Cerita ini hanya fiksi murni karangan Vie
semata... Hope you like it 💝😘😊
Jangan lupa klik tombol like, dan rating bintang 5 yak 😘
Happy Reading
***
"Kemari kau...!" Diana menarik Zee ke dalam toilet sekolah.
"Awww sakit lepaskan cengkraman mu!" ucap Zee.
Diana mendorong Zee ke dinding toilet sampai berbunyi saat tubuh Zee membentur dinding toilet.
"Apa yang kau lakukan dengan Rio kemarin?" tanya Diana dengan tatapan tajam seperti harimau yang hendak melahap mangsanya.
Zee menatap Diana dan dua temannya yang sedang mengelilingi Zee.
"Aku tak mengerti maksud pembicaraan mu." sahut Zee.
"Hei aku tak buta yak, aku melihatmu satu mobil dengannya." Diana mendorong bahu Zee.
"Oh hanya karena hal itu kau membawaku kesini?" tanya Zee sambil tersenyum ketus dengan wajah smirk nya.
"Hal itu kau bilang? Rio itu milikku jadi kau harus jauhi dia mengerti..!!" Diana membentak Zee sambil mendorong bahunya lagi lebih keras.
"Hahaha lucu sekali, kau pikir aku berkencan dengan Rio ya hanya karena dia mengantarku pulang? asal kau tau ya rumah kami itu satu arah dan berada di blok yang sama." jawab Zee.
"Ah banyak alasan kau, ku peringatkan ya kalau sampai kau merebut Rio dari ku, habis kau!" ancam Diana lalu mengunci Zee ke dalam salah satu toilet di sana.
"Buka buka kataku...!!" Zee menggedor pintu toliet yang terkunci itu.
"Ayo kita pergi dari sini." perintah Diana pada ke dua kawannya meninggalkan Zee.
"Hemm kau pikir aku akan mudah terkunci di sini." gumam Zee lalu memutar kenop pintu toilet itu dengan kekuatan gaibnya.
Cetak... kenop itu patah dan terbukalah pintu toilet tempat Zee di kurung.
Zee keluar dari toilet menuju kelasnya sambil tersenyum.
"Cuma seperti itu saja rupanya, awas aja nanti kau Diana." gumam Zee.
"Hai Zee dari mana kau bersama Diana tadi aku melihatmu?" tanya Dorothy sambil mengamati tubuh Zee dengan seksama.
"Kau tak terluka kan?" tanya Dorothy.
"Tenang lah, tak akan ada yang bisa melukaiku." ucap Zee tersenyum pada Dorothy.
"Tapi aku tadi sempat mendengar dia membentak mu, dan mungkin saja kan dia melukaimu?" tanya Dorothy masih cemas mengamati Zee dengan seksama.
"Tidak, tidak ada yang terjadi kami hanya saling berbincang kok." ucap Zee sambil tertawa kecil.
"Aku tidak mengerti deh, tapi syukurlah kau tak apa-apa." senyum Dorothy.
Dan mereka pun melanjutkan kegiatan belajarnya di kelas.
***
Bel sekolah berbunyi tanda para murid junior di haruskan berkumpul di aula siap menerima ospek yang menyiksa dari para seniornya.
"Bukankah dia sudah ku kunci tadi?" bisik Diana pada kawannya saat melihat Zee datang ke dalam aula.
"Kurasa begitu, bagaimana ia bisa keluar ya?" tanya kawan Diana di sampingnya.
"Apa jangan-jangan kuncinya rusak." sahut kawan Diana yang satu lagi.
"Entah lah tapi aku yakin kok sudah menguncinya di toilet itu." ucap Diana.
Zee mengamati dan mendengar sekilas pembicaraan Diana dan kawannya sambil tersenyum tipis tersungging dari bibirnya.
Kalian hanya tak tau saja siapa aku.
batin Zee menuju barisan nya bersama Dorothy.
Diana memanggil Dorothy dan memerintahkannya untuk membawa sepuluh tangkai bunga yang berbeda dari taman sekolah padahal jelas-jelas terdapat larangan tidak boleh memetik bunga yang ada di taman.
"Bagaimana bisa aku mendapatkan bunga itu Kak kan tidak boleh memetik bunga di taman sekolah?" tanya Dorothy memelas.
