Episode 3 - Rencana Sang Pelukis

Setelah pertemuan pertamanya dengan Ayu, Tarachandra tak serta-merta menghubungi Ayu duluan walaupun dia juga sudah menyimpan nomor teleponnya. Selain karena disibukkan dengan pameran tunggalnya yang masih berlangsung, ia juga yakin bahwa dalam waktu dekat wanita dengan paras cantik itu akan menghubunginya dulu.

Keyakinannya itu bukannya tak beralasan. Bukan pula karena ia terlalu percaya diri dan menganggap Ayu juga tertarik padanya. Dia hanya mencoba berpikir logis saja.

Biasanya, berita mengenai acara apapun itu akan terbit tak lama setelah liputan dilakukan. Maksimal beberapa hari setelahnya berita tersebut biasanya sudah terbit dan bisa dibaca di surat kabar. Dan, ia juga tak lupa bahwa Ayu berjanji akan menghubunginya jika berita sudah diterbitkan.

Benar saja. Sore ini Tarachandra tak sedang berada di galeri. Semua urusan pameran sudah ia serahkan kepada kurator. Setelah acara pembukaan, ia hanya sesekali datang ke galeri, sekedar menikmati pemandangan berbagai macam raut wajah yang sedang menikmati karyanya.

Karena lelah, Tarachandra memutuskan untuk membuat secangkir kopi panas. Dia tak pernah menambahkan gula ke minuman favoritnya tersebut. Menurutnya, rasa otentik dari tiap jenis kopi hanya bisa dinikmati saat kita tidak menambahkan apapun ke dalamnya.

Di rumah kecilnya yang juga berfungsi sebagai studio pribadinya, Tarachandra selalu memilih untuk menikmati kopinya di kursi teras belakang. Suara gemericik air dari kolam yang dipenuhi ikan koi warna-warni seringkali memberinya inspirasi.

Belum juga sempat ia menyeruput kopinya yang masih panas mengepul, terdengar suara telepon genggamnya berdering di atas meja makan. Ia lalu berjalan ke sana untuk mengangkat panggilan tersebut.

Senyumnya merekah saat menatap layar telepon itu. Di sana, ia melihat nama yang sudah ia tunggu-tunggu.

"Halo, siapa ini?" tanyanya pura-pura tidak tahu. Padahal, nomor telepon Ayu sudah dia masukkan ke dalam daftar kontak tak lama setelah ia menerima kartu nama Ayu saat pembukaan pameran waktu itu.

"Ini Ayu, Pak, dari surat kabar Pertiwi yang mewawancarai Bapak tempo hari. Apa kabar?" Di seberang sana terdengar suara lembut yang sudah ia rindukan. Suara yang pemiliknya terus mengganggu pikiran dan mimpinya selama beberapa hari terakhir ini.

"Ooo … Nona Ayu. Ya saya ingat. Kabar saya baik. Bagaimana dengan anda?" tanyanya lagi.

Ia mencoba untuk berbasa-basi demi memperlama obrolan melalui telepon tersebut. Padahal, dia juga sudah tau bahwa jika Ayu menghubunginya duluan, maka hal yang akan dibicarakan tentu akan berhubungan dengan liputan kala itu.

"Baik, Pak Tarachandra. Terima kasih sudah menanyakan kabar saya. Saya hanya ingin memberi kabar bahwa hasil liputan tentang pameran tunggal bapak akan terbit besok dan kami akan mengirimkan secara khusus satu eksemplar edisi khusus untuk Bapak," jawabnya dengan lugas dan langsung pada intinya.

"Oo … ya, terima kasih sudah mengabarkan hal tersebut. Anda menepati janji anda rupanya," puji Tarachandra.

"Saya hanya mencoba menjalankan tugas dengan baik, Pak. Surat kabarnya akan saya kirim ke alamat yang tertera di kartu nama Bapak ya?" tanya Ayu mencoba memastikan bahwa alamat tersebut memang tempat tinggal Tarachandra.

"Ya, betul. Itu adalah alamat rumah dan studio saya," kata Tarachandra yang sebenarnya juga ingin berkata pada Ayu, "silahkan mampir kalau mau". Tentu saja ia tak mengatakannya.

