“ Lihat, aku udah punya nomor hp pacar ku,” sombong Alesha memamerkan layar ponsel nya yang bertuliskan nama pak Rezel pakai emotikon hati warna merah.
Andri menyambar ponsel itu, lalu menjauhkan dari jangkauan adiknya. “ Abang mau nelfon dia,”
“ Jangan bang!” Alesha berusaha sekuat tenaga merebut lagi ponsel miliknya, bisa gawat kalau abang ya memaki-maki pak Rezel lewat telfon.
Kedatangan bunda menyelamat kan Alesha, gadis itu langsung mengadu yang tidak-tidak tentang abang nya, setelah mendapatkan ponsel nya kembali Alesha berlari ke kamar
sebelum abang nya balas dendam.
Baiklah sekarang dia sudah mandi, sudah makan malam dan juga sudah dengan suasana hati yang kembali membaik. Dia meraih ponsel nya yang sejak tadi tergeletak di atas nakas, gadis itu sudah masuk ke dalam selimut sambil bergulingan tidak jelas. Dia dengan semangat mengecek ponsel nya, berharap sudah ada banyak spam chat atau
panggilan dari pak Rezel, tapi ternyata hasil nya nihil karena Cuma notifikasi grup kelas saja yang jumlah nya sampai ribuan. Selain itu hanya chat tidak penting dari teman nya.
Haah belum apa-apa dia sudah kesal lagi kan, pak Rezel ini sok sibuk atau bagaimana sih. Masa sama sekali tidak memberi kabar pada pacar nya, seperti nya dalam sejarah kisah
cinta nya baru kali ini Alesha benar-benar ngenes sampai menunggu chat begini,
mengenaskan sekali khayalan-kahayalan indah nya tentang pak Rezel sekarang
harus masuk ke dalam tong sampah karena itu hanya akan menjadi khayalan tidak berguna saja.
Bodo amat Rezel, dasar manusia paling nyebelin sekota ini!!
Alesha melempar ponsel nya menjauh lalu menarik selimut sampai menutup kepala, malam ini dia ingin bermimpi bertemu pak Rezel dan membunuh pemuda menyebalkan itu.
* * *
Pagi kembali datang, hari ini jadwal pak Rezel mengajar lagi di kelas 11 IPA 6. Alesha sudah
membuang semua ingatan tentang pak Rezel yang menyebalkan, semoga kali ini pemuda itu sudah berubah dan sedikit berperilaku seperti pacar normal lain nya.
Alesha sudah duduk manis di kursi nya, menunggu pacar nya masuk dan mulai
mengajar, tapi sepertinya hanya dia yang benar-benar menunggu kedatangan pak
Rezel. Terlihat yang lain sudah berdoa sepenuh hati agar hari ini pak Rezel
tidak perlu datang dan mengajar.
“ Selamat pagi,” yang di tunggu akhir nya muncul dari balik pintu dengan buku-buku tebal nya dan menyapa selamat pagi.
“ Selamat pagi pak,” jawab murid-murid dengan nada kecewa dan mulai mengeluarkan buku mereka dari dalam tas. Setelah mengabsen seperti biasa, pak Rezel mulai mencatat kan materi di papan tulis untuk kemudian menjelaskan.
Alesha sudah mau mencak-mencak di tempat duduk nya, bisa-bisa nya pak Rezel masih bersikap menyebal kan setelah kemarin malam sama sekali tidak memberi kabar. Mana sekarang dia berdiri di depan sana tanpa rasa bersalah di tambah wajah galak
itu lagi, membuat Alesha ingin melempar meja nya supaya menghantam kepala pak
Rezel yang menyebalkan itu.
“ Perhatikan saat saya menjelaskan, saya tidak mau menjelaskan ulang.” Ujar pak Rezel masih sibuk menulis materi di papan tulis. Setelah setengah jam menjelaskan, pak Rezel
menulis kan soal. Menunjuk murid untuk menyelesaikan nya.
“ Kamu dan kamu, maju dan kerjakan soal di depan!” pak Rezel menunjuk Alesha dan Joko yang duduk di pojok kanan.
Gadis yang sejak tadi kerja nya hanya mengutuki dan menyumpahi pak Rezel itu membeku di tempat duduk nya. Lalu melirik Ani di samping nya.
Mati aku, aku sama sekali gak dengerin dia saat menjelaskan tadi. Kenapa aku malah
sibuk mengutuk dia jadi batu segala sih, sudah kaya mak nya Malin Kundang aja
aku ini!!
