Episode 12 - Rasa Tak Berwajah (Bagian 3)

Ria menyuruh Panca dan Tarachandra untuk mandi air hangat supaya rasa lelah mereka sedikit berkurang. Ia pun sudah menyiapkan kopi hangat dan makanan.

Setelah keduanya selesai makan, Tarachandra sebenarnya ingin pulang dan segera bertemu dengan Amber. Tetapi, Ria mencegahnya.

"Kenapa, Ri? Apa kamu tahu sesuatu," tanya Tarachandra yang sudah melihat gelagat berbeda pada Ria sejak ia dan Panca sampai tadi.

Raut muka Ria berubah serius, lalu ia mulai menyampaikan sesuatu pada Tarachandra.

"Aku tidak tahu apakah yang akan aku sampaikan ini benar adanya, bisa jadi ini hanya pemikiranku saja, Tara." Ria berhenti sejenak. Tampak keraguan untuk melanjutkan perkataannya.

"Aku tak yakin kau tahu tentang hal ini, tapi Ayu pernah datang ke sini, kurang lebih setahun yang lalu. Ia tampak sangat berbeda dengan Ayu yang selama ini aku kenal, Tara," jelasnya.

"Berbeda gimana, Ri?" Tarachandra yang semakin penasaran memburu Ria untuk segera menyelesaikan ceritanya.

Ria pun mulai menceritakan semuanya dari awal.

Siang itu, tiba-tiba Ayu berkunjung ke rumah Ria dengan naik taksi. Biasanya, kalau ia mau main ke sana ia akan mengabari Ria dulu lewat telepon. Siang itu, dia tidak melakukannya. Beruntung kala itu Ria ada di rumah.

"Lho, Yu. Tumben kamu ke sini nggak ngabarin kakak dulu? Untung aku ada di rumah," sapa Ria sambil tersenyum pada Ayu.

Anehnya, Ayu terlihat bingung dan tidak membalas sapaan Ria. Ria memang orang yang cukup peka. Ia bisa melihat itu semua terpampang di wajah Ayu. Maka, ia pun buru-buru menyuruh Ayu masuk dan duduk. Ia lalu permisi sebentar untuk membuatkan Ayu secangkir teh hangat.

"Ada apa, Yu? Ada yang ingin kamu ceritakan?" tanyanya sambil mengusap lembut pundak Ayu.

Seolah sudah menahan dari tadi, Ayu malah menangis. Ria berpindah duduk di dekat Ayu, menyediakan pundaknya supaya Ayu bisa bersandar dan memuaskan seluruh perasaannya lewat tangisan.

Sebagai teman dekat Tarachandra, Ria sudah seperti seorang kakak untuk Ayu. Dia jugalah yang menjadi tempat untuk Ayu berkeluh kesah saat sedang ada masalah walaupun hal semacam itu jarang sekali Ayu lakukan karena ia lebih terbiasa untuk memendam semuanya.

Hanya saja, kali ini lain. Entah kenapa Ayu juga kepikiran untuk pergi ke rumah Ria.

"Kak, aku kenapa ya? Rasanya sudah tidak bisa menahan lagi. Hatiku rasanya sesak sekali, Kak."

Ria bingung dengan apa yang dikatakan Ayu dan masih belum mengetahui masalah apa yang sedang ia hadapi.

"Kamu ada masalah sama Tara, Yu? Atau, kamu malah sedang bertengkar dengannya?" tanya Ria, mencoba mencari kejelasan.

"Nggak, Kak. Kami tidak pernah ada masalah. Aku nggak pernah bertengkar dengan Mas Tara."

Setelah memberi jeda pada apa yang ia katakan, Ayu melanjutkan ceritanya. Kali ini, semua mengalir begitu saja dari mulutnya. Ceritanya terdengar lebih seperti perasaan-perasaan yang selama ini ia tahan.