"Baiklah kalau begitu, Pak. Kalau begitu, hanya itu yang ingin saya sampaikan. Terima kasih banyak atas waktunya, Pak," kata Ayu yang terdengar sudah bersiap mengakhiri pembicaraan.

Tarachandra yang sebenarnya masih ingin berbincang dengannya pun tak kehabisan akal. Sebuah rencana memang sudah ia siapkan jika tiba-tiba Ayu meneleponnya.

Ternyata kesempatan untuk melancarkan rencana tersebut tiba pada hari ini. Tentu saja, Tarachandra tidak akan melewatkannya begitu saja.

"Tunggu, Ayu. Apakah Ayu tahu pelukis Wijaya Kusuma?" buru-buru ia bertanya, sambil berharap Ayu mengenal nama tersebut dan tertarik pada topik pembicaraan itu.

"Tentu saja saya tahu, Pak. Beliau adalah salah satu pelukis yang saya sukai. Saya selalu datang ke setiap pameran yang ia selenggarakan di kota ini," jawab Ayu dengan nada yang terdengar sangat antusias.

Seperti mendapatkan angin segar, Tarachandra merasa bahwa rencananya kali ini akan berhasil.

"Kebetulan sekali kalau begitu. Jadi begini, saya mendapatkan dua undangan untuk menghadiri pameran beliau yang akan diselenggarakan hari Minggu besok. Apakah Ayu tertarik untuk menemani saya datang ke sana?"

Walaupun ia yakin bahwa ini akan berhasil, ternyata tetap saja ada perasaan deg-degan dalam hatinya. Bagaimana tidak, gadis yang ia ajak itu adalah gadis yang sudah menyita perhatiannya sejak pertama kali bertemu.

Tiba-tiba muncul kekhawatiran di benak Tarachandra. Bagaimana kalau Ayu sudah mempunyai kekasih, atau bahkan sudah menikah? Bagaimana jika Ayu menolak ajakannya? Jika memang begitu, maka pupuslah harapan yang bahkan belum sempat berkembang dengan benar.

Di luar dugaannya, Ayu menjawab dengan sangat cepat. "Mau, Pak!" Ayu setengah berteriak. Setelah ia sadar, ia jadi merasa malu sendiri karena sudah bersikap terlalu antusias.

"Maaf, Pak. Hehehe. Saya terlalu senang." Suara tawa kecil ini membuat Tarachandra merasa gemas. Rupanya wanita yang lugas dalam menjalankan perannya sebagai wartawan punya sisi imut juga dalam dirinya.

"Tolong kirimkan detail waktu dan tempat pamerannya melalui SMS ya, Pak. Saya akan datang tepat waktu," kata Ayu dengan semangat.

Tadinya Tarachandra ingin menawarkan untuk menjemput Ayu. Hanya saja, ia berpikir bahwa mungkin terlalu dini untuk hal seperti itu. Ia memilih untuk bersabar dan menunggu saat yang tepat kelak. Tentu, itupun jika dewi cinta berpihak pada mereka berdua.

"Baiklah, nanti akan saya kirimkan detailnya. Sampai jumpa besok Minggu," pungkasnya.

"Baik, Pak. Terima kasih banyak," kata Ayu, lalu memutus panggilannya.

Setelah memastikan bahwa sambungan telepon sudah benar-benar terputus, Tarachandra melompat dan berteriak kegirangan. Tentu dia belum ingin Ayu tau betapa senang hatinya saat itu.

Selama ini dia selalu disibukkan dengan urusan studi dan kariernya. Tak pernah sekalipun ia membuka ruang untuk urusan percintaan.

Tapi kali ini lain. Rasa tertarik tiba-tiba menyeruak di hatinya tanpa rekayasa. Semua terjadi begitu saja seolah sudah diatur oleh Yang Kuasa.

Pekerjaannya sedang cukup senggang karena memang dia baru saja menyelesaikan proyek pameran tunggalnya. Selain itu, ia juga secara tiba-tiba bertemu dengan wanita yang secara ajaib langsung menarik perhatiannya sejak pandangan pertama.

