Mimpi Atau Bukan

“ Mana pak guru pacar kamu itu?” Andri celingukan dari atas motor nya, sekarang mereka sudah ada di depan gerbang sekolah.

Alesha melepas helm nya lalu menaruh di atas motor,

“ Belum dateng bang, nanti agak siangan biasa nya.” Alesha tidak mau memberi tahu kalau mobil putih yang baru saja melewati mereka

itu adalah mobil nya pak Rezel, pokok nya Alesha tidak mau abang nya bertemu pak Rezel dalam waktu dekat ini. Kalau nanti mereka bertengkar bagaimana, kalau abang nya mengadu yang tidak-tidak juga bisa gawat.

Terlebih lagi kalau pak Rezel kesal dengan sikap abang nya yang tidak tahu sopan santun itu, bisa-bisa dia di putusin pak Rezel nanti. Ini hal yang Alesha hindari, dia baru pacaran masa sudah mau di putusin karena ulah abang nya.

“ Abang mau nunggu di sini sampai dia muncul, abang mau lihat dia seganteng apa?”

Andri ikut melepas helm nya, pokok nya hari ini dia harus melihat dengan mata sendiri seperti apa laki-laki yang di taksir adik nya, dia tidak akan membiarkan adik kesayangan nya hanya di jadikan mainan oleh laki-laki bernama Rezel itu.

Entah kenapa kesan pertama Andri dari cerita Alesha sudah buruk menilai laki-laki itu, yang

dia yakini tetap sama. Mana ada laki-laki ganteng dan mapan yang mau sama adik

nya, kecuali dia orang bodoh atau gila. Tapi kan pak Rezel ini tidak mungkin bodoh karena dia guru, tidak mungkin gila juga karena dia di izinkan mengajar. Jadi kesimpulan  nya laki-laki ini pasti hanya berniat mempermainkan adik nya yang bodoh.

“ Ih abang ngapain mau nunggu di sini, kurang kerjaan bang. Pergi sana aku mau masuk, sebentar lagi bel.”

“ Pokok nya abang tetap disini sampai dia dateng,”

“ Hihhh kenapa abang nyebelin banget sih, sana pergi! Aku tahu abang males ke kampus kan, alasan aja mau disini, aku aduin sama ayah nanti biar abang di marah!”

“ Hehehehe tahu aja kamu,”

Nah kan benar, ketahuan juga akal bulus abang nya itu. Niat nya bukan hanya mau mencari tahu tentang pak Rezel, tapi mencari kesempatan dalam kesempitan supaya bisa bolos kuliah.

Alesha berlari meninggalkan abang nya setelah mendengar bel berbunyi dan gerbang sudah mau di tutup oleh satpam, gadis itu berlari secepat mungkin ke kelas nya. Tapi dia

menghentikan langkah saat di parkiran, melihat mobil pak Rezel sudah terparkir

di sana. Alesha mendekati mobil itu, mengintip ke dalam nya.

Tidak ada orang di dalam, berarti pak Rezel sudah ke ruang guru, di kursi belakang banyak

kertas-kertas yang tersusun rapi. Ada juga botol minum dan handuk kecil yang

tersampi di kursi samping kemudi.

Wahh mobil nya pacar ku, kapan ya aku bisa naik mobil ini. Duduk di samping Rezel

sambil meluk dia yang lagi nyetir, aw pasti romantis banget. Terus aku

pura-pura ketiduran supaya pas sampai rumah aku di gendong ke kamar, terus.

Terus apalagi ya, kami ciuman seperti adegan di drama. Duhh senang nya..,

Alesha berkhayal yang tidak-tidak sambil menahan senyum dan memegangi kaca mobil. Orang-orang yang lewat pasti berpikir kalau dia itu gila nya sedang kumat sekarang. Padahal masih pagi, tapi dia sudah senyum-senyum tidak jelas di samping mobil orang.

“ Woi Alesha. Masih pagi jangan ngehalu!” teriak Ipul si ketua kelas, dia baru dari kantin

sepertinya, di tangan nya masih ada jajanan yang belum terbuka.