"Kau buta yak? di seberang sana kan juga ada bunga memangnya harus bunga dari taman sekolah."
ucap Diana sambil menunjuk ke sebuah taman yang terbengkalai di depan rumah kosong yang katanya berhantu.
"Kak kenapa kau setega itu, kan disana terlalu menyeramkan kak, aku takut." ucap Dorothy penuh kecemasan dan memelas pada Diana.
"Dasar pengecut kenapa harus takut sekarang kan masih siang, dasar bodoh mana ada hantu siang-siang." sahut Diana dengan bertolak pinggang.
"Ta... Ta... tapi Kak." ucapan Dorothy tertahan
"Sudah sana ambilkan aku sepuluh tangkai bunga, kalau tidak, aku mau kau berlari sepuluh putaran lapangan sekolah tanpa memakai rok, bagaimana?" Diana menertawakan Dorothy tanpa rasa bersalah.
"Tidak aku tidak mau berlari tanpa rok, baiklah aku akan membawa bunga dari sana." ucap Dorothy meski dirinya diliputi rasa takut.
"Aku ikut ya." sahut Zee mendekat menghampiri Dorothy.
"Wah wah wah... ada pahlawan kesiangan rupanya." sahut teman Diana.
prok prok prok.
"Hebat.." ucap Diana.
"Ijinkan saya ikut dengannya." pinta Zee.
"Hmmm... baiklah karena aku sedang baik hati akan ku ijinkan asal kau juga bawakan aku sepuluh tangkai, bagaimana?" tanya Diana sambil tersenyum menyeringai ke arah Zee dan Dorothy.
"Baik aku akan laksanakan, ayo Dorothy." ajak Zee menarik tangan Dorothy menuju sebrang sekolah.
"Hei apa yang kau lakukan kau mau kemana?" tanya Rio yang datang menghampiri Zee dia sudah menyimak pembicaraan Diana dari tadi dengan segala perintahnya. Rio menahan tangan Zee.
"Sudahlah Rio, ini kan cara ku, aku tak pernah mengganggu cara mu." ucap Diana melingkarkan tangannya ke lengan Rio mencoba melepas tangan Rio dari Zee namun ditepis.
"Bukankah itu berbahaya?" tanya Rio pada Diana.
"Apanya yang bahaya?" tanya Diana.
"Apa kau tidak ingat kejadian tahun lalu ya?" tanya Rio.
"Aaah sudahlah anak itu kan hanya terkena gigitan anjing yang katany rabies lalu meninggal, itu hanya kecelakaan." sahut Diana dengan entengnya.
"Iya bagaimana jika anjing itu masih disana?"
"Kejadian itu hanya tahun lalu kan? tak pernah terjadi lagi, lagi pula bukankah ayahmu sebagai kepala polisi kota ini sudah memeriksa kalau tak ada apapun disana?"
"Iya sih tapi ayahku melarang siapapun untuk masuk kesana." sahut Rio.
"Percayalah tidak akan terjadi apapun." Diana mencoba menenangkan Rio.
"Kenapa kalian masih di sini, sudah sana pergi, cepat bawakan aku bunganya!" teriak Diana pada Zee.
Zee dan Dorothy melangkahkan kakinya ke menuju halaman rumah kosong itu.
***
"Zee apa kau yakin? orang-orang bilang rumah ini berhantu." ucap Dorothy ketakutan.
"Aku tak percaya hantu." jawab Zee mencari bunga di taman itu.
"Ini ada dua tangkai." Zee memetiknya.
"Disana juga ada Zee." tunjuk Dorothy.
"Baiklah tunggu disini aku akan ambil yang disana, ini pegang." Zee memberikan dua tangkai yang ia petik tadi ke Dorothy lalu beralih menuju bunga di belakang rumah kosong yang tampak seram dan usang itu.
Zee menoleh ke arah rumah tua itu, Zee merasakan sesuatu sedang mengamatinya dan benar saja Zee melihat sepasang mata dari lantai dua rumah tua yang katanya tak berpenghuni itu.
***
To be continued...
Happy Reading...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Yulita
sungguh kejam Kakak kelas nya😡😡
2022-08-14
0
Jeng Awal CCiiebundadinda
waduh ada apa ya thoor di dalm sana?
2021-07-16
0
Three.3.tiga 💕
gak punya otak 🔥
2021-06-24
7