Alesha kembali ke kelas setelah membayar pesanan nya, kelas nya itu tumben sekali sepi.
Dia melihat Ani sedang membaca seperti biasa, sedangkan Ayu dan Tina sedang membuka salon dadakan di meja mereka, biasa lah kalau siang-siang begini bedak mulai luntur dan wajah mulai kusam. Dua gadis itu sedang mendempul wajah mereka dengan bedak agar kembali terlihat segar, Alesha menggeleng saja. Teman-teman nya ini tidak
takut apa ya nanti kalau ketahuan guru atau anggota OSIS membawa alat make up
segitu banyak nya.
Alesha sih tidak memusingkan kalau pun disita, toh itu bukan milik nya. Tapi sial nya dua teman nya ini kalau sedang iseng malah ikut
mendandani nya juga, tidak jarang juga dia dan Ani di jadikan kelinci percobaan mereka setelah menonton konten make up di internet.
Alesha juga sampai meringis kalau melihat perlengkapan make up mereka, banyak sekali. Seperti benar-benar mau membuka usaha salon, milik Alesha saja tidak segitu banyak nya. Apalagi kalau melihat wajah glowing nya Tina dan Ayu, seperti bukan mau ke
sekolah saja. Kalau berganti kostum pasti orang-orang mengira mereka mau ke
hajatan orang.
Ahh terserah lah, biar kan saja mereka sibuk dengan make up itu. Alesha duduk di kursi nya, mengeluarkan lagi ponsel nya lalu mengirim pesan pada pak Rezel.
“ Bapak sedang apa?”
Selang tidak lama ponsel nya bordering, gadis itu cepat-cepat membuka isi chat nya.
“ Makan,”
“ Wahh, selamat makan pak,”
“ Hm, ya”
Alesha menghempas ponsel nya kesal saat melihat balasan dari pak Rezel, memang nya dia tidak ada niatan mau memperpanjang topik obrolan apa? Selalu deh kalau di tanya Cuma sepatah dua patah kata. Haah menyebalkan sekali, untung saja Alesha sayang!
“ Bapak enggak mau nanya saya apa gitu?”
“ Apa?” Kampret! Ini orang kenapa sih kok menyebalkan nya makin lama makin mendarah daging saja.
“ Ya tanya saya lagi ngapain gitu pak, memang nya kita wartawan sama narasumber apa yang nanya saya aja?!”
“ Kamu sedang apa?”
Gila ya, semudah itu dia bertanya, tapi kenapa harus di suruh dulu baru bertanya?
“ Sedang di kelas sambil mikirin bapak,” Alesha sudah kegirangan karena akhirnya mereka menemukan topik bahasan yang panjang, tapi balasan pak Rezel setelah nya membuat Alesha benar-benar ingin mencekik guru galak itu.
“OH”
Astaga! Alesha langsung memasukkan ponsel nya ke dalam tas setelah membaca balasan dari pak Rezel, kurang ajar sekali! Alesha jadi ingin mengirim guna-guna atau apapun yang bisa membuat pak Rezel tersedak saat makan, kalau perlu sampai mati sekalian.
Bel pulang berbunyi, Alesha segera keluar kelas lalu menghampiri Dio di kelas nya. Hari ini jadwal mereka ekskul basket, pokok nya Alesha mau bermain sampai dia melupakan
kekesalan nya karena ulah pak Rezel.
Dia kira setelah mereka pacaran pemuda itu
akan berubah jadi sosok dingin-dingin manis seperti di drama yang ia tonton, tapi kenyataan nya pak Rezel malah makin membuat nya kesal dan darah tinggi saja.
Mereka sudah melakukan pemanasan di lapangan, Alesha sudah berganti dengan pakain olahraga nya. Tubuh nya ternyata cukup atletis juga, mungkin hasil dari berbagai kegiatan olahraga yang ia jalani. Setelah melakukan pemanasan berkeliling lapangan mereka mulai bermain di temani sinar matahari yang masih cukup menyengat walau sudah hampir tenggelam ke peraduan nya.
Alesha yang tengah bermain malah salah fokus saat melihat pak Rezel berjalan di pinggir lapangan, seperti nya dia baru pulang. Pemuda itu menenteng tas kerja nya dan berjalan cepat ke area parkir.
Gedubrak!!
Sesuatu yang keras menghantam kepala Alesha membuat gadis itu terduduk di lapangan.
“ Aw sakit!” gadis itu meringis, bola basket yang besar dan keras itu barusaja menghantam kepala nya.
“ Yang mana yang sakit? Kamu kenapa bengong?” Dio menghampiri Alesha, membantu gadis itu berdiri.
