BAB 3 - Gugup

Ku dengar ada pergerakan yang dilakukan Arick, sepertinya Arick akan turun dan menemui ku.

Aku sangat takut.

Mas Arend.

Aku menggigit bibir bawah ku dan menutup mata, derap langkahnya semakin dekat. Ingin sekali aku melepas Zayn dan berlari mengambil apapun untuk menutupi tubuh ku. Tapi kini Zayn sedang menyusu dengan lahap, sangat tenang dan matanya terpejam. Aku tidak tega.

Akhirnya aku hanya pasrah, membiarkan Arick melihat semua aurat ku. Kini Arick sudah berdiri tepat dihadapan ku, bahkan dia pun mengelus pipi Zayn dengan lembut.

Saat ini aku benar-benar merasa seperti wanita murahan, Arick pun melihat sebelah payudaraku yang sedang di susu Zayn.

Aku hanya bisa menunduk, tidak berani menatapnya.

"Mbak tidak kedinginan memakai baju itu?" Tanyanya, pertanyaan ini juga sering sekali ditanyakan mas Arend dulu. Hanya akulah yang mengerti betapa panasnya dunia ini, meskipun AC sudah menyala.

Aku menggeleng, "Tidak." Jawab ku pelan. Aku masih menunduk, menahan malu yang sudah sampai di ubun-ubun.

Tidak apa-apa Ji, bagaimanapun keadaannya sekarang dia adalah suami mu. Dia berhak atas tubuh mu.

Aku hanya bisa terus mencari pembenaran dalam diriku. Mencoba menghilangkan kecemasan ini dan berpikir bahwa ini adalah wajar.

"Mbak, sepertinya kita harus bicara terlebih dahulu." Arick berjongkok dihadapan ku. Mungkin ia kesal melihatku yang selalu menunduk.

Dengan penuh keterpaksaan, aku memberanikan diri menatap matanya.

Mata mas Arend. Bukan! ini adalah Arick.

Mereka benar-benar sangat mirip.

"Maafkan Mbak Rick, kalau cara berpakaian Mbak tidak sopan dan membuat kamu tidak nyaman." Aku sadar diri, aku langsung meminta maaf kepada Arick.

"Semenjak Mbak hamil sampai sekarang Mbak selalu merasa kegerahan, Mbak tidak bisa tidur jika memakai baju yang tebal dan tertutup." Aku mencoba jujur, tidak ingin Arick menilai bahwa aku sedang menggodanya. Tidak seperti itu.

"Bukan itu maksud saya mbak." Jawab Arick, entah kenapa setiap kata-kata yang keluar dari mulutnya membuat ku takut. Kata-kata dengan nada bicara dan wajah yang sama-sama datar, tanpa ekspresi.

Aku terdiam, bingung mau menjawab apa.

"Kita sudah menikah, Mbak dengan masa lalu Mbak dan saya pun begitu. Jadi alangkah baiknya jika mulai saat ini kita bisa saling mendekatkan diri. Agar pernikahan ini semata-mata bukan hanya karena Zayn. Tapi juga karena kita ingin mencari ridho Allah."

Hatiku tertegun mendengar penuturan Arick. Laki-laki yang biasanya selalu diam dan bersikap dingin bisa juga bicara seindah ini.

Arick memang masih menjadi misteri untuk ku dan sepertinya akan terus seperti itu. Meskipun sudah dengan jelas dia berkata untuk menerima satu sama lain, kami tetap saja merasa canggung.

"Baiklah Rick, kalau begitu bolehkah aku memanggil mu Mas?" Tanya ku dengan ragu-ragu.

"Jika hanya berdua Mbak boleh memanggil saya Mas, tapi jika Zayn sudah bangun panggil saya Ayah."

Aku dan Arick sama-sama tersenyum dengan mata kami yang saling mengunci, merasa lucu dengan panggilan itu.

Saat Arick tersenyum seperti itu, aku seperti melihat mas Arend.

Astagfirulahalazim.

Cepat-cepat aku membawa kesadaran ku kembali. Mas Arend sudah meninggal dan saat ini yang menjadi suami ku adalah Arick. Arick bukan Arend, kesalahan besar jika aku menganggap Arick adalah mas Arend.

