“ Selamat pagi anak-anak. Saya adalah wali kelas kalian yang baru,” suara seseorang diikuti langkah kaki masuk kedalam kelas. Alesha masih enggan menoleh, gadis itu masih mengamati lapangan lebar, dia yakin matanya tidak salah tadi melihat pak Rezel
sedang lewat.
Huwaa kemana calon suami ku, masa aku berkedip sekali dia langsung hilang.
Masih celingukan tidak jelas, sedangkan yang di depan sudah bicara banyak.
“ Baiklah saya tidak suka basa-basi, langsung belajar saja tidak perlu perkenalan!” ucapnya dengan nada galak, murid-muridnya berteriak protes.
“ Pak kami aja belum mengenal satu sama lain, kelas kami baru di random pak,” murid laki-laki yang rambutnya gondrong tidak etis itu mengutarakan alasan yang cukup masuk akal.
“ Baiklah saya beri kesempatan maju ke depan dan memperkenalkan diri.” Kata guru itu masih dengan nada yang tidak santai, sama sekali tidak enak di dengar.
“ Bapak dong yang duluan memperkenalkan diri, kami belum mengenal bapak.”
Is berisik sekali orang-orang ini, Alesha mendesah malas lalu menyembunyikan wajah dibalik lekukan tangan. Tidak berminat ikut berteriak.
“ Nama saya Alfarezel Savian, bisa kalian panggil pak Rezel. Apa sudah cukup?” astaga, perkenalan wali kelas macam apa ini sama sekali tidak mengesankan. Tapi cewek-cewek malah kesenangan saja,
Alesha mendadak membeku, dia tidak salah dengar kan? Siapa tadi namanya, siapa yang
berani-berani meniru nama calon suaminya. Dasar tidak sopan sekali, gadis itu menegakkan kepala sudah mau memaki orang di depan, tapi bukannya memaki dia malah jadi
kaget sendiri.
Calon suamiku?! Kenapa calon suamiku ada disini?!
Alesha terduduk lagi saking terkejutnya, ah jantung alay nya itu sudah bereaksi karena melihat pak Rezel dari jarak sedekat ini. Hahaha padahal jarak mereka itu sekitar lima
meter lebih lho, tapi dia saja yang lebay.
Rezel mengedarkan pandangan pada muridnya, melayangkan tatapan galak seperti biasanya. Matanya tak sengaja bertemu dengan gadis yang sedang menatapnya penuh antusias itu. Alesha memalingkan wajah malu dan takut, dia barusaja di pelototi pak Rezel. Calon suami nya itu memelototinya, astaga menakutkan sekali guru tampan itu.
“ Saya tidak menjawab pertanyaan pribadi, jadi tanyakan yang penting. Kalau tidak penting lebih baik tidak usah bertanya.” Pak Rezel kembali duduk di kursinya, mengetuk meja dengan spidol menunggu apakah ada muridnya yang ingin bertanya.
“ Kalau tidak ada pertanyaan langsung perkenalan saja, kamu maju!” menunjuk si bongsor yang berdiri didepan.
Gila dia menakutkan!
Alesha meneguk saliva, suara pak Rezel terdengar asing di telinganya mungkin
karena dia tidak pernah berinteraksi dengan pemuda itu. Hanya sekali itupun saat pertama masuk sekolah dulu. Setelah si bongsor selesai, pak Rezel menunjuk murid lain, tapi kegiatan mereka terganggu saat seorang gadis masuk kedalam kelas dengan menunduk seperti mau menangis mendekati meja guru.
“ Maaf pak saya terlambat,”
suara nya terdengar parau membuat pak Rezel mengernyit heran sambil menatapnya.
Memangnya saya semenakutkan itu apa sampai dia mau menangis begitu masuk kelas saya? Batin nya bertanya sok polos, padahal tatapan mengintimidasi nya itu membuat orang ngeri setengah mati.
“ Kenapa terlambat, hari pertama sudah terlambat!” menghardik tajam, membuat gadis bernama Ani itu menunduk semakin dalam, ah sepertinya sudah mau menangis.
Aduh kenapa dia malah menangis, hei nak jangan buat saya seperti orang jahat yang
membuat anak muridnya menangis di hari pertama sekolah. Memangnya kamu masih
sekolah TK apa,sampai menangis di hari pertama.
“ Ya sudah duduk sana,” Ani langsung menjauh, bisa gila dia kalau dekat-dekat orang galak ini lebih lama.
