9 Lives

9 Lives

Kematian Pertama

Zee menangis di pelukan sang nenek, didepan pemakaman kedua orang tuanya, di usia yang masih terbilang muda di umur 8 tahun Zee harus kehilangan kasih sayang ayah dan ibunya.

Zeevanya Larasati nama lengkapnya, dia tak tahu bagaimana kematian itu bisa menjemput ayah dan ibunya. Yang ia tau Paman Akbar sudah membawa jasad kedua orang tuanya pulang dari kota entah apa yang terjadi pada mereka. Dan sekarang ini sang nenek sudah membawa Zee telat berada di depan kedua batu nisan tempat ayah dan ibunya, tempat dimana kedua orangtuanya beristirahat mereka selama-lamanya.

Zee membawa bunga tulip kesukaan ibunya meletakkannya di atas makam ibunya sambil terisak. Tak ada sanak saudara yang hadir di pemakaman, tak ada tetangga pula yang hadir disana hanya ada Zee dan sang nenek. Entah karena rumahnya yang terpencil jauh dari kota atau memang ia merasa tak pernah punya tetangga.

"Ayo Zee kita pulang!" ucap sang nenek merangkul bahu Zee dan membawanya untuk beranjak pergi dari sana.

"Zee masih mau disini Nek." ucap Zee sambil terisak membelai batu nisan ibunya.

"Hari mulai gelap nak, sebaiknya kita pulang besok kalau kau mau kita kesini lagi." ucap nenek.

Akhirnya Zee menuruti perintah sang nenek meski berat ia melangkah dan selalu menoleh kearah makam ayah dan ibunya ia tetap melanjutkan perjalanan pulangnya.

***

Zee tinggal di sebuah perkampungan kecil yang jauh dari kota meski sang ayah bekerja di kota namun Zee tak pernah pergi ke kota. Meski ibunya pernah berkata sang ayah pernah membawanya ke taman ria di kota sewaktu kecil dulu tapi Zee tak pernah merasa mengingat nya, sampai kematian menjemput kedua orangtuanya pun Zee belum kesampaian pergi ke kota bersama mereka.

Zee sedang berayun di halaman sekolahnya, sekolah dasar yang hanya punya murid lima puluh orang itu sangat lah sepi.

"Hai Zee, mau makan siang denganku?" ajak Lia seorang anak sebaya dengan Zee , hanya Lia yang mau berteman dengan Zee karena menurut yang lain Zee terbilang anak yang menakutkan dengan kesendirian nya.

"Mmmm aku tidak lapar." sahut Zee.

"Baiklah aku akan makan disini saja, boleh yak?" tanya Lia.

Zee mengangguk, melanjutkan berayun sambil memandang ke arah taman di sekolahnya.

"Mau roti sandwich tuna buatan mamaku?" Lia menyodorkan bekalnya pada Zee.

"Tak usah, kau makan saja, tadi kan ku bilang aku tak lapar." sahut Zee menolak bekal Lia dengan sopan.

"Baiklah kalau begitu aku makan ini semuanya." Lia langsung melahap sandwich tunanya itu.

"Meong... meong... meong..."

"Apa kau mendengarnya Lia?" tanya Zee.

"Iya suara kucing kan, seperti nya masih anak kucing, Nah itu terdengar tak jauh dari sini." sahut Lia.

"Aku akan mencarinya." sahut Zee turun dari ayunannya.

Zee mencari asal suara kucing itu dan akhirnya menemukan seekor anak kucing berbulu hitam yang tersangkut dalam parit selokan.

"Uhg kau bau sekali." ucap Zee setelah berhasil mengangkat anak kucing itu keluar dari parit.

"Kau mau kemana Zee?" tanya Lia.

"Aku akan membawanya pulang."

"Sekolah belum usai kan?"

"Apa menurutmu aku boleh membawa dia ke dalam kelas?"

