“ Mana pak guru pacar kamu itu?” Andri celingukan dari atas motor nya, sekarang mereka sudah ada di depan gerbang sekolah.
Alesha melepas helm nya lalu menaruh di atas motor,
“ Belum dateng bang, nanti agak siangan biasa nya.” Alesha tidak mau memberi tahu kalau mobil putih yang baru saja melewati mereka
itu adalah mobil nya pak Rezel, pokok nya Alesha tidak mau abang nya bertemu pak Rezel dalam waktu dekat ini. Kalau nanti mereka bertengkar bagaimana, kalau abang nya mengadu yang tidak-tidak juga bisa gawat.
Terlebih lagi kalau pak Rezel kesal dengan sikap abang nya yang tidak tahu sopan santun itu, bisa-bisa dia di putusin pak Rezel nanti. Ini hal yang Alesha hindari, dia baru pacaran masa sudah mau di putusin karena ulah abang nya.
“ Abang mau nunggu di sini sampai dia muncul, abang mau lihat dia seganteng apa?”
Andri ikut melepas helm nya, pokok nya hari ini dia harus melihat dengan mata sendiri seperti apa laki-laki yang di taksir adik nya, dia tidak akan membiarkan adik kesayangan nya hanya di jadikan mainan oleh laki-laki bernama Rezel itu.
Entah kenapa kesan pertama Andri dari cerita Alesha sudah buruk menilai laki-laki itu, yang
dia yakini tetap sama. Mana ada laki-laki ganteng dan mapan yang mau sama adik
nya, kecuali dia orang bodoh atau gila. Tapi kan pak Rezel ini tidak mungkin bodoh karena dia guru, tidak mungkin gila juga karena dia di izinkan mengajar. Jadi kesimpulan nya laki-laki ini pasti hanya berniat mempermainkan adik nya yang bodoh.
“ Ih abang ngapain mau nunggu di sini, kurang kerjaan bang. Pergi sana aku mau masuk, sebentar lagi bel.”
“ Pokok nya abang tetap disini sampai dia dateng,”
“ Hihhh kenapa abang nyebelin banget sih, sana pergi! Aku tahu abang males ke kampus kan, alasan aja mau disini, aku aduin sama ayah nanti biar abang di marah!”
“ Hehehehe tahu aja kamu,”
Nah kan benar, ketahuan juga akal bulus abang nya itu. Niat nya bukan hanya mau mencari tahu tentang pak Rezel, tapi mencari kesempatan dalam kesempitan supaya bisa bolos kuliah.
Alesha berlari meninggalkan abang nya setelah mendengar bel berbunyi dan gerbang sudah mau di tutup oleh satpam, gadis itu berlari secepat mungkin ke kelas nya. Tapi dia
menghentikan langkah saat di parkiran, melihat mobil pak Rezel sudah terparkir
di sana. Alesha mendekati mobil itu, mengintip ke dalam nya.
Tidak ada orang di dalam, berarti pak Rezel sudah ke ruang guru, di kursi belakang banyak
kertas-kertas yang tersusun rapi. Ada juga botol minum dan handuk kecil yang
tersampi di kursi samping kemudi.
Wahh mobil nya pacar ku, kapan ya aku bisa naik mobil ini. Duduk di samping Rezel
sambil meluk dia yang lagi nyetir, aw pasti romantis banget. Terus aku
pura-pura ketiduran supaya pas sampai rumah aku di gendong ke kamar, terus.
Terus apalagi ya, kami ciuman seperti adegan di drama. Duhh senang nya..,
Alesha berkhayal yang tidak-tidak sambil menahan senyum dan memegangi kaca mobil. Orang-orang yang lewat pasti berpikir kalau dia itu gila nya sedang kumat sekarang. Padahal masih pagi, tapi dia sudah senyum-senyum tidak jelas di samping mobil orang.
“ Woi Alesha. Masih pagi jangan ngehalu!” teriak Ipul si ketua kelas, dia baru dari kantin
sepertinya, di tangan nya masih ada jajanan yang belum terbuka.
Gadis itu terperanjak lalu memperbaiki rambut nya sambil berkaca, setelah nya sok santai menoleh pada Ipul yang ternyata masih memperhatikannya. Alesha menghampiri Ipul, lalu mereka pergi bersama ke kelas.
“ Siapa yang ngehalu, nanti kalau aku dateng ke sekolah turun dari mobil nya Rezel kalian janganbkaget ya, ya walaupun aku tahu kalian bakal kaget juga.”