Gadis itu terperanjak lalu memperbaiki rambut nya sambil berkaca, setelah nya sok santai menoleh pada Ipul yang ternyata masih memperhatikannya. Alesha menghampiri Ipul, lalu mereka pergi bersama ke kelas.

“ Siapa yang ngehalu, nanti kalau aku dateng ke sekolah turun dari mobil nya Rezel kalian janganbkaget ya, ya walaupun aku tahu kalian bakal kaget juga.”

Ipul mendengus saja, terlalu malas menanggapi kehaluan Alesha yang di luar jangkauan otak normal nya.

“ Aku  cuma mau bilang, kalau mimpi jangan ketinggian, takut nya pas jatuh kamu langsung mati.”

“ Kurang ajar kalau ngomong.” Alesha mengejar Ipul yang sudah berlari meninggalkannya, enak saja

dia di sumpahi mati. Awas saja nanti kalau dapat kau Ipul, siap-siap di jadikan tumbal untuk makanan kucing nya bibi kantin.

“ Eh selamat pagi pak Rezel,” Ipul menghentikan langkah saat hampir menabrak pak Rezel di belokan koridor, seseorang menabraknya dari belakang membuat Ipul mengaduh.

“ Kamu bilang apa tadi hah, bilang sekali lagi cepat.” Alesha memukuli punggung Ipul, tidak melihat siapa yang ada di hadapan nya karena terhalang tubuh besar Ipul.

“ Pak Rezel mau mengajar ya, semangat ya pak!” Ipul sengaja mengeraskan suaranya, Alesha mengintip dari balik punggung Ipul. Waah ternyata benar, calon suami nya ada

disini. Gadis itu berdehem sambil merapikan penampilan lalu muncul ke samping

Ipul.

“ Selamat pagi sayang,” ingin nya sih Alesha menyapa seperti itu, tapi melihat situasi dan juga wajah galak nya pak Rezel dia jadi takut duluan.

“ Selamat pagi pak,” Alesha menyapa dengan senyuman termanis yang dia punya, memang hal paling menyenangkan itu memandang wajah pak Rezel pagi-pagi begini karena wajah nya masih segar dan bercahaya. Ciah bercahaya, sepertinya hanya Alesha yang

menganggap wajah pak Rezel itu bercahaya.

Alih-alih di jawab dan tersenyum, pak Rezel berlalu begitu saja tanpa melirik ataupun menjawab. Alesha sampai kehilangan kata-kata dan melihat saja kaki pak Rezel yang berjalan menjauh. Tepukan keras di pundak nya membuat Alesha tersadar kalau pak Rezel

sudah menghilang di balik pintu kelas.

“ Ciee di cuekin ciee.” Ipul menyenggol bahu Alesha sampai gadis itu terhunyung ke samping.

“ Diam kamu Ipul!!”

Hihhh kurang ajar, bisa-bisa nya dia cuma lewat. Jelas-jelas aku di hadapan nya lho,

mana mungkin dia gak lihat. Huaaa apa yang kemarin cuma mimpi ya, apa aku gila

kemarin sampai halu kalau pak Rezel nerima aku. Hah aku jadi galau lagi!

Alesha menghempas tas nya kasar ke meja, pagi-pagi mood nya sudah berantakan karena pak Rezel. Hancur sudah bayangan indah nya tadi saat di rumah, dia sudah membayangkan nanti bertemu dengan pak Rezel di parkiran seperti biasa lalu pak Rezel menghampiri

nya dan mereka berjalan bersama. Sekarang khayalan itu hanya tinggal khayalan semata,  jangan kan jalan bersama di tegur saja pak Rezel malah berlalu dengan sombongnya.

“ Kamu kenapa pagi-pagi udah seperti harimau betina kelaparan aja?” Tanya Ayu yang duduk di belakang Alesha.

“ Tadi dia ketemu calon suami nya, tapi malah di cuekin. Hahaha,” Ipul menjawab sambil tertawa mengejek, membuat Alesha semakin kesal saja.

