Episode 17 - Sssttt!

"Telat ya?" tanya Gian yang maju mendekati Amber sambil menenteng tasnya.

Di bibirnya masih terlihat seringai jahat yang sama. Mungkin pikirnya, ini adalah saat yang tepat untuk membalas kekesalannya soal spot parkir kala itu.

"Eeee—," belum juga Amber memberikan alasan tiba-tiba dua orang gadis yang juga merupakan panitia inisiasi lewat di dekat sana.

"Gian? Itu siapa? Maba telat ya?" Salah satu dari mereka mencurigai Amber sebagai maba yang tertangkap basah terlambat dan tidak mengikuti upacara pembukaan.

Amber yang semakin merasa terancam secara reflek melingkarkan tangannya ke tangan Gian. Tangan yang lain memegangi perutnya seoah-olah dia sedang kesakitan. Nampaknya, apapun akan Amber coba lakukan demi tidak mendapatkan hukuman.

"Bukan, kak," katanya. "Aku tadi baru mau ikut upacara tapi tiba-tiba perutku sakit banget sampe nggak bisa jalan. Kak Gian liat aku terus mau anterin ke P3K."

Amber mengencangkan pegangannya lalu melihat ke arah Gian yang belum sempat berkata apa-apa. Tatapannya dibuat sememelas mungkin supaya Gian paham kalau ia minta bantuan.

"Iya kah, Gian?" seorang yang lain memastikan lagi karena Gian sama sekali belum bicara. Wajahnya malah terlihat bingung karena tiba-tiba terjebak di situasi ini.

Amber tak tinggal diam. Ia harus memperjuangkan 'keselamatannya'. Dengan sembunyi-sembunyi ia mencubit tangan Gian dan itu membuat pemuda itu sedikit kaget.

Ia pun reflek menjawab, "Iya, ini baru mau gue anterin ke P3K."

"Ya udah sana buruan dianter. Panitia yang sedang tidak bertugas wajib ikut pembukaan. Nanti bakal ada sesi perkenalan soalnya." Kedua orang itu pun berlalu menuju ke tempat upacara.

Tinggalah Gian dan Amber yang masih mematung dengan posisi yang sama, menunggu kedua orang tadi hilang dari pandangan. Saat mereka sudah tak terlihat, Amber tak langsung melepaskan pegangannya pada lengan Gian. Sudah kepalang tanggung. Ia harus melanjutkan aktingnya sampai panitia bagian P3K melihatnya. Dengan begitu, mereka baru akan percaya kalau ia benar-benar sedang sakit.

"Lo mau curi-curi kesempatan ya?" tanya Gian ketus sambil mencoba melepaskan pegangan tangan Amber.

"Gian kan? Gimana kalau kita saling bantu aja. Toh tadi kamu sudah terlanjur bohong. Kalau ada panitia yang tahu kamu bohong kamu pasti bakal dapet sanksi juga kan?" walau tak yakin akan berhasil, Amber mencoba membujuk Gian.

"Sial! Kenapa jadi gue yang kena masalah sih? Kayanya gue enggak boleh deket-deket sama lo deh. Bawa sial mulu!" Gian kesal hingga sedikit berteriak.

"Sssttt … nanti ketahun lho. Udah ayok, tadi kamu disuruh ikutan upacara kan?" Amber menarik Gian supaya segera mengantarkan ia ke ruang P3K.

"Tadi lo manis-manis manggil 'Kak Gian' sekarang 'kamu-kamu'. Emang ngeselin banget ini orang. Amit-amit deh rangkulan tangan kaya gini!" Gian masih saja terus menggerutu sepanjang jalan hingga mereka tiba di ruangan P3K.

"Udah, jangan berisik terus. Aku juga sebenernya nggak mau. Cuma ini kepepet," jawab Amber apa adanya.

"Lo ngatur-ngatur mulu ya dari tadi. Udah gue tolongin juga." Gian terus saja ribut hingga mereka tiba di dekat ruang P3K. Rasa kesalnya mungkin sudah memuncak sampai ke ubun-ubun. Selama dia kuliah di sana, belum ada orang yang dengan santainya memerintah dia untuk melakukan sesuatu kecuali dosen. Baru kali ini ia bertemu dengan orang semacam ini. Gadis yang sebenarnya belum dikenalnya tapi sudah membawanya masuk ke dalam satu masalah.