"Aku selalu mencoba menjadi istri yang baik dan paham akan kesibukan Mas Tara, Kak. Aku bahkan keluar dari pekerjaan impianku supaya bisa lebih fokus mengurus Amber. Sedangkan Mas Tara masih terus membesarkan impiannya. Aku paham bahwa ini sudah tanggung-jawabku sebagai seorang istri dan ibu, Kak. Aku sangat paham."

Ayu pun terus bercerita. "Hanya saja, entah kenapa lama-lama aku merasakan kesepian yang setiap hari semakin besar, Kak. Aku merasakan jenuh yang luar biasa dengan rutinitas yang selalu sama selama bertahun-tahun. Aku sering menghabiskan hariku untuk menangis saat mas Tara dan Amber sedang tak ada di rumah," katanya sambil sesekali masih terisak.

"Aku bangga dan bahagia melihat karier Mas Tara yang semakin baik hingga ia menjadi pelukis dengan nama besar seperti sekarang. Hanya saja, semakin besar namanya, kenapa aku semakin merasa kesepian, Kak? Mas Tara selalu sibuk dengan proyek seni yang satu berganti dengan proyek seni yang lain. Ia bahkan membantu para pelukis pemula supaya dunia juga mulai melirik mereka. Tapi bagaimana denganku, Kak?" Tangisnya pecah kali ini.

Ria belum mau menanggapi cerita Ayu. Ia memilih untuk mendengarkan semua keluh kesahnya terlebih dahulu sambil sesekali mengusap pundak atau punggung Ayu. Berharap itu bisa membuatnya merasa lebih baik.

"Apa karena aku tak pernah menceritakan apapun dan selalu tampak baik-baik saja di depan Mas Tara sehingga dia lupa untuk menanyakan kabarku, Kak? Aku mencintainya dengan sepenuh hati dan aku pun menjadi orang yang paling mendukungnya di setiap hal yang ia kerjakan, kak. Tapi kenapa akhirnya aku merasakan sepi yang menusuk seperti ini? Aku lupa caranya mencintai diriku. Hatiku sangat kesepian, Kak," ujar Ayu.

"Aku merasa semakin hilang, Kak. Setiap hari aku menangis. Aku bahkan mulai tak menangkap apa yang Amber katakan saat kami mengobrol karena pikiranku kosong. Aku takut akan berubah menjadi ibu yang buruk bagi Amber, Kak. Aku sangat mencintainya." Kata-kata Ayu tentang Amber diakhiri dengan tangisan yang menyayat hati.

Ria pun akhirnya memilih untuk berbicara.

"Shhh … tenang ya, Ayu sayang. Tenangkan dirimu. Minum ini dulu," katanya sambil menyodorkan teh yang sudah berubah dingin kepada Ayu.

Ayu pun meminumnya lalu mencoba menarik napas untuk menenangkan dirinya. Ia mengusap air matanya dengan saputangan yang ia bawa.

"Sekarang, coba dengarkan kakak ya, Yu. You've done a very good job as a wife and a mother. Jangan lupakan itu. Lihatlah Tara dan Amber yang berkembang menjadi lebih baik karena dukungan dan kasih sayang darimu," kata Ria sambil menatap dalam ke mata Ayu.

Ia ingin Ayu menyadari bahwa apa yang ia katakan bukanlah omong kosong. Ia ingin Ayu tahu betapa dia berharga bagi suami dan anaknya.

Ria mungkin belum pernah mengalami apa yang Ayu alami saat ini. Hanya saja, ia tahu bahwa jika tidak dikelola dengan baik, perasaan-perasaan semacam ini bisa berkembang menjadi sesuatu yang buruk, depresi contohnya. Parahnya lagi, hal sacam itu sering kali tak terlihat, tak bisa dibaca begitu saja dari wajah penderitanya.

Ria juga paham bahwa untuk orang yang mengalaminya, hal yang paling dibutuhkan adalah dukungan dan perhatian dari orang-orang disekitarnya, terutama mereka yang sangat ia sayangi atau ia harapkan. Dalam hal ini, tampak betul bahwa yang Ayu butuhkan adalah Tarachandra.

