Sebelum membaca klik like yak...
let's vote for me boleh yak...
apalagi koin seikhlasnya juga boleh banget...
Rate bintang lima jangan lupa...
thank u so much... love u all... 😘😍😊
***
Sesampai nya Zee dirumah.
"Siang nek?" sapa Zee.
"Siang, bagaimana dengan sekolahmu hari ini?" tanya nenek yang menyiapkan makan siang untuk Zee.
"Hmmmm sup ini wangi sekali, pasti enak." Zee langsung menyantap makanan yang disediakan nenek Amelia.
"Nanti kau berikan sup ini pada Joseph ya." ucap nenek Amelia.
"Wah tumben sekali nenek perhatian pada paman Joseph." ucap Zee.
"Dia kan sudah tinggal bersama kita lama, aku juga sudah menganggapnya sebagai keluarga." senyum nenek Amelia memperlihatkan garis kerutan di ujung kedua matanya makin terlihat.
"Oke nanti aku akan memberikannya pada paman Joseph." sahut Zee.
***
Zee menuju rumah paman Joseph di tepi bukit Halley sambil membawa sup buatan nenek di tangannya.
"Hai paman Jo, ini ku bawakan sup buatan nenek." ucap Zee meletakkan sup buatan nenek di atas meja.
"Sup buatan nenekmu? terima kasih ya." sahut Joseph sambil memotong-motong beberapa kayu untuk perapian.
Zee membersihkan tirai jendela, sofa dan sprei di ranjang Joseph. Dia selalu membersihkan rumah Joseph karena Zee menyukai kebersihan dan membuat rumah Joseph terlihat rapih meski Joseph selalu merubahnya kembali dan membuatnya berantakan lagi, Zee tetap merapikannya.
"Paman Jo, apa kau mau berburu malam ini?" tanya Zee membaringkan tubuhnya di sofa rumah Joseph setelah lelah berbenah disana.
"Ya, memangnya kau mau ikut berburu nanti malam denganku, tapi nenek melarang kan?" tanya Joseph dari halaman rumah nya.
"Aku harus kerja kelompok sih hari ini, tapi aku ingin sekali ikut, pastinya aku akan ikut, nah bagaimana kalo kau menunggu ku di bukit depan rumah Lia?"
tanya Zee sambil mengunyah buah apel merah yang dia ambil dari kulkas Joseph barusan.
"Hmmm baiklah... " sahut Joseph.
Zee melihat ke arah meja Joseph lalu menghampirinya.
"Wah daging panggang ini kelihatannya enak sekali, aku mau ya paman mencobanya, ini pasti daging rusa atau kelinci hutan."
Zee mengambil irisan daging panggang di atas meja milik Joseph.
"Bagaimana, apakah rasa daging itu terasa enak, Zee?" tanya Joseph mencoba menahan tawanya.
Zee mengangguk dan melahap daging panggang tersebut.
"Namun sepertinya kurang bumbu, coba ditambah sedikit lagi bumbunya, apalagi kalau daging ini di tambah saus tomat pasti lebih enak." ucap Zee.
"Oh iya Zee apa kau masih ingat pemuda yang kabur setelah tabrak lari meninggalkan seorang kakek terkapar mati?" ucap Joseph dengan raut wajah menggoda Zee.
"Iya lalu? kau sudah menghabisinya kan memangnya kenapa?" tanya Zee masih melahap daging panggang tersebut.
"Itu sebagian tubuhnya ku simpan dalam pendingin dan sebagian lainnya yang kau makan itu." ucap Joseph yang akhirnya tak bisa menahan tawanya lalu menertawakan Zee.
"APA...??? Hueeekk...!" Zee langsung berlari ke kamar mandi memuntahkan daging yang baru dilahapnya itu.
"Paman sengaja ya menjebak ku?" ucap Zee kesal berteriak pada Joseph.
"Aku tak menjebak mu kan, salah sendiri kau langsung ambil saja tanpa bertanya dulu." sahut Josep masih menertawakan Zee.
"Ah paman menyebalkan...!! sudah ah sampai bertemu nanti malam." Zee pamit lalu keluar dari rumah Joseph.
***
"Nenek aku pamit ya kerumah Lia, oh iya jangan tunggu aku pulang, aku akan menemani paman Jo berburu." ucap Zee.
"Zee kau besok sekolah kan?" nenek Amelia menahan Zee
"Iya lalu...?" tanya Zee menoleh pada neneknya.
