“Saya … saya suka bapak!!” Alesha mengucapkannya dengan kecepatan cahaya, suara nya juga agak meninggi saking gugupnya.
Alesha membeku menunggu reaksi pak Rezel, sementara pak Rezel membeku entah karena apa. Alesha berharap pak Rezel menerima
perasaannya, walau perbandingan kemungkinan nya hanya nol koma sekian saja.
Kenapa ya? Ya karena pak Rezel kan kenal dia saja tidak, bicara juga cuma sekali dan itu sudah satu tahun lalu, kalau berpapasan sih memang sering, tapi kan selama ini hanya Alesha yang memperhatikan dia, dia nya sih cuek bebek terus.
Pasti aku aneh sekali di mata Rezel, orang asing tiba-tiba nyatain perasaan. Aku juga
kalau jadi Rezel pasti bakal nolak, aneh banget pacaran sama cewek gak di
kenal.
Tapi kalian tahu bagaimana respon pak Rezel? Dia hanya mengangguk-angguk seperti habis mendengar penjelasan materi, lalu berujar “ Saya tahu,” setelah itu menatap ke depan,
melihat barisan kursi yang tersusun rapi.
Alesha hanya mampu merespon dengan tampang bodohnya “ hah?” apa sih maksud nya, dan lagi kenapa malah menatap kursi ketimbang Alesha?
“ Semua nya juga tahu,” lanjut pak Rezel, menatap Alesha. Gadis itu kembali menatap seperti orang bodoh meminta penjelasan. Tapi akhirnya dia tersadar sesuatu, iya juga! Kan satu sekolah juga memang tahu kalau dia menyukai pak Rezel, kan dia sendiri yang
mengoceh kemana-mana dan memproklamasikan diri sebagai calon istrinya pak Rezel. Tapi kenapa pak Rezel bisa tahu coba? Dari mana dia tahu, siapa sih
ember bocor yang sudah mempermalukannya?!
Alesha tidak tahu bagaimana harus bereaksi, yang jelas sekarang dia benar-benar ingin menembak pak Rezel, dengan serius, menembaknya dengan pistol atau senapan kalau perlu. Ah tidak, cukup memukulnya dengan gagang sapu yang tergeletak di ujung ruangan itu juga sudah cukup. Dia tidak bisa apa memberi respon yang sedikit normal,
heran sendiri Alesha dibuat nya.
Tapi tunggu, pak Rezel tahu perasaan nya, sejak kapan? Ah rasa nya malu setengah mati, rasa malu tolong menghilang lah seperti biasanya, kenapa malah muncul di situasi begini? Hahh, lubang mana lubang, biar Alesha terkubur saja dengan rasa malu dalam
damai.
Ah sudahlah, kepalang malu kenapa harus tanggung-tanggung, sekalian saja tidak punya malu seperti biasanya. “ Bapak … mau tidak jadi calon suami saya, eh BUKAN! Bapak mau tidak jadi pacar saya?”
Ahh akhirnya Alesha mengucapkannya dengan lancar, tapi rasa gugupnya tergantikan dengan rasa kesal karena respon pak Pezel yang tidak manusiawi dan berperasaan itu, kenapa juga dia malah membongkar aib seseorang dihadapan orang nya langsung. Huh dasar si galak dan menyebalkan!!
Pak Rezel memalingkan wajah tampak berpikir, “hm”
Hm? Hm apa maksudnya? Di terima apa tidak pak? Kok gak jelas begini sih, Alesha jadi ingin mengambil buku tebal itu dari tangan pak Rezel lalu menggetuk kepala nya.
Di tembak kok jawaban nya hem. Jawaban nya itu singkat, padat dan tidak jelas sekali. Tidak jelas apakah di terima atau tidak, hahh adakah seseorang yang ingin mewakili
Alesha mengutuk pak Rezel?
Alesha belum sempat menanyakan maksudnya, bel pergantian pelajaran berbunyi. Alesha tidak boleh ada disini, kalau teman-temannya masuk dan melihat dia ada disini kan gawat.
Apalagi kalau tahu dia habis menyatakan perasaan, itu tidak boleh terjadi.
Alesha berlari sekuat tenaga keluar kelas lalu menutup pintu sekeras mungkin. Masa bodoh dengan jawaban pak Rezel, yang terpenting dia harus menyelamatkan harga dirinya dulu.
Alesha berlari ke kantin untuk menenangkan pikiran dan mengganjal perutnya yang keroncongan, padahal kalau bukan demi menyatakan perasaan tadi pasti dia lebih memilih ke kantin saja, apalagi setelah mendapat respon seperti itu dari pak Rezel,
rasanya Alesha jadi menyesal. Apalagi saat mendapat jawaban dua huruf itu, hiih
kurang ajar sekali sih pak Rezel.
Jadi ingin memutilasi tubuhnya lalu di berikan pada bibi kantin supaya dimasak jadi soto dan di makan murid lain.
Suasana kantin cukup ramai walaupun jam istirahat masih ada setengah jam lagi, memangdasar ya murid-murid badung ini. Padahal guru piket sudah sering menginspeksi, tapi buktinya masih banyak juga yang membandel, salah satunya Alesha sendiri.
