Haah lebih baik mandi dulu, kalau terus menghalu tentang Rezel tidak akan ada habis nya nanti.
Yang ada Alesha akan di amuki sang Bunda. Gadis itu mengambil handuk di lemari, berlari ke kamar mandi saat mendengar suara mobil bunda nya masuk garasi. Baru selepas mandi Alesha turun ke bawah, melihat Bunda nya sedang di ruang keluarga seperti biasanya.
Di hadapan wanita paruh baya itu bertengger sebuah laptop dengan bertumpuk lembaran kertas disampingnya. Alesha tebak dia sedang
mengoreksi tugas-tugas mahasiswa nya di kampus. Bunda Alesha merupakan seorang
dosen sejarah di sebuah universitas ternama kota ini. Pokoknya nanti Alesha harus masuk universitas itu, karena sudah impian nya sejak kecil untuk duduk di hadapan bunda nya sebagai seorang mahasiswa.
Niat Alesha tentu bukan karenaingin mendapat perlakuan khusus karena dia anak dosen nanti, tapi dia ingin menyaksikan sendiri bagaimana bunda nya yang pintar itu saat mengajar anak-anak di kelas. Ah pasti membanggakan sekali, membayangkan saja sangat menyenangkan rasanya.
“ Bunda baru pulang?” Alesha menghampiri sang Bunda, duduk di sampingnya lalu bergelayutan manja. Walaupun menerima tatapan tidak suka karena Bunda merasa terganggu konsentrasinya.
“ Iya tadi Bunda mengurus mahasiswa yang mau sidang skripsi dulu,” Bunda sudah kembali bergelut dengan
data di laptop.
“ Abang mu mana?” Bunda bertanya tanpa menoleh dari laptop nya.
“ Belum pulang, paling juga main sama teman-temannya, Bunda kaya belum hapal aja sama anak Bunda yang itu.” Alesha sedikit penasaran dengan tumpukan kertas dimeja.
Menarik nya, lalu membalik beberapa lembar. Hiih entah apa isi nya, pokoknya penuh tulisan dari atas sampai bawah. Alesha melemparnya menjauh, otaknya tidak akan sampai jika
membaca lebih jauh.
Suara klakson mobil kembali terdengar dari garasi, Alesha cepat-cepat berlari menemui ayahnya. Pria paruh baya yang sebagian rambutnya sudah memutih itu memang selalu pergi pagi pulang malam, sampai waktu bersantai saja tidak ada. Dari senin sampai senin lagi selalu sibuk dengan pekerjaan bahkan saat dirumah.
Ayah Alesha adalah seorang pejabat pemerintah yang cukup berpengaruh di kota ini, walaupun jabatannya tidak terlalu tinggi di pemerintahan tapi ia cukup di segani karena integritas dan cara kerjanya yang tidak patut dipertanyakan lagi.
“ Ayah!!” Berlari memeluk ayah yang masih berdiri di depan pintu, disambut dengan hangat oleh pria itu. Ayah mencium puncak kepala anaknya yang mengeluarkan wangi semerbak.
“ anak Ayah sudah mandi ya, wangi nya. Tolong buatkan ayah teh ya, ayah mau mandi dulu nanti mau lanjutin pekerjaan
lagi.”
Alesha mengangguk lalu berlari kedapur, walaupun keluarga mereka bisa dibilang cukup kaya dan juga mempunyai dua asisten rumah tangga, tapi Bunda sejak kecil sudah mengajarkan Alesha untuk mempelajari dunia dapur, karena tabiat seorang wanita itu setinggi apapun jabatan dan pendidikannya dia tetap harus pandai mengurus anak dan suaminya nanti. Setidaknya menguasai
beberapa makanan rumahan lah, tidak perlu sejago koki restaurant.
Alesha membawakan dua cangkir the hangat, tentu saja untuk Ayah dan Bunda nya. Setelahnya gadis itu kembali ke kamar, memilih nonton drama saja daripada menganggu Ayah dan Bunda nya, yang jelas dia akan di abaikan nanti.
Pagi yang hangat menemani sarapan keluarga yang harmonis ini, Alesha sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Di susul Andri yang juga sudah rapi dengan pakaian ala anak
kuliahan, pemuda itu sekarang masih sibuk menyelesaikan skripsinya yang masih
belum di terima oleh dosen, padahal katanya, kata nya lho ya. Tidak tahu
aslinya bagaimana, dia sudah setengah mati merevisi sana-sini, bahkan terkadang
masuk kamar Alesha dengan wajah frustasi lalu minta di pijit karena badan nya
pegal-pegal duduk di depan laptop seharian.
Sering juga Alesha jadi korban
harus menggantikan dia mengetik tugas nya, kalau diberi upah sih Alesha juga
akan suka rela membantu tanpa disuruh, tapi ini masalah nya di bayar juga tidak, boro-boro bahkan berterimakasih pun tidak pernah.
“ Selamat pagi Ayah. Bunda,” bergantian menciumi Ayah dan Bunda nya. Setelahnya mereka sarapan dengan obrolan-obrolan santai dan ringan, sekitar kegiatan sehari-hari saja. Tapi pertanyaan yang paling ingin Alesha hindari malah sengaja sekali di tanyakan abang nya itu.
“ Ale sekarang masuk kelas mana? Pasti masuk kelas unggul kan?” Si abang kurang ajar bertanya tanpa rasa bersalah, Alesha menatapnya setajam pisau. Ah kalau bisa dia ingin mengoyak abang nya dengan tatapan itu.
Ayah dan Bunda sudah menatap Alesha antusias, ingin tahu juga apakah ada perkembangan Alesha dalam pelajaran disekolah.