"Apa kamu sudah mencoba untuk mengungkapkan semua yang kamu rasakan pada Tara?" tanya Ria dengan serius.

"Belum, Kak. Aku nggak ingin mengganggu Mas Tara yang sedang menyelesaikan proyek pameran besarnya. Dia selalu tampak sangat lelah dalam tidurnya" jawab Ayu dengan lesu.

"Ayu, kamu nggak boleh seperti itu. Tara adalah orang yang paling berhak tahu tentang semua ini. Dia sangat sayang kepadamu dan Amber. Makanya ia ingin memberikan yang terbaik untuk kalian berdua dan cara yang ia bisa adalah dengan menjadi pelukis yang semakin baik dari waktu ke waktu. Itu cara dia." Ria memberikan jeda pada ucapannya supaya Ayu mencerna setiap perkataannya dengan baik.

"Walaupun begitu, Tara adalah manusia yang juga punya kekurangan. Ia sering kali tidak peka atas apa yang dirasakan atau dialami oleh orang di sekitarnya. Begitulah dia sejak dulu. Tentu kamu masih ingat bukan bagaimana ia akhirnya memutuskan untuk melamarmu ketika kamu mulai menjauh kala itu, kan?" Ria mencoba mengingatkan Ayu pada waktu sebelum ia menikah dengan Tarachandra.

"Hati dan pikiranmu tidak baik-baik saja, Ayu. Tapi, di saat yang sama kamu selalu mencoba terlihat seolah tak ada yang terjadi di depan Tara. Kemungkinan besar, itulah yang ia tangkap dan anggap sebagai hal yang sebenarnya, Yu. Selain kurang peka, Tara juga sangat percaya kepadamu. Jujurlah padanya tentang apa yang kamu rasakan. Nggak baik lho menyimpan hal semacam ini," kata Ria sambil tersenyum, terlebih setelah ia melihat Ayu yang sudah lebih tenang.

"Kamu sudah merasa lebih baik, Yu?" Ria mencoba memastikan.

"Iya, kak. Setelah cerita sama kakak hatiku terasa sedikit lebih tenang," jawab Ayu yang sudah tak lagi menangis.

"See? Kalau ngobrol sama kakak saja sudah membuat kamu lebih tenang, apalagi kalau kamu membuka diri dan jujur pada Tara soal semua ini?" Ria mencoba meyakinkan Ayu bahwa kejujuran adalah hal yang sangat penting dalam sebuah pernikahan.

"Iya, kak. Akan aku coba. Kalau boleh aku ingin minta bantuan satu lagi sama kakak."

"Apa itu, Yu? Kalau aku bisa pasti aku bantu," ujar Ria.

"Kakak nggak usah bilang soal hari ini pada Mas Tara dan Kak Panca ya, kak. Biar aku sendiri yang selesaikan," pinta Ayu kepada Ria.

"Okay. Kakak nggak akan cerita sama siapa pun," janjinya kepada Ayu.

Terpopuler

Comments

Khaireen miracle

Khaireen miracle

makanya...dalam rumah tangga itu hrs ada komunikasi yg baik,jk ada unek2,blg,ga usah nunggu pasangan yg tanya,iya kalo pasangan peka😅.pokok apa2 mesti diomong,itu kalo aku😁😁

2020-07-03

0

Nobita_Upil(ig: blackjack_dnb)

Nobita_Upil(ig: blackjack_dnb)

Aku terharu...kalian masih setia baca AMBERLEY sampai sini. Terima kasih banyak!

Jangan lupa terus dukung aku untuk maju ya. Caranya? Masukkan karya ini ke daftar novel favorit kalian, berikan bintang luar biasa, berikan like di setiap episode yang sudah selesai kalian baca, dan jangan lupa berikan komentar yang positif dan membangun.

Episode selanjutnya yang (mungkin) akan bikin kalian nangis bombay. Penasaran? Ditunggu kelanjutannya yaaa.