"Berhentilah mengikut Jo berburu!" ucap nenek Amelia.
"Ayolah Nek, ini sangat menyenangkan, lagi pula sebentar lagi pula aku sudah besar aku sudah tau dan akan melaksanakan tanggung jawabku, jadi nenek tenanglah." Zee memeluk nenek Amelia kesayangannya itu.
"Kau ini ya memang... ah sudahlah." nenek membalas pelukan Zee.
"Hai Blue! aahhh apa kau sekarang bersama kucing Oren disebrang itu?" goda Zee pada Blue.
"Cih memangnya aku mau dengan kucing liar seperti itu, dia terlalu muda untukku, kalau aku mau aku akan bercinta dengan manusia ketimbang kucing jalanan itu." sahut Blue kesal mengancam Zee dengan cakarnya.
"Oh ya..? kukira kau juga menyukai sejenismu ternyata kau menyukai manusia ckckckc." ledek Zee.
"Memangnya kau tak pernah merasakan sentuhan cinta dari manusia? apa kau tak suka laki-laki ya?" Blue balas menggoda Zee.
"Heh jaga ya ucapan mu aku masih gadis normal tau." sahut Zee dengan kesalnya.
"Dasar kau ga..." ucapan Blue terhenti.
"Sudah sudah, pergilah Zee, Lia sudah menjemputmu tuh." potong nenek Amelia.
"Wah iya rajin sekali ia menjemputku, padahal aku akan kerumahnya, oke Nek aku pergi ya, love you mmuah." Zee mencium pipi neneknya lalu menjulurkan lidahnya pada Blue dan pamit pergi.
"Hai Lia." sapa Zee dari depan halaman Zee.
"Hai Zee, ayo masuk!" ajak Lia.
Zee masuk ke dalam mobil Lia. Sang supir melajukan mobilnya menuju rumah Lia kembali pulang ke rumah Lia.
***
Setelah setengah jam Zee dan Joey berada di rumah Lia mengerjakan tugas sekolah lengkap dengan cemilan yang Lia selalu sediakan.
"Apa Theo akan datang kesini?" tanya Joey.
"Harusnya sih datang, aku kan sudah memberi alamat rumahku padanya." sahut Lia.
"Sudahlah kalau dia tak datang ku coret saja namanya dari kelompok kita beres kan." ucap Zee.
Seseorang mengetuk rumah Lia saat itu dan pelayan rumah Lia yang bernama Aline, lalu dia datang membawa Theo di belakangnya.
"Nona apa tuan ini kawan nona?" tanya Aline.
"Hai Theo akhirnya kau datang juga, iya dia kawan ku." Lia menyapa Theo dan mempersilahkan Aline kembali bekerja.
Theo lalu duduk di samping Zee,
"Jadi apa yang kita lakukan sekarang?" tanya nya.
"Kita main masak-masakan yeeeeeyyy."
sahut Zee melirik Theo yang menatapnya tajam.
"Tidak lucu, aku tak suka bercanda ya, cepatlah jangan buang waktu ku disini." sahut Theo tegas.
"Cih... sudah datang terlambat malah marah-marah." gerutu Zee.
"Baiklah karena Theo sudah hadir bagaimana kalau dia bertugas mencari makanan untuk kita?" tanya Joey .
"Ide bagus, kira-kira makan apa ya?" sahut Lia.
"Bukankah kita mau kerja kelompok? kenapa aku harus mencari makanan?" tanya Theo.
"Kan sudah ku bilang satu kelompok dengan Zee itu santai, semua dia yang kerjakan cukup kita beri modal untuk membeli makanan atau uang, beres deh ditangan Zee." sahut Joey.
"Murahan sekali." sahut Theo.
"Hei...!! jaga mulutmu..!! apa kau belum pernah belajar simbiosis mutualisme? saling menguntungkan?" Zee menatap Theo kesal.
Theo terdiam memandang Zee.
"Sudahlah, jangan di jawab, aku sudah tahu dari tampang mu itu, karema sudah pas terlihat kebodohanmu." Zee terkekeh bersama Lia.
***
To be continued.
Happy Reading... 😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Yulita
mau komen takut salah🤣🤣🤣
2022-08-16
0
Tiinaa
apa blue suka manusia,apa dia kucing laki2..apa blue akan jatuh cinta pada zee
2022-08-12
0
Mbak Yu
jadi pingin belajar kelompok lagi😁😁
2021-10-23
0