Gadis itu berjalan cepat ke stand minuman, menjawab sapaan teman-temannya dengan ramah. Asal kalian tahu ya, walaupun otak nya pas-pasan, tapi dia memang cukup terkenal baik di angkatannya maupun di kalangan kakak kelas.
Karena apa? Tentusaja karena sikap percaya diri yang cenderung tidak tahu malu nya itu, ada alasan lain sebenarnya. Gadis itu memang cukup aktif di beberapa kegiatan sekolah, seperti ekskul basket, renang, dan beberapa kegiatan lain.
Setelah mendapat minuman dingin pesanan nya, dia memilih kembali ke kelas. Kan tidak lucu juga kalau gadis cantik sepertinya duduk sendirian di kantin, ketara sekali jomblo
nya. Malas mengikuti pelajaran Kimia yang memusingkan, akhirnya Alesha kembali
ke lapangan dan melihat adik-adik kelas nya yang sedang bertanding sepak bola,
lagipula waktu istirahat hanya tinggal beberapa menit saja. Gadis itu duduk di
pinggir lapangan, sesekali menyesap minuman dingin di tangan kanan nya.
Suasana lapangan heboh dengan teriakan-teriakan pendukung tim yang bermain. Ternyata pertandingan
antara kelas 10 dengan panitia-panitia OSIS. Semakin menarik, Alesha ikut berteriak menyemangati tim panitia, tentu saja karena sebagian mereka adalah
teman-teman ekskulnya. Disana tampak seseorang yang Alesha kenali, pemuda itu tengah berlari mengecoh lawannya untuk memasukkan bola ke gawang lawan.
“ Semangat Dio. Aaaaa gol! Yeeee!” Alesha berteriak heboh tidak memperdulikan orang-orang yang menatapnya tidak suka.
Terlihat pemuda yang baru saja mencetak gol itu melambaikan tangan sebentar lalu kembali berlari bersama teman-temannya. Setelah beberapa menit pertandingan berakhir dengan
kemenangan oleh tim panitia OSIS. Alesha sudah berdiri mau kembali ke kelas, namun
terdengar seseorang memanggil namanya.
“ Ale!” panggil Dio yang sedang berlari ke arahnya, gadis itu kembali duduk dan membalas lambaian tangan Dio.
“ Haaahhh panas banget,” ujar laki-laki itu mengipasi wajahnya yang memerah dan keringat yang membasahinya.
“ Hahaha. Biasa nya juga kamu main gak kenal waktu, tunggu disini sebentar aku beli minuman di kantin.” Alesha membuang minuman nya ke tong sampah di dekat mereka, saat berbalik mata nya malah bersitatap dengan pak Rezel yang baru keluar dari kelas 11 IPA 2, di tangan nya sudah ada buku tebal seperti biasnya.
Hah dasar manusia menyebalkan! Alesha melengos buang muka, lalu pergi ke kantin membelikan minuman untuk Dio.
Gadis itu sudah kembali dengan dua minuman di tangannya, satu tentu saja untuk Dio dan satu untuk dirinya sendiri. Setelah melihat wajah pak Rezel tadi entah kenapa hati nya
jadi panas lagi, dia butuh minuman untuk mendinginkan hati dan kepala yang sedang emosi.
“ Ini minuman kamu,” menyodorkan sebotol minuman segar untuk Dio, pemuda yang tengah fokus pada ponsel nya itu menerima dengan senang hati, lalu menyuruh Alesha duduk di samping nya.
“ Kelas kamu enggak belajar memangnya?” Tanya pemuda itu setelah menyesap minumannya semangat, menyisakan setengah lagi. Sisa minuman itu ia siramkan ke kepalanya untuk mengusir gerah.
“ Jangan sok keren deh, tuh lihat adik-adik kelas yang lagi kamu ospek jadi teriak-teriak kehebohan begitu,” Alesha menunjuk segerombolan gadis yang tampak sekali sedang memperhatikan mereka sambil berbisik-bisik.
Alesha sih sudah biasa kalau orang-orang bergosip tentang kedekatannya dengan Dio. Karena Dio ini memang salah satu asset visual angkatan mereka, ya ada beberapa sih yang tampan di angkatannya, salah satu nya ya makhluk yang sedang tebar pesona di sampingnya ini.
Tapi Alesha tidak pernah memusingkan gossip murahan itu, karena dia dan Dio memang sebatas teman akrab saja dan tidak lebih, toh di hati nya kan hanya terukir nama pak Alfarezel Savian yang tampan tapi menyebalkan itu.
Ahh sudahlah jangan membahas pak Rezel, membuat sakit hati saja kalau mengingat
kejadian tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
🤣🤣🤣🤣😜
2022-11-08
0
Siti Nurhalimah
jawaban rezel itu cuma ''hm" aja berarti di terima cuma si alesha ga ngerti 😂😂
2021-12-27
0
Fitria Dafina
Kenapa ngk tunggu lulus SMA aja Alesha.. biar kelihatan kalo kamu serius 🤣🤣🤣🤣🤣 dikira kmu main-main tuh sama Pak Rezel..
2021-10-13
0