Tembak Tidak, Ya?

Hehhati kali ini jangan lemah dong, marah gitu sesekali sama Rezel. Kamu gak capek

apa di cuekin terus sama dia hiih. Tapi dia tetap ganteng mau gimana pun, heh

heh! Jangan bela dia, kamu kan hati ku bukan hati nya Rezel! Jangan lemah dong.

“ Aku capek!” teriak Alesha sudah tidak kuat, gadis itu duduk di pinggir lapangan meluruskan kaki nya yang serasa mau copot. Yang lain ikut berhenti tanpa disuruh, masih

meluapkan kekesalan nya pada pak Rezel.

“ Calon suami kamu kok galak banget sih, capek aku. Tahu gini tadi gak usah ke sekolah aja, lebih baik nongkrong di warung belakang sekolah. Ya gak sob,” Ipul si ketua kelas membuka obrolan.

“ Aku juga capek, haah panas banget.” Alesha mengipasi wajahnya yang memerah. “ Ani kamu bawa minum gak?” menoleh pada Ani yang duduk merapat disamping nya. Ani hanya menggeleng, sejujurnya dia malas ikut berhenti nanti kalau ketahuan pak Rezel dan dia tambah ngamuk bagaimana? Tapi lebih tidak mau kalau berkeliling lapangan sendiri, akhirnya dia ikut duduk.

“ Aaa harus nya sekarang kita ada di kelas merhatiin Rezel jelasin materi kan, kalau kita masuk kelas aja gimana? kasian dia sendiri di kelas kan, kalau dia kesepian gimana.

Kalau di kelas ada apa-apa gimana?” Mulai sudah bicara nya entah kemana, yang

lain sudah meringis kesal.

Apalagi Ani yang memang sudah paham betul dengan sikap Alesha yang satu ini, pokoknya dia kapok kalau harus mendengar ocehan

gadis itu. Pernah dulu Ani sudah kebelet ingin ke wc, tapi Alesha tidak mengizinkannya pergi karena masih curhat tentang dia habis bertemu pak Rezel di lapangan parkir saat sore hari sepulang bermain basket, curhat nya keterusan sampai membahas plat mobil yang sudah Alesha hapal di luar kepala segala. Sampai Ani rasa nya sudah mau eek di celana, gadis itu berlari meninggalkan Alesha yang

masih nyerocos tidak jelas.

“ Pul, Ipul ayo ke kantin.” Joni mengajak Ipul dan yang lain meninggalkan Alesha, daripada

mendengar ocehan tidak jelas yang membuat sakit kuping itu.

Rombongan anak laki-laki meninggalkan lapangan dengan santai, sengaja biar terlihat keren di depan adik kelas mereka. Alesha masih meneruskan puji-pujian nya untuk pak

Rezel yang selalu terlihat ganteng dan galak di segala situasi itu, padahal tidak ada lho yang merespon atau mendengarkan dia bicara, tapi gadis itu tetap mengoceh dengan semangat.

Tiba-tiba Alesha terpikir sesuatu, bukankah saat ini pak Rezel sedang sendiri di kelas?

Bagaimana kalau dia memanfaatkan kesempatan ini untuk menyatakan perasaan pada pak Rezel, benar juga. Ini kan kesempatan emas, Alesha berdiri dengan semangat lalu pamit pada teman-temannya dengan alasan ke toilet.

Yo!

Ini kesempatan bagus Alesha, ayo semangat nyatain perasaan kamu! Eh, tapi kalau

nanti aku di marahi gimana? Jangan lupa kalau dia itu guru paling galak,

bukannya di jawab nanti malah dimarahi gimana dong? Ah aku jadi takut bukannya

malu!!

Alesha menaiki tangga sambil berperang dengan pikirannya sendiri, bagaimana dia harus memulai dan apa yang akan dia lakukan kalau respon pak Rezel nanti malah mengamuk? Dia sudah sampai di depan pintu kelasnya, menintip dari celah yang sedikit terbuka terlihat pak Rezel sedang fokus pada buku ditangan nya.

Tembak, enggak, tembak, enggak. Jadi tembak apa enggak, aku takut!!

Alesha mondar-mandir di depan pintu.

Tapi kalau enggak tembak sekarang mungkin enggak akan ada kesempatan lain sebagus

ini, lagipula sampai kapan coba aku jadi bucin sepihak begini, sampai kapan aku

cuma bisa mengagumi dia aja dari jauh? Tembak sekarang apapun yang terjadi,

semangat Alesha ayo gapai cinta kamu!!