"Tentu saja tidak, Bu Aaron pasti akan menghukum mu hahahaha."

"Kalau begitu, sampaikan salam ku pada Bu Aaron."

Ucap Zee tersenyum lalu berlalu menuju sepedanya sambil menggendong anak kucing hitam itu menuju rumahnya.

"Ah dasar kau Zee... habis lah aku di beri pertanyaan oleh Bu Aaron." gerutu Lia.

Zee membawa sepeda ke sekolah karena jarak rumahnya kesekolah agak jauh dan tak ada angkutan umum yang melewati perkampungan nya.

"Tenang pus kecil, diam lah jangan bergerak, jangan mencakar ku, nanti kau bisa membuat kita jatuh."

ucap Zee sambil mengendalikan laju sepedanya yang mulai tak stabil.

Tin..tin... tin ... tin...

Suara klakson mobil itu mengejutkan Zee ditambah dengan kilatan lampu yang menyilaukan mata Zee, membuat Zee oleng tak bisa mengendalikan sepedanya sehingga mobil Van yang muncul dari arah depan nya Zee menabrak Zee jatuh.

BRAK.....!!!

Zee tersungkur ke tanah, kepalanya membentur batu besar di tanah itu mengeluarkan darah segar dari tempurung belakangnya. Hidung dan telinganya juga mengalirkan darah segar, tubuh Zee menggelepar sampai akhirnya terdiam tak sadarkan diri. Kedua tangannya masih mendekap kucing kecil berwarna hitam itu melindunginya dari tabrakan maut tadi.

Seorang wanita membuka pintu mobil dan turun melihat Zee sekilas.

"Bagaimana ini, kita harus menolong anak itu?" ucap seorang wanita yang panik sambil mondar - mandir menggigiti kukunya.

"Sudah lah ayo kita pergi tak ada yang melihat kita." ucap seorang pria dari dalam mobil Van itu dengan penuh kepanikan.

"Tapi..."

"Tak ada tapi tapi, cepat lah aku tak ingin berurusan dengan pihak berwajib, apa kau mau dipenjara?"

Wanita itu menggeleng ketakutan lalu masuk ke dalam mobil Van itu menutup pintu mobilnya yang langsung melaju meninggalkan Zee yang terkapar tak berdaya sampai menghembuskan nafas terakhirnya.

***

Keesokan paginya.

"Aaaaaaaaa... " Zee terbangun di kamarnya dan langsung bercermin menatapi semua bagian tubuhnya menyentuh tempurung kepalanya yang masih baik-baik saja tak terluka.

"Ada apa sayangku?" tanya sang nenek menghampiri Zee.

"Nek apa yang terjadi padaku?"

"Tak ada yang terjadi Zee, apa kau bermimpi?" tanya sang nenek.

"Aku tidak bermimpi nek, kejadian kemarin itu nyata." Zee langsung berlari mencari sepedanya dan menemukan sepedanya telah remuk di gudang belakang rumahnya dengan sang nenek mengikutinya.

"Ini, aku tak bermimpi kan nek?" ucap Zee menunjuk sepeda nya yang hancur.

"Meong..."

"Nah itu, itu kucing hitam itu, bagaimana bisa dia ada disini? aku tak bermimpi nek, kemarin aku tertabrak sebuah Van dan mati."

Nenek Amelia hanya terdiam memandang Zee, lalu masuk kedalam rumah.

"Kita harus pindah dari sini." ucap sang nenek.

"Nenek belum menjawab pertanyaan ku malah bilang kita akan pindah, apa yang sebenarnya terjadi nek?" Zee mengguncang bahu neneknya itu.

"Jaga kelakuanmu nona muda tak sepatutnya kau memperlakukan nenekmu seperti ini."

"Maafkan aku nek aku hanya merasa sangat bingung." ucap Zee sedih.

"Kemasi barang-barang mu sekarang, kita akan pindah!"

