Episode 4 - Kejutan

Tarachandra sudah tiba di lokasi pameran sekitar satu jam sebelum pameran resmi dibuka. Tentu saja, belum banyak orang yang tiba di sana, termasuk juga Ayu.

Sebenarnya, pameran kali ini bukanlah pameran biasa. Pameran kali ini tidak dibuka untuk umum. Hanya orang-orang tertentu saja yang diundang secara khusus untuk datang ke sana, termasuk para pejabat, pebisnis ternama, dan orang-orang yang berpengaruh di dunia seni, termasuk juga pelukis.

Tujuan dari pameran ini pun bukanlah semata-mata untuk memamerkan karya terbaru dari Wijaya Kusuma. Tujuan utamanya adalah untuk melelang setiap lukisan yang disertakan dalam acara tersebut. Uang yang terkumpul nantinya hampir seluruhnya akan didonasikan untuk membangun dan memperbaiki sekolah-sekolah yang terletak di wilayah terpencil. Bisa dijamin, lelang kali ini pasti akan menghasilkan jumlah uang yang fantastis.

Wijaya Kusuma memang bukan pelukis sembarangan. Dia sudah puluhan tahun berkiprah di bidang ini, hingga ia berada di posisinya sekarang sebagai seorang pelukis yang disegani. Bukan hanya karena karyanya, tetapi juga karena beliau terkenal sebagai orang yang dermawan.

Bisa memiliki salah satu karya lukisannya merupakan kebanggaan tersendiri. Tentu saja, jika mau bicara soal harga, nilai yang tercantum dalam setiap lukisan yang ia buat sudah pasti sangatlah fantastis. Tak heran jika dalam acara kali ini pun bukan orang sembarangan yang diundang untuk ikut serta.

Tarachandra tentunya beruntung bisa turut hadir di sana. Ia bahkan tak hanya menerima satu tapi dua undangan sekaligus. Itu berarti dia diperbolehkan mengajak satu orang lagi atas pilihannya sendiri. Dan pilihan tersebut jatuh pada Ayu, wanita yang sekarang ia tunggu.

Pagi ini Tarachandra bangun lebih awal dari biasanya. Padahal, semalam ia begadang dengan beberapa kawan sesama pelukis, membahas banyak hal, termasuk juga pameran maestro lukis Wijaya Kusuma hari ini.

Nampaknya, naluri alami tubuh dan keinginannya yang kuat mendorong ia untuk segera memulai hari dan bersiap untuk bertemu gadis pujaan hatinya. Hal semacam ini memang biasanya terjadi saat kita sangat menginginkan sesuatu. Rasanya terkadang tubuh kita bekerja dengan sendirinya tanpa kita sadari.

Setelah sekitar setengah jam menunggu, akhirnya Ayu datang. Saat sedang menuruni taksi yang membawanya ke lokasi pameran, wanita itu terlihat anggun dengan rambut lurus sebahunya yang terurai.

Siang itu, ia mengenakan blus lengan panjang berwarna hitam yang dipadukan dengan celana hitam dengan panjang sedikit diatas pergelangan kakinya. Sebagai pelengkap, ia juga menggunakan sepasang sepatu berwarna hitam putih dan bernuansa kasual. Ia juga membawa sebuah tas selempang berukuran sedang untuk menyimpan buku catatan, pena, dompet, telepon genggam, dan beberapa benda lainnya.

"Kebetulan macam apa ini?" kata Tarachandra dalam hati.

Hal itu adalah yang pertama terpikirkan olehnya saat melihat Ayu. Alasannya, tak lain dan tak bukan adalah karena ia juga memakai pakaian dengan warna yang senada.

Bukan suatu hal yang disengaja jika setiap pelukis seolah mempunyai gaya berbusana khasnya masing-masing. Alasannya di balik itu pun beragam. Salah satunya adalah karena tipe pakaian itulah yang paling memberikan kenyamanan badan dan pikiran saat sedang melukis atau mencari inspirasi.

Hal yang sama juga berlaku pada Tarachandra. Semenjak menjadi pelukis, ia cenderung lebih sering mengenakan kaos hitam tanpa hiasan sablon apapun dan juga celana batik berbahan katun yang memberikan rasa sejuk di kaki. Kadang saat udara dingin, dia juga menggunakan syal atau selendang berukuran besar sebagai penghangat tubuhnya.