Gubrakk!!! Suara

pintu terdorong dengan keras membuat pak Rezel sedikit terkejut, dia menoleh pada seorang gadis yang sepertinya baru saja mendorong pintu dengan sekuat tenaga itu. Alesha menurunkan dua tangannya, meneguk liur nya sudah merasa takut duluan.

Haaahh apa cuma aku ya yang merasa takut bukannya malu, padahal aku mau menyatakan

perasaan lho bukan mau pinjam uang. Apalagi kalau lihat muka nya yang nyeremin

itu.

“ Pak,” panggil Alesha kaku, inginnya sih memanggil Rezel saja, tapi kalau sudah melihat wajah galak itu dia jadi ngeri duluan, kalau di tendang sebelum menyatakan perasaan bagaimana?

Pak Rezel hanya mendongak sebentar, lalu kembali membaca bukunya. Hiih menyebalkan sekali, setidaknya jawab kek atau apa. Ini dia dengar apa tidak sih?

“ Pak Rezel!” kali memanggil dengan kesal. Alesha sudah berdiri di dekat meja guru, lagi-lagi dia malah hilang fokus karena wangi parfum pak Rezel yang semerbak itu, ya ampun kenapa dia se mempesona ini sih?!

Jantung Alesha memompa darah dengan lebih cepat, bunyi nya juga terdengar semakin kuat, haah kalau hening begini pasti bisa terdengar. Alesha menghentak-hentakkan kaki nya.

Alesha mengelap telapak tangan ke baju, tadi sebelum kesini dia sempat ke toilet dulu untuk cuci muka dan memperbaiki penampilan.

Tapi kenapa sekarang tangan nya sudah basah lagi, apa karena dia berkeringat saking gugupnya ya. Selain keringatan, Alesha juga

gemetaran, kepala nya pusing memikirkan dua pilihan, tembak atau tidak?! Duh, kenapa pas sudah disini dia malah jadi ragu ya. Baiklah Alesha harus memikirkan untung dan ruginya dulu.

Keuntungan kalau

diterima : Keinginan untuk jadi calon istrinya pak Rezel kesampaian, hah tapi

mana mau dia di tembak langsung jadi calon suami coba. Yang kedua, kalau

diterima dia bakal punya calon suami ganteng. Pokoknya Alesha tidak mau

menembak pak Rezel sekedar jadi pacar, dia mau langsung melamar saja kalau

bisa. Selanjutnya keuntungannya apalagi ya, duhh Alesha jadi tidak bisa

berpikir kalau takut begini.

Nah kerugian kalau

nanti dia di tolak : Alesha pasti jadi bahan tertawaan satu sekolah, apalagi

pacar-pacar halu nya pak Rezel itu kan banyak sekali, di tambah adik kelas yang

baru masuk tapi sudah kegenitan juga. Tapi kalau diterima juga pasti dia bakal

jadi musuh nya macan-macan betina sekolah ini, guru-guru juga kan banyak yang

naksir pak Rezel. Duhh malah jadi ngeri duluan kalau dibayangkan.

Apa enggak usah ku tembak ya, perasaan ku jadi gak enak begini. Tapi kalau gak di

tembak sekarang, kapan lagi coba? Kan suasana juga sepi begini, kalau pun nanti

di tolak atau di marahi Rezel kan gak akan ada yang tahu, pak Rezel juga gak

mungkin cerita ke orang-orang, jadi berita kalau aku di tolak enggak akan bocor

kecuali aku bongkar aib sendiri.

Baiklah, Alesha sudah menentukan pilihannya, dia tidak akan melewatkan kesempatan ini. Kapan lagi coba ada kesempatan sebaik ini. Inilah masa terpenting dalam sejarah

percintaannya, berhenti tumbuh atau mulai berbunga indah, jawaban pak Rezel

akan menentukan apakah dia harus move on atau tetap menyukainya. Dia sih tentu

berharap pak Rezel menerimanya, tapi jangan lupakan kalau kenyataan itu kadang

tidak selaras dengan keinginan. Jadi Alesha tidak boleh berharap terlalu

banyak, kalaupun jatuh nanti semoga sakitnya tidak terlalu serius, apalagi

kalau sampai galau berkepanjangan.

 Setelah menarik nafas dalam dan

menghembuskannya tiga kali, Alesha mendekat ke kursi pak Rezel yang masih sibuk

membalik lembar bukunya, sekali lagi Alesha melihat sekeliling memastikan keadaan masih aman dan sepi.