Sebelum Amber masuk, Gian ketus berkata, "Nggak mau bilang makasih sama gue? Lo hutang budi tau!"

Amber tidak menjawab. Dia malah sibuk merogoh-rogoh bagian dalam tasnya. "Nih, kita impas," kata Amber. Alih-alih mengatakan terima kasih, Amber malah memberikan satu dari tiga energy bar yang dari tadi belum sempat dimakannya. Ia lalu menghilang masuk ke ruang P3K.

"Apa-apaan ni cewek?" gumam Gian.

Untuk kedua kalinya setelah hari pendataan inisiasi itu, Gian ditinggalkan tanpa sempat berkata apapun. Ia hanya bisa memasukkan energy bar itu ke kantong kemejanya, lalu buru-buru pergi ke tempat upacara pembukaan inisiasi sedang berlangsung.

Sama seperti Amber, ia pun juga enggan jika harus mendapatkan hukuman. Apalagi, di acara semacam ini biasanya hukuman yang diberikan bersifat aneh-aneh dan memalukan. Ia bergidik membayangkannya lalu bergegas supaya tak makin tertinggal.

Dari dalam ruang P3K Amber sekilas melihat Gian sudah berlalu. Ia menghela napas lega dan itu terdengar oleh seorang panitia yang baru saja memberikan minyak kayu putih dan teh hangat kepada Amber yang dikiranya benar-benar sakit perut.

"Udah enakan, Dek?" tanyanya sambil tersenyum.

"Hehehe … Iya, Kak." Hampir saja Amber lupa kalau ia ke ruang P3K bukan untuk menghindari Gian tapi untuk menghindari hukuman.

"Kamu tadi belum sarapan kah?" tanyanya lagi kepada Amber.

"Iya, Kak." Walau jengah dan merasa bersalah karena sudah berbohong, Amber terpaksa harus melanjutkan aktingnya sampai tuntas.

Untungnya, petugas kesehatan yang berjaga tadi lalu memberikan secarik kertas kepada Amber, "Ini nanti dikasihin ke dampok kamu ya, dek. Kalau udah makin baikan kamu bisa gabung sama temen-temen kamu."

"Yeay! Surat kebebasan!" Amber bersorak-sorai dalam hatinya setelah menerima surat tanda sakit.

"Iya, Kak. Kalau gitu aku mau ke sana sekarang aja, kak. Udah mendingan abis minum teh anget barusan. Makasih banyak ya, Kak." Senyum Amber lebar sekali saat berpamitan. Untuk saja tidak ketahuan kalau ia hanya pura-pura sakit.

Setelah mendapatkan apa yang ia butuhkan, ia lalu keluar dari ruang P3K. Anehnya, sebelum benar-benar melewati pintu ruangan itu, ia celingak-celinguk melihat keadaan sekitar. Ternyata ia sedang memastikan bahwa Gian tak ada di sana.

Sungguh, hari ini kalau bukan karena terpaksa ia tak mau berurusan dengan Gian lagi. Urusan spot parkir kala itu saja belum benar-benar selesai. Sekarang malah muncul lagi urusan yang lain akibat kecerobohannya yang lupa memasang alarm saat hendak pergi tidur. Ah, entahlah. Yang ada dipikirannya saat ini hanyalah ia ingin buru-buru bergabung dengan Charemon dan teman sekelompoknya yang lain.

Langkah Amber menuju ke tempat upacara pembukaan terasa begitu ringan. Ia menunjukkan secarik surat sakit kepada panitia divisi keamanan yang menanyakan kenapa ia baru muncul saat upacara pembukaan sudah berjalan lebih dari setengahnya. Tentu saja, ia lolos dengan mulus dengan selembar kertas kecil itu. Berbeda dengan lebih dari 15 mahasiswa baru yang lain yang ternyata juga terlambat sama seperti Amber. Mereka harus berbaris didepan, menghadap ke semua peserta upacara. Parahnya, mereka harus memakai atribut semacam rok hula yang terbuat dari tali rafia warna-warni.