Ipul mendengus saja, terlalu malas menanggapi kehaluan Alesha yang di luar jangkauan otak normal nya.
“ Aku cuma mau bilang, kalau mimpi jangan ketinggian, takut nya pas jatuh kamu langsung mati.”
“ Kurang ajar kalau ngomong.” Alesha mengejar Ipul yang sudah berlari meninggalkannya, enak saja
dia di sumpahi mati. Awas saja nanti kalau dapat kau Ipul, siap-siap di jadikan tumbal untuk makanan kucing nya bibi kantin.
“ Eh selamat pagi pak Rezel,” Ipul menghentikan langkah saat hampir menabrak pak Rezel di belokan koridor, seseorang menabraknya dari belakang membuat Ipul mengaduh.
“ Kamu bilang apa tadi hah, bilang sekali lagi cepat.” Alesha memukuli punggung Ipul, tidak melihat siapa yang ada di hadapan nya karena terhalang tubuh besar Ipul.
“ Pak Rezel mau mengajar ya, semangat ya pak!” Ipul sengaja mengeraskan suaranya, Alesha mengintip dari balik punggung Ipul. Waah ternyata benar, calon suami nya ada
disini. Gadis itu berdehem sambil merapikan penampilan lalu muncul ke samping
Ipul.
“ Selamat pagi sayang,” ingin nya sih Alesha menyapa seperti itu, tapi melihat situasi dan juga wajah galak nya pak Rezel dia jadi takut duluan.
“ Selamat pagi pak,” Alesha menyapa dengan senyuman termanis yang dia punya, memang hal paling menyenangkan itu memandang wajah pak Rezel pagi-pagi begini karena wajah nya masih segar dan bercahaya. Ciah bercahaya, sepertinya hanya Alesha yang
menganggap wajah pak Rezel itu bercahaya.
Alih-alih di jawab dan tersenyum, pak Rezel berlalu begitu saja tanpa melirik ataupun menjawab. Alesha sampai kehilangan kata-kata dan melihat saja kaki pak Rezel yang berjalan menjauh. Tepukan keras di pundak nya membuat Alesha tersadar kalau pak Rezel
sudah menghilang di balik pintu kelas.
“ Ciee di cuekin ciee.” Ipul menyenggol bahu Alesha sampai gadis itu terhunyung ke samping.
“ Diam kamu Ipul!!”
Hihhh kurang ajar, bisa-bisa nya dia cuma lewat. Jelas-jelas aku di hadapan nya lho,
mana mungkin dia gak lihat. Huaaa apa yang kemarin cuma mimpi ya, apa aku gila
kemarin sampai halu kalau pak Rezel nerima aku. Hah aku jadi galau lagi!
Alesha menghempas tas nya kasar ke meja, pagi-pagi mood nya sudah berantakan karena pak Rezel. Hancur sudah bayangan indah nya tadi saat di rumah, dia sudah membayangkan nanti bertemu dengan pak Rezel di parkiran seperti biasa lalu pak Rezel menghampiri
nya dan mereka berjalan bersama. Sekarang khayalan itu hanya tinggal khayalan semata, jangan kan jalan bersama di tegur saja pak Rezel malah berlalu dengan sombongnya.
“ Kamu kenapa pagi-pagi udah seperti harimau betina kelaparan aja?” Tanya Ayu yang duduk di belakang Alesha.
“ Tadi dia ketemu calon suami nya, tapi malah di cuekin. Hahaha,” Ipul menjawab sambil tertawa mengejek, membuat Alesha semakin kesal saja.
“ Ani, kemarin aku di suruh Rezel ke ruang guru kan?”
Ani yang sedang sibuk membaca kemudian menoleh, “ Iya kan kamu senang bukan main kemarin, memang kenapa?”
Tuh kan aku enggak halu, kemarin memang ketemu Rezel. Aku juga ingat jelas kok dia
bilang, kamu di terima jadi pacar saya dengan muka galak sama nyebelin nya itu.
Tapi kenapa tadi dia bersikap kaya enggak kenal aku ya? Apa dia amnesia, tapi
gak mungkin kan? Mana ada orang amnesia tiba-tiba, kepala nya juga tadi
baik-baik aja. Hahh entah lah aku bingung!!
Saat istirahat pertama biasanya Alesha akan langsung ke kantin bersama teman-temannya, tapi hari ini entah angin apa yang membuat gadis itu ingin pergi ke perpustakaan alih-alih ke kantin. Alesha melangkah lesu, semangat nya sudah memudar walaupun masih sepagi
ini.