Terima kasih banyak pokoknya. Kalian Keren 😁👍

2020-05-16

4

Linn

Linn

Ijin promosi ya thor


jangan lupa mampir di novelku, judulnya labil. Tinggalkan like, rate and komen, biar gampang feedback makasii

2020-05-06

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 - Amberley Senja
2 Episode 2 - Pertemuan Pertama
3 Episode 3 - Rencana Sang Pelukis
4 Episode 4 - Kejutan
5 Episode 5 - Nama Panggilan
6 Episode 6 - 'Label'
7 Episode 7 - 'Label' (Bagian 2)
8 Episode 8 - Hari Bersejarah
9 Episode 9 - Keputusan
10 Episode 10 - Rasa Tak Berwajah
11 Episode 11 - Rasa Tak Berwajah (Bagian 2)
12 Episode 12 - Rasa Tak Berwajah (Bagian 3)
13 Episode 13 - Maaf
14 Episode 14 - Insiden Spot Parkir
15 Episode 15 - Giandra
16 Episode 16 - Sial!
17 Episode 17 - Sssttt!
18 Episode 18 - Siapa Dia?
19 Episode 19 - Jangan-jangan ...
20 Episode 20 - Kesal!
21 Episode 21 - Titisan Sang Legenda
22 Episode 22 - Untuk Amber
23 Episode 23 - Charemon dan Ibunya
24 Episode 24 - Tarachandra, Sang Idola
25 Episode 25 - Sahabat Sejati
26 Episode 26 - Egidia
27 Episode 27 - Kota Patah Hati
28 Episode 28 – Kota Patah Hati (Bagian 2)
29 Episode 29 - Kota Patah Hati (Bagian 3)
30 Episide 30 - Bakso Cabe Rawit
31 Episode 31 - Teror
32 Episode 32 – Luapan Kemarahan
33 Episode 33 - Mungkinkah?
34 Episode 34 – Duh!
35 Episode 35 - Kebenaran
36 Episode 36 - Putri Nadine
37 Episode 37 - Awal
38 Episode 38 – Dendam
39 Episode 39 – Barang Bukti
40 Episode 40 - Curahan Hati
41 Episode 41 – Mau Kan?
42 Episode 42 - Sabtu, Segeralah Datang …
43 Episode 43 - Tiba Juga
44 Episode 44 – Harapan Giandra
45 Episode 45 - Hunting
46 Episode 46 - Kediaman Tarachandra
47 Episode 47 - Kediaman Adipramana
48 Episode 48 - Kediaman Adipramana (Bagian 2)
49 Episode 49 - Apa Yang Salah?
50 Episode 50 - Berita
51 Episode 51 - 'Kejutan' di Kamar Mandi
52 Episode 52 - Penjelasan
53 Episode 53 - Perasaan Amber
54 Episode 54 - Samantha
55 Episode 55 - Menolong Charemon
56 Episode 56 - Menolong Charemon (Bagian 2)
57 Episode 57 - Rekaman
58 Episode 58 - Kemarahan Samantha
59 Episode 59 - Rencana Egidia
60 Episode 60 - Tangkap!
61 Episode 61 - Tangkap! (Bagian 2)
62 Episode 62 - Tangkap! (Bagian 3)
63 Episode 63 - Akhir Dari Samantra
64 Episode 64 - Rencana Akhir Pekan
65 Episode 65 - Lelaki Sejati
66 Episode 66 - Kesiangan!
67 Episode 67 - Malu!
68 Episode 68 - Siapa?
69 Episode 69 - Aaaaa!!
70 Episode 70 - Hantu?
71 Episode 71 - Pernyataan
72 Episode 72 - Pacarku
73 Episode 73 - Restu Tarachandra
74 Episode 74 - Tugas Kuliah
75 Episode 75 - Perasaan Yang Campur Aduk
76 Episode 76 - Membuat Sketsa
77 Episode 77 - Kegalauan
78 Episode 78 - Gores
79 Episode 79 - Api Cemburu
