas Malu." Ucap ku pelan, aku melirik mbak Puji yang senyum-senyum melihat kearah ku dan mas Arick.

"Aku sangat bersyukur memiliki istri seperti kamu Ji."

Pipiku merona mendengar pujian mas Arick.

"Aku lebih beruntung memiliki Mas didalam hidup ku." Jawab ku tak mau kalah dengan kata-kata manis miliknya, aku juga harus bisa menyenangkan hatinya bukan?

"Benarkah?"

Aku mengangguk.

"Hem, berarti malam ini malam pertama kita?" Tanya Mas Arick dengan senyum menggoda.

Sumpah demi apapun, saat ini aku sangat malu. Aku memukul agak keras dada mas Arick, hingga ia sedikit gaduh kesakitan.

"Sakit sayang."

Aku tau mas Arick bohong.

"Iya iya, ayo sekarang kita masuk." Mas Arick mengajak ku kembali berjalan, masuk ke dalam rumah baru kami.

Rumah minimalis, ada ruang tamu, ruang keluarga, 2 kamar tidur lengkap dengan kamar mandi, 1 ruang kerja, dapur, halaman belakang berupa taman kecil dan garasi.

"Sebelumnya mas sudah pernah tinggal disini?" Tanya ku, karena rumah ini sudah dilengkapi dengan perabot rumah tangga, aku dan mas Arick hanya membawa baju dan semua perlengkapan Zayn.

"Iya, kadang-kadang Mas memang tinggal disini." Jawabnya.

Aku mengangguk kecil dan mengikuti langkah mas Arick, sepertinya mas Arick akan mengajak ku masuk ke kamar kami.

Dan benar, inilah kamar yang akan kami tinggali. Lebih kecil memang dari kamar kami sebelumnya, tapi aku sudah merasa nyaman sedari awal masuk kamar ini.

Setidaknya box tidur Zayn masih muat untuk diletakkan di kamar ini.

Mas Arick memeluk ku dari belakang dan mencium pucuk kepala ku sekilas.

"Aku sangat bahagia hari ini Ji, impian ku untuk membina rumah tangga di rumah ini akhirnya terwujud."

Aku tersenyum dan mengelus kedua tangan mas Arick yang melingkar di perut ku.

"Percayalah Mas, aku juga bahagia." Aku memutar badan hingga tatapan kami bertemu. Aku memberanikan diri untuk mendekat dan mengecup bibir mas Arick. Ini adalah kali pertama aku menciumnya terlebih dahulu.

Aku tau mas Arick sangat terkejut, namun aku senang ketika ku rasakan dekapannya atas tubuh ku yang semakin menguat.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Malam baru saja dimulai, bahkan belum ada 1 jam matahari tenggelam. Tapi aku sudah merasakan kegugupan, apalagi ucapan mas Arick tentang malam pertama terus terngiang di telingaku. Membayangkannya saja sudah membuat tubuh ku menegang.

Aku dan mas Arick baru saja selesai shalat magrib berjamaah. Zayn aku tidurkan di samping sajadah ku.

"Tangan mu dingin sekali Ji, apa kamu masuk angin lagi?" Tanya mas Arick ketika aku selesai mencium tangannya, wajahnya terlihat cemas dan dia langsung memeriksa suhu tubuh ku.

Aku tidak masuk angin Mas, apalagi demam. Aku gugup.

"Kamu tidak demam Ji, coba aku periksa kaki mu." Mas Arick nyaris menyentuh telapak kakiku, untunglah aku lebih cepat mencegahnya. Rasanya sangat tidak sopan membiarkan mas Arick menyentuh telapak kaki itu.

"Mas, aku baik-baik saja."

"Lalu kenapa kamu sampai keringat dingin seperti ini."

"Aku kedinginan." Jawab ku asal, ku lihat mas Arick terdiam mencoba menerima jawaban ku.

"Kalau begitu berbaringlah, masuk kedalam selimut." Perintahnya.

Mas Arick kemudian mengangkat Zayn dan menidurkannya di box, sedangkan aku membereskan sajadah dan melipat mukenah.

Selesai dengan Zayn mas Arick membimbing ku untuk berbaring di tempat tidur kami. Dia menyelimuti ku dengan telaten.

Padahal aku tidak sakit dan melihat mas Arick yang cemas seperti ini malah membuat ku merasa bersalah.

"Mas." Aku menahan tangannya ketika mas Arick hendak pergi.

