Cerita ini hanya fiksi murni karangan Vie semata... Hope you like it 💝😘😊
Jangan lupa klik tombol like, vote dan rating bintang 5 yak 😘
***
Di kamar tidur Zee yang penuh dengan wallpaper bintang dan bulan itu Zee sedang mencari gaun hitam yang pernah ia beli saat pemakaman teman nenek beberapa bulan yang lalu.
"Ah ketemu, akhirnya, hmmm rupanya tubuhku lebih berisi sekarang." ucap Zee berdiri di depan cermin mencoba mengenakan gaun hitam di tangannya itu.
"Mungkin maksudnya tubuhmu bertambah gemuk hahaha." celetuk Blue yang berbaring di atas ranjang Zee.
"Kucing dungu, kau tidak mengaca ya? tubuhmu itu yang bertambah gemuk, kerjanya hanya makan dan tidur." jawab Zee dengan wajah kesalnya melempar Blue dengan bantal karena pembicaraan mengenai berat badan adalah hal yang sangat amat membuatnya selalu kesal.
"Kau yang bodoh, bukan kah kau belajar bahwa makhluk kucing seperti ku itu aksn menghabiskan tiga per empat harinya untuk tidur hoaaaammm." sahut Blue merenggangkan tubuhnya.
"Cih dasar tidak tau malu huh kau bahkan bukan kucing murni." ucap Zee mengejek Blue.
"Sudahlah sana pergi, kau mengganggu tidur ku saja." Blue meregangkan tubuhnya lagi lalu berputar dan kembali berbaring melingkar.
"Ah kau ini Blue selalu saja membuatku kesal, ah tidak... sudah pukul sepuluh aku akan terlambat ke pemakaman." Zee bergegas berganti pakaian dan merapikan dirinya de depan cermin.
"Pemakaman? pemakaman siapa yang hendak kau datangi?" tanya Blue penuh ingin tahu.
"Ayah Alena teman sekolahku, oh iya apa kau tau akulah yang sebenarnya pembunuh ayah Alena." bisik Zee pada Blue.
"Apa...? wah wah wah kau sungguh keji Zee, bisa-bisanya kau hadiri pemakaman orang yang kau bunuh, memangnya ayah teman mu itu salah apa sih?" sahut Blue dengan bertanya.
"Dia membunuh beberapa pemuda bahkan Joey sahabatku, lalu dia juga berhasil membunuhku malam itu dan dia juga hampir membunuh paman Joseph, apa aku terlihat keji Blue?" tanya Zee dengan nada marah apalagi saat ia ingat kematian Joey.
"Oh... kalau seperti itu ya dia memang pantas di bunuh, oh iya nanti jangan lupa kau taburi kotoran ku diatas peti matinya hahahhaha." sahut Blue lalu tertawa dengan senangnya.
"Hahaha lucu sekali Blue." Zee tersenyum sinis pada Blue.
"Aku pergi ya dah kucing jelek..." ucap Zee pamit meninggalkan Blue di kamarnya.
***
Sesampainya Zee di area pemakaman dia langsung mencari Lia.
"Hai Lia, apa aku terlambat?" tanya Zee yang tiba-tiba duduk disampingnya Lia.
"Baru saja peti mati ayah Alena di kebumikan, sekarang kita dengarkan ucapan dari para kerabatnya." sahut Lia.
"Oh oke baiklah." Zee mengamati para tamu di sekelilingnya sampai kedua mata Zee bertemu dengan Theo yang entah kenapa Theo terlihat tampan dengan setelan jas berwarna hitam ditambah motif garis putih tipis. Theo juga mencuri pandang pada Zee tak cuma sekali bahkan Zee sering melihat Theo sedang memandangnya.
"Lia apa aku terlihat aneh?" bisik Zee pada Lia.
Lia menoleh ke arah Zee memandangnya dari ujung kepala sampai kaki.
"Tidak kau tak aneh kok malah kau terlihat anggun Zee dengan gaun mu."
"Oh, terima kasih kupikir aku aneh." ucap Zee merasa lega.
lalu kenapa si bodoh itu terus saja memandangku sih.
batin Zee mencoba melirik Theo lagi.
Zee dan Lia kembali mengikuti upacara pemakaman itu dengan khidmat sampai pemakaman itu selesai.