80 Episode 80 - Pertengkaran Pertama
81 Episode 81 - Jangan Temui Aku!
82 Episode 82 - Alasan di Balik Pertengkaran
83 Episode 83 - Makrab
84 Episode 84 - Makrab (Bagian 2)
85 Episode 85 - Makrab (Bagian 3)
86 Episode 86 - Pencarian
87 Episode 87 - Penyesalan
88 Episode 88 - Ayah Amberley Senja
89 Episode 89 - Berakhirnya Sebuah Persahabatan
90 Episode 90 - Fakta Yang Terkuak
91 Episode 91 - Nasib Nadine
92 Episode 92 - Terlambat Untuk Menyesal
93 Episode 93 - Ciuman Pertama
94 Episode 94 - Kekhawatiran
95 Episode 95 - Memaafkan Masa Lalu
96 Episode 96 - Go Public?
97 Episode 97 - Pameran
98 Episode 98 - Kekasih Giandra
99 Episode 99 - Dipermalukan
100 Episode 100 - Pertemuan
101 Episode 101 - Permintaan Amber
102 Episode 102 - Pesta Ulang Tahun Gian
103 Episode 103 - Pesta Ulang Tahun Gian (Bagian 2)
104 Episode 104 - Menginap
105 Episode 105 - Kawan Lama
106 Episode 106 - Prasangka
107 Episode 107 - Siap Atau Tidak
108 Episode 108 - Siap Atau Tidak (Bagian 2)
109 Episode 109 - Kejutan Ulang Tahun Untuk Amber
110 Episode 110 - Kejutan Ulang Tahun Untuk Amber (Bagian 2)
111 Episode 111 - Perasaan Yang Mengganjal
112 Episode 112 - Ikutlah Denganku
113 Episode 113 - Kemelut di Hati Ayu
114 Episode 114 - Kemelut di Hati Ayu (Bagian 2)
115 Episode 115 - Belahan Jiwa
116 Episode 116 - Memohon Restu
117 Episode Terakhir
118 Ucapan Terima Kasih dan Pengumuman
119 Episode Ekstra
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Episode 1 - Amberley Senja
2
Episode 2 - Pertemuan Pertama
3
Episode 3 - Rencana Sang Pelukis
4
Episode 4 - Kejutan
5
Episode 5 - Nama Panggilan
6
Episode 6 - 'Label'
7
Episode 7 - 'Label' (Bagian 2)
8
Episode 8 - Hari Bersejarah
9
Episode 9 - Keputusan
10
Episode 10 - Rasa Tak Berwajah
11
Episode 11 - Rasa Tak Berwajah (Bagian 2)
12
Episode 12 - Rasa Tak Berwajah (Bagian 3)
13
Episode 13 - Maaf
14
Episode 14 - Insiden Spot Parkir
15
Episode 15 - Giandra
16
Episode 16 - Sial!
17
Episode 17 - Sssttt!
18
Episode 18 - Siapa Dia?
19
Episode 19 - Jangan-jangan ...
20
Episode 20 - Kesal!
21
Episode 21 - Titisan Sang Legenda
22
Episode 22 - Untuk Amber
23
Episode 23 - Charemon dan Ibunya
24
Episode 24 - Tarachandra, Sang Idola
25
Episode 25 - Sahabat Sejati
26
Episode 26 - Egidia
27
Episode 27 - Kota Patah Hati
28
Episode 28 – Kota Patah Hati (Bagian 2)
29
Episode 29 - Kota Patah Hati (Bagian 3)
30
Episide 30 - Bakso Cabe Rawit
31
Episode 31 - Teror
32
Episode 32 – Luapan Kemarahan
33
Episode 33 - Mungkinkah?
34
Episode 34 – Duh!
35
Episode 35 - Kebenaran
36
Episode 36 - Putri Nadine
37
Episode 37 - Awal
38
Episode 38 – Dendam
39
Episode 39 – Barang Bukti
40
Episode 40 - Curahan Hati
