BAB 19 - Sangat Beruntung

POV ARICK

Aku sengaja mengajak pak Hamid untuk berbicara berdua membahas tentang masalah Lila.

Saat ini aku dan pak Hamid sedang duduk di kursi taman rumah sakit, sedangkan Jihan menunggu di dalam mobil, menyusui Zayn yang sudah mulai mengantuk.

"Sebenarnya ini semua bukan kesalahan pak Arend Mas, ini semua memang sudah takdir Allah, Lila bersama pak Arend dan mengalami kecelakaan itu. Juga kaki Lila yang sekarang tidak sempurna, itu semua cobaan yang harus Lila hadapi. Harusnya pun Lila pandai-pandai bersyukur, karena ia masih selamat, sedangkan pak Arend_"

Ucapan pak Hamid terhenti, aku tahu ia ingin mengatakan jika mas Arend sudah meninggal. Namun diurungkan karena takut membuat aku tak nyaman.

"Alhamdulilah kalau bapak berpikir seperti itu, tapi kami dari pihak keluarga almarhum mas Arend juga sudah membuat keputusan, jika Lila akan menjadi tanggung jawab kami. Menurut bapak apa yang terbaik untuk Lila setelah dia keluar dari rumah sakit?"

Dulu setelah memakamkan mas Arend, aku, papa dan ibu menjenguk Lila di rumah sakit, kami semua merasa iba melihat keadaan Lila yang terkulai lemah tak sadarkan diri, kami semua sepakat bahwa akan bertanggung jawab atas masa depan Lila.

Ku lihat pak Hamid nampak berpikir sebelum menjawab pertanyaan ku.

"Mungkin saya akan bawa Lila pulang ke kampung Mas, pulang ke Lampung. Di sana dia bisa membantu istri saya untuk mengurus warung." Jelasnya, aku sangat bersyukur karena pak Hamid begitu bijak. Tidak ku sangka bahwa pak Hamid menyerahkan semuanya kepada Allah, tanpa menuntut apapun pada keluarga kami.

"Kalau begitu saya akan memberi tunjangan setiap bulannya, sebesar gaji Lila selama ini."

"Tidak usah Mas, saya tidak mau keluarga kami menjadi beban orang lain. Lagipula di sana kami memiliki usaha, kami tidak butuh belas kasihan orang lain." Tolak pak Hamid cepat.

"Maafkan saya pak, tapi saya mohon, terimalah pertanggungjawaban kami ini. Jika anda menolaknya maka kami akan selalu merasa bersalah seumur hidup kami." Jelas ku apa adanya, inilah yang aku rasakan atas Lila, perasaan bersalah karena kakakku membuat seorang wanita menjadi pincang. Pastilah kekurangan Lila ini akan membuatnya kesulitan menjalani kehidupan sehari-hari.

Belum lagi, cibiran orang-orang yang mungkin akan ia terima.

"Saya mohon Pak," Ucapku lagi karena pak Hamid hanya terdiam.

"Baiklah Mas, akan saya terima. Semoga kejadian ini menjadikan keluarga kita sebagai saudara dan bukannya menjadi musuh." Jelas pak Hamid dengan senyum tulusnya, dan hatiku begitu lega mendengarnya.

"Oh iya Pak, jika Lila ingin kembali bekerja pun saya akan membantu Lila untuk kembali mendapatkan pekerjaan di Jakarta. Disini dia tidak perlu lagi mengontrak, dia bisa tinggal bersama kedua orang tua saya." Jelas ku lagi, aku masih berpikir jika mungkin saja Lila masih ingin bekerja.

"Iya Mas, terima kasih sebelumnya. Itu nanti biar saya bicarakan lagi dengan Lila dan Mas tidak usah khawatir, Lila akan baik-baik saja."

Pak Hamid menepuk-nepuk pundak ku pelan, sepertinya ia tahu akan kekhawatiran yang aku rasakan.

"Baiklah Pak." Jawabku mengakhiri pembicaraan kami.

Selesai urusan dengan pak Hamid aku segera bergegas kearah parkiran, ku rasa sudah cukup lama Jihan menungguku.