Entah dia terlalu percaya diri atau bagaimana, tetapi yang pasti ia merasa yakin bahwa semuanya memang sudah menjadi bagian dari rencana Tuhan. Dari situ pula ia merasa yakin bahwa rencananya tidak akan meleset. Dia pasti bisa menaklukkan hati Ayu.

Langkahnya terasa lebih ringan saat pergi menuju ke kursi di teras pinggir kolam. Ia pun duduk dengan nyaman, menyeruput kopinya yang sudah berubah hangat. Entah kenapa, kopi itu terasa manis walau tanpa gula.

Terpopuler

Comments

ciru

ciru

kopi Brasa manis efek wajah Ayu yg terbayang2😀

2022-09-28

0

⚜️ Devi Dedev 💠

⚜️ Devi Dedev 💠

modus juga ini calon bapaknya amber 😂 😂

2020-06-05

0

. Baek_aja😊

. Baek_aja😊

. haiii nobita, aku baru sampe sini🤧🤧
. tunggu aku di episode 100 dehh😌😌
. maraton inimah, alamat begadang 😬😬😬

2020-06-03

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 - Amberley Senja
2 Episode 2 - Pertemuan Pertama
3 Episode 3 - Rencana Sang Pelukis
4 Episode 4 - Kejutan
5 Episode 5 - Nama Panggilan
6 Episode 6 - 'Label'
7 Episode 7 - 'Label' (Bagian 2)
8 Episode 8 - Hari Bersejarah
9 Episode 9 - Keputusan
10 Episode 10 - Rasa Tak Berwajah
11 Episode 11 - Rasa Tak Berwajah (Bagian 2)
12 Episode 12 - Rasa Tak Berwajah (Bagian 3)
13 Episode 13 - Maaf
14 Episode 14 - Insiden Spot Parkir
15 Episode 15 - Giandra
16 Episode 16 - Sial!
17 Episode 17 - Sssttt!
18 Episode 18 - Siapa Dia?
19 Episode 19 - Jangan-jangan ...
20 Episode 20 - Kesal!
21 Episode 21 - Titisan Sang Legenda
22 Episode 22 - Untuk Amber
23 Episode 23 - Charemon dan Ibunya
24 Episode 24 - Tarachandra, Sang Idola
25 Episode 25 - Sahabat Sejati
26 Episode 26 - Egidia
27 Episode 27 - Kota Patah Hati
28 Episode 28 – Kota Patah Hati (Bagian 2)
29 Episode 29 - Kota Patah Hati (Bagian 3)
30 Episide 30 - Bakso Cabe Rawit
31 Episode 31 - Teror
32 Episode 32 – Luapan Kemarahan
33 Episode 33 - Mungkinkah?
34 Episode 34 – Duh!
35 Episode 35 - Kebenaran
36 Episode 36 - Putri Nadine
37 Episode 37 - Awal
38 Episode 38 – Dendam
39 Episode 39 – Barang Bukti
40 Episode 40 - Curahan Hati
41 Episode 41 – Mau Kan?
42 Episode 42 - Sabtu, Segeralah Datang …
43 Episode 43 - Tiba Juga
44 Episode 44 – Harapan Giandra
45 Episode 45 - Hunting
46 Episode 46 - Kediaman Tarachandra
47 Episode 47 - Kediaman Adipramana
48 Episode 48 - Kediaman Adipramana (Bagian 2)
49 Episode 49 - Apa Yang Salah?
50 Episode 50 - Berita
51 Episode 51 - 'Kejutan' di Kamar Mandi
52 Episode 52 - Penjelasan
53 Episode 53 - Perasaan Amber
54 Episode 54 - Samantha
55 Episode 55 - Menolong Charemon
56 Episode 56 - Menolong Charemon (Bagian 2)
57 Episode 57 - Rekaman
58 Episode 58 - Kemarahan Samantha
59 Episode 59 - Rencana Egidia
60 Episode 60 - Tangkap!
61 Episode 61 - Tangkap! (Bagian 2)
62 Episode 62 - Tangkap! (Bagian 3)
63 Episode 63 - Akhir Dari Samantra
64 Episode 64 - Rencana Akhir Pekan
65 Episode 65 - Lelaki Sejati