“ Ani, kemarin aku di suruh Rezel ke ruang guru kan?”

Ani yang sedang sibuk membaca kemudian menoleh, “ Iya kan kamu senang bukan main kemarin, memang kenapa?”

Tuh kan aku enggak halu, kemarin memang ketemu Rezel. Aku juga ingat jelas kok dia

bilang, kamu di terima jadi pacar saya dengan muka galak sama nyebelin nya itu.

Tapi kenapa tadi dia bersikap kaya enggak kenal aku ya? Apa dia amnesia, tapi

gak mungkin kan? Mana ada orang amnesia tiba-tiba, kepala nya juga tadi

baik-baik aja. Hahh entah lah aku bingung!!

Saat istirahat pertama biasanya Alesha akan langsung ke kantin bersama teman-temannya, tapi hari ini entah angin apa yang membuat gadis itu ingin pergi ke perpustakaan alih-alih ke kantin. Alesha melangkah lesu, semangat nya sudah memudar walaupun masih sepagi

ini.

Gadis itu mengisi daftar hadir siswa, lalu masuk ke dalam perpustakaan. Tujuan nya bukan mau belajar, dia mau mencari tempat yang tidak berisik untuk tidur. Kalau di kelas dia bahkan tidak bisa memejam kan mata karena ulah teman-teman nya yang teriak tidak jelas seperti monyet bekantan yang baru keluar dari hutan itu.

Alesha mengambil buku dari rak, entah buku apa. Gadis itu hanya mengambil saja tanpa membaca apa judul nya, menyeret kaki nya ke pojok ruangan lalu menggunakan buku tebal itu sebagai bantal nya.

Belum ada lima menit dia memejam kan mata, terjun ke alam mimpi saja belum. Tapi suara seseorang mengganggu nya, awal nya Alesha ingin membiarkan saja karena terlalu malas

membuka mata. Tapi lama kelamaan suara orang yang membaca buku itu semakin

keras dan mengganggu.

“ Kak enggak lihat apa di atas situ ada tulisan besar ‘keep silent’ memang kakak gak tahu artinya, jangan berisik kak. Baca aja dalam hati kan bisa, kaya mau ngedongeng aja,”

Alesha bicara tanpa bangun dari posisi kepala nya, setelah orang itu diam dia bernafas lega. Sudah bisa melanjutkan tidur pikir nya, tapi ucapan orang itu membuatnya semakin kesal.

“ Disini juga tempatnya belajar, bukan tempat murid nakal bolos dan numpang tidur,”

Siapa sih orang ini, kurang ajar banget omongannya! Alesha mendongak, lalu menoleh pada orang yang duduk di hadapannya.

Heh calon suami! Kenapa dia ada disini?

Alesha malah melongo dengan tampang bodoh nya, melihat pak Rezel yang duduk di hadapannya hanya di pisah kan meja selebar dua meter. Oh astaga, mimpi apa dia bisa ketemu pak Rezel disini. Untung tadi dia mengikuti kata hati nya ke perpustakaan ketimbang mengikuti keinginan perut yang terus berteriak ingin ke kantin. Ternyata di

sini persembunyian nya pak Rezel, pantas saja setiap jam istirahat dia tidak pernah terlihat dimana pun.

Heh tunggu, aku tadi belum tidur kan? Kalau aku ngiler gimana?

gadis itu mengusap mulu nya, memastikan tidak ada sesuatu yang menjijik kan keluar dari mulutnya.

“ Wah ternyata bapak disini juga,” Alesha membuka pembicaraan karena sepertinya pak Rezel tidak berniat membuka mulut, dia masih fokus dengan buku di hadapannya.

“ Saya selalu disini,”

Wah

dia menjawab, terus kenapa tadi pagi dia pergi tanpa jawab apa-apa? Apa dia

gengsi ya, hihhh dasar nyebelin. Apa ku tanya aja ya yang kemarin itu mimpi

atau bukan, ,masa iya sih aku sampai ngehalu di terima pak Rezel saking galau

nya. Itu kan gak mungkin!