Dan benar saja, ku lihat didalam mobil sudah penuh dengan makanan yang dibeli oleh mbak Puji.

"Astagfirulahalazim, maafkan aku ya sayang, maafkan aku ya Mbak Puji. Aku lupa jika kalian tadi pagi belum sarapan."

Aku melihat jam ditangan kiri ku, ternyata sudah jam 11 siang.

"Kamu pasti kelaparan ya? mana harus menyusui Zayn." Sesalku, ku elus pipi Jihan yang menggelembung penuh dengan makanan. Satu tangannya menggendong Zayn yang sedang terlelap.

Ya allah, kasihan sekali istriku.

"Mas juga belum makan, ini makan dulu." Jihan memberiku sekotak bento, nasi dengan potongan ayam goreng yang diberi saus.

Bukannya mengambil kotak bento itu, aku malah mengambil Zayn didalam dekapan Jihan, aku juga memundurkan kursi ku agar lebih mudah bergerak.

"Biar aku yang gendong Zayn dan kamu suapi aku."

Ku lihat Jihan malah menahan senyumnya mendengar perintah ku.

"Ya ampun mas Arick, mentang-mentang mbak Puji duduk dibelakang dianggap obat nyamuk ya?" Keluh mbak Puji.

Aku terkekeh pelan mendengar protes mbak Puji itu, padahal tidak ada niat sedikitpun untuk menjadikan mbak Puji sebagai obat nyamuk. Hanya saja jika sudah melihat Jihan, aku tidak peduli yang lainnya lagi.

"Aa." Aku membuka mulut dan Jihan langsung menyuapi aku. Kami makan bersama dengan sendok yang sama pula.

Betapa indahnya.

"Mbak Puji, saya mau cium pipi Jihan boleh tidak?" Aku menggoda mbak Puji ketika kami semua sudah selesai makan dan bersiap-siap untuk pulang, Zayn juga sudah kembali ke gendongan sang ibu.

"Sak karepmu Mas, aku ora urus (Terserah kamu Mas, saya tidak peduli)." Kesal mbak Puji, aku dan Jihan tertawa terbahak dibuatnya. Untunglah tawa kami tidak sampai membangunkan Zayn.

"Hahaha, ah Mbak Puji seperti tidak ikhlas begitu. Biarlah saya cium Jihannya di rumah saja." Seloroh ku sambil mencubit hidung Jihan, gemas.

Aku pun mulai menghidupkan mesin mobil dan perlahan keluar dari area rumah sakit.

"Kita pulang kemana Mas?" Tanya Jihan.

"Pulang ke rumah kita saja sayang, aku tadi sudah menelpon ibu Nami untuk berpamitan dan beliau mengizinkan."

Ku lihat Jihan mengangguk dan kemudian menatap jalanan melalui jendela.

Adzan Zuhur kami baru sampai di rumah, kami semua memutuskan untuk segera shalat dan beristirahat.

Saat ini Zayn sedang menyusu dan aku hanya memperhatikan ibu dan anak ini.

Aku jadi teringat tentang ucapan dokter Diah kemarin.

"Ji."

"Apa mas?"

"Kamu masih mau memakai KB?" Tanya ku ragu-ragu.

Ku lihat Jihan menggeleng lemah, seolah dia pun ragu dengan jawabannya itu.

"Kita KB alami saja ya? kita hitung tanggal subur mu dan aku akan menahan diri di waktu itu."

Kali ini ku lihat Jihan menahan senyumnya, tapi sepertinya ia tidak tahan dan akhirnya terkekeh pelan.

"Mas tidak perlu menahan diri, aku hanya merasa sangat jahat jika sampai tidak bisa memberi asi eksklusif pada Zayn, pahami aku Mas sebagai seorang ibu."

Ku lihat kedua netra Jihan mulai berembun dan aku tak kuasa melihat itu.

"Maafkan aku ya Ji, aku terlalu bersemangat untuk memiliki anak sampai aku mengabaikan perasaan mu. Tapi percayalah, aku juga menginginkan yang terbaik untuk Zayn."

Jihan mengelus kepalaku dengan sayang, saat ini aku memang sedang berjongkok dihadapannya.