Pakaian semacam inilah yang selalu ia kenakan hampir setiap hari di acara apapun itu, kecuali jika memang ia diundang ke acara-acara tertentu yang mengharuskan ia untuk mengenakan pakaian yang lebih formal. Tarachandra memang tidak pernah menyukai konsep label, di mana orang dinilai berdasarkan apa yang ia pakai.

Terkesan serampangan memang. Namun, fenomena semacam ini sudahlah biasa di kalangan pembuat dan pelaku seni. Bahkan, di acara sekelas milik Wijaya Kusuma saat ini saja, masih ada seniman yang datang mengenakan celana pendek saja. Berbeda dengan para pejabat dan pebisnis yang memang mempunyai kesan dan penampilan yang harus dijaga.

Di pameran lukisan Wijaya Kusuma ini, Tarachandra lebih memilih untuk memakai jenis pakaian favoritnya, yaitu kaos hitam polos dan celana batik bernuansa hitam putih. Karena itulah ia sedikit kaget karna Ayu juga mengenakan pakaian yang serba hitam.

"Anda suka warna hitam juga, Nona Ayu?" sapanya sambil mengulurkan tangan untuk menjabatnya.

"Iya, Pak. Wah, kita tidak janjian tapi kok pakaiannya mirip begini," jawab Ayu sedikit malu sambil membalas jabatan tangan Tarachandra.

"Kebetulan," jawabnya singkat sambil tersenyum. Dia mencoba menjaga gengsinya, tak mau ketahuan kalau sebenarnya kebetulan ini membuat hatinya berbunga-bunga.

"Jangan-jangan memang berjodoh?" Batinnya.

"Mari masuk, sepertinya pameran akan segera di buka," Tarachandra berlaku selayaknya pria sejati yang mempersilahkan teman wanitanya.

Sesampainya di bagian depan galeri, para tamu undangan tidak serta-merta bisa melihat koleksi lukisan yang di pamerkan. Selain karena lukisan-lukisan tersebut memang berada di ruangan yang berbeda, nampaknya akan ada sambutan yang diberikan terlebih dahulu karena ada semacam podium kecil lengkap dengan mikrofon di sana.

Sejak awal masuk ke ruangan tersebut, Ayu sudah merasa heran. Jumlah pengunjung pameran bisa dibilang cukup sedikit. Padahal, penyelenggara utamanya adalah seniman kawakan sekelas Wijaya Kusuma, yang pamerannya biasanya dibanjiri pengunjung.

Rasa penasarannya semakin menjadi-jadi saat acara seperti sudah akan dimulai tapi jumlah pengunjung tidak bertambah secara signifikan. Bahkan, tidak nampak ada awak media di sana.

Sebagai salah seorang penggemar karya-karya sang maestro, ada rasa tidak percaya dalam hatinya. Karena Tarachandra adalah satu-satunya orang yang ia kenal di sana, akhirnya Ayu pun memberanikan diri untuk bertanya.

"Maaf, Pak. Kenapa pengunjungnya sedikit sekali?" tanyanya dengan nada serius sambil terus melihat sekeliling. Semua tamu undangan berdiri di ruangan yang bersebelahan dengan ruang pameran, menunggu sambutan diberikan pertanda pameran sudah resmi dibuka.

Tarachandra hanya tersenyum sambil memberi isyarat kepada Ayu untuk memelankan suaranya, lalu menjawab.

"Ini memang bukan pameran yang dibuka untuk umum, Ayu. Hanya orang yang diundang saja yang boleh hadir," bisiknya di dekat telinga Ayu.

Belum pernah Ayu sedekat ini dengan Tarachandra. Setelah dilihat-lihat, rupanya pelukis yang satu ini mempunyai wajah yang menarik. Wangi tubuhnya yang harum tapi tidak menusuk juga bisa tercium oleh Ayu dengan jarak seperti ini. Entah kenapa, berada sedekat ini dengannya juga membuat Ayu merasa deg-degan.

Tentu saat itu saja Ayu merasa terkejut dan bangga dalam waktu yang sama karena bisa berada di sana. Setelah dilihat lagi, ternyata memang tempat itu dipenuhi bukan oleh orang-orang biasa.

Ada wajah-wajah pebisnis dan pejabat yang familiar diingatannya. Ia bahkan pernah mewawancarai beberapa di antara mereka. Nampaknya, sedari tadi Ayu sibuk berbincang dengan Tarachandra sehingga ia tak begitu memperhatikan sekitarnya.