"Tak bisakah aku berpamitan pada Lia?"

"Tak usah, jangan kau temui siapapun disini lagi!" Nenek Amelia masuk ke kamarnya mengeluarkan koper besar dari sana.

Rupanya sang nenek sudah berkemas dengan rapih sebelumnya dan memasukkan koper besar itu ke atas mobil pick up nya. Nenek Amelia juga merapikan beberapa barang dan menaikannya ke mobil.

"Cepat lah Zee waktu kita tak banyak." ucap nenek Amelia.

"Apa aku boleh membawa kucing itu?" tanya Zee.

"Kau memang harus membawanya, karena dia penjagamu."

"Maksud nenek?"

"Sudah lah nanti akan nenek jelaskan di perjalanan, kita harus segera pindah dari sini."

Ucap Nenek yang masih sibuk merapikan semua barang-barang yang hendak dia bawa pindah.

***

Bersambung...

Happy Reading... semoga suka 😘😘

Terpopuler

Comments

Kaje

Kaje

lanjut thor

2023-03-18

0

Yulita

Yulita

awal cerita yg menari,salam kenal Thor🙏

2022-08-14

0

Eliawati Xiaomi

Eliawati Xiaomi

mampir

2022-05-13

0

lihat semua
Episodes
1 Kematian Pertama
2 Blue
3 Kematian Kedua
4 Balas Dendam
5 Hari Pertama di Brookfield's Junior High
6 Rumah Kosong
7 Rumah Kosong (Part 2)
8 Perburuan
9 Kematian Ketiga
10 Kematian Keempat
11 Brilliant High School
12 Kerja Kelompok (Part 1)
13 Kerja Kelompok (Part 2)
14 Vampir yang Kalah
15 Kalah Taruhan
16 Sepupu Theo
17 Visual
18 Rumah Tua Dalam Hutan
19 Kematian Kelima
20 Pemakaman
21 Daging
22 Hasrat Joseph
23 Tamu dari Negeri Zamrud
24 Si Kembar
25 Zamrudian dan Lycan
26 Berburu kembali
27 Aku Berjanji Zee
28 Tugas Tulip Hitam
29 Toko Kue Arbei
30 Di Rumah Theo
31 Bruno
32 Bruno (Part 2)
33 Another Visual
34 Rumah Joseph
35 Pertandingan Basket
36 Hadiah dari Si Kembar
37 Menuju Bukit Halley (Part 1)
38 Menuju Bukit Halley (Part 2)
39 Racun Laba-laba Tulip Hitam
40 Pembunuhan di Sekolah
41 Pertanyaan V
42 Natti (Part 1)
43 Natti (Part 2)
44 Menuju Ulang Tahun Zee
45 Ulang Tahun Zee
46 Hadiah
47 Mencium Theo
48 Menemui Theo
49 Bertemu Zack
50 Rahasia Zack
51 Theo VS Zack
52 Pangeran Penyihir
53 Akhir Tamara
54 Pembunuhan di Sekolah
55 Nenek Amelia dan Nenek Anna
56 Menonton Zombie
57 Triple Date
58 Pertanyaan Zack
59 Kisah Tragis Joseph
60 Audisi Drama
61 Bertemu Miss Jane
62 Vampir Baru
63 Kedatangan Zack
64 Di Jemput Theo
65 Theo yang Makin Menyebalkan
66 Latihan
67 Perpustakaan Kota
68 Di Rumah Zee
69 Zee Memilih
70 Pengakuan Zack
71 Apakah Theo Marah?
72 Bertemu Daren
73 Mengunjungi Ariana
74 Memilih
75 Kau Milikku
76 Ariana
77 Ariana (Part 2)
78 Menyembunyikan Ariana
79 Natti Punya Anak
80 Sosok Bertudung dan menolong Ariana