“ Pak saya mau nanya,”

“ Apa?” wah di jawab lagi, batin Alesha senang. Baiklah dia harus menanyakan tentang kejadian kemarin, mumpung suasana sedang sepi juga.

“ Kemarin waktu bapak bilang nerima saya, itu mimpi atau bukan?”

Pak Rezel mendongak dari buku nya, lalu menatap Alesha sekilas. “ Menurut kamu?”

Lho, di tanya kok malah balik nanya. Rezel ini gimana sih, kok nyebelin!

“ Sepertinya kemarinsaya seratus persen sadar dan sehat wal’afiat pak,”

“ Jadi?” pak Rezel kembali bertanya.

Jadi? Jadi apa, ihh kok gak jelas banget sih ini orang.

“ Jadi menurut kamu mimpi atau bukan?” Tanya pak Rezel lagi saat melihat wajah bingung Alesha.

“ Bukan,”

“ Ya sudah,”

Rezel kok kampret ya, ya sudah apa maksud nya? Kalau aku beneran di terima terus

kenapa tadi pagi dia cuek begitu?

Baiklah karena ternyata dia tidak bermimpi, jadi dia memang pacar nya pak Rezel sekarang.

Oke Alesha,tahan amarah. Lebih baik ngobrol saja dengan calon suami mu ini. Alesha

menghembuskan nafas beberapa kali untuk menghilangkan kekesalan.

“ Bapak sudah sarapan?”

“ Sudah,”

“ Emm, bapak selalu disini kalau jam istirahat?”

“ Iya,”

“ Bapak tidak ke kantin?”

“ Tidak.”

Heh kampret, memang kamu pikir kita ini wartawan sama narasumber apa?! Ya Tuhan,

kok ada ya orang yang model nya begini. Dia ini terbuat dari apa sih, ini sih

nama nya bukan cowok es kaya di drama-drama. Dia ini sebongkah batu yang di kasih

nyawa! Dan sial nya kenapa aku malah jatuh cinta sama dia dari sekian banyak

cowok ganteng di sekolah!

Huhhh sabar Alesha sabar, ayo cari topik pembicaraan lain yang panjang.

“ Nanti sepulang sekolah bapak mau langsung pulang?” Alesha bertanya lagi setelah menemukan topik pembicaraan, wahai pak Rezel jangan berpikir kalau gadis di hadapan mu ini akan mudah menyerah ya.

“ Iya”

“ Kalau gitu saya bisa pulang bareng bapak?”

“ Tidak,” menjawab tanpa berpikir dan tanpa menoleh, masih membaca buku yang sekarang sudah menutupi wajah nya. Entah apa alasan nya, mungkin tidak ingin wajah nya yang tampan itu di lihat Alesha.

“ Mati aja kamu pak!!” ingin sekali Alesha berteriak seperti itu di hadapan pak Rezel saking kesal nya, pak Rezel ini kurang ajar sekali.

Memang tidak bisa apa menjawab yang

panjang sedikit, memang dia ini orang yang lagi di introgasi apa yang cuma boleh menjawab iya dan tidak.

Kalau gini aku tanya apa lagi dong?  Kampret

memang si Rezel ini, dasar pemati obrolan!

“ Ya sudah mana nomor hp bapak?” Alesha mengeluarkan ponsel dari saku nya, lalu menyodorkan pada pak Rezel. Pemuda itu menaruh buku nya lalu mengambil ponsel milik Alesha.

“ Ya sudah saya maunkembali ke kelas aja pak,” bisa dasar tinggi kalau di sini lebih lama lagi sama batu bernyawa ini.

“ Belajar yang benar,” ujar pak Rezel lalu kembali membaca buku nya. Bodo amat pak, giliran orang sudah mau pergi baru bicara panjang.

Tidak lama ponsel milik pak Rezel bergetar, pemuda itu meraihnya dari saku. Sebuah panggilan dari nomor tidak di kenal yang dia yakini dari Alesha. Pemuda itu tersenyum sekilas lalu mengarahkan ponsel ke telinga.