Ia sebenarnya juga merasa heran. Jika memang acara kali ini bukanlah acara biasa, kenapa Tarachandra malah mengajaknya yang baru saja ditemuinya sekali saat wawancara kala itu?

Merasa tidak enak, akhirnya Ayu memberanikan diri untuk bertanya. Tentu dengan suara pelan kali ini. Ia mendekatkan dirinya supaya Tarachandra bisa mendengarnya.

"Pak, apakah tidak apa jika saya ada di sini? Saya kan bukan orang yang berkepentingan. Kenapa Bapak malah mengajak saya?"

"Anggap saja kejutan buat anda, Nona Ayu," jawab Tarachandra singkat. "Lagipula, anda kan datang dengan saya. Anda bisa jadi orang penting nanti," tambahnya lagi dengan nada bercanda. Suasana menjadi lebih cair di antara mereka berdua.

Terpopuler

Comments

Latisha⚘

Latisha⚘

tinggalin jejak dulu🐾🐾🐾 keasikan baca sampe lupa komen🤭🤭😝😝

2020-12-10

0

⚜️ Devi Dedev 💠

⚜️ Devi Dedev 💠

cieeee couple 😍😍

2020-06-05

0

Green Nam

Green Nam

Kejutan buat cewek nggak melulu harus bunga kan yaaa

2020-04-24

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 - Amberley Senja
2 Episode 2 - Pertemuan Pertama
3 Episode 3 - Rencana Sang Pelukis
4 Episode 4 - Kejutan
5 Episode 5 - Nama Panggilan
6 Episode 6 - 'Label'
7 Episode 7 - 'Label' (Bagian 2)
8 Episode 8 - Hari Bersejarah
9 Episode 9 - Keputusan
10 Episode 10 - Rasa Tak Berwajah
11 Episode 11 - Rasa Tak Berwajah (Bagian 2)
12 Episode 12 - Rasa Tak Berwajah (Bagian 3)
13 Episode 13 - Maaf
14 Episode 14 - Insiden Spot Parkir
15 Episode 15 - Giandra
16 Episode 16 - Sial!
17 Episode 17 - Sssttt!
18 Episode 18 - Siapa Dia?
19 Episode 19 - Jangan-jangan ...
20 Episode 20 - Kesal!
21 Episode 21 - Titisan Sang Legenda
22 Episode 22 - Untuk Amber
23 Episode 23 - Charemon dan Ibunya
24 Episode 24 - Tarachandra, Sang Idola
25 Episode 25 - Sahabat Sejati
26 Episode 26 - Egidia
27 Episode 27 - Kota Patah Hati
28 Episode 28 – Kota Patah Hati (Bagian 2)
29 Episode 29 - Kota Patah Hati (Bagian 3)
30 Episide 30 - Bakso Cabe Rawit
31 Episode 31 - Teror
32 Episode 32 – Luapan Kemarahan
33 Episode 33 - Mungkinkah?
34 Episode 34 – Duh!
35 Episode 35 - Kebenaran
36 Episode 36 - Putri Nadine
37 Episode 37 - Awal
38 Episode 38 – Dendam
39 Episode 39 – Barang Bukti
40 Episode 40 - Curahan Hati
41 Episode 41 – Mau Kan?
42 Episode 42 - Sabtu, Segeralah Datang …
43 Episode 43 - Tiba Juga
44 Episode 44 – Harapan Giandra
45 Episode 45 - Hunting
46 Episode 46 - Kediaman Tarachandra
47 Episode 47 - Kediaman Adipramana
48 Episode 48 - Kediaman Adipramana (Bagian 2)
49 Episode 49 - Apa Yang Salah?
50 Episode 50 - Berita
51 Episode 51 - 'Kejutan' di Kamar Mandi
52 Episode 52 - Penjelasan
53 Episode 53 - Perasaan Amber
54 Episode 54 - Samantha
55 Episode 55 - Menolong Charemon
56 Episode 56 - Menolong Charemon (Bagian 2)
57 Episode 57 - Rekaman
58 Episode 58 - Kemarahan Samantha
59 Episode 59 - Rencana Egidia
60 Episode 60 - Tangkap!
61 Episode 61 - Tangkap! (Bagian 2)