"Mau kemana?" Tanya ku.

"Aku mau ke dapur, minum susu hangat mau?" Dia menawarkan minuman hangat padaku.

Ya Allah mas Arick, aku semakin merasa bersalah.

"Mas jangan kemana-mana. Aku mau mas peluk aku." Kata-kata itu keluar dari mulut ku dengan sendirinya.

Mas Arick tertegun, mata kami saling mengunci satu sama lain, lambat laun mas Arick semakin mendekat. Tapi dia bukan memelukku, melainkan mencium bibirku.

Lama kami saling berpaut, aku sadar, darah kami sudah sama-sama mendidih. Malam ini aku sudah menunaikan kewajiban ku meski sedikit ragu. Kami menyatu dan tidak ada lagi jarak sedikitpun. Satu yang aku sesali, malam ini aku masih mengingat mas Arend.

"Mas Arend." Lirih ku tanpa sadar.

Terpopuler

Comments

komalia komalia

komalia komalia

ini cerita nya ko kaya ji yang bercerita,author nya enga bercerita,nyeritain tentang eric perasaan eric jadi ini tentang perasaan ji semua.

2024-12-24

0

Tuti Tyastuti

Tuti Tyastuti

waduh ji

2024-08-19

1

liberty

liberty

wadow🤧

2024-04-30

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 - Tidak Memiliki Alasan
2 BAB 2 - Pernikahan Kedua
3 BAB 3 - Gugup
4 BAB 4 - Ji
5 BAB 5 - Kehabisan Kata-Kata
6 BAB 6 - Mulai Membiasakan Diri
7 BAB 7 - Harus Terbiasa
8 BAB 8 - Tanpa Sadar
9 BAB 9 - Mendiamkan Aku
10 BAB 10 - Aku Adalah Arend Dimatamu
11 BAB 11 - Pungguk Merindukan Bulan
12 BAB 12 - Berkutat Dengan Masa Lalu
13 BAB 13 -Penuh Penyesalan
14 BAB 14 - Apakah Kamu Percaya?
15 BAB 15 - Percayalah Padaku
16 BAB 16 - Menghindari Fitnah
17 BAB 17 - Itsbat Nikah
18 BAB 18 - Tidak Melihat Keberadaan Ku
19 BAB 19 - Sangat Beruntung
20 Tokoh Turun Ranjang
21 BAB 20 - Memperkenalkan Aku
22 BAB 21 - Menjadi Teman
23 BAB 22 - Masalah Lila
24 BAB 23 - Ya Allah Bantu Aku
25 BAB 24 - Suka Saat Di Kursi
26 BAB 25 - Tetap Berada Di Sampingku
27 BAB 26 - Terbuka Satu Per Satu
28 BAB 27 - Selalu Mendoakan Kamu dan Jihan
29 BAB 28 - Mimpi
30 BAB 29 - Sebuah Rencana
31 BAB 30 - Datang Ke Kantor Polisi
32 BAB 31 - Membohongi Istri
33 BAB 32
34 BAB 33
35 BAB 34
36 BAB 35
37 BAB 36
38 BAB 37
39 BAB 38
40 BAB 39
41 BAB 40
42 BAB 41
43 BAB 42
44 BAB 43
45 BAB 44
46 BAB 45
47 BAB 46
48 BAB 47
49 BAB 48
50 BAB 49
51 BAB 50
52 BAB 51
53 BAB 52
54 BAB 53
55 BAB 54
56 BAB 55
57 BAB 56
58 BAB 57
59 BAB 58
60 BAB 59
61 BAB 60
62 BAB 61
63 BAB 62
64 BAB 63
65 BAB 64
66 BAB 65
67 BAB 66
68 BAB 67
69 BAB 68
70 BAB 69
71 BAB 70
72 BAB 71
73 BAB 72
74 BAB 73
75 BAB 74
76 BAB 75
77 BAB 76
78 BAB 77
79 BAB 78
80 BAB 79
81 BAB 80
82 BAB 81
83 BAB 82
84 BAB 83
85 BAB 84
86 BAB 85
87 BAB 86
88 BAB 87
89 BAB 88
90 BAB 89
91 BAB 90
92 BAB 91
93 BAB 92
94 BAB 93
95 BAB 94
96 BAB 95
97 BAB 96
98 BAB 97
99 BAB 98
100 BAB 99
101 BAB 100
102 BAB 101
103 BAB 102
104 BAB 103
105 BAB 104
106 BAB 105
107 BAB 106
108 BAB 107
109 BAB 108
110 BAB 109 Final Eps
111 MY SUGAR
112 Terikat Takdir Sang Penguasa
113 My Genius Twins Baby And CEO
114 RETURN
115 Asmara Di Usia 17 Tahun
116 jangan dibaca
117 Gairah Sang Casanova
118 Wajib Baca
119 After Divorce
120 Bride Of Choice Karya Lunoxs
121 Crazy Love karya baru Lunoxs
122 Pengasuh Tuan Muda Genius karya baru Lunoxs
Episodes