"Aku percaya Mas, aku juga sudah berusaha ikhlas dan menyerahkan semuanya kepada Allah."

"Masya Allah, terima kasih Ji."

Aku sedikit bangkit dan mengecup bibirnya sekilas, kemudian turun dan menciumi pipi Zayn yang sedang asik menyusu.

"Aku sangat beruntung memiliki kamu sebagai istri Ji."

Terpopuler

Comments

Rita

Rita

hmmm jgn buru2 dulu mengambil keputusan Rick

2025-02-17

0

Rita

Rita

untung bapaknya baik

2025-02-17

0

andi hastutty

andi hastutty

Kayanya lila ada hati ma aren atau jangan2 selingkuh yah

2024-09-25

3

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 - Tidak Memiliki Alasan
2 BAB 2 - Pernikahan Kedua
3 BAB 3 - Gugup
4 BAB 4 - Ji
5 BAB 5 - Kehabisan Kata-Kata
6 BAB 6 - Mulai Membiasakan Diri
7 BAB 7 - Harus Terbiasa
8 BAB 8 - Tanpa Sadar
9 BAB 9 - Mendiamkan Aku
10 BAB 10 - Aku Adalah Arend Dimatamu
11 BAB 11 - Pungguk Merindukan Bulan
12 BAB 12 - Berkutat Dengan Masa Lalu
13 BAB 13 -Penuh Penyesalan
14 BAB 14 - Apakah Kamu Percaya?
15 BAB 15 - Percayalah Padaku
16 BAB 16 - Menghindari Fitnah
17 BAB 17 - Itsbat Nikah
18 BAB 18 - Tidak Melihat Keberadaan Ku
19 BAB 19 - Sangat Beruntung
20 Tokoh Turun Ranjang
21 BAB 20 - Memperkenalkan Aku
22 BAB 21 - Menjadi Teman
23 BAB 22 - Masalah Lila
24 BAB 23 - Ya Allah Bantu Aku
25 BAB 24 - Suka Saat Di Kursi
26 BAB 25 - Tetap Berada Di Sampingku
27 BAB 26 - Terbuka Satu Per Satu
28 BAB 27 - Selalu Mendoakan Kamu dan Jihan
29 BAB 28 - Mimpi
30 BAB 29 - Sebuah Rencana
31 BAB 30 - Datang Ke Kantor Polisi
32 BAB 31 - Membohongi Istri
33 BAB 32
34 BAB 33
35 BAB 34
36 BAB 35
37 BAB 36
38 BAB 37
39 BAB 38
40 BAB 39
41 BAB 40
42 BAB 41
43 BAB 42
44 BAB 43
45 BAB 44
46 BAB 45
47 BAB 46
48 BAB 47
49 BAB 48
50 BAB 49
51 BAB 50
52 BAB 51
53 BAB 52
54 BAB 53
55 BAB 54
56 BAB 55
57 BAB 56
58 BAB 57
59 BAB 58
60 BAB 59
61 BAB 60
62 BAB 61
63 BAB 62
64 BAB 63
65 BAB 64
66 BAB 65
67 BAB 66
68 BAB 67
69 BAB 68
70 BAB 69
71 BAB 70
72 BAB 71
73 BAB 72
74 BAB 73
75 BAB 74
76 BAB 75
77 BAB 76
78 BAB 77
79 BAB 78
80 BAB 79
81 BAB 80
82 BAB 81
83 BAB 82
84 BAB 83
85 BAB 84
86 BAB 85
87 BAB 86
88 BAB 87
89 BAB 88
90 BAB 89
91 BAB 90
92 BAB 91
93 BAB 92
94 BAB 93
95 BAB 94
96 BAB 95
97 BAB 96
98 BAB 97
99 BAB 98
100 BAB 99
101 BAB 100
102 BAB 101
103 BAB 102
104 BAB 103
105 BAB 104
106 BAB 105
107 BAB 106
108 BAB 107
109 BAB 108
110 BAB 109 Final Eps
111 MY SUGAR
112 Terikat Takdir Sang Penguasa
113 My Genius Twins Baby And CEO
114 RETURN
115 Asmara Di Usia 17 Tahun
116 jangan dibaca
117 Gairah Sang Casanova
118 Wajib Baca
119 After Divorce
120 Bride Of Choice Karya Lunoxs
121 Crazy Love karya baru Lunoxs
122 Pengasuh Tuan Muda Genius karya baru Lunoxs
Episodes