Walaupun merasa bersalah karena sudah curang, Amber tetap saja merasa senang dan lega. Menjadi pusat perhatian dengan cara seperti itu adalah hal yang paling dibenci Amber. Wajar saja jika ia sampai berani melibatkan Gian dalam usahanya untuk kabur dari hukuman.

***

Tepat pukul 4 sore, seluruh rangkaian acara inisiasi hari pertama sudah selesai dilaksanakan. Sebagian besar maba memilih untuk pulang karena kelelahan. Sebagian lagi masih berada di area kampus sekedar untuk berkumpul bersama teman-teman barunya atau membahas beberapa hal untuk mempersiapkan inisiasi hari kedua esok.

Para panitia yang sudah seharian bertugas pun sekarang sudah bebas tugas. Begitu pula dengan Gian. Sebelum pulang, ia memilih untuk beristirahat sebentar di depan ruang panitia. Menjadi panitia inisiasi cukup melelahkan. Belum lagi kalau ia harus meladeni keributan para maba yang tahu siapa dirinya. Kalau bukan karena dua teman dekatnya, Bimo dan Egidia, yang secara sembarangan mendaftarkannya sebagai panitia, mungkin ia tak perlu capek-capek begini.

Panjang umur. Baru saja dipikirkan, kedua temannya itu tiba-tiba muncul. Mereka bertiga sebenarnya berada di satu divisi yang sama, yaitu seksi dokumentasi. Hanya saja, tadi mereka ditugaskan di area yang berbeda-beda. Karena itulah, setelah acara selesai mereka baru bisa bertemu lagi. Padahal biasanya mereka selalu kemana-mana bersama.

"Heh! Ngapain lo? Ngelamun?" sapa Bimo yang langsung merangkul Gian.

"Capek gue. Jadi panitia kerjaannya ga seberapa, cuma ngadepin maba yang pada histeris udah pada kaya liat artis itu lebih capek. Kesel gue." keluhnya.

"Lah, lo kan emang artis gimana sih?" kata Egidia sambil terbahak.

"Eh apaan ni? Sejak kapan lo bawa beginian?" Bimo tak sengaja menemukan energy bar di dalam saku kemeja Gian lalu mengambilnya.

"Balikin!" Kata Gian sewot sambil langsung mengambil energy bar itu dari tangan Bimo.

"Ceileh sewot amat Bang Gian? Dari ciapa cih?" goda Egidia.

"Iya. Dari siapa sih? Mana pernah lu bawa cemilan. Rasa stoberi pink pula," Bimo ikut menimpali.

"Dapet dari hantu penunggu pohon! Puas lo?" sahut Gian sambil berlalu dari tempat itu.

"Mau kemana lo? Ngambek?" tanya Egidia yang memang tahu sejak awal Gian tak ingin jadi panitia inisiasi.

"Nggak. Mau pulang gue. Capek," jawabnya tanpa menoleh.

Sesampainya di dalam mobil, Gian tak langsung melaju pulang. Ia duduk di balik kemudi sambil memandangi energy bar berbahan kedelai dan stroberi dengan bungkus berwarna merah jambu itu. Ia merasa geli sendiri jika mengingat apa yang ia alami. Bukan hanya soal hari itu, tetapi sejak awal kejadian di ruang pendataan inisiasi.

Kecuali Egidia yang memang sudah berteman dekat dengan Gian sejak lama, biasanya semua gadis yang ada di kampus itu akan cenderung mencari perhatian atau bahkan sengaja mencuri-curi kesempatan untuk bisa dekat dengan Gian. Mereka bahkan sering kali memberi hadiah atau bantuan tanpa diminta. Tentu Gian tidak menerima semua itu. Ia malah risih dengan perlakuan-perlakuan semacam itu. Karena itu jugalah ia tak pernah betah berlama-lama di kampus, kecuali jika ada Bimo dan Egidia yang sering berperan sebagai 'bodyguardnya'.

Amber berbeda. Entah kenapa ia sama sekali tak terlihat ingin berada di dekat Gian seperti gadis-gadis lain pada umumnya.