Updated 122 Episodes

1
BAB 1 - Tidak Memiliki Alasan
2
BAB 2 - Pernikahan Kedua
3
BAB 3 - Gugup
4
BAB 4 - Ji
5
BAB 5 - Kehabisan Kata-Kata
6
BAB 6 - Mulai Membiasakan Diri
7
BAB 7 - Harus Terbiasa
8
BAB 8 - Tanpa Sadar
9
BAB 9 - Mendiamkan Aku
10
BAB 10 - Aku Adalah Arend Dimatamu
11
BAB 11 - Pungguk Merindukan Bulan
12
BAB 12 - Berkutat Dengan Masa Lalu
13
BAB 13 -Penuh Penyesalan
14
BAB 14 - Apakah Kamu Percaya?
15
BAB 15 - Percayalah Padaku
16
BAB 16 - Menghindari Fitnah
17
BAB 17 - Itsbat Nikah
18
BAB 18 - Tidak Melihat Keberadaan Ku
19
BAB 19 - Sangat Beruntung
20
Tokoh Turun Ranjang
21
BAB 20 - Memperkenalkan Aku
22
BAB 21 - Menjadi Teman
23
BAB 22 - Masalah Lila
24
BAB 23 - Ya Allah Bantu Aku
25
BAB 24 - Suka Saat Di Kursi
26
BAB 25 - Tetap Berada Di Sampingku
27
BAB 26 - Terbuka Satu Per Satu
28
BAB 27 - Selalu Mendoakan Kamu dan Jihan
29
BAB 28 - Mimpi
30
BAB 29 - Sebuah Rencana
31
BAB 30 - Datang Ke Kantor Polisi
32
BAB 31 - Membohongi Istri
33
BAB 32
34
BAB 33
35
BAB 34
36
BAB 35
37
BAB 36
38
BAB 37
39
BAB 38
40
BAB 39
41
BAB 40
42
BAB 41
43
BAB 42
44
BAB 43
45
BAB 44
46
BAB 45
47
BAB 46
48
BAB 47
49
BAB 48
50
BAB 49
51
BAB 50
52
BAB 51
53
BAB 52
54
BAB 53
55
BAB 54
56
BAB 55
57
BAB 56
58
BAB 57
59
BAB 58
60
BAB 59
61
BAB 60
62
BAB 61
63
BAB 62
64
BAB 63
65
BAB 64
66
BAB 65
67
BAB 66
68
BAB 67
69
BAB 68
70
BAB 69
71
BAB 70
72
BAB 71
73
BAB 72
74
BAB 73
75
BAB 74
76
BAB 75
77
BAB 76
78
BAB 77
79
BAB 78
80
BAB 79
81
BAB 80
82
BAB 81
83
BAB 82
84
BAB 83
85
BAB 84
86
BAB 85
87
BAB 86
88
BAB 87
89
BAB 88
90
BAB 89
91
BAB 90
92
BAB 91
93
BAB 92
94
BAB 93
95
BAB 94
96
BAB 95
97
BAB 96
98
BAB 97
99
BAB 98
100
BAB 99
101
BAB 100
102
BAB 101
103
BAB 102
104
BAB 103
105
BAB 104
106
BAB 105
107
BAB 106
108
BAB 107
109
BAB 108
110
BAB 109 Final Eps
111
MY SUGAR
112
Terikat Takdir Sang Penguasa
113
My Genius Twins Baby And CEO
114
RETURN
115
Asmara Di Usia 17 Tahun
116
jangan dibaca
117
Gairah Sang Casanova
118
Wajib Baca
119
After Divorce
120
Bride Of Choice Karya Lunoxs
121
Crazy Love karya baru Lunoxs
122
Pengasuh Tuan Muda Genius karya baru Lunoxs

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!