Updated 122 Episodes

1
BAB 1 - Tidak Memiliki Alasan
2
BAB 2 - Pernikahan Kedua
3
BAB 3 - Gugup
4
BAB 4 - Ji
5
BAB 5 - Kehabisan Kata-Kata
6
BAB 6 - Mulai Membiasakan Diri
7
BAB 7 - Harus Terbiasa
8
BAB 8 - Tanpa Sadar
9
BAB 9 - Mendiamkan Aku
10
BAB 10 - Aku Adalah Arend Dimatamu
11
BAB 11 - Pungguk Merindukan Bulan
12
BAB 12 - Berkutat Dengan Masa Lalu
13
BAB 13 -Penuh Penyesalan
14
BAB 14 - Apakah Kamu Percaya?
15
BAB 15 - Percayalah Padaku
16
BAB 16 - Menghindari Fitnah
17
BAB 17 - Itsbat Nikah
18
BAB 18 - Tidak Melihat Keberadaan Ku
19
BAB 19 - Sangat Beruntung
20
Tokoh Turun Ranjang
21
BAB 20 - Memperkenalkan Aku
22
BAB 21 - Menjadi Teman
23
BAB 22 - Masalah Lila
24
BAB 23 - Ya Allah Bantu Aku
25
BAB 24 - Suka Saat Di Kursi
26
BAB 25 - Tetap Berada Di Sampingku
27
BAB 26 - Terbuka Satu Per Satu
28
BAB 27 - Selalu Mendoakan Kamu dan Jihan
29
BAB 28 - Mimpi
30
BAB 29 - Sebuah Rencana
31
BAB 30 - Datang Ke Kantor Polisi
32
BAB 31 - Membohongi Istri
33
BAB 32
34
BAB 33
35
BAB 34
36
BAB 35
37
BAB 36
38
BAB 37
39
BAB 38
40
BAB 39
41
BAB 40
42
BAB 41
43
BAB 42
44
BAB 43
45
BAB 44
46
BAB 45
47
BAB 46
48
BAB 47
49
BAB 48
50
BAB 49
51
BAB 50
52
BAB 51
53
BAB 52
54
BAB 53
55
BAB 54
56
BAB 55
57
BAB 56
58
BAB 57
59
BAB 58
60
BAB 59
61
BAB 60
62
BAB 61
63
BAB 62
64
BAB 63
65
BAB 64
66
BAB 65
67
BAB 66
68
BAB 67
69
BAB 68
70
BAB 69
71
BAB 70
72
BAB 71
73
BAB 72
74
BAB 73
75
BAB 74
76
BAB 75
77
BAB 76
78
BAB 77
79
BAB 78
80
BAB 79
81
BAB 80
82
BAB 81
83
BAB 82
84
BAB 83
85
BAB 84
86
BAB 85
87
BAB 86
88
BAB 87
89
BAB 88
90
BAB 89
91
BAB 90
92
BAB 91
93
BAB 92
94
BAB 93
95
BAB 94
96
BAB 95
97
BAB 96
98
BAB 97
99
BAB 98
100
BAB 99
101
BAB 100
102
BAB 101
103
BAB 102
104
BAB 103
105
BAB 104
106
BAB 105
107
BAB 106
108
BAB 107
109
BAB 108
110
BAB 109 Final Eps
111
MY SUGAR
112
Terikat Takdir Sang Penguasa
113
My Genius Twins Baby And CEO
114
RETURN
115
Asmara Di Usia 17 Tahun
116
jangan dibaca
117
Gairah Sang Casanova
118
Wajib Baca
119
After Divorce
120
Bride Of Choice Karya Lunoxs
121
Crazy Love karya baru Lunoxs
122
Pengasuh Tuan Muda Genius karya baru Lunoxs

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!