Ia lalu pulang diawali sesungging senyum di wajahnya. "Bocah ngeselin, awas aja lo" gumamnya.

***

Terpopuler

Comments

reni

reni

bocah..

2020-06-07

0

Nobita_Upil(ig: blackjack_dnb)

Nobita_Upil(ig: blackjack_dnb)

Hai, teman-temin pembacaku yang setia 😄

Gimana? Suka nggak sama episode yang ini? Semoga kalian suka 😊

Sambil menunggu update episode selanjutnya, jangan lupa untuk selalu dukung aku ya. Caranya mudah. Masukkan novel ini ke daftar favorit kalian, berikan rating luar biasa, berika like juga komentar di tiap episode yang sudah selesai kalian baca 😉

Sampai jumpa di episode selanjutnya 😆

2020-05-17

5

Green Nam

Green Nam

Situasi yang menjebak

2020-04-24

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 - Amberley Senja
2 Episode 2 - Pertemuan Pertama
3 Episode 3 - Rencana Sang Pelukis
4 Episode 4 - Kejutan
5 Episode 5 - Nama Panggilan
6 Episode 6 - 'Label'
7 Episode 7 - 'Label' (Bagian 2)
8 Episode 8 - Hari Bersejarah
9 Episode 9 - Keputusan
10 Episode 10 - Rasa Tak Berwajah
11 Episode 11 - Rasa Tak Berwajah (Bagian 2)
12 Episode 12 - Rasa Tak Berwajah (Bagian 3)
13 Episode 13 - Maaf
14 Episode 14 - Insiden Spot Parkir
15 Episode 15 - Giandra
16 Episode 16 - Sial!
17 Episode 17 - Sssttt!
18 Episode 18 - Siapa Dia?
19 Episode 19 - Jangan-jangan ...
20 Episode 20 - Kesal!
21 Episode 21 - Titisan Sang Legenda
22 Episode 22 - Untuk Amber
23 Episode 23 - Charemon dan Ibunya
24 Episode 24 - Tarachandra, Sang Idola
25 Episode 25 - Sahabat Sejati
26 Episode 26 - Egidia
27 Episode 27 - Kota Patah Hati
28 Episode 28 – Kota Patah Hati (Bagian 2)
29 Episode 29 - Kota Patah Hati (Bagian 3)
30 Episide 30 - Bakso Cabe Rawit
31 Episode 31 - Teror
32 Episode 32 – Luapan Kemarahan
33 Episode 33 - Mungkinkah?
34 Episode 34 – Duh!
35 Episode 35 - Kebenaran
36 Episode 36 - Putri Nadine
37 Episode 37 - Awal
38 Episode 38 – Dendam
39 Episode 39 – Barang Bukti
40 Episode 40 - Curahan Hati
41 Episode 41 – Mau Kan?
42 Episode 42 - Sabtu, Segeralah Datang …
43 Episode 43 - Tiba Juga
44 Episode 44 – Harapan Giandra
45 Episode 45 - Hunting
46 Episode 46 - Kediaman Tarachandra
47 Episode 47 - Kediaman Adipramana
48 Episode 48 - Kediaman Adipramana (Bagian 2)
49 Episode 49 - Apa Yang Salah?
50 Episode 50 - Berita
51 Episode 51 - 'Kejutan' di Kamar Mandi
52 Episode 52 - Penjelasan
53 Episode 53 - Perasaan Amber
54 Episode 54 - Samantha
55 Episode 55 - Menolong Charemon
56 Episode 56 - Menolong Charemon (Bagian 2)
57 Episode 57 - Rekaman
58 Episode 58 - Kemarahan Samantha
59 Episode 59 - Rencana Egidia
60 Episode 60 - Tangkap!
61 Episode 61 - Tangkap! (Bagian 2)
62 Episode 62 - Tangkap! (Bagian 3)
63 Episode 63 - Akhir Dari Samantra
64 Episode 64 - Rencana Akhir Pekan
65 Episode 65 - Lelaki Sejati
66 Episode 66 - Kesiangan!
67 Episode 67 - Malu!
68 Episode 68 - Siapa?