“ Ale,” mencicit memanggil
Alesha seperti mengadu, lihat kelakuan calon suami mu itu, jahat sekali dia
dasar tidak berperasaan! Seperti itu jika diartikan tatapannya Ani.
“ Jangan marahi calon suami ku dong, kan salah kamu terlambat. Dia kan jadi kesal gitu,” Alesha menarik Ani duduk disampingnya, dia sih kasihan melihat Ani di marahi begitu,
tapi sebagai calon istri yang setia tentu saja dia harus membela pak Rezel kesayangannya kan.
Sekarang giliran Alesha yang maju, jika biasanya dia maju dengan percaya diri bahkan cenderung malu-maluin tapi kali ini dia dalam versi malu-malu saja. Teman-teman baru nya
itu sudah sibuk menggodanya sejak tadi walau tak terlalu kentara, tentu karena takut dimarahi wali kelas baru mereka itu.
“ Perkenalkan nama saya Alesha Az-Zahra, umur saya 17 tahun, nanti bulan april saya ulang tahun nya, saya tinggal di jalan melati gang kelinci nomor 5. Kalau setiap malam minggu saya di rumah aja, kalau kalian mau boleh datang, tapi jangan lupa bawa makanan
ya. Martabak pun boleh, saya gak pilih-pilih kok kalau soal makanan. Semua saya telan,”
tersenyum manis sambil melirik teman-temannya berakhir dengan melirik
pemuda di samping kiri nya yang duduk di kursi guru.
Astaga, ternyata sama saja ya. Versi malu-maluin dan versi malu-malu nya itu tidak ada beda nya, murid lain tentu saja tahu kalau itu kode keras yang diberikan untuk pak Rezel,
tapi guru itu sama sekali tidak peka sepertinya.
“ Baiklah silakan duduk,” hanya itu respon yang diberikan pak Rezel atas kalimat panjang Alesha, gadis itu mendengus kesal, ah padahal dia sudah mempertaruhkan harga diri
memberi kode keras begitu, Alesha melangkah cepat kembali ke meja nya. Gadis berambut gelombang kecoklatan itu duduk menghempas bokongnya ke kursi, menatap guru galak menyebalkan namun sialnya tampan itu.
Setelah semua mempekenalkan diri, pak Rezel langsung membuka buku nya dan menerangkan materi tanpa mendengarkan keluhan murid nya yang memohon untuk keluar saja dan melihat murid baru yang sedang MOS.
Sepertinya hanya kelas mereka yang belajar, kelas lain sejak tadi muridnya berkeliaran diluar sambil teriak-teriak tidak jelas. Membuat yang sedang menderita semakin iri saja.
“ Kalian ini murid yang paling kecil nilainya, jadi mulai sekarang kalian harus lebih sering belajar. Masa kalian tidak malu jadi kelas paling akhir, saya saja yang jadi wali kelas
kalian merasa malu.” Duarr, kata-kata menyakitkan meluncur bebas seperti bom
yang jatuh dari langit lalu meluluh lantah kan hati murid-murid kelas ini.
Ternyata
dia memang nyebelin, tapi sialnya dia terlalu tampan untuk dimaki!
***
Alesha menghempas tubuhnya ke kasur empuk miliknya, hari ini dia pulang cukup sore karena ikut ekskul basket dulu. Niat lain nya sih mau curi-curi pandang seperti biasa ke calon suaminya, garis bawahi kalau itu sebatas keinginan.
Tapi kalau mengingat ulah pak Rezel di kelas tadi, hiih ingin sekali rasanya Alesha mencium guru galak nya itu saking gemas nya. Pak Rezel ngamuk-ngamuk sampai melempar
penghapus segala karena tidak satupun dari murid nya yang mengerti apa yang ia
jelaskan, padahal dia sudah panjang kali lebar menjelaskan sampai berkeringat juga gigi, tapi tetap otak bebal kelas 11 IPA 6 itu tidak nyambung juga.
Rezel kalau ngamuk kenapa makin nambah gantengnya, duh apa aku ini kena pelet ya.
Masa dia mau gimana pun tetap ganteng. Ah calon suami ku itu. Alesha bergulingan tidak jelas sambil membayangkan wajah ganteng pak Rezel yang merah-merah menahan amarah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Alvaro Alfahri
angel wes angel angel nek ngunu iku 😂🤣🤣🤣🤣
2022-11-09
0
Hyeon0_0
adhh Ale halus mu itu
2022-07-06
1
Naning Yuliana
2x baca tp tetap terpesona sm Pak Rezel 😍😍😍😍😍
2021-12-07
0