“ Halo apa benar ini dengan pak Rezel?” suara riang gadis itu terdengar di antara suara bising lain, sepertinya dia sudah ada di kantin.

“ Ya, ini siapa?” pura-pura bertanya.

“ Hahh saya kira bapak kasih nomor orang lain. Ya sudah saya matiin ya, selamat membaca Rezel.”

Pak Rezel baru mau protes, tidak sopan sekali gadis itu hanya memanggil nama nya, tapi baru membuka mulut sambungan telfon sudah terputus. Dia kembali menyimpan ponsel nya

di saku celana.

Segaris senyum kembali terbit di bibir pak Rezel di sela kegiatan membaca nya, entah apa alasannya. Jika melihat sampul buku yang ia baca sepertinya tidak mungkin tersenyum karena menemukan kalimat lucu di buku itu.

Lucu sekali dia, kenapa aku jadi ketagihan membuat nya kesal ya haha.

Pak Rezel kembali mengingat dimana pertama kali dia bertemu dengan gadis itu.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Pacaran ala pak Rezel🤣🤣🤣🤣

2022-11-08

0

jenopuing

jenopuing

hadeh... emg kampret bgt ni guru ye

2022-01-02

0

Hafiz Ghany

Hafiz Ghany

rezel lope lope pull😄😄😄😄

2021-12-27

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog : Dunia Alesha
2 Prolog : Dunia Alesha
3 Hari Pertama
4 Si Wali Kelas
5 Pagi
6 Hukuman
7 Tembak Tidak, Ya?
8 Hm
9 Di Terima
10 Memberitahu Abang
11 Mimpi Atau Bukan
12 Setahun Lalu
13 Menyebalkan
14 Menyebalkan 2
15 Latihan
16 Pulang Bersama
17 Pulang Bersama 2
18 Mengajak Berkencan
19 Kencan Di Luar Dugaan
20 Rumah Pak Rezel
21 (Bukan) Gadis Mesum
22 (Mencuri) Ciuman
23 Perubahan mood
24 Bocor
25 Bocor (2)
26 Obrolan Tiba-tiba
27 TIDAK.
28 Menyebalkan Lagi
29 Cemburu (First Kiss)
30 Sambutan
31 Cemburu vs Tergila-gila
32 First Kiss Jilid 2
33 Petugas Upacara
34 Ide Gila : Perjodohan
35 Perkara Photo Berdua
36 Calon Istri?!
37 Ternyata Dia!
38 Patah Hati
39 Club Malam
40 Club Malam II
41 Menghindar
42 Menghindar Lagi
43 First Meet After Three Years Ago
44 Club Malam Lagi
45 Pertemuan Kedua (Tak Terduga)
46 Awal Baru
47 Sebuah Acara
48 Menyadari Yang Sebenarnya
49 Akhirnya Berbicara
50 Panggilan
51 Biarkan!
52 Kedatangan Reza
53 Panas!
54 Pulang Bersama Setelah Sekian Lama
55 CAST KARAKTER
56 Tugas Gila dan Guru Gila
57 Kantin dan Dia
58 Pertemuan Tak Terduga
59 Ternyata Mama
60 Mall dan Reza
61 Reza dan Dio ( Dua Waktu Yang Berbeda)
62 Tawaran Bantuan
63 Kissing Again
64 Kediaman keluarga Rezel
65 Akhirnya Rezel Berbicara
66 Sahabat Angkat Bicara
67 Telfon Malam-Malam
68 Ungkapan Perasaan Terdalam
69 Rezel, Reza dan Taman Kenangan
70 Serangan Tiba-tiba
71 Belajar Privat Dengan Calon Suami
72 Kedatangan Tamu Penting
73 Lamaran Mendadak
74 Kedatangan Sinta Di Waktu yang Salah
75 Resmi (calon) Suami Istri
76 Pertemuan Yang Tak Bisa Di Hindari
77 Sayang..
78 Mengakhiri Segalanya
79 Tempat Yang Sama Dengan Perasaan Yang Berbeda
80 Menguak Masalalu
81 Menguak Masalalu (2)
82 Rezel Yang Menyebalkan
