BAB 4 - Ji

"Perutnya Mbak kasih sendiri ya?"

Ucapan Arick membuat ku salah tingkah, tanpa menjawab aku mengambil minyak kayu putih yang diulurkan olehnya.

Sebenarnya aku baik-baik saja, tidak merasa masuk angin ataupun kembung apalagi mual. Tapi ya sudahlah, tidak ada salahnya juga memakai minyak kayu putih ini. Karena gugup aku terlalu banyak menuang minyak itu ditangan.

"Hati-hati." Ucap Arik dan aku semakin gugup. Aku hanya bisa menelan saliva ku dengan susah payah.

"Oh iya Mas, nanti siang bisa antar aku ke toko baju yang didepan gang tidak?" Aku mencoba mencairkan suasana.

"Mbak mau beli apa?"

"Baju tidur, sepertinya di sana ada juga baju tidur yang tertutup tapi bahannya dingin." Jelas ku, Arick diam saja tanpa suara. Lama aku menunggu jawabnya namun ia tetap terdiam.

"Mas sibuk ya? ya sudah aku pergi dengan pak Amir saja." Pak Amir adalah supir keluarga kami.

Arick tetap terdiam dan aku sangat bingung harus bagaimana. Apa ada yang salah dengan ucapan ku? apa aku terlalu banyak menuntut?

Akhirnya kami kembali dalam kebisuan.

Subuh disini jam 4.39 pagi, masih terlalu dingin jika langsung mandi. Aku memutuskan untuk kembali berbaring di ranjang dan Arick permisi sebentar kembali ke kamarnya. Ada sesuatu yang harus ia ambil katanya. Sedangkan Zayn, dia masih tertidur pulas.

Zayn tidur dan Arick pergi, entah kenapa kesunyian langsung menghampiri ku. Biasanya kamar ini selalu ramai dengan pembicaraan hangat antara aku dan mas Arend.

Ya allah, aku sangat mencintai ayah Zayn. Semua tentangnya masih tergambar jelas dalam ingatan ku. Ku pandangi seisi kamar ini, semua foto ku dengan mas Arend sudah diturunkan kemarin siang.

Kata ibu, aku harus menjaga perasaan Arick.

Jangan tunjukkan cintamu kepada Arend didepannya langsung, cintailah Arend didalam hati dan doamu saja.

Itulah pesan ibu sebelum aku menikah dengan Arick. Beliau juga berkata:

Meskipun kamu belum mencintai Arick, kamu harus tetap bisa menerima keberadaannya. Menjadi janda bukanlah hal yang mudah, ibu sudah menjalaninya. Dan harusnya kamu bersyukur Arick menerima mu dengan apa adanya. Bahkan dia sangat menyayangi Zayn.

Air mataku mengalir entah karena apa, menangisi mas Arend atau menangisi pengorbanan Arick.

Ceklek!

Pintu kamar ku terbuka, buru-buru aku menghapus air mata.

Ibu sofia, mertuaku datang. Ditangannya ada segelas susu, aku tahu itu susu untuk ibu menyusui. Aku menyambutnya dengan senyuman.

"Terima kasih Buk." Ucap ku, ibu Sofia meletakkan gelas itu di atas nakas, berarti masih panas. Jika sudah hangat, biasanya ibu langsung memberikannya pada ku.

"Kamu menangis lagi Nak?" Tanya bu Sofia, suaranya sangat lembut dan menenangkan. Ku rasa sifat mas Arend menurun dari ibu Sofia.

"Tidak Buk." Jawab ku mencoba berbohong, namun gagal karena ibu tahu bahwa aku habis menangis, pipi dan bulu mata ku masih basah.

"Kenapa?" Tanyanya lagi, "Kamu harus bisa mengendalikan perasaan mu sendiri, jangan sampai menyinggung Arick. Karena sekarang dia adalah suami mu."

Ibu Sofia mengelus lengan ku pelan dan aku kembali menangis seraya mengangguk kecil.

Mendengar teguran ibu membuat ku sadar akan sesuatu. Aku tidak boleh egois dan hanya mementingkan diri ku sendiri. Mulai sekarang aku harus memperhatikan Arick dan melayaninya layaknya seorang istri.