41
Episode 41 – Mau Kan?
42
Episode 42 - Sabtu, Segeralah Datang …
43
Episode 43 - Tiba Juga
44
Episode 44 – Harapan Giandra
45
Episode 45 - Hunting
46
Episode 46 - Kediaman Tarachandra
47
Episode 47 - Kediaman Adipramana
48
Episode 48 - Kediaman Adipramana (Bagian 2)
49
Episode 49 - Apa Yang Salah?
50
Episode 50 - Berita
51
Episode 51 - 'Kejutan' di Kamar Mandi
52
Episode 52 - Penjelasan
53
Episode 53 - Perasaan Amber
54
Episode 54 - Samantha
55
Episode 55 - Menolong Charemon
56
Episode 56 - Menolong Charemon (Bagian 2)
57
Episode 57 - Rekaman
58
Episode 58 - Kemarahan Samantha
59
Episode 59 - Rencana Egidia
60
Episode 60 - Tangkap!
61
Episode 61 - Tangkap! (Bagian 2)
62
Episode 62 - Tangkap! (Bagian 3)
63
Episode 63 - Akhir Dari Samantra
64
Episode 64 - Rencana Akhir Pekan
65
Episode 65 - Lelaki Sejati
66
Episode 66 - Kesiangan!
67
Episode 67 - Malu!
68
Episode 68 - Siapa?
69
Episode 69 - Aaaaa!!
70
Episode 70 - Hantu?
71
Episode 71 - Pernyataan
72
Episode 72 - Pacarku
73
Episode 73 - Restu Tarachandra
74
Episode 74 - Tugas Kuliah
75
Episode 75 - Perasaan Yang Campur Aduk
76
Episode 76 - Membuat Sketsa
77
Episode 77 - Kegalauan
78
Episode 78 - Gores
79
Episode 79 - Api Cemburu
80
Episode 80 - Pertengkaran Pertama
81
Episode 81 - Jangan Temui Aku!
82
Episode 82 - Alasan di Balik Pertengkaran
83
Episode 83 - Makrab
84
Episode 84 - Makrab (Bagian 2)
85
Episode 85 - Makrab (Bagian 3)
86
Episode 86 - Pencarian
87
Episode 87 - Penyesalan
88
Episode 88 - Ayah Amberley Senja
89
Episode 89 - Berakhirnya Sebuah Persahabatan
90
Episode 90 - Fakta Yang Terkuak
91
Episode 91 - Nasib Nadine
92
Episode 92 - Terlambat Untuk Menyesal
93
Episode 93 - Ciuman Pertama
94
Episode 94 - Kekhawatiran
95
Episode 95 - Memaafkan Masa Lalu
96
Episode 96 - Go Public?
97
Episode 97 - Pameran
98
Episode 98 - Kekasih Giandra
99
Episode 99 - Dipermalukan
100
Episode 100 - Pertemuan
101
Episode 101 - Permintaan Amber
102
Episode 102 - Pesta Ulang Tahun Gian
103
Episode 103 - Pesta Ulang Tahun Gian (Bagian 2)
104
Episode 104 - Menginap
105
Episode 105 - Kawan Lama
106
Episode 106 - Prasangka
107
Episode 107 - Siap Atau Tidak
108
Episode 108 - Siap Atau Tidak (Bagian 2)
109
Episode 109 - Kejutan Ulang Tahun Untuk Amber
110
Episode 110 - Kejutan Ulang Tahun Untuk Amber (Bagian 2)
111
Episode 111 - Perasaan Yang Mengganjal
112
Episode 112 - Ikutlah Denganku
113
Episode 113 - Kemelut di Hati Ayu
114
Episode 114 - Kemelut di Hati Ayu (Bagian 2)
115
Episode 115 - Belahan Jiwa
116
Episode 116 - Memohon Restu
117
Episode Terakhir
118
Ucapan Terima Kasih dan Pengumuman
119
Episode Ekstra

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!