Selesai menertawakan tentang panggilan Ayah, kami kembali terdiam canggung.

Ingin sekali aku meminta Arick untuk tidak memanggilku Mbak, tapi aku tidak punya cukup nyali.

Plup! Zayn sudah puas menyusu, tanpa ada rasa bersalah ia melepas *****.

Ya allah aku malu sekali saat Arick melihat itu semua. Cepat-cepat aku menaikkan baju ku dan tanpa ku duga Arick langsung bergerak mengambil Zayn dan meletakkannya di box bayi Zayn.

Arick sangat sigap dan aku sangat tersentuh akan hal itu.

Buru-buru aku mengambil cardigan yang tergantung di samping lemari pakaian. Setidaknya cardigan ini bisa sedikit menutup aurat bagian atas ku.

Selesai dengan itu aku menghampiri Arick yang masih berdiri didamping tempat tidur Zayn.

"Zayn sudah tidur, sekarang ayo kita tidur." Aku mengajak Arick untuk tidur, berusaha menghilangkan kecanggungan diantara kami.

Arick mengangguk dan kemudian berjalan menuju tempat tidur kami, aku mengikutinya dan berjalan kesisi lain ranjang.

Kini kami sudah sama-sama berbaring, tak ada obrolan pengantar tidur seperti yang selalu aku lakukan dengan mas Arend. Ya, wajar saja, karena ini Arick dan bukan mas Arend.

Lambat laun kami pun terlelap, keadaan kamar yang sunyi benar-benar membuat kami mengantuk.

Malam ini Zayn bangun sebanyak 4 kali dan tiap kali dia terbangun Arick juga menemaniku menyusui Zayn. Sumpah aku sangat tidak menyangka akan hal itu. Dalam benakku, Arick akan tertidur hingga pagi dan tidak akan mendengar tangisan Zayn meminta susu.

Aku salut sekaligus iba, ingin sekali aku bertanya tentang dirinya. Apakah kamu benar-benar ikhlas menjalani ini semua? menikahi ku dan membantu merawat Zayn. Apakah sebelumnya kamu sudah memiliki kekasih, namun kamu putuskan karena harus menikahi ku?

Banyak sekali pertanyaan yang berenang di kepalaku, namun tak satupun yang keluar. Melihat Arick yang rela berkorban, benar-benar membuat aku merasa egois.

Apalagi hingga kini aku masih memikirkan mas Arend.

Selesai mas Arick shalat subuh, aku mencium punggung tangan kanannya takzim.

"Terima kasih Mas." Ucap ku, aku memberanikan diri untuk menahan tangannya agar tetap berada di dalam genggaman tangan ku.

Bukannya menjawab, Arick malah kembali bertanya, "Kenapa tangan Mbak dingin sekali?" Tanyanya, Arick kemudian menarik tangan ku yang kiri kemudian menggenggam keduanya. Ia menggosok-gosok tanganku agar menjadi hangat.

Ini bukan karena aku kedinginan Rick, ini karena aku gugup.

Aku membiarkannya menghangatkan telapak tangan ku, meski tangan ini akan tetap dingin karena aku masih saja gugup.

"Jangan-jangan mbak masuk angin karena semalam tidur menggunakan baju itu." Tebak Arick dan aku menggeleng.

"Bukan Mas, aku baik-baik saja."

"Kalau Mbak sakit, kasihan Zayn nanti. Ayo biar saya balur punggung Mbak menggunakan minyak kayu putih." Arick menarik tangan ku untuk berdiri, aku benar-benar ingin lari dari situasi ini.

Ingin sekali aku menarik tangan ku dan melepas genggamannya.

Tapi niat itu aku urungkan, melihat betapa tulusnya dia kepadaku dan anak ku. Membuatku ingin menghargainya, menghargainya sebagai suami ku yang sesungguhnya.

Bukan hanya sebagai suami pengganti.

Aku melepas cardigan dan Arick mengambil minyak kayu putih di atas nakas. Tanpa babibu dia langsung duduk dibelakang ku dan membalurkan minyak itu di pundak ku yang terbuka. Aku belum mengganti baju dan kaki ku, ku tutupi menggunakan cardigan.

