Episode 6 - 'Label'

Pertemuan antara Ayu dengan Tarachandra benar-benar tak terhenti seusai acara pameran dan lelang lukisan kala itu. Setelahnya, mereka masih bertemu lagi dan lagi, walaupun memang tidak bisa terlalu intens karena urusan dan pekerjaan masing-masing.

Sering kali, Tarachandra lah yang mengajak Ayu bertemu. Sebagai seorang pria sejati, tentu saja dia berpikir bahwa memang sudah selayaknya dia yang memberikan ajakan, bukan malah Ayu.

Cara yang ia gunakan juga cukup beragam. Awalnya, semuanya masih seputar dunia seni saja, entah itu acara workshop, pameran, atau sekedar berkunjung ke galeri atau museum.

Lama-kelamaan, Tarachandra sudah tak perlu lagi menggunakan semua hal tersebut sebagai alasan untuk bisa bertemu dengan Ayu. Di saat waktu mereka sedang sama-sama luang, mereka seringkali pergi bersama, sekedar untuk minum kopi atau makan malam.

Obrolan mereka seakan tak pernah ada habisnya. Topik yang dibicakan pun semakin melebar. Ayu pun mulai sedikit demi sedikit mengenal orang-orang yang dekat dengan hidup Tarachandra, mulai dari teman hingga keluarga.

Hingga tak terasa, sudah hampir setahun berlalu sejak pertemuan pertama mereka. Kedekatan mereka berdua pun sudah tak perlu dipertanyakan lagi. Walaupun begitu, Ayu menyadari bahwa ada satu hal yang kurang di sana.

Memang selama hampir setahun belakangan ini kedua insan ini mengalami perkembangan kedekatan yang cukup signifikan. Hanya saja, tak pernah sekali pun terucap dari mulut Tarachandra pernyataan untuk meminta Ayu menjadi kekasihnya.

Ayu adalah wanita dewasa dengan perasaan yang tidak buta. Ia paham betul bahwa kedekatan antara dirinya dan sang pelukis bukanlah hal yang biasa. Ia pun juga tahu bahwa dirinya adalah satu-satunya wanita yang paling dekat dengan Tarachandra, walaupun sebenarnya dia mempunyai cukup banyak teman dan rekan wanita juga.

Di satu sisi, Ayu mulai sering menanyakan pada dirinya sendiri tentang posisinya di hati Tarachandra. Bagaimanapun, ia adalah seorang wanita yang sudah dewasa. Ia tentu tak ingin menghabiskan waktu percuma untuk sesuatu yang tak jelas arah tujuannya. Jika terus berada dalam ketidakpastian seperti itu, dia tak akan pernah bisa melangkah dengan tenang nantinya, entah itu dengan Tarachandra atau lelaki lain.

Di sisi lain, Ayu mencoba untuk sadar diri bahwa sejak awal dia sudah berada di level yang berbeda dengan Tarachandra. Bagaimana pun, pria ini adalah seorang pelukis yang sudah mempunyai nama di dunia seni tanah air, terutama di bidang seni lukis.

Bahkan, setelah pameran tunggalnya setahun lalu, namanya semakin melejit dan terus naik. Karena kemampuan, kepekaan terhadap sekitar, dan juga kegigihannya, dia sudah mempunyai 'harga' di dalam bidang ini. Bahkan, sangat memungkinkan untuk 'harga' tersebut terus naik nantinya.

Ayu pun merasa semakin berkecil hati. Walaupun dia pintar dan berpengetahuan luas, tetap saja, dia hanyalah seorang pemburu berita yang datang dari sebuah keluarga dengan latar belakang yang biasa-biasa saja.

Saat semua hal tersebut berkecamuk di dalam batinnya, ia memutuskan untuk tidak terlalu berharap hingga malah akan membuatnya sakit hati nantinya. Mungkin lebih baik menganggap Tarachandra sebagai salah satu teman istimewa saja, karena toh selama ini juga tidak pernah ada pinangan darinya untuk menjadikan Ayu sebagai seorang kekasih.

Dalam situasi semacam ini, awalnya Ayu berjanji pada dirinya sendiri untuk tetap bersikap seperti biasanya saja. Tapi ternyata yang dia alami di dalam hati berkata lain.

Tak bisa dipungkiri bahwa memang ada rasa tertarik pada pelukis yang berwajah rupawan itu. Ada sedikit rasa kecewa dalam hatinya yang sudah mulai lelah dan kekecewaan ini akhirnya muncul dalam wujud sikapnya yang sedikit demi sedikit mulai menjauhi Tarachandra.