"Ibu disini?" Arick datang dan langsung berdiri di samping bu Sofia.

"Ibu mengantar susu untuk Jihan. Oh iya Rick hari ini dan besok kan kamu libur jadi pagi ini ibuk dan bapak akan pergi ke Jogja. Ibuk dan bapak ingin mengunjungi makam nenek kakek kalian. Kalian tidak apa-apa kan ibuk tinggal?"

Bu Sofia menatap ku, meminta izin.

"Tidak apa-apa Buk, di rumah kan masih ada mbak Puji dan Bude Santi." Jawab ku dengan senyuman, "Nanti juga aku bisa minta ibu Nami untuk datang kesini." Lanjut ku.

"Jangan." Bu Sofia buru-buru mencegah niat ku, "Ibu ingin kalian menghabiskan waktu bersama-sama, kamu, Arick dan Zayn."

Aku tertegun mendengarnya, juga bingung harus menjawab apa, akhirnya aku hanya bisa diam.

"Baiklah Bu, pergi saja tidak apa-apa. Lagipula ada mbak Puji dan bude Santi yang akan membantu kami disini jika ada apa-apa dengan Zayn." Jawab Arick dan ibu Sofia langsung tersenyum bahagia, sepertinya ia sangat bangga kepada anak bungsunya ini.

"Maksud ibu juga seperti itu, ya sudah ibuk tinggal dulu ya. Nanti keluar saat sarapan."

Bu sofia pergi meninggalkan kami berdua dan Arick mengambil posisi duduknya.

Kami saling menatap cukup lama tanpa ada kata, sampai ku rasa tangan ku yang ditariknya masuk kedalam genggaman tangannya.

"Mbak, bukan kah wajah saya sama seperti wajah mas Arend?"

Deg! jantung ku terasa tersengat mendengar pertanyaan Arick, apa maksudnya?

"Jika Mbak merasa kehadiran saya membuat Mbak tidak nyaman, anggaplah saya ini sebagai mas Arend."

Aku menggigit bibir bawah ku kuat-kuat dan mata ku mulai berembun.

Bukan seperti itu caranya Rick.

"Jika_"

"Cukup Mas." Aku memotong cepat ucapan Arick selanjutnya, aku tidak ingin dia semakin membuatku merasa bersalah.

"Mas Arend adalah mas Arend, dan kamu adalah mas Arick. Jujur saja aku memang belum bisa melupakan mas Arend, meski wajah kalian sama tapi kalian tetaplah berbeda." Jelasku panjang lebar dengan air mata yang mulai mengalir.

"Insyaallah Mas, insyaallah tiap detik aku akan mencoba untuk mencintai kamu sebagai suami ku dan ayah Zayn, bukan hanya sebagai suami pengganti mas Arend." Aku semakin mengeratkan genggaman tangan ku pada Arick.

Bukan bukan, bukan Arik saja, tapi mas Arick. Ya, hatiku pun harus mulai terbiasa memanggilnya dengan sebutan Mas.

"Jadi beri aku kesempatan Mas." Ucap ku lirih.

Aku merasakan tangan hangatnya mulai menghapus air mata ku dan aku mencoba menerima itu dengan sepenuh hati.

Susah payah aku mencoba mengesampingkan mas Arend dari hati dan otak ku.

Mas Arick mencium kening ku cukup lama dan aku mulai merasakan kedamaian didalam hati.

"Kalau begitu beri saya kesempatan juga untuk mencintai kamu Ji."

Deg! Apa kata mas Arick? dia memanggil ku Ji?

Aku mengulas senyum yang paling manis dibibir ku. Memang sangat aneh mendengarnya memanggil aku Ji, mengingat selama ini dia selalu memanggilku Mbak, tapi jujur saja hatiku berbunga-bunga.

Aku mulai merasa hubungan kami bisa semakin baik.

"Em em emm." Zayn mulai menggeliat, dengan sigap Arick langsung menghampiri Zayn.