69 Episode 69 - Aaaaa!!
70 Episode 70 - Hantu?
71 Episode 71 - Pernyataan
72 Episode 72 - Pacarku
73 Episode 73 - Restu Tarachandra
74 Episode 74 - Tugas Kuliah
75 Episode 75 - Perasaan Yang Campur Aduk
76 Episode 76 - Membuat Sketsa
77 Episode 77 - Kegalauan
78 Episode 78 - Gores
79 Episode 79 - Api Cemburu
80 Episode 80 - Pertengkaran Pertama
81 Episode 81 - Jangan Temui Aku!
82 Episode 82 - Alasan di Balik Pertengkaran
83 Episode 83 - Makrab
84 Episode 84 - Makrab (Bagian 2)
85 Episode 85 - Makrab (Bagian 3)
86 Episode 86 - Pencarian
87 Episode 87 - Penyesalan
88 Episode 88 - Ayah Amberley Senja
89 Episode 89 - Berakhirnya Sebuah Persahabatan
90 Episode 90 - Fakta Yang Terkuak
91 Episode 91 - Nasib Nadine
92 Episode 92 - Terlambat Untuk Menyesal
93 Episode 93 - Ciuman Pertama
94 Episode 94 - Kekhawatiran
95 Episode 95 - Memaafkan Masa Lalu
96 Episode 96 - Go Public?
97 Episode 97 - Pameran
98 Episode 98 - Kekasih Giandra
99 Episode 99 - Dipermalukan
100 Episode 100 - Pertemuan
101 Episode 101 - Permintaan Amber
102 Episode 102 - Pesta Ulang Tahun Gian
103 Episode 103 - Pesta Ulang Tahun Gian (Bagian 2)
104 Episode 104 - Menginap
105 Episode 105 - Kawan Lama
106 Episode 106 - Prasangka
107 Episode 107 - Siap Atau Tidak
108 Episode 108 - Siap Atau Tidak (Bagian 2)
109 Episode 109 - Kejutan Ulang Tahun Untuk Amber
110 Episode 110 - Kejutan Ulang Tahun Untuk Amber (Bagian 2)
111 Episode 111 - Perasaan Yang Mengganjal
112 Episode 112 - Ikutlah Denganku
113 Episode 113 - Kemelut di Hati Ayu
114 Episode 114 - Kemelut di Hati Ayu (Bagian 2)
115 Episode 115 - Belahan Jiwa
116 Episode 116 - Memohon Restu
117 Episode Terakhir
118 Ucapan Terima Kasih dan Pengumuman
119 Episode Ekstra
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Episode 1 - Amberley Senja
2
Episode 2 - Pertemuan Pertama
3
Episode 3 - Rencana Sang Pelukis
4
Episode 4 - Kejutan
5
Episode 5 - Nama Panggilan
6
Episode 6 - 'Label'
7
Episode 7 - 'Label' (Bagian 2)
8
Episode 8 - Hari Bersejarah
9
Episode 9 - Keputusan
10
Episode 10 - Rasa Tak Berwajah
11
Episode 11 - Rasa Tak Berwajah (Bagian 2)
12
Episode 12 - Rasa Tak Berwajah (Bagian 3)
13
Episode 13 - Maaf
14
Episode 14 - Insiden Spot Parkir
15
Episode 15 - Giandra
16
Episode 16 - Sial!
17
Episode 17 - Sssttt!
18
Episode 18 - Siapa Dia?
19
Episode 19 - Jangan-jangan ...
20
Episode 20 - Kesal!
21
Episode 21 - Titisan Sang Legenda
22
Episode 22 - Untuk Amber
23
Episode 23 - Charemon dan Ibunya
24
Episode 24 - Tarachandra, Sang Idola
25
Episode 25 - Sahabat Sejati
26
Episode 26 - Egidia
27
Episode 27 - Kota Patah Hati
28
Episode 28 – Kota Patah Hati (Bagian 2)
29
Episode 29 - Kota Patah Hati (Bagian 3)
30
Episide 30 - Bakso Cabe Rawit
31
Episode 31 - Teror
32
Episode 32 – Luapan Kemarahan
33
Episode 33 - Mungkinkah?
34
Episode 34 – Duh!