Ia tak ingin mengalami kekecewaan yang lebih besar dari ini. Maka ia tak mengijinkan hatinya semakin berharap. Solusi yang terpikirkan olehnya adalah mencari kegiatan lain yang bisa membuatnya sibuk. Akibatnya, seringkali ia menolak ajakan Tarachandra yang sebelumnya selalu dia iyakan.

Hal ini tentunya membuat Tarachandra kalang kabut. Ayu yang tadinya tak pernah menolak ajakannya, sekarang sering kali terkesan mencari-cari alasan. Jika ditanya apakah ada yang salah, dia hanya menjawab tidak ada yang salah.

Tarachandra yang memang baru kali ini berurusan dengan rasa tertariknya kepada seorang wanita, akhirnya tak tahan dengan situasi ini. Dia memilih untuk menceritakan situasinya kepada Panca dan Ria. Mereka adalah pasangan suami istri yang juga merupakan teman dekat Tarachandra. Mereka pun telah sempat berkenalan dengan Ayu sebelumnya.

Setelah menceritakan semuanya kepada mereka berdua, yang Tarachandra dapatkan malah ledekan.

"Tara … Tara … kamu itu lucu," kata Ria sambil masih tertawa dan menyuguhkan secangkir kopi hangat tanpa gula dan sepiring ubi rebus di hadapan Tarachandra.

Geli melihat wajah temannya yang tak juga paham, Panca pun akhirnya ikut menimpali.

"Mana ada wanita yang mau jalan denganmu tanpa status yang jelas, Bung?" katanya tegas.

"Setahun itu memang bukan waktu yang terlalu lama, tapi itu juga tidak sebentar lho," Ria pun menambahi sambil menyomot ubi rebus yang masih hangat tadi dan mulai memakannya.

"Aku kan memang berniat serius dengannya. Niat itu bahkan sudah muncul sejak awal-awal masa perkenalan kami" sangkal Tarachandra. Dia masih saja ngeyel bahwa tidak ada yang salah dengan apa yang selama ini dia lakukan.

Pikirnya, selama ini dia dan Ayu memang cukup sering menghabiskan waktu bersama. Ayu pun terlihat bahagia dan nyaman saat mereka bersama. Bukankah itu sudah cukup memperjelas semuanya.

"Memangnya kamu sudah mengutarakan niatmu? Sudah meminta dia menjadi kekasihmu? Memangnya dia tahu niatmu itu, he?" Panca membalas secepat kilat dengan nada sedikit mencibir.

"Niatmu itu kalau tak diutarakan akan percuma. Kamu boleh tak menyukai konsep pemberian label atau merk pada pakaian. Tapi kalau sebuah hubungan tak kau beri 'label', itu namanya keterlaluan,' kata Ria, seolah memberikan pendapat dari sudut pandang wanita.

"Bisa-bisa kau sendiri yang akan merugi, Tara. Jangan sampai kamu menyesal karna Ayu pergi dibawa lelaki lain. Toh, kalian memang tidak ada ikatan apapun kan? Jadi kau tak boleh menyalahkannya jika dia tiba-tiba menghilang seperti sekarang ini," Panca mencoba menerangkan panjang lebar. Ia gemas sendiri pada temannya itu.

Walaupun Tarachandra diam saja, bukan berarti dia tidak setuju dengan semua hal yang dikatakan oleh kedua teman dekatnya tersebut. Dalam hati ia tak bisa menyangkal bahwa semua itu benar adanya dan ia jadi paham. Nampaknya, sudah saatnya dia berbicara soal ini dengan Ayu.

★★★

Tarachandra adalah seseorang yang sangat jarang sakit. Anehnya, kali ini dia tumbang. Dia demam cukup tinggi dan kepalanya terasa pening sekali.

Mungkin ia terlalu banyak berpikir akhir-akhir ini. Mungkin saja daya tahan tubuhnya memang sedang lemah. Mungkin cuaca memang sedang tidak bersahabat. Atau mungkin, sakitnya kali ini karena gabungan dari ketiga hal tersebut.

Sudah beberapa hari berlalu sejak ia berkunjung ke rumah Panca dn Ria. Hingga sekarang pun dia masih belum bertemu dengan Ayu karena dia masih saja beralasan jika Tarachandra mengajak bertemu.

Sambil berbaring di tempat tidur, dia mengirimkan pesan singkat keada Ayu.

Aku sakit. Tak bisa kah kamu datang?

