Cerita ini hanyalah fiksi karangan author semata yak... 😊😊
***
Zee memandangi rumah masa kecilnya itu untuk yang terakhir kali dari mobil pick up yang dia naiki. Sang nenek melajukan mobil itu untuk berpindah ke kota lain jauh dari situ.
"Kita mau kemana nek?" tanya Zee menghisap susu coklat kotaknya dengan sedotan sambil mengelus kucing kecil hitam di pangkuannya.
"Ke Kota Sunflower." ucap sang nenek masih dengan fokus ber konsentrasi menyetir.
"Tidakkah itu terlalu jauh nek?" tanya Zee.
"Kurasa sudah saatnya kau tau sesuatu tentang keluarga kita." Nenek Amelia tersenyum.
Sekitar dua jam perjalanan sang nenek memutuskan berhenti di suatu kedai di rest area.
"Kenapa berhenti disini Nek?" tanya Zee penasaran.
"Makanlah isi perutmu dulu!" ucap sang nenek membawa Zee ke dalam kedai.
"Hai, selamat siang selamat datang di kedai kami, maaf kau tidak boleh membawa hewan apapun masuk kedalam kedaiku." sapa wanita berambut pirang itu menunjuk kucing hitam yang Zee gendong.
"Umm baiklah, aku akan meletakkan nya di mobil." ucap Zee lalu kembali ke mobilnya yang terparkir di halaman kedai dan meletakkan kucing itu disana.
"Kau disini dulu ya, nanti aku kembali membawa makanan untukmu." ucap Zee sambil mengelus kucing hitam itu dan mengunci pintu mobilnya.
BRUK...!!
"Kau tak punya mata apa ..!!" seorang anak laki-laki menabrak Zee.
"Kau yang menabrak ku, kenapa kau memarahiku huh." sahut Zee kesal.
"Theo... ayo sayang kita pergi!" seorang wanita cantik dengan tubuh ramping sempurna memanggil anak yang bernama Theo itu.
"Sebentar mommy, ada urusan yang harus ku selesaikan." sahut Theo menahan tangan Zee segera.
"Kau harus mengganti mainan ku yang jatuh ini..!" Theo mengambil mobil mainan dari kayu yang jatuh ke tanah.
"Lihat, patah kan...? makanya kalau jalan pakai mata...!" ucap Theo.
"Hahaha sejak kapan manusia berjalan pakai mata, binatang saja berjalan menggunakan kaki." tawa Zee menepis genggaman tangan Theo.
"Theo ayo lekas..!"
"Okay mommy.... Dasar aneh kau awas kalau kita bertemu lagi...!" Theo pergi meninggalkan Zee di parkiran kedai menuju mobil nya.
"Dasar bocah dungu, tunggu, apa ini?" Zee mengambil patahan mobil mainan anak tadi yang masih berada di tanah.
"Seperti pintu mobil mainannya tadi, hah dia pasti mencari ini, sebaiknya aku sembunyikan biar tau rasa." Zee menyimpan patahan mobil mainan itu ke sakunya lalu kembali ke dalam kedai.
"Kenapa kau lama sekali Zee?" tanya sang nenek.
"Aku bertemu dengan anak aneh diluar sana dia yang menabrak ku dia yang memarahiku." jawab Zee kesal sambil menusuk omelet telurnya dengan garpu dan melahapnya.
"Dasar kau ini, nanti kita istirahat sebentar, di samping kedai ini ada penginapan, kita lanjutkan perjalanan kita malam nanti."
"Kenapa harus malam nek?"
"Agar tak terlihat orang lain."
"Aku masih tak mengerti maksudnya kenapa kita tak boleh terlihat orang lain."
"Sudahlah Zee habiskan dulu makananmu nanti malam saja Nenek ceritakan."
Nenek Amelia memberi tatapan tajam pada Zee.
***
"Kucing ini lapar sekali rupanya." Zee membelai kucing kecil itu di dalam hotel kecil yang sudah nenek pesan. Nenek Zee sudah terlelap pulas di samping Zee.
"Kira-kira aku memberi namamu apa ya?" Zee menggelitik kucing kecil itu.
"Hentikan...!"
"Ah suara siapa itu?" Zee menoleh ke neneknya tapi masih terlelap lalu dia mencari sekeliling ruangan itu.
"Siapa itu?" tanya Zee.
"Aku ada di hadapanmu?" ucap suara itu
"Di hadapan ku?" Zee menatap ke arah kucing hitam kecil dihadapannya.
"Apa kau yang bersuara pus?" tanya Zee pelan menghampiri kucing itu.
"Menurutmu, siapa lagi yang ada disini selain aku dan nenekmu?"