Pak Rezel sempat berhenti sejenak saat melihat Alesha terjatuh tadi, tapi kemudian dia menerus kan langkah nya saat terlihat gadis itu baik-baik saja.
“ Siapa yang ngelempar sih, kampret sakit tahu!” Alesha mendengus, mengusap kepala nya yang jadi nyut-nyutan.
“ Salah siapa malah caper sama pak Rezel yang lewat,” itu suara Windy anak jurusan IPS yang juga mengejar pak Rezel, Alesha cukup membenci saingan nya ini. Karena mulut nya
yang selalu menebar fitnah kejam itu, ah kalau si Windy tahu dia dan pak Rezel sekarang adalah sepasang kekasih kira-kira apa respon nya ya? Dia akan mencak-mencak atau mati berdiri? Hahaha Alesha jadi tertawa membayangkan nya.
“ Heh kurang ajar kalau ngomong. Memang kamu pikir aku gila apa, sampai mau di timpuk bola cuma untuk perhatian nya pak Rezel?”
“ Ayo istirahat dulu deh, itu kalau kepala kamu benjol gimana?” Dio menarik tangan Alesha ke pinggir lapangan, dia tahu kalau sakit nya Alesha tidak lebay. Dia sendiri pernah
merasakan di timpuk bola basket dan itu sakit nya bukan main.
“ Pulang aja yuk aku jadi enggak mood mau lanjutin latihan,” Alesha mendengus kesal, gara-gara pak Rezel lewat dia jadi hilang fokus lagi, mana dia Cuma lewat begitu saja.
Padahal tadi Alesha sempat melirik dan
pak Rezel dengan jelas melihat dia di timpuk bola, hah dasar pacar tidak bisa
di harapkan!
Padahal tadi Alesha sempat berharap dia menghampiri dan bertanya atau apa lah, itu tidak malah numpang lewat saja seperti angin. Akhir nya Alesha pulang bersama Dio lagi,
hitung-hitung menghemat ongkos. Hahaha dia memang paling susah kalau keluar uang,selagi yang gratis kenapa tidak kan?
“ Jangan lupa kompres kepala kamu pakai es batu supaya gak bengkak nanti,”
“ Iya, makasih ya. Aku masuk dulu,” Alesha masuk dan menutup gerbang setelah Dio berlalu membawa motornya dengan kecepatan penuh seperti biasa.
Masuk ke rumah Alesha mendapati Andri sedang rebahan di sofa sambil menonton tv, acara tidak jelas yang sama sekali tidak menarik.
“ Kenapa kamu dek?” Andri bertanya sambil melirik raut cemberut adik nya. Alesha menjatuhkan kaki abang nya lalu ikut duduk di sofa.
“ Kepala ku di timpuk bola basket,” ketus Alesha melipat tangan nya di depan dada.
“ Hahaha kasiaaan, pasti karena lihatin cowok lewat,” Andri sudah mulai mengoceh walaupun tatapan nya tidak lepas dari layar tv.
“ Lho kok abang tahu?”
“ Siapa yang kamu lihatin? Jangan-jangan guru pacar kamu itu ya?”
Sekarang bertanya dengan nada tidak senang, Andri merubah posisi nya jadi ikut duduk lalu meraih camilan dari atas meja.
“ Iya, tapi dia nyebelin banget bang. Pengin ku timpuk juga kepala nya pakai bola basket biar
kalau mikir bisa normal dikit, atau minimal nyebelin nya ilang deh. Masa kalau di tanya kaya orang lagi di wawancara sih bang, jawaban nya cuma iya,tidak,iya,tidak. Gak jelas banget!”
“ Abang jadi penasaran gimana sih bentuk nya pacar kamu itu dek. Denger cerita kamu abang yakin dia itu gila, pantes dia mau sama kamu.”
Alesha mengeluarkan ponsel dari dalam tas nya, sudah niat sekali mau pamer pada abang nya kalau dia sudah punya nomor nya pak Rezel. Memang Cuma abang nya apa yang bisa pamer setiap ganti pacar, asal kalian tahu ya. Abang nya ini playboy sejak zaman sekolah, hampir tiap bulan ganti pacar.
Padahal muka nya sih tidak tampan-tampan amat, entah kenapa gadis-gadis mau sama abang nya ini. Dan repot nya lagi kalau habis di putuskan mereka malah mengadu dan minta tolong pada Alesha.
Setelah kejadian itu, Alesha tidak mau lagi kalau nomor nya di berikan pada pacar abang nya. Masa dia selalu di jadi kan tempat curhat, bahkan kadang mantan nya memaki abang nya melalui dia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Fitria Dafina
sabaaarr Alesha... Sabaaaarr 🤣🤣🤣🤣🤣
2021-10-13
0
Zakiya Rahmania
yg semangat kak
2021-06-03
1