Begitulah kira-kira isinya. Tarachandra bukanlah orang yang pintar menunjukkan atau mengatakan perasaan sukanya. Dia adalah pria dengan gengsi yang cukup tinggi.

Dia pun terbiasa menggunakan konsep 'saat yang tepat', yang akhirnya sering membuatnya cukup lama dalam menentukan sebuah tindakan. Menurutnya, ini baik supaya ia terhindar dari mengambil keputusan yang salah.

Hanya saja, kali ini halnya lain. Salah sedikit saja, bisa jadi apa yang dikatakan Panca dan Ria bisa jadi kenyataan. Di bisa kehilangan Ayu tanpa sempat menyampaikan niatnya.

Hal-hal ini terus berkecamuk di pikirannya sehingga akhirnya berpengaruh pula pada keadaan fisiknya. Akibatnya, ia jatuh sakit sekarang.

Cukup lama ia menunggu, tapi balasan pesan singkat dari Ayu belum juga tiba.

"Habislah aku," pikirnya dalam hati.

Karna demam yang cukup tinggi dan juga rasa lelah yang menggebu, ia lama kelamaan tertidur tanpa ia sadari. Cukup lelap. Entah berapa lama.

Terpopuler

Comments

Nobita_Upil(ig: blackjack_dnb)

Nobita_Upil(ig: blackjack_dnb)

Hai, teman-temin pembaca sekalian. Ketemu lagi denganku.

Bagaimana dengan episode ini? Apakah kalian menyukainya?

Kalau kalian suka, jangan lupa masukkan karya ini ke daftar novel favorit kalian ya, jadi setiap ada update kalian akan langsung tahu. Jangan lupa juga berikan like di setiap episode yang sudah selesai kalian baca. Berikan komentar yang positif dan membangun juga ya.

Sampai jumpa lagi di episode selanjutnya. Kalian keren 😁👍

2020-05-15

4

Green Nam

Green Nam

Ada yang mau kulabelin ga?