Kali ini Zee jelas melihat dan mendengar kucing itu dapat bersuara.
"Ka ka kau ... tak mungkin kau berbicara padaku."
Brag.... Zee pingsan tak sadarkan diri jatuh ke lantai.
***
Zee mendapat tepukan di pipi dari sang nenek. " Kenapa kau tidur di lantai?" tanya sang nenek.
"Ah... dimana kucing itu Nek?" Zee langsung terbangun dan mengamati sekeliling mencari kucing hitam itu.
"Aku disini." sahut kucing itu.
"Lihat Nek, lihat dia bisa berbicara."
Kucing hitam itu kini sudah berada dipangkuan sang nenek dan membelainya.
"Nek jauhi dia, jangan-jangan dia monster Nek." pekik Zee.
"APA..? aku monster? hahaha aku yang selucu ini kau bilang monster?" kucing itu menggeliat manja di pangkuan nenek.
"Tak apa Zee, dia lah penjagamu saat ini." sahut Nenek membelai kucing itu.
"Penjagaku?"
"Iya, setiap anggota keluarga kita akan punya penjaga berupa binatang, dan kucing inilah penjagamu, seperti Maya Kucing yang menjaga ibumu."
"Maya..?"
Ya Zee ingat kucing yang berwarna oranye yang selalu bersama ibu nya dulu, meski kucing itu menghilang kini tepat di saat ibunya meninggal.
"Lalu kemana Maya sekarang menghilang Nek?"
"Maya sudah mengorbankan nyawanya untuk ibu mu dia sudah pergi bersama ibu mu."
"Apa aku harus mengorbankan nyawa untuk anak perempuan ceroboh ini huh tak rela rasanya." sahut kucing itu.
"Ih siapa juga yang mau kau jaga, kucing kecil hitam jelek seperti mu, dasar tak tau balas Budi, jelas-jelas aku yang menolong mu dulu." sahut Zee kesal.
Kucing itu meregangkan tubuhnya pura-pura tak mendengar Zee.
"Lalu dimana penjaga nenek?"
"Dia... dia sudah mengorbankan nyawanya untuk nenek, dan nenek hanya punya satu nyawa lagi untuk hidup." Nenek Amelia meneteskan air mata karena ia mengingat Loui ****** penjaganya dulu.
"Jadi kucing jelek ini penjaga ku ya, hmmm kau harus mengikuti ku mulai sekarang, ku beri nama blacky." Zee menahan tawanya.
"Enak saja, namaku Blue, ayahku yang memberi nama itu." ucap kucing itu.
"Bbbuuaaahh blue itu kan biru, ayahmu buta warna yak hahahaha." tawa Zee makin pecah.
"Jangan kau hina ayahku dia sudah mengorbankan nyawanya untukku, dia rela tertabrak motor dan melempar ku ke parit saat itu." ucap Blue sedih.
"Oh maaf aku tak bermaksud... lalu dimana ibumu?"
"Manusia membawa nya pergi entah kemana bersama dua saudaraku, saat aku lahir aku sudah dibuang dan hidup bersama ayahku yang selalu mengawasi ibuku."
"Maaf Blue." Zee mengulurkan tangannya pada Blue.
"Apa ini?" tanya Blue.
"Mari kita berteman mulai sekarang." sahut Zee.
"Baiklah hari sudah malam, kita segera bersiap."
Jam dinding tepat menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Zee mengikuti sang nenek menuju parkiran mobil dan menunggu nenek untuk check out dari penginapan itu.
"Apa Ibu yakin mau pergi malam begini, hati-hati Bu jalanan sepi bagaimana jika kalian bertemu orang jahat?" ucap nyonya pemilik penginapan.
"Tak apa kami sudah biasa." jawab Nenek.
"Hati - hati ya nek." ucapan nyonya itu.
Nenek Amelia menuju tempat parkiran.
"Sungguh baik hati nyonya itu, Seandainya dia tau jika aku bertemu dengan para penjahat, merekalah yang harus ber hati-hati padaku." gumam Nenek Amelia tersenyum menghampiri Zee.
***
To be continued...
Happy Reading... 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Aii
kucing hitam nama blue wkwkwkwk
2021-09-14
0
Jeng Awal CCiiebundadinda
lucu kucing ny warna hitam di nmai blue kocak yg di bilang zee, thoor raja's stori hadirkn di sni dong noveltoon ,jgn hanya di tetangga sblah,hp ku sudah tidak memungkinkn tmbh apliksi lgi
2021-07-16
0
김수현 여자친구 💕🍓
klo Zee punya 9 nyawa, nenek Amelia juga punya 9 nyawa kah?? 🤔🤔
2021-06-23
6