"Oh anak Ayah sudah bangun, pipis ya? Masya Allah, anak ayah bukan cuma pipis, tapi pup juga." Arick seolah berbicara dengan Zayn, yang diajak bicara hanya menggeliat-geliat saja.

Aku tersenyum dengan tulus tanpa ada beban. Melihat mas Arick dan Zayn, aku seperti menemukan dunia ku yang baru.

Restui kami mas Arend.

Terpopuler

Comments

Rita

Rita

tp emang iya sih g segampang itu aplg msh baru aplg mukanya mirip

2025-02-16

0

Rita

Rita

tuh enak kan sdh terbuka

2025-02-16

0

Rita

Rita

jgnkan kmu saya jg bingung apa Arick g mau kmu ganti model baju tidur

2025-02-16

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 - Tidak Memiliki Alasan
2 BAB 2 - Pernikahan Kedua
3 BAB 3 - Gugup
4 BAB 4 - Ji
5 BAB 5 - Kehabisan Kata-Kata
6 BAB 6 - Mulai Membiasakan Diri
7 BAB 7 - Harus Terbiasa
8 BAB 8 - Tanpa Sadar
9 BAB 9 - Mendiamkan Aku
10 BAB 10 - Aku Adalah Arend Dimatamu
11 BAB 11 - Pungguk Merindukan Bulan
12 BAB 12 - Berkutat Dengan Masa Lalu
13 BAB 13 -Penuh Penyesalan
14 BAB 14 - Apakah Kamu Percaya?
15 BAB 15 - Percayalah Padaku
16 BAB 16 - Menghindari Fitnah
17 BAB 17 - Itsbat Nikah
18 BAB 18 - Tidak Melihat Keberadaan Ku
19 BAB 19 - Sangat Beruntung
20 Tokoh Turun Ranjang
21 BAB 20 - Memperkenalkan Aku
22 BAB 21 - Menjadi Teman
23 BAB 22 - Masalah Lila
24 BAB 23 - Ya Allah Bantu Aku
25 BAB 24 - Suka Saat Di Kursi
26 BAB 25 - Tetap Berada Di Sampingku
27 BAB 26 - Terbuka Satu Per Satu
28 BAB 27 - Selalu Mendoakan Kamu dan Jihan
29 BAB 28 - Mimpi
30 BAB 29 - Sebuah Rencana
31 BAB 30 - Datang Ke Kantor Polisi
32 BAB 31 - Membohongi Istri
33 BAB 32
34 BAB 33
35 BAB 34
36 BAB 35
37 BAB 36
38 BAB 37
39 BAB 38
40 BAB 39
41 BAB 40
42 BAB 41
43 BAB 42
44 BAB 43
45 BAB 44
46 BAB 45
47 BAB 46
48 BAB 47
49 BAB 48
50 BAB 49
51 BAB 50
52 BAB 51
53 BAB 52
54 BAB 53
55 BAB 54
56 BAB 55
57 BAB 56
58 BAB 57
59 BAB 58
60 BAB 59
61 BAB 60
62 BAB 61
63 BAB 62
64 BAB 63
65 BAB 64
66 BAB 65
67 BAB 66
68 BAB 67
69 BAB 68
70 BAB 69
71 BAB 70
72 BAB 71
73 BAB 72
74 BAB 73
75 BAB 74
76 BAB 75
77 BAB 76
78 BAB 77
79 BAB 78
80 BAB 79
81 BAB 80
82 BAB 81
83 BAB 82
84 BAB 83
85 BAB 84
86 BAB 85
87 BAB 86
88 BAB 87
89 BAB 88
90 BAB 89
91 BAB 90
92 BAB 91
93 BAB 92
94 BAB 93
95 BAB 94
96 BAB 95
97 BAB 96
98 BAB 97
99 BAB 98
100 BAB 99
101 BAB 100
102 BAB 101
103 BAB 102
104 BAB 103
105 BAB 104
106 BAB 105
107 BAB 106
108 BAB 107
109 BAB 108
110 BAB 109 Final Eps
111 MY SUGAR
112 Terikat Takdir Sang Penguasa
113 My Genius Twins Baby And CEO
114 RETURN
115 Asmara Di Usia 17 Tahun
116 jangan dibaca
117 Gairah Sang Casanova
118 Wajib Baca
119 After Divorce
120 Bride Of Choice Karya Lunoxs
121 Crazy Love karya baru Lunoxs
122 Pengasuh Tuan Muda Genius karya baru Lunoxs
Episodes

