Alesha melirik lagi pak Rezel, tapi pemuda itu masih sama saja. Hanya fokus pada jalanan di depan nya sambil sesekali melirik spion, hahhh Alesha jadi curiga jangan-jangan pak Rezel
ini memang terbuat dari batu yang di beri nyawa, bayangkan saja mana ada sih
orang yang tahan diam saja tidak bicara apapun sepanjang perjalanan kecuali dia
memang bisu.
Tapi ini kan pak Rezel tidak bisu, ngobrol gitu pak! Nanti kalau tahu-tahu Alesha sudah mati karena tidak mampu menahan kesal bagaimana? Memang nya bapak mau bertanggung jawab apa?
Mobil berhenti tepat di depan gerbang sebuah rumah besar bergaya modern, Alesha melepas sabuk pengaman nya lalu keluar tanpa melirik sedikit pun, dia sudah tidak tahan, bisa mati karena kesal dia kalau melihat wajah menyebalkan tanpa rasa bersalah milik pak Rezel.
Alesha mengetuk kaca lagi, kali ini pak Rezel membuka nya cukup lebar, seluruh bagian wajahnya terlihat.
“ Makasih pak, hati-hati di jalan,” walaupun kesal setengah mati Alesha harus tetap
berterimakasih, setidaknya pak Rezel sudah berbaik hati mau mengantarnya
pulang. Pak Rezel mengangguk, menutup jendela lalu melajukan mobil setelah
membunyikan klakson dua kali.
Alesha masuk ke dalam rumah di sambut teriakan heboh abangnya, Andri menarik tangan Alesha duduk di sofa lalu mengintrogasi adik nya yang pulang di antar pacarnya.
“ Itu tadi pacar kamu kan, iya kan?” Andri mengguncang bahu Alesha, gadis itu mengangguk saja tidak semangat. Dia masih kesal dengan kelakuan pak Rezel, kalau tahu akan di cuekin sepanjang perjalanan Alesha akan lebih memilih pulang bersama Dio, setidak nya itu lebih menyenangkan karena sepanjang perjalanan mereka akan bercerita hal apapun.
Sebenarnya tidak saling bercerita sih, karena hanya Alesha yang sibuk mengoceh tidak jelas dan Dio hanya mendengarkan, kadang Alesha bicara apa dan Dio menjawab apa, tapi itu tetap lebih menyenangkan ketimbang dengan pak Rezel yang seperti batu bisu itu.
“ Kenapa dia gak masuk dulu? Kan gak sopan, nganterin pacar pulang tapi gak masuk dan kenalan. Abang aja setiap anterin pacar abang selalu masuk dan ngobrol sama keluarga nya,”
bertambah satu lagi daftar kekurangan pak Rezel di mata Andri. Dia jadi semakin
membenci pacar adik nya itu.
“ Dia capek bang habis ngelatih basket tadi, kami juga baru pacaran berapa hari masa udah mau kenalan sama ayah bunda, nanti kalau langsung disuruh nikah gimana? aku kan belum siap bang, ya walaupun aku mau jadi istrinya Rezel , tapi kan gak sekarang. Aku mau kuliah dulu, mau kerja dulu baru nanti
mikirin nikah. Tapi kalau Rezel ngajak nikah sekarang aku mau aja sih, hehehe.”
“ Benerin otak kamu ini dek biar gak bodoh-bodoh amat! Masih banyak cowok lain yang ganteng,” Andri menggetuk kepala Alesha sekeras mungkin, biar adik nya itu sadar dan menggunakan otak nya yang memang tidak pintar itu.
“ Hiih yang ganteng sih banyak, tapi aku cinta nya cuma sama Rezel gimana dong?”
“ Udah sana kamu mandi, kamu tu bau asem tahu!” Andri mendorong Alesha menjauh, malas sekali kalau Alesha sudah antusias mau cerita, bisa-bisa dua jam ke depan dia hanya
mendengar ocehan tidak jelas adiknya, Andri lebih memilih melanjutkan main game
nya saja.
Alesha sedang duduk di kursi belajarnya, sejak tadi sudah beberapa buku dia bolak-balik tidak jelas, dia sudah menguap beberapa kali sejak tadi. Entah kenapa kalau sedang belajar
begini ngantuk selalu saja menyerang, mungkin karena godaan setan supaya kita malas belajar ya? Itu lah sebab nya sebelum belajar kita di anjurkan membaca doa dulu
agar ilmu yang kita dapatkan menjadi berkah dan melancarkan akal kita dalam
berpikir.