66 Episode 66 - Kesiangan!
67 Episode 67 - Malu!
68 Episode 68 - Siapa?
69 Episode 69 - Aaaaa!!
70 Episode 70 - Hantu?
71 Episode 71 - Pernyataan
72 Episode 72 - Pacarku
73 Episode 73 - Restu Tarachandra
74 Episode 74 - Tugas Kuliah
75 Episode 75 - Perasaan Yang Campur Aduk
76 Episode 76 - Membuat Sketsa
77 Episode 77 - Kegalauan
78 Episode 78 - Gores
79 Episode 79 - Api Cemburu
80 Episode 80 - Pertengkaran Pertama
81 Episode 81 - Jangan Temui Aku!
82 Episode 82 - Alasan di Balik Pertengkaran
83 Episode 83 - Makrab
84 Episode 84 - Makrab (Bagian 2)
85 Episode 85 - Makrab (Bagian 3)
86 Episode 86 - Pencarian
87 Episode 87 - Penyesalan
88 Episode 88 - Ayah Amberley Senja
89 Episode 89 - Berakhirnya Sebuah Persahabatan
90 Episode 90 - Fakta Yang Terkuak
91 Episode 91 - Nasib Nadine
92 Episode 92 - Terlambat Untuk Menyesal
93 Episode 93 - Ciuman Pertama
94 Episode 94 - Kekhawatiran
95 Episode 95 - Memaafkan Masa Lalu
96 Episode 96 - Go Public?
97 Episode 97 - Pameran
98 Episode 98 - Kekasih Giandra
99 Episode 99 - Dipermalukan
100 Episode 100 - Pertemuan
101 Episode 101 - Permintaan Amber
102 Episode 102 - Pesta Ulang Tahun Gian
103 Episode 103 - Pesta Ulang Tahun Gian (Bagian 2)
104 Episode 104 - Menginap
105 Episode 105 - Kawan Lama
106 Episode 106 - Prasangka
107 Episode 107 - Siap Atau Tidak
108 Episode 108 - Siap Atau Tidak (Bagian 2)
109 Episode 109 - Kejutan Ulang Tahun Untuk Amber
110 Episode 110 - Kejutan Ulang Tahun Untuk Amber (Bagian 2)
111 Episode 111 - Perasaan Yang Mengganjal
112 Episode 112 - Ikutlah Denganku
113 Episode 113 - Kemelut di Hati Ayu
114 Episode 114 - Kemelut di Hati Ayu (Bagian 2)
115 Episode 115 - Belahan Jiwa
116 Episode 116 - Memohon Restu
117 Episode Terakhir
118 Ucapan Terima Kasih dan Pengumuman
119 Episode Ekstra
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Episode 1 - Amberley Senja
2
Episode 2 - Pertemuan Pertama
3
Episode 3 - Rencana Sang Pelukis
4
Episode 4 - Kejutan
5
Episode 5 - Nama Panggilan
6
Episode 6 - 'Label'
7
Episode 7 - 'Label' (Bagian 2)
8
Episode 8 - Hari Bersejarah
9
Episode 9 - Keputusan
10
Episode 10 - Rasa Tak Berwajah
11
Episode 11 - Rasa Tak Berwajah (Bagian 2)
12
Episode 12 - Rasa Tak Berwajah (Bagian 3)
13
Episode 13 - Maaf
14
Episode 14 - Insiden Spot Parkir
15
Episode 15 - Giandra
16
Episode 16 - Sial!
17
Episode 17 - Sssttt!
18
Episode 18 - Siapa Dia?
19
Episode 19 - Jangan-jangan ...
20
Episode 20 - Kesal!
21
Episode 21 - Titisan Sang Legenda
22
Episode 22 - Untuk Amber
23
Episode 23 - Charemon dan Ibunya
24
Episode 24 - Tarachandra, Sang Idola
25
Episode 25 - Sahabat Sejati
26
Episode 26 - Egidia
27
Episode 27 - Kota Patah Hati
28
Episode 28 – Kota Patah Hati (Bagian 2)
29
Episode 29 - Kota Patah Hati (Bagian 3)
30
Episide 30 - Bakso Cabe Rawit
31
Episode 31 - Teror
32
Episode 32 – Luapan Kemarahan
33