62 Episode 62 - Tangkap! (Bagian 3)
63 Episode 63 - Akhir Dari Samantra
64 Episode 64 - Rencana Akhir Pekan
65 Episode 65 - Lelaki Sejati
66 Episode 66 - Kesiangan!
67 Episode 67 - Malu!
68 Episode 68 - Siapa?
69 Episode 69 - Aaaaa!!
70 Episode 70 - Hantu?
71 Episode 71 - Pernyataan
72 Episode 72 - Pacarku
73 Episode 73 - Restu Tarachandra
74 Episode 74 - Tugas Kuliah
75 Episode 75 - Perasaan Yang Campur Aduk
76 Episode 76 - Membuat Sketsa
77 Episode 77 - Kegalauan
78 Episode 78 - Gores
79 Episode 79 - Api Cemburu
80 Episode 80 - Pertengkaran Pertama
81 Episode 81 - Jangan Temui Aku!
82 Episode 82 - Alasan di Balik Pertengkaran
83 Episode 83 - Makrab
84 Episode 84 - Makrab (Bagian 2)
85 Episode 85 - Makrab (Bagian 3)
86 Episode 86 - Pencarian
87 Episode 87 - Penyesalan
88 Episode 88 - Ayah Amberley Senja
89 Episode 89 - Berakhirnya Sebuah Persahabatan
90 Episode 90 - Fakta Yang Terkuak
91 Episode 91 - Nasib Nadine
92 Episode 92 - Terlambat Untuk Menyesal
93 Episode 93 - Ciuman Pertama
94 Episode 94 - Kekhawatiran
95 Episode 95 - Memaafkan Masa Lalu
96 Episode 96 - Go Public?
97 Episode 97 - Pameran
98 Episode 98 - Kekasih Giandra
99 Episode 99 - Dipermalukan
100 Episode 100 - Pertemuan
101 Episode 101 - Permintaan Amber
102 Episode 102 - Pesta Ulang Tahun Gian
103 Episode 103 - Pesta Ulang Tahun Gian (Bagian 2)
104 Episode 104 - Menginap
105 Episode 105 - Kawan Lama
106 Episode 106 - Prasangka
107 Episode 107 - Siap Atau Tidak
108 Episode 108 - Siap Atau Tidak (Bagian 2)
109 Episode 109 - Kejutan Ulang Tahun Untuk Amber
110 Episode 110 - Kejutan Ulang Tahun Untuk Amber (Bagian 2)
111 Episode 111 - Perasaan Yang Mengganjal
112 Episode 112 - Ikutlah Denganku
113 Episode 113 - Kemelut di Hati Ayu
114 Episode 114 - Kemelut di Hati Ayu (Bagian 2)
115 Episode 115 - Belahan Jiwa
116 Episode 116 - Memohon Restu
117 Episode Terakhir
118 Ucapan Terima Kasih dan Pengumuman
119 Episode Ekstra
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Episode 1 - Amberley Senja
2
Episode 2 - Pertemuan Pertama
3
Episode 3 - Rencana Sang Pelukis
4
Episode 4 - Kejutan
5
Episode 5 - Nama Panggilan
6
Episode 6 - 'Label'
7
Episode 7 - 'Label' (Bagian 2)
8
Episode 8 - Hari Bersejarah
9
Episode 9 - Keputusan
10
Episode 10 - Rasa Tak Berwajah
11
Episode 11 - Rasa Tak Berwajah (Bagian 2)
12
Episode 12 - Rasa Tak Berwajah (Bagian 3)
13
Episode 13 - Maaf
14
Episode 14 - Insiden Spot Parkir
15
Episode 15 - Giandra
16
Episode 16 - Sial!
17
Episode 17 - Sssttt!
18
Episode 18 - Siapa Dia?
19
Episode 19 - Jangan-jangan ...
20
Episode 20 - Kesal!
21
Episode 21 - Titisan Sang Legenda
22
Episode 22 - Untuk Amber
23
Episode 23 - Charemon dan Ibunya
24
Episode 24 - Tarachandra, Sang Idola
25
Episode 25 - Sahabat Sejati
26
Episode 26 - Egidia
27
Episode 27 - Kota Patah Hati
28
Episode 28 – Kota Patah Hati (Bagian 2)
29
Episode 29 - Kota Patah Hati (Bagian 3)
30
Episide 30 - Bakso Cabe Rawit
31