“ Pak Rezel!” memanggil lagi, dengan nada yang sedikit meninggi.

“ Ya” dia menjawab tanpa menatap. Ih menyebalkan sekali, bagaimana Alesha mau menyatakan perasaan kalau begini? Belum apa-apa dia sudah kesal duluan.

“ Saya boleh minta waktunya sebentar?”

Akhirnya pak Rezel berhenti membaca bukunya, menutupnya lalu menatap Alesha dengan alis terangkat. Alesha menatap pak Rezel sesaat, tidak mengerti arti tatapannya. Ini dia di izin kan bicara atau tidak?

Mata tajam nya menatap lurus mata Alesha, duh pak guru ini tidak sadar apa kalau tatapannya itu berbahaya, Alesha beralih menatap papan tulis, dia sedang gugup dan malu permirsa dan saudara-saudara. Nah kan, akhirnya punya rasa malu juga gadis itu, hahaha.

Pak Rezel hanya menatap Alesha, dan gadis itu menunduk. Ini dia di izinkan bicara atau tidak sih, gak jelas sekali! Setelah beberapa saat terlihat pak Rezel membuka kembali bukunya. Jadi dia tadi menunggu Alesha bicara? Ngomong dong! Jangan Cuma menatap, kan gadis itu tidak mengerti, otaknya saja paling hanya seujung kuku. Tanpa sadar

Alesha menahan gerakan tangan nya, itu tangannya ganjen sekali deh mengambil

kesempatan dalam kesempitan, ya walau cuma ujung baju nya saja yang Alesha

sentuh. Seketika tatapan pak Rezel berubah semakin tajam, sepertinya dia tidak

suka.

Alesha segera menarik tangannya, “ maaf.”

Alesha menarik nafas sejenak, mencoba menenangkan dan memantapkan hatinya sendiri. Gadis itu menatap wajah pak Rezel dan menantang dirinya sendiri untuk tidak mengalihkan pandangan

kali ini.

“ Saya, um, anu pak. Saya ..,” Hahh sial, kenapa dia jadi gugup begini sih, kata-katanya jadi tidak keluar, padahal kan cuma tinggal bilang saya suka bapak saja! Ayolah mulut,

bekerjasamalah!!

Terpopuler

Comments

imas masitoh

imas masitoh

haduh serasa ikutan sekolah lagi🤣🤣🤣

2021-10-24

0

Fitria Dafina

Fitria Dafina

Alesha yang mau nembak, aku malah ikut deg-degan... Somplak bener murid pak Rezel satu ini 🤣🤣🤣🤣