Tangan hangatnya terus menyentuh ku hingga ku rasa tangan itu menelusup dan masuk ke dalam bajuku. Arick membalur pinggangku juga.

Ya allah, jantung ku berdetak tak beraturan saat ini, rasanya jantung ini akan copot.

Tidak apa-apa Ji, dia berhak atas tubuh mu. Jika kamu menolaknya maka kamu yang akan menanggung dosa.

Terpopuler

Comments

Rita

Rita

hmmnnnnnn

2025-02-16

2

Nuryati Yati

Nuryati Yati

Arick modus😆

2025-01-02

1

LENY

LENY

BILANG DONG SAMA ARICK JGN PANGGIL MBAK KAN SDH MANGGIL ARICK MAS.😊 ARICK SEPERTI NYA LAKI2 YG BAIK SHOLEH JUGA🙏

2024-08-13

3

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 - Tidak Memiliki Alasan
2 BAB 2 - Pernikahan Kedua
3 BAB 3 - Gugup
4 BAB 4 - Ji
5 BAB 5 - Kehabisan Kata-Kata
6 BAB 6 - Mulai Membiasakan Diri
7 BAB 7 - Harus Terbiasa
8 BAB 8 - Tanpa Sadar
9 BAB 9 - Mendiamkan Aku
10 BAB 10 - Aku Adalah Arend Dimatamu
11 BAB 11 - Pungguk Merindukan Bulan
12 BAB 12 - Berkutat Dengan Masa Lalu
13 BAB 13 -Penuh Penyesalan
14 BAB 14 - Apakah Kamu Percaya?
15 BAB 15 - Percayalah Padaku
16 BAB 16 - Menghindari Fitnah
17 BAB 17 - Itsbat Nikah
18 BAB 18 - Tidak Melihat Keberadaan Ku
19 BAB 19 - Sangat Beruntung
20 Tokoh Turun Ranjang
21 BAB 20 - Memperkenalkan Aku
22 BAB 21 - Menjadi Teman
23 BAB 22 - Masalah Lila
24 BAB 23 - Ya Allah Bantu Aku
25 BAB 24 - Suka Saat Di Kursi
26 BAB 25 - Tetap Berada Di Sampingku
27 BAB 26 - Terbuka Satu Per Satu
28 BAB 27 - Selalu Mendoakan Kamu dan Jihan
29 BAB 28 - Mimpi
30 BAB 29 - Sebuah Rencana
31 BAB 30 - Datang Ke Kantor Polisi
32 BAB 31 - Membohongi Istri
33 BAB 32
34 BAB 33
35 BAB 34
36 BAB 35
37 BAB 36
38 BAB 37
39 BAB 38
40 BAB 39
41 BAB 40
42 BAB 41
43 BAB 42
44 BAB 43
45 BAB 44
46 BAB 45
47 BAB 46
48 BAB 47
49 BAB 48
50 BAB 49
51 BAB 50
52 BAB 51
53 BAB 52
54 BAB 53
55 BAB 54
56 BAB 55
57 BAB 56
58 BAB 57
59 BAB 58
60 BAB 59
61 BAB 60
62 BAB 61
63 BAB 62
64 BAB 63
65 BAB 64
66 BAB 65
67 BAB 66
68 BAB 67
69 BAB 68
70 BAB 69
71 BAB 70
72 BAB 71
73 BAB 72
74 BAB 73
75 BAB 74
76 BAB 75
77 BAB 76
78 BAB 77
79 BAB 78
80 BAB 79
81 BAB 80
82 BAB 81
83 BAB 82
84 BAB 83
85 BAB 84
86 BAB 85
87 BAB 86
88 BAB 87
89 BAB 88
90 BAB 89
91 BAB 90
92 BAB 91
93 BAB 92
94 BAB 93
95 BAB 94
96 BAB 95
97 BAB 96
98 BAB 97
99 BAB 98
100 BAB 99
101 BAB 100
102 BAB 101
103 BAB 102
104 BAB 103
105 BAB 104
106 BAB 105
107 BAB 106
108 BAB 107
109 BAB 108
110 BAB 109 Final Eps
111 MY SUGAR
112 Terikat Takdir Sang Penguasa
113 My Genius Twins Baby And CEO
114 RETURN
115 Asmara Di Usia 17 Tahun
116 jangan dibaca
117 Gairah Sang Casanova
118 Wajib Baca
119 After Divorce
120 Bride Of Choice Karya Lunoxs
121 Crazy Love karya baru Lunoxs
122 Pengasuh Tuan Muda Genius karya baru Lunoxs
Episodes