Episode 31 - Teror
32
Episode 32 – Luapan Kemarahan
33
Episode 33 - Mungkinkah?
34
Episode 34 – Duh!
35
Episode 35 - Kebenaran
36
Episode 36 - Putri Nadine
37
Episode 37 - Awal
38
Episode 38 – Dendam
39
Episode 39 – Barang Bukti
40
Episode 40 - Curahan Hati
41
Episode 41 – Mau Kan?
42
Episode 42 - Sabtu, Segeralah Datang …
43
Episode 43 - Tiba Juga
44
Episode 44 – Harapan Giandra
45
Episode 45 - Hunting
46
Episode 46 - Kediaman Tarachandra
47
Episode 47 - Kediaman Adipramana
48
Episode 48 - Kediaman Adipramana (Bagian 2)
49
Episode 49 - Apa Yang Salah?
50
Episode 50 - Berita
51
Episode 51 - 'Kejutan' di Kamar Mandi
52
Episode 52 - Penjelasan
53
Episode 53 - Perasaan Amber
54
Episode 54 - Samantha
55
Episode 55 - Menolong Charemon
56
Episode 56 - Menolong Charemon (Bagian 2)
57
Episode 57 - Rekaman
58
Episode 58 - Kemarahan Samantha
59
Episode 59 - Rencana Egidia
60
Episode 60 - Tangkap!
61
Episode 61 - Tangkap! (Bagian 2)
62
Episode 62 - Tangkap! (Bagian 3)
63
Episode 63 - Akhir Dari Samantra
64
Episode 64 - Rencana Akhir Pekan
65
Episode 65 - Lelaki Sejati
66
Episode 66 - Kesiangan!
67
Episode 67 - Malu!
68
Episode 68 - Siapa?
69
Episode 69 - Aaaaa!!
70
Episode 70 - Hantu?
71
Episode 71 - Pernyataan
72
Episode 72 - Pacarku
73
Episode 73 - Restu Tarachandra
74
Episode 74 - Tugas Kuliah
75
Episode 75 - Perasaan Yang Campur Aduk
76
Episode 76 - Membuat Sketsa
77
Episode 77 - Kegalauan
78
Episode 78 - Gores
79
Episode 79 - Api Cemburu
80
Episode 80 - Pertengkaran Pertama
81
Episode 81 - Jangan Temui Aku!
82
Episode 82 - Alasan di Balik Pertengkaran
83
Episode 83 - Makrab
84
Episode 84 - Makrab (Bagian 2)
85
Episode 85 - Makrab (Bagian 3)
86
Episode 86 - Pencarian
87
Episode 87 - Penyesalan
88
Episode 88 - Ayah Amberley Senja
89
Episode 89 - Berakhirnya Sebuah Persahabatan
90
Episode 90 - Fakta Yang Terkuak
91
Episode 91 - Nasib Nadine
92
Episode 92 - Terlambat Untuk Menyesal
93
Episode 93 - Ciuman Pertama
94
Episode 94 - Kekhawatiran
95
Episode 95 - Memaafkan Masa Lalu
96
Episode 96 - Go Public?
97
Episode 97 - Pameran
98
Episode 98 - Kekasih Giandra
99
Episode 99 - Dipermalukan
100
Episode 100 - Pertemuan
101
Episode 101 - Permintaan Amber
102
Episode 102 - Pesta Ulang Tahun Gian
103
Episode 103 - Pesta Ulang Tahun Gian (Bagian 2)
104
Episode 104 - Menginap
105
Episode 105 - Kawan Lama
106
Episode 106 - Prasangka
107
Episode 107 - Siap Atau Tidak
108
Episode 108 - Siap Atau Tidak (Bagian 2)
109
Episode 109 - Kejutan Ulang Tahun Untuk Amber
110
Episode 110 - Kejutan Ulang Tahun Untuk Amber (Bagian 2)
111
Episode 111 - Perasaan Yang Mengganjal
112
Episode 112 - Ikutlah Denganku
113
Episode 113 - Kemelut di Hati Ayu
114
Episode 114 - Kemelut di Hati Ayu (Bagian 2)
115
Episode 115 - Belahan Jiwa
116
Episode 116 - Memohon Restu
117
Episode Terakhir
118
Ucapan Terima Kasih dan Pengumuman
119
Episode Ekstra

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!