2021-10-13

0

Rita Susilawati

Rita Susilawati

gmna to knpa jdi alesha yg agresif hahahahhahahahahahahahahhaha

apa gx malu nnti ditolak

2021-09-24

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog : Dunia Alesha
2 Prolog : Dunia Alesha
3 Hari Pertama
4 Si Wali Kelas
5 Pagi
6 Hukuman
7 Tembak Tidak, Ya?
8 Hm
9 Di Terima
10 Memberitahu Abang
11 Mimpi Atau Bukan
12 Setahun Lalu
13 Menyebalkan
14 Menyebalkan 2
15 Latihan
16 Pulang Bersama
17 Pulang Bersama 2
18 Mengajak Berkencan
19 Kencan Di Luar Dugaan
20 Rumah Pak Rezel
21 (Bukan) Gadis Mesum
22 (Mencuri) Ciuman
23 Perubahan mood
24 Bocor
25 Bocor (2)
26 Obrolan Tiba-tiba
27 TIDAK.
28 Menyebalkan Lagi
29 Cemburu (First Kiss)
30 Sambutan
31 Cemburu vs Tergila-gila
32 First Kiss Jilid 2
33 Petugas Upacara
34 Ide Gila : Perjodohan
35 Perkara Photo Berdua
36 Calon Istri?!
37 Ternyata Dia!
38 Patah Hati
39 Club Malam
40 Club Malam II
41 Menghindar
42 Menghindar Lagi
43 First Meet After Three Years Ago
44 Club Malam Lagi
45 Pertemuan Kedua (Tak Terduga)
46 Awal Baru
47 Sebuah Acara
48 Menyadari Yang Sebenarnya
49 Akhirnya Berbicara
50 Panggilan
51 Biarkan!
52 Kedatangan Reza
53 Panas!
54 Pulang Bersama Setelah Sekian Lama
55 CAST KARAKTER
56 Tugas Gila dan Guru Gila
57 Kantin dan Dia
58 Pertemuan Tak Terduga
59 Ternyata Mama
60 Mall dan Reza
61 Reza dan Dio ( Dua Waktu Yang Berbeda)
62 Tawaran Bantuan
63 Kissing Again
64 Kediaman keluarga Rezel
65 Akhirnya Rezel Berbicara
66 Sahabat Angkat Bicara
67 Telfon Malam-Malam
68 Ungkapan Perasaan Terdalam
69 Rezel, Reza dan Taman Kenangan
70 Serangan Tiba-tiba
71 Belajar Privat Dengan Calon Suami
72 Kedatangan Tamu Penting
73 Lamaran Mendadak
74 Kedatangan Sinta Di Waktu yang Salah
75 Resmi (calon) Suami Istri
76 Pertemuan Yang Tak Bisa Di Hindari
77 Sayang..
78 Mengakhiri Segalanya
79 Tempat Yang Sama Dengan Perasaan Yang Berbeda
80 Menguak Masalalu
81 Menguak Masalalu (2)
82 Rezel Yang Menyebalkan
83 Rezel Yang Menyebalkan II
84 Bertemu Reza
85 Kedatangan Sinta
86 Sinta Belum Menyerah
87 Hari Pertama Ujian Semester
88 Gara-gara Dio
89 Dio dan Ayu
90 Hasil Yang Tidak Mengkhianati Usaha
91 Lagi-lagi Dio...
92 Packing Dengan Pengganggu Menggemaskan
93 Si Menantu Kesayangan
94 Kejutan Dari yang Tak Diharapkan
95 Sepanjang Jalan Kenangan
96 Rumah Oma
97 Kehangatan Sederhana
98 Unexpected Dinner Mate
99 I Can Feel You Fade Away
100 Something That Sucks
101 Cause Everything Gonna Be Okay
102 And All Along I Believed I Would Find You.
103 She's There In My Heart
104 Something In The Rain
105 Pamit
106 Back to Reality
107 I Will not Give You Up This Time
108 When You Said You Last Good Bye
109 Let Me Love You, Please?
110 I'm Broken Heart
111 The Crazy Teacher
112 Stressful Afternoon
113 Bad Day
114 Panic Attack
115 Guru Baru
116 Guru Baru (II)
117 Pagi yang Menyebalkan
118 Si Guru Menyebalkan
119 A Bad Coincidence
120 From Those Who Love and Be Loved
121 Hard Trials for Strong Love
122 See You Again.. Reza
123 Waktu yang Cepat Berlalu
124 3K (Kelulusan, Kuliah? Kejutan)
125 Masalah Yang Kian Bertumbuk
126 If You Know What I Mean
127 Jawaban Sederhana Dari Kebimbangan
128 Batal Oteweh
129 Prank?! Prank Balik!
130 Resmi?
131 Moon Door Alone-Alone
132 Ibarat Layang-layang
133 The Feeling's So Strong Were Lasting For So Long
134 That's Why You Go Away
135 The First Time To Touch You
136 The First Time To Touch You II
137 It's Time To Start Our Love
138 Together We're The Very Best
139 Biarlah Menjadi Rahasia Antara Pemilik Rasa Dengan Tuhannya.
140 Every Day I love You
141 We Are Still Kids When We Feel In Love
142 Balada Asmara.
143 Balada Asmara II
144 "Aku Mencintaimu!"
145 Malam Yang Panjang
146 Masalah Yang Mulai Berdatangan
147 Stay By My Side All The Time
148 He Who Looks Fine
149 Menuju Hari Peresmian
150 Open House