83 Rezel Yang Menyebalkan II
84 Bertemu Reza
85 Kedatangan Sinta
86 Sinta Belum Menyerah
87 Hari Pertama Ujian Semester
88 Gara-gara Dio
89 Dio dan Ayu
90 Hasil Yang Tidak Mengkhianati Usaha
91 Lagi-lagi Dio...
92 Packing Dengan Pengganggu Menggemaskan
93 Si Menantu Kesayangan
94 Kejutan Dari yang Tak Diharapkan
95 Sepanjang Jalan Kenangan
96 Rumah Oma
97 Kehangatan Sederhana
98 Unexpected Dinner Mate
99 I Can Feel You Fade Away
100 Something That Sucks
101 Cause Everything Gonna Be Okay
102 And All Along I Believed I Would Find You.
103 She's There In My Heart
104 Something In The Rain
105 Pamit
106 Back to Reality
107 I Will not Give You Up This Time
108 When You Said You Last Good Bye
109 Let Me Love You, Please?
110 I'm Broken Heart
111 The Crazy Teacher
112 Stressful Afternoon
113 Bad Day
114 Panic Attack
115 Guru Baru
116 Guru Baru (II)
117 Pagi yang Menyebalkan
118 Si Guru Menyebalkan
119 A Bad Coincidence
120 From Those Who Love and Be Loved
121 Hard Trials for Strong Love
122 See You Again.. Reza
123 Waktu yang Cepat Berlalu
124 3K (Kelulusan, Kuliah? Kejutan)
125 Masalah Yang Kian Bertumbuk
126 If You Know What I Mean
127 Jawaban Sederhana Dari Kebimbangan
128 Batal Oteweh
129 Prank?! Prank Balik!
130 Resmi?
131 Moon Door Alone-Alone
132 Ibarat Layang-layang
133 The Feeling's So Strong Were Lasting For So Long
134 That's Why You Go Away
135 The First Time To Touch You
136 The First Time To Touch You II
137 It's Time To Start Our Love
138 Together We're The Very Best
139 Biarlah Menjadi Rahasia Antara Pemilik Rasa Dengan Tuhannya.
140 Every Day I love You
141 We Are Still Kids When We Feel In Love
142 Balada Asmara.
143 Balada Asmara II
144 "Aku Mencintaimu!"
145 Malam Yang Panjang
146 Masalah Yang Mulai Berdatangan
147 Stay By My Side All The Time
148 He Who Looks Fine
149 Menuju Hari Peresmian
150 Open House
151 Reuni Akbar (Final Episode)
152 Perfect Marriage
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Prolog : Dunia Alesha
2
Prolog : Dunia Alesha
3
Hari Pertama
4
Si Wali Kelas
5
Pagi
6
Hukuman
7
Tembak Tidak, Ya?
8
Hm
9
Di Terima
10
Memberitahu Abang
11
Mimpi Atau Bukan
12
Setahun Lalu
13
Menyebalkan
14
Menyebalkan 2
15
Latihan
16
Pulang Bersama
17
Pulang Bersama 2
18
Mengajak Berkencan
19
Kencan Di Luar Dugaan
20
Rumah Pak Rezel
21
(Bukan) Gadis Mesum
22
(Mencuri) Ciuman
23
Perubahan mood
24
Bocor
25
Bocor (2)
26
Obrolan Tiba-tiba
27
TIDAK.
28
Menyebalkan Lagi
29
Cemburu (First Kiss)
30
Sambutan
31
Cemburu vs Tergila-gila
32
First Kiss Jilid 2
33
Petugas Upacara
34
Ide Gila : Perjodohan
35
Perkara Photo Berdua
36
Calon Istri?!
37
Ternyata Dia!
38
Patah Hati
39
Club Malam
40
Club Malam II
41
Menghindar
42
Menghindar Lagi
43
First Meet After Three Years Ago
44
Club Malam Lagi
45
Pertemuan Kedua (Tak Terduga)
46
Awal Baru
47
Sebuah Acara
48