2020-04-24

0

Beby Wallace

Beby Wallace

Waw Tarachandra

2020-04-21

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 - Amberley Senja
2 Episode 2 - Pertemuan Pertama
3 Episode 3 - Rencana Sang Pelukis
4 Episode 4 - Kejutan
5 Episode 5 - Nama Panggilan
6 Episode 6 - 'Label'
7 Episode 7 - 'Label' (Bagian 2)
8 Episode 8 - Hari Bersejarah
9 Episode 9 - Keputusan
10 Episode 10 - Rasa Tak Berwajah
11 Episode 11 - Rasa Tak Berwajah (Bagian 2)
12 Episode 12 - Rasa Tak Berwajah (Bagian 3)
13 Episode 13 - Maaf
14 Episode 14 - Insiden Spot Parkir
15 Episode 15 - Giandra
16 Episode 16 - Sial!
17 Episode 17 - Sssttt!
18 Episode 18 - Siapa Dia?
19 Episode 19 - Jangan-jangan ...
20 Episode 20 - Kesal!
21 Episode 21 - Titisan Sang Legenda
22 Episode 22 - Untuk Amber
23 Episode 23 - Charemon dan Ibunya
24 Episode 24 - Tarachandra, Sang Idola
25 Episode 25 - Sahabat Sejati
26 Episode 26 - Egidia
27 Episode 27 - Kota Patah Hati
28 Episode 28 – Kota Patah Hati (Bagian 2)
29 Episode 29 - Kota Patah Hati (Bagian 3)
30 Episide 30 - Bakso Cabe Rawit
31 Episode 31 - Teror
32 Episode 32 – Luapan Kemarahan
33 Episode 33 - Mungkinkah?
34 Episode 34 – Duh!
35 Episode 35 - Kebenaran
36 Episode 36 - Putri Nadine
37 Episode 37 - Awal
38 Episode 38 – Dendam
39 Episode 39 – Barang Bukti
40 Episode 40 - Curahan Hati
41 Episode 41 – Mau Kan?
42 Episode 42 - Sabtu, Segeralah Datang …
43 Episode 43 - Tiba Juga
44 Episode 44 – Harapan Giandra
45 Episode 45 - Hunting
46 Episode 46 - Kediaman Tarachandra
47 Episode 47 - Kediaman Adipramana
48 Episode 48 - Kediaman Adipramana (Bagian 2)
49 Episode 49 - Apa Yang Salah?
50 Episode 50 - Berita
51 Episode 51 - 'Kejutan' di Kamar Mandi
52 Episode 52 - Penjelasan
53 Episode 53 - Perasaan Amber
54 Episode 54 - Samantha
55 Episode 55 - Menolong Charemon
56 Episode 56 - Menolong Charemon (Bagian 2)
57 Episode 57 - Rekaman
58 Episode 58 - Kemarahan Samantha
59 Episode 59 - Rencana Egidia
60 Episode 60 - Tangkap!
61 Episode 61 - Tangkap! (Bagian 2)
62 Episode 62 - Tangkap! (Bagian 3)
63 Episode 63 - Akhir Dari Samantra
64 Episode 64 - Rencana Akhir Pekan
65 Episode 65 - Lelaki Sejati
66 Episode 66 - Kesiangan!
67 Episode 67 - Malu!
68 Episode 68 - Siapa?
69 Episode 69 - Aaaaa!!
70 Episode 70 - Hantu?
71 Episode 71 - Pernyataan
72 Episode 72 - Pacarku
73 Episode 73 - Restu Tarachandra
74 Episode 74 - Tugas Kuliah
75 Episode 75 - Perasaan Yang Campur Aduk
76 Episode 76 - Membuat Sketsa
77 Episode 77 - Kegalauan
78 Episode 78 - Gores
79 Episode 79 - Api Cemburu
80 Episode 80 - Pertengkaran Pertama
81 Episode 81 - Jangan Temui Aku!
82 Episode 82 - Alasan di Balik Pertengkaran
83 Episode 83 - Makrab
84 Episode 84 - Makrab (Bagian 2)
85 Episode 85 - Makrab (Bagian 3)
86 Episode 86 - Pencarian
87 Episode 87 - Penyesalan
88 Episode 88 - Ayah Amberley Senja
89 Episode 89 - Berakhirnya Sebuah Persahabatan
90 Episode 90 - Fakta Yang Terkuak
91 Episode 91 - Nasib Nadine
92 Episode 92 - Terlambat Untuk Menyesal
93 Episode 93 - Ciuman Pertama
94 Episode 94 - Kekhawatiran
95 Episode 95 - Memaafkan Masa Lalu
96 Episode 96 - Go Public?
97 Episode 97 - Pameran
98 Episode 98 - Kekasih Giandra
99 Episode 99 - Dipermalukan
100 Episode 100 - Pertemuan
101 Episode 101 - Permintaan Amber
102 Episode 102 - Pesta Ulang Tahun Gian
103 Episode 103 - Pesta Ulang Tahun Gian (Bagian 2)
104 Episode 104 - Menginap
105 Episode 105 - Kawan Lama
106 Episode 106 - Prasangka
107 Episode 107 - Siap Atau Tidak
108 Episode 108 - Siap Atau Tidak (Bagian 2)
109 Episode 109 - Kejutan Ulang Tahun Untuk Amber
110 Episode 110 - Kejutan Ulang Tahun Untuk Amber (Bagian 2)
111 Episode 111 - Perasaan Yang Mengganjal
112 Episode 112 - Ikutlah Denganku
113 Episode 113 - Kemelut di Hati Ayu
114 Episode 114 - Kemelut di Hati Ayu (Bagian 2)
115 Episode 115 - Belahan Jiwa
116 Episode 116 - Memohon Restu
117 Episode Terakhir
118 Ucapan Terima Kasih dan Pengumuman
119 Episode Ekstra