“ Hehehe, masuk IPA 6.” Menjawab cengengesan sambil mengunyah nasi goreng buatan Bunda nya.
Seketika Ayah dan Bunda mendesah, melanjutkan makan tanpa bertanya apa-apa lagi. Alesha jadi merasa bersalah kan kalau begini, lihat tadi tatapan penuh harap orangtua nya yang langsung berubah muram setelah mendengar jawaban. Ini semua gara-gara abang sih! Alesha mengepalkan tinju nya pada Andri.
Alesha bingung sendiri, kenapa ya
dia dan abangnya punya otak pas-pasan yang cenderung bodoh. Padahal Ayah dan Bunda nya saja pintar begitu, yang satu dosen yang satu pejabat, apa kepintaran mereka tidak menurun ya, cuma gen fisik saja yang terlihat sama.
Setelah sarapan semua sudah berangkat menjalani aktivitas masing-masing, Alesha sudah ada di atas motor abang nya yang melaju kencang. Yaa dia memang belum boleh membawa kendaraan sendiri karena alasan belum cukup umur, padahal kan sebentar lagi dia sudah 18 tahun lho. Tinggal beberapa bulan lagi, tapi sampai sekarang masih
nebeng abangnya kalau sekolah dan sore nya naik taksi.
Hiih pemborosan uang saja, padahal kalau dia bawa motor sendiri kan hitungan nya lebih hemat juga, karena jarak rumah ke sekolah memang tidak terlalu jauh juga.
Alesha turun di depan gerbang sudah banyak berseliweran murid-murid. Gadis itu melepas pelindung kepala nya lalu menyodorkan pada sang abang. “ Bang minta duit,” Andri yang
sudah mau beranjak kembali membuka kaca helm nya.
“ Gak ada dek, kamu kan punya uang jajan juga.” Andri sedang berusaha melindungi uang jajan nya, jangan sampai berkurang sedikitpun karena di todong sang adik.
“ Bohong, kemarin kan jadwal nya abang di kasih uang bulanan sama ayah.” Nah kan, benar saja, gadis itu memang tahu.
“ Abang banyak keperluan dek, pacar abang sudah tiga bulan belum di servis,” Andri menepuk-nepuk motor merah kesayangannya.
“ Abang mah pelit, awas aja aku bilang Bunda waktu itu abang bongkar celengan Bunda yang di samping tv. Lihat aja nanti aku aduin ya!” nah kan, Andri meringis. Kelemahan nya yang ini memang tidak akan bisa di lewatkan Alesha, beberapa minggu lalu Andri
membongkar celengan Bunda nya karena uang bulanan nya benar-benar habis,
padahal baru tengah bulan. Ide membongkar celengan itu tercetus saat dia sedang
nonton tv, asal kalian tahu ya. Walaupun celengan di kaleng kecil, tapi isi
tabungan Bunda nya itu lumayan banyak, cukup lah kalau untuk membeli ponsel
China yang merk oppa keluaran terbaru.
Tapi sial nya, barusaja beberapa lembar itu masuk kantong nya. Alesha memergokinya sambil merekam segala, Andri jadi kesal lagi kalau mengingat video itu masih tersimpan aman di ponsel Alesha. Kalau begini sampai kapan juga dia tidak akan pernah menang
berdebat karena adiknya punya senjata andalan.
Andri berdecak sebal, mengeluarkan selembar uang bernominal ratusan lalu dengan berat hati memberikan pada adiknya. Tentu saja diambil tanpa tahu malu oleh Alesha. “ Masih kurang bang,”
Kampret anak ini! Sudah dikasih malah minta lagi, memang tidak tahu diri.
Selembar uang berwarna biru ikut pindah tangan jadi milik Alesha, gadis itu tersenyum senang lalu mencium pipi abangnya sebagai ucapan terimakasih.
“ Dadah abang! Makasih ya jajan nya, padahal uang ku juga masih banyak lho hehehe.”
“ Heh kampret,kalau kamu gak ngancam juga abang gak rela ngasihnya!’
Gadis itu hanya menjulurkan lidahnya mengejek lalu berlari melewati gerbang. Alesha berjalan senang, hari ini dia penuh semangat ke sekolah, selain mendapat jajan tambahan hari ini jadwal pak Rezel mengajar lagi. Tentu saja dia tidak boleh terlewat
kesempatan emas selama Sembilan puluh menit menatap pak Rezel yang tampan
menggoda iman.
“ Yo semangat, calon suami tunggu aku!” Alesha berteriak dan melompat-lompat, lalu mengangkat tangan ke udara penuh semangat. Benar-benar tidak tahu malu atau tidak sadar sih kalau dia di lihat banyak orang karena kelakuannya seperti orang gila itu.
Tin-tinn!
Suara keras klakson mobil mengagetkan Alesha,gadis itu menoleh sudah mau mencak-mencak, tapi niat nya dia urungkan saat melihat mobil putih yang mau menabraknya. Gadis itu mendongak, melihat pak Rezel duduk dibelakang kemudi sambil menatapnya tajam.
Alesha memberanikan diri tersenyum menyapa, tapi alih-alih di jawab dia malah
menerima klakson kedua yang menyuruhnya menyingkir dari jalan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Hafiz Ghany
alesha keren 👍👍👍Ilikeryou❤️❤️❤️
2021-12-27
0
Siti Dewi Mutmainah
kok SM calon istri nya galak
2021-08-24
0
Galuh Ajeng Candra Kirana
semangat alesha trs taklukkan pk rezel ya 😝😄😄😄😄😄😄
2021-08-15
0