81 Korban Lagi
82 Di lukis
83 Theodore
84 Tuan Vampir
85 Jantung Vampir
86 Rahasia Penjaga Carter
87 Ulang Tahun Theo
88 Kecemasan Zee
89 Kematian Rose
90 Si Pelaku (Part 1)
91 Si Pelaku (Part 2)
92 Zee Pamit
93 Zee Pamit (Part 2)
94 Pengakuan Paman Joseph
95 Tertangkapnya Theo dan Lycan Cya
96 Menyelamatkan Theo (Part 1)
97 Menyelamatkan Theo (Part 2)
98 Perang Di Mulai
99 Rahasia Ratu Obbysia
100 End (Jilid 1)
101 9 Lives Season 2
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Kematian Pertama
2
Blue
3
Kematian Kedua
4
Balas Dendam
5
Hari Pertama di Brookfield's Junior High
6
Rumah Kosong
7
Rumah Kosong (Part 2)
8
Perburuan
9
Kematian Ketiga
10
Kematian Keempat
11
Brilliant High School
12
Kerja Kelompok (Part 1)
13
Kerja Kelompok (Part 2)
14
Vampir yang Kalah
15
Kalah Taruhan
16
Sepupu Theo
17
Visual
18
Rumah Tua Dalam Hutan
19
Kematian Kelima
20
Pemakaman
21
Daging
22
Hasrat Joseph
23
Tamu dari Negeri Zamrud
24
Si Kembar
25
Zamrudian dan Lycan
26
Berburu kembali
27
Aku Berjanji Zee
28
Tugas Tulip Hitam
29
Toko Kue Arbei
30
Di Rumah Theo
31
Bruno
32
Bruno (Part 2)
33
Another Visual
34
Rumah Joseph
35
Pertandingan Basket
36
Hadiah dari Si Kembar
37
Menuju Bukit Halley (Part 1)
38
Menuju Bukit Halley (Part 2)
39
Racun Laba-laba Tulip Hitam
40
Pembunuhan di Sekolah
41
Pertanyaan V
42
Natti (Part 1)
43
Natti (Part 2)
44
Menuju Ulang Tahun Zee
45
Ulang Tahun Zee
46
Hadiah
47
Mencium Theo
48
Menemui Theo
49
Bertemu Zack
50
Rahasia Zack
51
Theo VS Zack
52
Pangeran Penyihir
53
Akhir Tamara
54
Pembunuhan di Sekolah
55
Nenek Amelia dan Nenek Anna
56
Menonton Zombie
57
Triple Date
58
Pertanyaan Zack
59
Kisah Tragis Joseph
60
Audisi Drama
61
Bertemu Miss Jane
62
Vampir Baru
63
Kedatangan Zack
64
Di Jemput Theo
65
Theo yang Makin Menyebalkan
66
Latihan
67
Perpustakaan Kota
68
Di Rumah Zee
69
Zee Memilih
70
Pengakuan Zack
71
Apakah Theo Marah?
72
Bertemu Daren
73
Mengunjungi Ariana
74
Memilih
75
Kau Milikku
76
Ariana
77
Ariana (Part 2)
78
Menyembunyikan Ariana
79
Natti Punya Anak
80
Sosok Bertudung dan menolong Ariana
81
Korban Lagi
82
Di lukis
83
Theodore
84
Tuan Vampir
85
Jantung Vampir
86
Rahasia Penjaga Carter
87
Ulang Tahun Theo
88
Kecemasan Zee
89
Kematian Rose
90
Si Pelaku (Part 1)
91
Si Pelaku (Part 2)
92
Zee Pamit
93
Zee Pamit (Part 2)
94
Pengakuan Paman Joseph
95
Tertangkapnya Theo dan Lycan Cya
96
Menyelamatkan Theo (Part 1)
97
Menyelamatkan Theo (Part 2)
98
Perang Di Mulai
99
Rahasia Ratu Obbysia
100
End (Jilid 1)
101
9 Lives Season 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!