Episode 33 - Mungkinkah?
34
Episode 34 – Duh!
35
Episode 35 - Kebenaran
36
Episode 36 - Putri Nadine
37
Episode 37 - Awal
38
Episode 38 – Dendam
39
Episode 39 – Barang Bukti
40
Episode 40 - Curahan Hati
41
Episode 41 – Mau Kan?
42
Episode 42 - Sabtu, Segeralah Datang …
43
Episode 43 - Tiba Juga
44
Episode 44 – Harapan Giandra
45
Episode 45 - Hunting
46
Episode 46 - Kediaman Tarachandra
47
Episode 47 - Kediaman Adipramana
48
Episode 48 - Kediaman Adipramana (Bagian 2)
49
Episode 49 - Apa Yang Salah?
50
Episode 50 - Berita
51
Episode 51 - 'Kejutan' di Kamar Mandi
52
Episode 52 - Penjelasan
53
Episode 53 - Perasaan Amber
54
Episode 54 - Samantha
55
Episode 55 - Menolong Charemon
56
Episode 56 - Menolong Charemon (Bagian 2)
57
Episode 57 - Rekaman
58
Episode 58 - Kemarahan Samantha
59
Episode 59 - Rencana Egidia
60
Episode 60 - Tangkap!
61
Episode 61 - Tangkap! (Bagian 2)
62
Episode 62 - Tangkap! (Bagian 3)
63
Episode 63 - Akhir Dari Samantra
64
Episode 64 - Rencana Akhir Pekan
65
Episode 65 - Lelaki Sejati
66
Episode 66 - Kesiangan!
67
Episode 67 - Malu!
68
Episode 68 - Siapa?
69
Episode 69 - Aaaaa!!
70
Episode 70 - Hantu?
71
Episode 71 - Pernyataan
72
Episode 72 - Pacarku
73
Episode 73 - Restu Tarachandra
74
Episode 74 - Tugas Kuliah
75
Episode 75 - Perasaan Yang Campur Aduk
76
Episode 76 - Membuat Sketsa
77
Episode 77 - Kegalauan
78
Episode 78 - Gores
79
Episode 79 - Api Cemburu
80
Episode 80 - Pertengkaran Pertama
81
Episode 81 - Jangan Temui Aku!
82
Episode 82 - Alasan di Balik Pertengkaran
83
Episode 83 - Makrab
84
Episode 84 - Makrab (Bagian 2)
85
Episode 85 - Makrab (Bagian 3)
86
Episode 86 - Pencarian
87
Episode 87 - Penyesalan
88
Episode 88 - Ayah Amberley Senja
89
Episode 89 - Berakhirnya Sebuah Persahabatan
90
Episode 90 - Fakta Yang Terkuak
91
Episode 91 - Nasib Nadine
92
Episode 92 - Terlambat Untuk Menyesal
93
Episode 93 - Ciuman Pertama
94
Episode 94 - Kekhawatiran
95
Episode 95 - Memaafkan Masa Lalu
96
Episode 96 - Go Public?
97
Episode 97 - Pameran
98
Episode 98 - Kekasih Giandra
99
Episode 99 - Dipermalukan
100
Episode 100 - Pertemuan
101
Episode 101 - Permintaan Amber
102
Episode 102 - Pesta Ulang Tahun Gian
103
Episode 103 - Pesta Ulang Tahun Gian (Bagian 2)
104
Episode 104 - Menginap
105
Episode 105 - Kawan Lama
106
Episode 106 - Prasangka
107
Episode 107 - Siap Atau Tidak
108
Episode 108 - Siap Atau Tidak (Bagian 2)
109
Episode 109 - Kejutan Ulang Tahun Untuk Amber
110
Episode 110 - Kejutan Ulang Tahun Untuk Amber (Bagian 2)
111
Episode 111 - Perasaan Yang Mengganjal
112
Episode 112 - Ikutlah Denganku
113
Episode 113 - Kemelut di Hati Ayu
114
Episode 114 - Kemelut di Hati Ayu (Bagian 2)
115
Episode 115 - Belahan Jiwa
116
Episode 116 - Memohon Restu
117
Episode Terakhir
118
Ucapan Terima Kasih dan Pengumuman
119
Episode Ekstra

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!