151 Reuni Akbar (Final Episode)
152 Perfect Marriage
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Prolog : Dunia Alesha
2
Prolog : Dunia Alesha
3
Hari Pertama
4
Si Wali Kelas
5
Pagi
6
Hukuman
7
Tembak Tidak, Ya?
8
Hm
9
Di Terima
10
Memberitahu Abang
11
Mimpi Atau Bukan
12
Setahun Lalu
13
Menyebalkan
14
Menyebalkan 2
15
Latihan
16
Pulang Bersama
17
Pulang Bersama 2
18
Mengajak Berkencan
19
Kencan Di Luar Dugaan
20
Rumah Pak Rezel
21
(Bukan) Gadis Mesum
22
(Mencuri) Ciuman
23
Perubahan mood
24
Bocor
25
Bocor (2)
26
Obrolan Tiba-tiba
27
TIDAK.
28
Menyebalkan Lagi
29
Cemburu (First Kiss)
30
Sambutan
31
Cemburu vs Tergila-gila
32
First Kiss Jilid 2
33
Petugas Upacara
34
Ide Gila : Perjodohan
35
Perkara Photo Berdua
36
Calon Istri?!
37
Ternyata Dia!
38
Patah Hati
39
Club Malam
40
Club Malam II
41
Menghindar
42
Menghindar Lagi
43
First Meet After Three Years Ago
44
Club Malam Lagi
45
Pertemuan Kedua (Tak Terduga)
46
Awal Baru
47
Sebuah Acara
48
Menyadari Yang Sebenarnya
49
Akhirnya Berbicara
50
Panggilan
51
Biarkan!
52
Kedatangan Reza
53
Panas!
54
Pulang Bersama Setelah Sekian Lama
55
CAST KARAKTER
56
Tugas Gila dan Guru Gila
57
Kantin dan Dia
58
Pertemuan Tak Terduga
59
Ternyata Mama
60
Mall dan Reza
61
Reza dan Dio ( Dua Waktu Yang Berbeda)
62
Tawaran Bantuan
63
Kissing Again
64
Kediaman keluarga Rezel
65
Akhirnya Rezel Berbicara
66
Sahabat Angkat Bicara
67
Telfon Malam-Malam
68
Ungkapan Perasaan Terdalam
69
Rezel, Reza dan Taman Kenangan
70
Serangan Tiba-tiba
71
Belajar Privat Dengan Calon Suami
72
Kedatangan Tamu Penting
73
Lamaran Mendadak
74
Kedatangan Sinta Di Waktu yang Salah
75
Resmi (calon) Suami Istri
76
Pertemuan Yang Tak Bisa Di Hindari
77
Sayang..
78
Mengakhiri Segalanya
79
Tempat Yang Sama Dengan Perasaan Yang Berbeda
80
Menguak Masalalu
81
Menguak Masalalu (2)
82
Rezel Yang Menyebalkan
83
Rezel Yang Menyebalkan II
84
Bertemu Reza
85
Kedatangan Sinta
86
Sinta Belum Menyerah
87
Hari Pertama Ujian Semester
88
Gara-gara Dio
89
Dio dan Ayu
90
Hasil Yang Tidak Mengkhianati Usaha
91
Lagi-lagi Dio...
92
Packing Dengan Pengganggu Menggemaskan
93
Si Menantu Kesayangan
94
Kejutan Dari yang Tak Diharapkan
95
Sepanjang Jalan Kenangan
96
Rumah Oma
97
Kehangatan Sederhana
98
Unexpected Dinner Mate
99
I Can Feel You Fade Away
100
Something That Sucks
101
Cause Everything Gonna Be Okay
102
And All Along I Believed I Would Find You.
103
She's There In My Heart
104
Something In The Rain
105
Pamit
106
Back to Reality
107
I Will not Give You Up This Time
108
When You Said You Last Good Bye
109
Let Me Love You, Please?
110
I'm Broken Heart
111
The Crazy Teacher
112
Stressful Afternoon
113
Bad Day
114
Panic Attack
115
Guru Baru
116
Guru Baru (II)
117
Pagi yang Menyebalkan
118
Si Guru Menyebalkan
119
A Bad Coincidence
120
From Those Who Love and Be Loved
121
Hard Trials for Strong Love
122
See You Again.. Reza
123
Waktu yang Cepat Berlalu
124
3K (Kelulusan, Kuliah? Kejutan)
125
Masalah Yang Kian Bertumbuk
126
If You Know What I Mean
127
Jawaban Sederhana Dari Kebimbangan
128
Batal Oteweh
129
Prank?! Prank Balik!
130
Resmi?
131
Moon Door Alone-Alone
132
Ibarat Layang-layang
133
The Feeling's So Strong Were Lasting For So Long
134
That's Why You Go Away
135
The First Time To Touch You
136
The First Time To Touch You II
137
It's Time To Start Our Love
138
Together We're The Very Best
139
Biarlah Menjadi Rahasia Antara Pemilik Rasa Dengan Tuhannya.
140
Every Day I love You
141
We Are Still Kids When We Feel In Love
142
Balada Asmara.
143
Balada Asmara II
144
"Aku Mencintaimu!"
145
Malam Yang Panjang
146
Masalah Yang Mulai Berdatangan
147
Stay By My Side All The Time
148
He Who Looks Fine
149
Menuju Hari Peresmian
150
Open House
151
Reuni Akbar (Final Episode)
152
Perfect Marriage

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!