35
Episode 35 - Kebenaran
36
Episode 36 - Putri Nadine
37
Episode 37 - Awal
38
Episode 38 – Dendam
39
Episode 39 – Barang Bukti
40
Episode 40 - Curahan Hati
41
Episode 41 – Mau Kan?
42
Episode 42 - Sabtu, Segeralah Datang …
43
Episode 43 - Tiba Juga
44
Episode 44 – Harapan Giandra
45
Episode 45 - Hunting
46
Episode 46 - Kediaman Tarachandra
47
Episode 47 - Kediaman Adipramana
48
Episode 48 - Kediaman Adipramana (Bagian 2)
49
Episode 49 - Apa Yang Salah?
50
Episode 50 - Berita
51
Episode 51 - 'Kejutan' di Kamar Mandi
52
Episode 52 - Penjelasan
53
Episode 53 - Perasaan Amber
54
Episode 54 - Samantha
55
Episode 55 - Menolong Charemon
56
Episode 56 - Menolong Charemon (Bagian 2)
57
Episode 57 - Rekaman
58
Episode 58 - Kemarahan Samantha
59
Episode 59 - Rencana Egidia
60
Episode 60 - Tangkap!
61
Episode 61 - Tangkap! (Bagian 2)
62
Episode 62 - Tangkap! (Bagian 3)
63
Episode 63 - Akhir Dari Samantra
64
Episode 64 - Rencana Akhir Pekan
65
Episode 65 - Lelaki Sejati
66
Episode 66 - Kesiangan!
67
Episode 67 - Malu!
68
Episode 68 - Siapa?
69
Episode 69 - Aaaaa!!
70
Episode 70 - Hantu?
71
Episode 71 - Pernyataan
72
Episode 72 - Pacarku
73
Episode 73 - Restu Tarachandra
74
Episode 74 - Tugas Kuliah
75
Episode 75 - Perasaan Yang Campur Aduk
76
Episode 76 - Membuat Sketsa
77
Episode 77 - Kegalauan
78
Episode 78 - Gores
79
Episode 79 - Api Cemburu
80
Episode 80 - Pertengkaran Pertama
81
Episode 81 - Jangan Temui Aku!
82
Episode 82 - Alasan di Balik Pertengkaran
83
Episode 83 - Makrab
84
Episode 84 - Makrab (Bagian 2)
85
Episode 85 - Makrab (Bagian 3)
86
Episode 86 - Pencarian
87
Episode 87 - Penyesalan
88
Episode 88 - Ayah Amberley Senja
89
Episode 89 - Berakhirnya Sebuah Persahabatan
90
Episode 90 - Fakta Yang Terkuak
91
Episode 91 - Nasib Nadine
92
Episode 92 - Terlambat Untuk Menyesal
93
Episode 93 - Ciuman Pertama
94
Episode 94 - Kekhawatiran
95
Episode 95 - Memaafkan Masa Lalu
96
Episode 96 - Go Public?
97
Episode 97 - Pameran
98
Episode 98 - Kekasih Giandra
99
Episode 99 - Dipermalukan
100
Episode 100 - Pertemuan
101
Episode 101 - Permintaan Amber
102
Episode 102 - Pesta Ulang Tahun Gian
103
Episode 103 - Pesta Ulang Tahun Gian (Bagian 2)
104
Episode 104 - Menginap
105
Episode 105 - Kawan Lama
106
Episode 106 - Prasangka
107
Episode 107 - Siap Atau Tidak
108
Episode 108 - Siap Atau Tidak (Bagian 2)
109
Episode 109 - Kejutan Ulang Tahun Untuk Amber
110
Episode 110 - Kejutan Ulang Tahun Untuk Amber (Bagian 2)
111
Episode 111 - Perasaan Yang Mengganjal
112
Episode 112 - Ikutlah Denganku
113
Episode 113 - Kemelut di Hati Ayu
114
Episode 114 - Kemelut di Hati Ayu (Bagian 2)
115
Episode 115 - Belahan Jiwa
116
Episode 116 - Memohon Restu
117
Episode Terakhir
118
Ucapan Terima Kasih dan Pengumuman
119
Episode Ekstra

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!