"Hai Alena aku turut berduka cita yah." ucap Zee memeluk Alena.
"Terima kasih Zee kau sudah datang ke pemakaman ayahku, meski dia tak mengenalmu dia pasti senang akan kunjunganmu." ucap Alena.
Ah Alena andai kau tahu aku lah pembunuh ayahmu.
"Ayo kita ke dalam kau belum makan dari pagi Alena." ucap Theo menepuk bahu Alena.
"Zee, Lia apa kalian mau menemani ku makan? restoran steak ayahku sangat terkenal di sini lho?" ajak Alena.
"Ah tentu aku mau." sahut Lia dengan senangnya.
"Ayo Zee." ucap Lia menarik lengan Zee mengikuti langkah Alena dan Theo.
"Tunggu apa dia bilang restoran steak?" tanya Zee menahan lengan Lia.
"Iya apa kau baru tahu yak, restoran steak milik keluarga Alena terkenal enak sekali rasa nya dan tekstur dagingnya yang lembut itu membuat restoranya sangat terkenal."
ucap Lia dengan mata berbinar membayangkan memakan daging terenak dan mahal di kotanya itu.
*Daging, jangan-jangan ayah Alena memakai daging para manusia yang ia bunuh untuk bahan dasar di restoran steaknya*.
"Zee kau melamun ya? kau dipanggil Theo tuh." ucapan Lia mengagetkan Zee kala itu.
"Oh iya kah?" Zee menoleh pada Theo yang sudah menatap nya tajam mengajaknya untuk bergegas menghampiri nya.
"Kau terlihat... hmmm aneh Zee." ucap Theo menahan tawanya padahal ia kagum setengah mati pada penampilan Zee yang berbeda kala itu.
"Apa kau memanggilku hanya untuk ini untuk menghinaku?" Zee bertolak pinggang di hadapan Theo.
"Oh tentu tidak, aku ingin kau ambilkan saus merah itu untukku." Theo duduk membawa piring berisi daging panggang dan potongan kentang di tangannya.
"Hei apa kau lupa yak? aku hanya akan menuruti mu di area sekolah, jika diluar sekolah aku tak akan menuruti perintah mu, jangan kau berharap lebih." ucap Zee sinis mencondongkan tubuhnya ke arah Theo dan seiris daging itu masuk ke mulut Zee karena suapan Theo.
"Kau berisik sekali makanlah itu!" perintah Theo.
"Bbbuuahh... kau ini apa-apaan sih?" Zee memuntahkan irisan daging itu, baginya melihat paman Joseph mengoyak buruannya tak membuatnya merasa jijik dan mual namun sekarang Zee membayangkan bagaimana jika salah satu irisan daging tersebut adalah tubuh Joey dan hal itu lah yang sangat membuat Zee jijik dan mual.
"Apakah makanannya tak enak Zee?" tanya Alena.
"Oh bukan, bukan karena itu hanya saja aku vegetarian." Zee tersenyum polos meyakinkan.
"Kau vegetarian Zee? kok aku baru tahu ya?" tanya Lia menoleh pada Zee.
"Kau selalu lihat kan aku selalu memilih sayuran saat makan dikantin?" ucap Zee duduk di samping Lia mencoba membenarkan alasannya.
"Tapi kau minum susu, dan makan keju dengan roti mu." sahut Lia mengiris daging di piringnya dan memasukkannya ke mulutnya.
ah kenapa ini menjijikan sekali, bagaimana jika itu tubuh Joey yang Lia makan aaarrgghh aku bisa gila lama - lama disini.
"Zee, Zee kenapa sih kau sering melamun sih sekarang ini?" tanya Lia heran.
"Mmmm aku, aku, aku sedang memperhatikan Theo." jawab Zee asal membuat Alena, Lia dan bahkan Theo yang duduk sebangku dengannya terkejut melihat ke arahnya.
***
To be continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Tiinaa
kau memang bodoh zee,kebodohan mu membuat theo salting
2022-08-12
0
Ayuk Vila Desi
ngeri....
2022-03-23
0
✳️Nåtåßÿå_ßÿå✳️🐣
Restoran steak???
Jan jangan daging manusia nih yang mereka sajikan
2021-07-28
1