Rezel lagi ngapain ya?? Alesha masih membolak-balik buku nya
tidak jelas sambil memikirkan pak Rezel. Setelah nya gadis itu menggeleng
keras, besok dia ada ulangan harian, kalau terus-terusan memikirkan pak Rezel
yang ada besok dia tidak bisa mengerjakan soal. Lagian pak Rezel juga tidak
mungkin menjadi jawaban dari soal kan? Jadi buang dulu sebentar batu bisu
menyebalkan itu dan fokus lah pada buku pelajaran mu Alesha!
Hahh aku gak tahu apa yang enggak aku mengerti!! Kalau gini aku harus dapat suntikan
semangat kan? Ayo telfon Rezel sebentar!!
Alesha mengambil ponsel yang sejak tadi sedang ia charger, sedang menimbang mau menelfon pak Rezel atau tidak. Tapi kalau dia sedang sibuk bagaimana? Baiklah kirimi pesan saja, kalau tidak di balas berarti dia sedang sibuk.
“ Pak Rezel…,” Alesha tersenyum setelah mengirimkan pesan itu, lalu menaruh kembali ponsel nya dan mencoba fokus pada buku pelajaran.
Balasan datang lima menit kemudian, Alesha langsung membuka nya dengan semangat.
“ Apa?” hanya tiga huruf di tambah satu tanda tanya, ya Tuhan kapan coba hubungan mereka akan berkembang selayak nya orang berkencan, kalau pak Rezel saja kelakuan nya
selalu begini.
“ Kangen gak sama aku, haha.” Alesha tertawa sendiri melihat pesan nya yang baru saja terkirim, dia sudah memutuskan untuk menjadi pacar yang agresif, kalau menunggu pak Rezel jadi romantis sepertinya itu akan mustahil, jadi biar dia saja yang memulai.
“GK.” Balasan datang tidak cukup semenit, tapi jawaban nya membuat Alesha ingin membanting meja belajar nya membayangkan dia sedang membanting pak Rezel.
“ Di dekat rumah saya ada dukun santet lho pak, bapak mau saya kirim santet biar mati?!”
“ Kalau saya mati kamu jomblo lagi,”
“ Saya kan bisa cari pacar baru, di sekolah banyak yang ganteng selain bapak!”
“ Yang ganteng memang banyak, tapi memang ada yang mau sama kamu?”
“ sakjdsjhuwehhd”
Bodo amat Rezel, terserah kamu. Mati aja sana ke jurang!!
Alesha melempar ponsel nya, menutup buku lalu melompat ke tempat tidur. Kalau meneruskan perdebatan yang ada dia yang akan mati karena emosi bukan pak Rezel.
* * *
“ Daah abang, hati-hati di jalan!” teriak Alesha sambil berlari meninggalkan abang nya, hari ini dia hampir terlambat karena abang nya bangun kesiangan.
Di tambah lagi macet panjang selama perjalanan, kalau abang nya tidak lihai dalam mengendarai motor pasti mereka akan terlambat, tapi syukurlah abang nya itu bisa di andal kan dalam situasi begini.
“ Ayu!” teriak Alesha pada Ayu yang sedang berjalan menuju ke kelas juga, Alesha berlari untuk mengimbangi langkah Ayu. Gadis itu tampak sibuk menghapal beberapa kalimat yang sudah tertulis di telapak tangan nya.
“ Kamu bikin contekan?” tanya Alesha sambil melirik telapak tangan Ayu yang di penuhi coretan itu.
“ Heh sembarangan, ini nama nya bukan contekan. Ini jurus rahasia supaya bisa jawab soal ulangan,” ujar Ayu bangga. Dia tidak mau usaha nya di sebut contekan, ini kan nama nya
usaha sekuat tenaga.
Bel masuk sudah berbunyi, Alesha sedang sibuk menulis contekan juga di tangan nya seperti yang Ayu lakukan. Enak saja masa dia mau capek-capek berpikir sedangkan teman-teman nya malah mencontek, dia kan jadi tidak mau kalah juga. Guru Biologi sudah
datang, dia menyuruh semua murid menaruh buku di dalam tas, kalau ketahuan ada
yang mencontek maka nilai ulangan harian nya akan di kosong kan.
Tapi nyata nya satu kelas masih banyak cara yang di lakukan agar bisa mencontek, sama seperti yang Alesha lakukan. Dia sedang menyalin jawaban dari telapak tangan nya, kalau begini dia yakin nilai nya akan bagus nanti dan dia akan menyombong pada bunda
dan ayah, lalu meminta uang jajan lebih. Hahaha licik sekali pikiran gadis
kecil itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Alvaro Alfahri
ancur ws 😂😂🤣🤣🤣
2022-11-09
0
nara_gemini
suka banget sama karya yg satu ini, cerita nya ringan konflik gag terlalu berat,dan menyenangkan.. berasa jadi anak SMA lagi,, semangat 💪 thor
2022-01-03
0
zahira
pgn liat si rezel bucin 😀
2021-12-04
0