Updated 122 Episodes

1
BAB 1 - Tidak Memiliki Alasan
2
BAB 2 - Pernikahan Kedua
3
BAB 3 - Gugup
4
BAB 4 - Ji
5
BAB 5 - Kehabisan Kata-Kata
6
BAB 6 - Mulai Membiasakan Diri
7
BAB 7 - Harus Terbiasa
8
BAB 8 - Tanpa Sadar
9
BAB 9 - Mendiamkan Aku
10
BAB 10 - Aku Adalah Arend Dimatamu
11
BAB 11 - Pungguk Merindukan Bulan
12
BAB 12 - Berkutat Dengan Masa Lalu
13
BAB 13 -Penuh Penyesalan
14
BAB 14 - Apakah Kamu Percaya?
15
BAB 15 - Percayalah Padaku
16
BAB 16 - Menghindari Fitnah
17
BAB 17 - Itsbat Nikah
18
BAB 18 - Tidak Melihat Keberadaan Ku
19
BAB 19 - Sangat Beruntung
20
Tokoh Turun Ranjang
21
BAB 20 - Memperkenalkan Aku
22
BAB 21 - Menjadi Teman
23
BAB 22 - Masalah Lila
24
BAB 23 - Ya Allah Bantu Aku
25
BAB 24 - Suka Saat Di Kursi
26
BAB 25 - Tetap Berada Di Sampingku
27
BAB 26 - Terbuka Satu Per Satu
28
BAB 27 - Selalu Mendoakan Kamu dan Jihan
29
BAB 28 - Mimpi
30
BAB 29 - Sebuah Rencana
31
BAB 30 - Datang Ke Kantor Polisi
32
BAB 31 - Membohongi Istri
33
BAB 32
34
BAB 33
35
BAB 34
36
BAB 35
37
BAB 36
38
BAB 37
39
BAB 38
40
BAB 39
41
BAB 40
42
BAB 41
43
BAB 42
44
BAB 43
45
BAB 44
46
BAB 45
47
BAB 46
48
BAB 47
49
BAB 48
50
BAB 49
51
BAB 50
52
BAB 51
53
BAB 52
54
BAB 53
55
BAB 54
56
BAB 55
57
BAB 56
58
BAB 57
59
BAB 58
60
BAB 59
61
BAB 60
62
BAB 61
63
BAB 62
64
BAB 63
65
BAB 64
66
BAB 65
67
BAB 66
68
BAB 67
69
BAB 68
70
BAB 69
71
BAB 70
72
BAB 71
73
BAB 72
74
BAB 73
75
BAB 74
76
BAB 75
77
BAB 76
78
BAB 77
79
BAB 78
80
BAB 79
81
BAB 80
82
BAB 81
83
BAB 82
84
BAB 83
85
BAB 84
86
BAB 85
87
BAB 86
88
BAB 87
89
BAB 88
90
BAB 89
91
BAB 90
92
BAB 91
93
BAB 92
94
BAB 93
95
BAB 94
96
BAB 95
97
BAB 96
98
BAB 97
99
BAB 98
100
BAB 99
101
BAB 100
102
BAB 101
103
BAB 102
104
BAB 103
105
BAB 104
106
BAB 105
107
BAB 106
108
BAB 107
109
BAB 108
110
BAB 109 Final Eps
111
MY SUGAR
112
Terikat Takdir Sang Penguasa
113
My Genius Twins Baby And CEO
114
RETURN
115
Asmara Di Usia 17 Tahun
116
jangan dibaca
117
Gairah Sang Casanova
118
Wajib Baca
119
After Divorce
120
Bride Of Choice Karya Lunoxs
121
Crazy Love karya baru Lunoxs
122
Pengasuh Tuan Muda Genius karya baru Lunoxs

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!