Akhirnya,hari pelaksanaan inisiasi mahasiswa baru (maba) tiba juga. Acara ini sudah ditunggu-tunggu oleh banyak orang dan memang wajib diikuti oleh maba dari seluruh fakultas dan jurusan selama 3 hari ke depan.
Setiap harinya, akan ada beberapa kegiatan berbeda yang akan dilaksanakan dari pukul 8 pagi hingga pukul 4 sore. Intinya, selain sebagai ajang saling mengenal antar maba, acara inisiasi juga bertujuan untuk memperkenalkan seluruh area kampus yang tentunya masih asing bagi para mereka.
Hari ini merupakan hari pembukaan rangkaian acara inisiasi. Kegiatan pertama yang akan dilakukan adalah upacara di lapangan pusat universitas yang letaknya tak jauh dari gedung pusat.
Sehari sebelumnya, setiap kelompok sudah mengadakan pertemuan untuk membahas mengenai apa saja yang perlu dipersiapkan guna mengikuti inisiasi hari pertama esok hari. Mereka juga membahas tentang pakaian dan segala atribut khas kelompok yang perlu disiapkan di rumah oleh masing-masing maba.
Kala itu, dijelaskan pula bahwa tidak ada yang boleh terlambat datang ke upacara pembukaan. Jika terlambat, akan ada hukuman yang diberikan oleh pihak panitia.
"Dengerin tuh, Amber. Jangan sampe telat!" Charemon memperingatkan Amber sambil menoel-noel pipinya. Ia tahu Amber sering terjaga hingga larut malam dan itu seringkali menyebabkannya sulit bangun di pagi hari.
"Iya, iya, Momon bawel," celetuk Amber menanggapi temannya itu.
Sejak hari pendataan inisiasi yang lalu, persahabatan antara Amber dan Charemon memang semakin dekat. Berkatnya juga, Amber lebih mudah bergaul dengan teman-teman satu kelompoknya di acara inisiasi.
Ya, Charemon memang cukup aktif menyapa dan memperkenalkan dirinya kepada siapapun. Amber yang selalu digandengnya itu pun mau tak mau mengikuti kebiasaan yang sama walaupun tetap saja ia tak bisa jika harus seaktif Charemon. Tanpa disadarinya, kedekatannya dengan gadis periang ini memberi imbas yang positif untuknya. Ia tak lagi sependiam dulu.
Selesai pertemuan, Amber mengantarkan Charemon pulang. Amber tak pernah keberatan melakukannya karena memang kebetulan jalan ke rumah Charemon searah dengan jalan yang ia harus tuju saat pulang ke rumah dari kampus. Sebagai gantinya, Charemon sesekali mentraktir Amber saat mereka sedang bersama. Amber tak pernah meminta imbalan, tapi temannya itu mengancam akan ngambek jika Amber menolak traktirannya, jadi akhirnya Amber mau menerimanya. Itu lebih baik dari harus mendengar betapa bawelnya Charemon saat ia sedang kesal.
"Jangan tidur kemaleman, minum susu cokelat sebelum tidur biar pules, jangan lupa pasang alarm, —," Charemon mengingatkan Amber sepanjang perjalanan pulang bahkan hingga ia turun dari mobilnya.
"Baik, Tuan Puteri Momon. Hamba akan mengingatnya," jawab Amber yang sudah mulai kesal mendengar ocehan temannya yang tiada henti itu.
"Hahaha … udah sana pulang. Hati-hati," kata Charemon sambil melambaikan tangan pada Amber.
Sifat mereka berdua memang cukup berkebalikan. Tetapi, entah mengapa kehadiran sosok Charemon yang periang dan perhatian membuat Amber merasa nyaman. Wajar saja jika sekarang mereka bisa bersahabat sedekat ini.
★★★
Silau cahaya mentari yang mulai bergerak meninggi menembus tirai kamar tidur Amber. Ia yang mulai merasakan hangatnya pun perlahan terbangun.
Ia pun menguap lalu meregangkan badannya, menikmati suasana pagi yang selalu sejuk di kota itu. Setelahnya, ia duduk di pinggir tempat tidur dan membiarkan matanya menyisir isi seluruh ruangan favoritnya di rumah itu.
Tiba-tiba, ia tersentak ketika melihat sebuah papan nama dari kertas karton warna-warni yang kemarin sudah dibuatnya bersama teman-teman satu kelompok inisiasi. Dilihatnya jam beker yang ternyata lupa ia setel alarmnya sudah menunjukkan pukul 6.30.
"Telat!" teriak Amber yang lalu buru-buru berlari ke kamar mandi di dalam kamarnya. Ia mandi sekenanya lalu mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam yang merupakan dress code yang wajib dikenakan oleh seluruh peserta inisiasi. Sebenarnya, peserta wanita boleh menggunakan rok hitam, tapi tentu saja Amber tidak ingin menghabiskan harinya penuh dengan keribetan dan ketidak-nyamanan karena memakai rok.