Updated 122 Episodes

1
BAB 1 - Tidak Memiliki Alasan
2
BAB 2 - Pernikahan Kedua
3
BAB 3 - Gugup
4
BAB 4 - Ji
5
BAB 5 - Kehabisan Kata-Kata
6
BAB 6 - Mulai Membiasakan Diri
7
BAB 7 - Harus Terbiasa
8
BAB 8 - Tanpa Sadar
9
BAB 9 - Mendiamkan Aku
10
BAB 10 - Aku Adalah Arend Dimatamu
11
BAB 11 - Pungguk Merindukan Bulan
12
BAB 12 - Berkutat Dengan Masa Lalu
13
BAB 13 -Penuh Penyesalan
14
BAB 14 - Apakah Kamu Percaya?
15
BAB 15 - Percayalah Padaku
16
BAB 16 - Menghindari Fitnah
17
BAB 17 - Itsbat Nikah
18
BAB 18 - Tidak Melihat Keberadaan Ku
19
BAB 19 - Sangat Beruntung
20
Tokoh Turun Ranjang
21
BAB 20 - Memperkenalkan Aku
22
BAB 21 - Menjadi Teman
23
BAB 22 - Masalah Lila
24
BAB 23 - Ya Allah Bantu Aku
25
BAB 24 - Suka Saat Di Kursi
26
BAB 25 - Tetap Berada Di Sampingku
27
BAB 26 - Terbuka Satu Per Satu
28
BAB 27 - Selalu Mendoakan Kamu dan Jihan
29
BAB 28 - Mimpi
30
BAB 29 - Sebuah Rencana
31
BAB 30 - Datang Ke Kantor Polisi
32
BAB 31 - Membohongi Istri
33
BAB 32
34
BAB 33
35
BAB 34
36
BAB 35
37
BAB 36
38
BAB 37
39
BAB 38
40
BAB 39
41
BAB 40
42
BAB 41
43
BAB 42
44
BAB 43
45
BAB 44
46
BAB 45
47
BAB 46
48
BAB 47
49
BAB 48
50
BAB 49
51
BAB 50
52
BAB 51
53
BAB 52
54
BAB 53
55
BAB 54
56
BAB 55
57
BAB 56
58
BAB 57
59
BAB 58
60
BAB 59
61
BAB 60
62
BAB 61
63
BAB 62
64
BAB 63
65
BAB 64
66
BAB 65
67
BAB 66
68
BAB 67
69
BAB 68
70
BAB 69
71
BAB 70
72
BAB 71
73
BAB 72
74
BAB 73
75
BAB 74
76
BAB 75
77
BAB 76
78
BAB 77
79
BAB 78
80
BAB 79
81
BAB 80
82
BAB 81
83
BAB 82
84
BAB 83
85
BAB 84
86
BAB 85
87
BAB 86
88
BAB 87
89
BAB 88
90
BAB 89
91
BAB 90
92
BAB 91
93
BAB 92
94
BAB 93
95
BAB 94
96
BAB 95
97
BAB 96
98
BAB 97
99
BAB 98
100
BAB 99
101
BAB 100
102
BAB 101
103
BAB 102
104
BAB 103
105
BAB 104
106
BAB 105
107
BAB 106
108
BAB 107
109
BAB 108
110
BAB 109 Final Eps
111
MY SUGAR
112
Terikat Takdir Sang Penguasa
113
My Genius Twins Baby And CEO
114
RETURN
115
Asmara Di Usia 17 Tahun
116
jangan dibaca
117
Gairah Sang Casanova
118
Wajib Baca
119
After Divorce
120
Bride Of Choice Karya Lunoxs
121
Crazy Love karya baru Lunoxs
122
Pengasuh Tuan Muda Genius karya baru Lunoxs

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!