Menyadari Yang Sebenarnya
49
Akhirnya Berbicara
50
Panggilan
51
Biarkan!
52
Kedatangan Reza
53
Panas!
54
Pulang Bersama Setelah Sekian Lama
55
CAST KARAKTER
56
Tugas Gila dan Guru Gila
57
Kantin dan Dia
58
Pertemuan Tak Terduga
59
Ternyata Mama
60
Mall dan Reza
61
Reza dan Dio ( Dua Waktu Yang Berbeda)
62
Tawaran Bantuan
63
Kissing Again
64
Kediaman keluarga Rezel
65
Akhirnya Rezel Berbicara
66
Sahabat Angkat Bicara
67
Telfon Malam-Malam
68
Ungkapan Perasaan Terdalam
69
Rezel, Reza dan Taman Kenangan
70
Serangan Tiba-tiba
71
Belajar Privat Dengan Calon Suami
72
Kedatangan Tamu Penting
73
Lamaran Mendadak
74
Kedatangan Sinta Di Waktu yang Salah
75
Resmi (calon) Suami Istri
76
Pertemuan Yang Tak Bisa Di Hindari
77
Sayang..
78
Mengakhiri Segalanya
79
Tempat Yang Sama Dengan Perasaan Yang Berbeda
80
Menguak Masalalu
81
Menguak Masalalu (2)
82
Rezel Yang Menyebalkan
83
Rezel Yang Menyebalkan II
84
Bertemu Reza
85
Kedatangan Sinta
86
Sinta Belum Menyerah
87
Hari Pertama Ujian Semester
88
Gara-gara Dio
89
Dio dan Ayu
90
Hasil Yang Tidak Mengkhianati Usaha
91
Lagi-lagi Dio...
92
Packing Dengan Pengganggu Menggemaskan
93
Si Menantu Kesayangan
94
Kejutan Dari yang Tak Diharapkan
95
Sepanjang Jalan Kenangan
96
Rumah Oma
97
Kehangatan Sederhana
98
Unexpected Dinner Mate
99
I Can Feel You Fade Away
100
Something That Sucks
101
Cause Everything Gonna Be Okay
102
And All Along I Believed I Would Find You.
103
She's There In My Heart
104
Something In The Rain
105
Pamit
106
Back to Reality
107
I Will not Give You Up This Time
108
When You Said You Last Good Bye
109
Let Me Love You, Please?
110
I'm Broken Heart
111
The Crazy Teacher
112
Stressful Afternoon
113
Bad Day
114
Panic Attack
115
Guru Baru
116
Guru Baru (II)
117
Pagi yang Menyebalkan
118
Si Guru Menyebalkan
119
A Bad Coincidence
120
From Those Who Love and Be Loved
121
Hard Trials for Strong Love
122
See You Again.. Reza
123
Waktu yang Cepat Berlalu
124
3K (Kelulusan, Kuliah? Kejutan)
125
Masalah Yang Kian Bertumbuk
126
If You Know What I Mean
127
Jawaban Sederhana Dari Kebimbangan
128
Batal Oteweh
129
Prank?! Prank Balik!
130
Resmi?
131
Moon Door Alone-Alone
132
Ibarat Layang-layang
133
The Feeling's So Strong Were Lasting For So Long
134
That's Why You Go Away
135
The First Time To Touch You
136
The First Time To Touch You II
137
It's Time To Start Our Love
138
Together We're The Very Best
139
Biarlah Menjadi Rahasia Antara Pemilik Rasa Dengan Tuhannya.
140
Every Day I love You
141
We Are Still Kids When We Feel In Love
142
Balada Asmara.
143
Balada Asmara II
144
"Aku Mencintaimu!"
145
Malam Yang Panjang
146
Masalah Yang Mulai Berdatangan
147
Stay By My Side All The Time
148
He Who Looks Fine
149
Menuju Hari Peresmian
150
Open House
151
Reuni Akbar (Final Episode)
152
Perfect Marriage

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!