Alesha maju ke depan saat melihat tatapan galak nya pak Rezel yang tertuju pada nya. Gadis itu meraih spidol dari meja lalu mendekat ke papan tulis.
Ini Y sama X kenapa ada masalah terus sih sudah gitu bukan nya selesain sendiri
masalah nya malah jadi tugas orang lain.
Alesha malah sibuk mengomentari soal yang di buat pak Rezel, gadis itu masih planga-plongo tidak jelas.
“ Kalian memperhatikan tidak waktu saya menjelaskan?” suara pak Rezel sudah terdengar kesal, dia melirik Alesha dan Joko bergantian, sepertinya laki-laki itu juga tidak
memperhatikan saat pak Rezel menjelaskan materi tadi,
“ Perhatikan pak,” Alesha yang menjawab karena pak Rezel terlihat menunggu penjelasan mereka.
“ Lantas kenapa tidak mengerti?” sorot tajam nya semakin tajam, membuat Alesha meringis takut.
“ Maaf pak,”
“ Berdiri di ujung sana, angkat satu kaki kalian,”
“ Hah?” Alesha bertanya tidak mengerti, ini apa-apaan coba. Maksud nya dia di hukum karena tidak bisa mengerjakan soal? Lho pak, kami kan masih tahap belajar wajar dong kalau kami tidak bisa. Lagi pula mana ada murid yang langsung mengerti hanya sekali
penjelasan kecuali murid yang kelewat pintar.
“ Tidak mengerti juga apa yang saya kata kan?”
Akhirnya Alesha menurut saja, berdiri di dekat meja nya pak Rezel yang menyebalkan itu sambil mengangkat sebelah kaki nya. Hari ini Alesha berjanji benar-benar akan membalas kelakuan pak Rezel, habis sudah kesabaran
nya menghadapi pacar sekaligus guru menyebalkan itu.
Dan Alesha harus berdiri dengan satu kaki sampai jam pelajaran berakhir, rasa nya dia ingin menangis karena kaki yang serasa mau copot. Lagipula jenis hukuman tahun kapan
itu, pak Rezel ini kenapa sih kalau tidak membuat orang kesal seperti nya dia
tidak bisa hidup tenang.
“ Cukup pelajaran saya hari ini, silakan lanjut kan pelajaran kalian!” pak Rezel memberesi buku-buku nya lalu keluar dari ruang kelas.
“ Pak!” panggil Alesha yang ikut keluar dari kelas.
Pemuda dengan setelan kemeja berwarna maroon itu menoleh dengan mengangkat sebelah alis nya seperti bertanya, apa susah nya sih bertanya langsung tidak usah pakai tatapan mata itu. Dia kan punya mulut fungsi nya memang untuk bicara.
Alesha menghampiri nya dengan wajah kesal, “ Bapak kenapa sih menyebalkan sekali,” dengus gadis itu ingin sekali memukul lengan pak Rezel.
“ Memang saya menyebalkan, kenapa?”
Astaga! Memang selama ini kamu tidak merasa kalau kamu itu menyebalkan? Hah
Alesha jadi benar-benar ingin menendang bokong pak Rezel.
“ Kenapa bapak tidak mengirimi saya pesan?” Alesha bertanya langsung ke inti nya, tidak perlu pakai basa-basi lagi.
“ Kenapa harus saya?”
“ Kan bapak pacar saya!”
“ Memang kamu bukan pacar saya?”
“ Ya saya pacar bapak!” ini pertanyaan apa sih? Kok malah saling tanya jawab tidak jelas begini.
“ Lantas kenapa tidak kamu yang mengirimi saya pesan?”
Alesha membeku di tempat nya, sungguh kehilangan kata-kata untuk mendebat pak Rezel. Setelah menunggu beberapa saat pemuda itu pergi meninggalkan Alesha yang hampir menangis saking kesal nya.
“ Pak Rezel kampret!” teriak Alesha kesal, melepas sepatu nya lalu melempar pada pemuda yang sudah lebih dulu menghilang di belokan koridor itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
niranirauci srileilafauziah
ya ampun ampe pegel nih pipi ketawa mulu gara gara tingkah alesya..neng jual mahal dikit siapa tau guru tersayang mu yg gantian nyariin 🤣🤣🤣🤣
2022-12-06
0
Wenisari
🤣🤣🤣🤣🤣
2021-11-05
0
Fitria Dafina
Udah X sama Y bikin masalah mulu.. Pak guru bikin naik darah pula.. Alesha 🤣🤣🤣🤣🤣
2021-10-13
1