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Episode 1 - Amberley Senja
2
Episode 2 - Pertemuan Pertama
3
Episode 3 - Rencana Sang Pelukis
4
Episode 4 - Kejutan
5
Episode 5 - Nama Panggilan
6
Episode 6 - 'Label'
7
Episode 7 - 'Label' (Bagian 2)
8
Episode 8 - Hari Bersejarah
9
Episode 9 - Keputusan
10
Episode 10 - Rasa Tak Berwajah
11
Episode 11 - Rasa Tak Berwajah (Bagian 2)
12
Episode 12 - Rasa Tak Berwajah (Bagian 3)
13
Episode 13 - Maaf
14
Episode 14 - Insiden Spot Parkir
15
Episode 15 - Giandra
16
Episode 16 - Sial!
17
Episode 17 - Sssttt!
18
Episode 18 - Siapa Dia?
19
Episode 19 - Jangan-jangan ...
20
Episode 20 - Kesal!
21
Episode 21 - Titisan Sang Legenda
22
Episode 22 - Untuk Amber
23
Episode 23 - Charemon dan Ibunya
24
Episode 24 - Tarachandra, Sang Idola
25
Episode 25 - Sahabat Sejati
26
Episode 26 - Egidia
27
Episode 27 - Kota Patah Hati
28
Episode 28 – Kota Patah Hati (Bagian 2)
29
Episode 29 - Kota Patah Hati (Bagian 3)
30
Episide 30 - Bakso Cabe Rawit
31
Episode 31 - Teror
32
Episode 32 – Luapan Kemarahan
33
Episode 33 - Mungkinkah?
34
Episode 34 – Duh!
35
Episode 35 - Kebenaran
36
Episode 36 - Putri Nadine
37
Episode 37 - Awal
38
Episode 38 – Dendam
39
Episode 39 – Barang Bukti
40
Episode 40 - Curahan Hati
41
Episode 41 – Mau Kan?
42
Episode 42 - Sabtu, Segeralah Datang …
43
Episode 43 - Tiba Juga
44
Episode 44 – Harapan Giandra
45
Episode 45 - Hunting
46
Episode 46 - Kediaman Tarachandra
47
Episode 47 - Kediaman Adipramana
48
Episode 48 - Kediaman Adipramana (Bagian 2)
49
Episode 49 - Apa Yang Salah?
50
Episode 50 - Berita
51
Episode 51 - 'Kejutan' di Kamar Mandi
52
Episode 52 - Penjelasan
53
Episode 53 - Perasaan Amber
54
Episode 54 - Samantha
55
Episode 55 - Menolong Charemon
56
Episode 56 - Menolong Charemon (Bagian 2)
57
Episode 57 - Rekaman
58
Episode 58 - Kemarahan Samantha
59
Episode 59 - Rencana Egidia
60
Episode 60 - Tangkap!
61
Episode 61 - Tangkap! (Bagian 2)
62
Episode 62 - Tangkap! (Bagian 3)
63
Episode 63 - Akhir Dari Samantra
64
Episode 64 - Rencana Akhir Pekan
65
Episode 65 - Lelaki Sejati
66
Episode 66 - Kesiangan!
67
Episode 67 - Malu!
68
Episode 68 - Siapa?
69
Episode 69 - Aaaaa!!
70
Episode 70 - Hantu?
71
Episode 71 - Pernyataan
72
Episode 72 - Pacarku
73
Episode 73 - Restu Tarachandra
74
Episode 74 - Tugas Kuliah
75
Episode 75 - Perasaan Yang Campur Aduk
76
Episode 76 - Membuat Sketsa
77
Episode 77 - Kegalauan
78
Episode 78 - Gores
79
Episode 79 - Api Cemburu
80
Episode 80 - Pertengkaran Pertama
81
Episode 81 - Jangan Temui Aku!
82
Episode 82 - Alasan di Balik Pertengkaran
83
Episode 83 - Makrab
84
Episode 84 - Makrab (Bagian 2)
85
Episode 85 - Makrab (Bagian 3)
86
Episode 86 - Pencarian
87
Episode 87 - Penyesalan
88
Episode 88 - Ayah Amberley Senja
89
Episode 89 - Berakhirnya Sebuah Persahabatan
90
Episode 90 - Fakta Yang Terkuak
91
Episode 91 - Nasib Nadine
92
Episode 92 - Terlambat Untuk Menyesal
93
Episode 93 - Ciuman Pertama
94
Episode 94 - Kekhawatiran
95
Episode 95 - Memaafkan Masa Lalu
96
Episode 96 - Go Public?
97
Episode 97 - Pameran
98
Episode 98 - Kekasih Giandra
99
Episode 99 - Dipermalukan
100
Episode 100 - Pertemuan
101
Episode 101 - Permintaan Amber
102
Episode 102 - Pesta Ulang Tahun Gian
103
Episode 103 - Pesta Ulang Tahun Gian (Bagian 2)
104
Episode 104 - Menginap
105
Episode 105 - Kawan Lama
106
Episode 106 - Prasangka
107
Episode 107 - Siap Atau Tidak
108
Episode 108 - Siap Atau Tidak (Bagian 2)
109
Episode 109 - Kejutan Ulang Tahun Untuk Amber
110
Episode 110 - Kejutan Ulang Tahun Untuk Amber (Bagian 2)
111
Episode 111 - Perasaan Yang Mengganjal
112
Episode 112 - Ikutlah Denganku
113
Episode 113 - Kemelut di Hati Ayu
114
Episode 114 - Kemelut di Hati Ayu (Bagian 2)
115
Episode 115 - Belahan Jiwa
116
Episode 116 - Memohon Restu
117
Episode Terakhir
118
Ucapan Terima Kasih dan Pengumuman
119
Episode Ekstra

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!