Setelah selesai berpakaian, diambilnya tas ransel berwarna hitam miliknya. Dimasukkannya papan nama tadi ke dalamnya. Untung saja keperluan lain sudah ia siapkan kemarin malam.
Setelah berpamitan pada ayahnya sambil mengambil beberapa energy bar di atas meja makan, Amber langsung berangkat. Ia hanya bisa berharap ia bisa memecah kemacetan pagi dengan mulus nanti.
★★★
Sekencang apapun mobil Amber melaju, tetap saja ia tak bisa sampai kampus tepat waktu. Butuh waktu kurang lebih satu jam untuk menempuh jarak antara rumah dan kampus. Belum lagi ini adalah pagi hari di mana jalanan ramai dipenuhi orang-orang yang juga sedang mulai beraktifitas, baik itu berangkat bekerja atau sekolah.
Ia melirik jam tangannya setelah sengaja memarkir mobilnya di parkiran umum di luar area kampus. Sudah jam 8.14.
"Sial," katanya dalam hati.
Amber tak mau langsung menuju ke tempat upacara. Otaknya berpikir bagaimana caranya supaya ia tidak ketahuan terlambat. Ia tidak rela jika harus menerima hukuman di hari pertama inisiasi. Apapun hukuman itu, nampaknya akan cukup memalukan. Siapa tahu kalau siapapun yang terlambat akan disuruh berjoget di depan seluruh peserta.
"No no no no no, that's not gonna happen," batinnya.
Maka ia mencoba untuk mencari jalan masuk lain yang tidak melalui area gedung utama, tempat upacara dilaksanakan. Saat ini, seluruh panitia pasti sedang terfokus di sana.
Yang terpikir oleh Amber adalah pura-pura sakit. Karena itu, nanti setelah berhasil masuk, ia akan langsung mencari bagian P3K. Hanya saja, bagaimana caranya ia bisa masuk tanpa ada seorang pun yang tahu?
Amber lalu teringat bahwa ada sebuah pintu kecil yang menghubungkan salah satu sudut Fakultas Seni Rupa dengan bagian luar kampus. Yang terpikir olehnya, ia harus mencoba untuk lewat sana.
Sialnya, pintu itu tidak terbuka. Walaupun begitu, ada sebuah pohon yang tak begitu besar yang sepertinya bisa ia panjat untuk bisa masuk ke dalam. Demi tidak mendapat hukuman, Amber pun benar-benar melakukannya. Beruntung ia tadi memilih untuk memakai celana panjang dan bukan rok.
Setelah susah payah sampai di atas, hal pertama yang ia lakukan adalah melihat sekitar lalu menjatuhkan ranselnya ke bawah supaya ia nanti bisa turun dengan lebih mudah. Tasnya tersebut menimbulkan suara berdebam.
"Semoga nggak ada yang denger," batinnya.
Setelah itu, Amber dengan hati-hati menuruni pagar tembok setinggi 2,5 meter itu. Hal seperti ini tak sulit untuknya karena semasa kecilnya ia juga sering memanjat pohon bersama ayah atau kawan-kawan ayahnya.
Amber yang mendarat dengan cukup mulus di tanah tentu juga menghasilkan suara yang tak kalah kerasnya. Ia lalu membungkuk untuk meraih ransel hitamnya saat tiba-tiba ada tangan lain yang juga meraih benda tersebut, entah kapan datangnya.
Betapa terkejutnya ia saat tahu bahwa pemilik tangan itu adalah Gian dan tasnya kini ada di tangannya. Yang lebih mengejutkan lagi, ada sebuah name tag panitia yang terkalung di lehernya.
"Mati aku. Pasti kena hukuman."
Sambil membatin semua itu, Amber hanya bisa meringis kecut kepada Gian yang tampak sudah menebarkan senyum penuh kelicikan padanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Zii Azizah
haahaaaa.... endingnya gemesin.....
itulah indahnya kenakalan masa muda, pas udah tua inget jadi senyum2 sendiri...
2020-07-01
2
Nobita_Upil(ig: blackjack_dnb)
Teman-temin, hayo tebak...kira-kira Amber bakal kena hukuman atau tidak? 😆
Makasih ya kalian sampai saat ini masih terus membaca AMBERLEY. Terus berikan dukungan kalian. Masukka karya ini ke daftar favorit kalian, berikan 5 bintang supaya ratingnya naik, berikan like di setiap episode yang sudah selesai kalian baca, dan berikan komentar yang positif serta membangun 😉
Buat kalian yang sudah merelakan poin kalian untuk vote karya ini, terima kasih banyak. Sungguh aku terharu 😭
Juga buat kalian yang sudah memberikan saran demi kebaikan karya ini, terima kasih 🙏
Pokoknya, kalian keren! 👍
Sampai jumpa di episode selanjutnya 😄
2020-05-16
3
Green Nam
Endingnya ... Ngakak
2020-04-24
0