Gadis itu mengisi daftar hadir siswa, lalu masuk ke dalam perpustakaan. Tujuan nya bukan mau belajar, dia mau mencari tempat yang tidak berisik untuk tidur. Kalau di kelas dia bahkan tidak bisa memejam kan mata karena ulah teman-teman nya yang teriak tidak jelas seperti monyet bekantan yang baru keluar dari hutan itu.
Alesha mengambil buku dari rak, entah buku apa. Gadis itu hanya mengambil saja tanpa membaca apa judul nya, menyeret kaki nya ke pojok ruangan lalu menggunakan buku tebal itu sebagai bantal nya.
Belum ada lima menit dia memejam kan mata, terjun ke alam mimpi saja belum. Tapi suara seseorang mengganggu nya, awal nya Alesha ingin membiarkan saja karena terlalu malas
membuka mata. Tapi lama kelamaan suara orang yang membaca buku itu semakin
keras dan mengganggu.
“ Kak enggak lihat apa di atas situ ada tulisan besar ‘keep silent’ memang kakak gak tahu artinya, jangan berisik kak. Baca aja dalam hati kan bisa, kaya mau ngedongeng aja,”
Alesha bicara tanpa bangun dari posisi kepala nya, setelah orang itu diam dia bernafas lega. Sudah bisa melanjutkan tidur pikir nya, tapi ucapan orang itu membuatnya semakin kesal.
“ Disini juga tempatnya belajar, bukan tempat murid nakal bolos dan numpang tidur,”
Siapa sih orang ini, kurang ajar banget omongannya! Alesha mendongak, lalu menoleh pada orang yang duduk di hadapannya.
Heh calon suami! Kenapa dia ada disini?
Alesha malah melongo dengan tampang bodoh nya, melihat pak Rezel yang duduk di hadapannya hanya di pisah kan meja selebar dua meter. Oh astaga, mimpi apa dia bisa ketemu pak Rezel disini. Untung tadi dia mengikuti kata hati nya ke perpustakaan ketimbang mengikuti keinginan perut yang terus berteriak ingin ke kantin. Ternyata di
sini persembunyian nya pak Rezel, pantas saja setiap jam istirahat dia tidak pernah terlihat dimana pun.
Heh tunggu, aku tadi belum tidur kan? Kalau aku ngiler gimana?
gadis itu mengusap mulu nya, memastikan tidak ada sesuatu yang menjijik kan keluar dari mulutnya.
“ Wah ternyata bapak disini juga,” Alesha membuka pembicaraan karena sepertinya pak Rezel tidak berniat membuka mulut, dia masih fokus dengan buku di hadapannya.
“ Saya selalu disini,”
Wah
dia menjawab, terus kenapa tadi pagi dia pergi tanpa jawab apa-apa? Apa dia
gengsi ya, hihhh dasar nyebelin. Apa ku tanya aja ya yang kemarin itu mimpi
atau bukan, ,masa iya sih aku sampai ngehalu di terima pak Rezel saking galau
nya. Itu kan gak mungkin!
“ Pak saya mau nanya,”
“ Apa?” wah di jawab lagi, batin Alesha senang. Baiklah dia harus menanyakan tentang kejadian kemarin, mumpung suasana sedang sepi juga.
“ Kemarin waktu bapak bilang nerima saya, itu mimpi atau bukan?”
Pak Rezel mendongak dari buku nya, lalu menatap Alesha sekilas. “ Menurut kamu?”
Lho, di tanya kok malah balik nanya. Rezel ini gimana sih, kok nyebelin!
“ Sepertinya kemarinsaya seratus persen sadar dan sehat wal’afiat pak,”
“ Jadi?” pak Rezel kembali bertanya.
Jadi? Jadi apa, ihh kok gak jelas banget sih ini orang.
“ Jadi menurut kamu mimpi atau bukan?” Tanya pak Rezel lagi saat melihat wajah bingung Alesha.
“ Bukan,”
“ Ya sudah,”
Rezel kok kampret ya, ya sudah apa maksud nya? Kalau aku beneran di terima terus
kenapa tadi pagi dia cuek begitu?
Baiklah karena ternyata dia tidak bermimpi, jadi dia memang pacar nya pak Rezel sekarang.
Oke Alesha,tahan amarah. Lebih baik ngobrol saja dengan calon suami mu ini. Alesha
menghembuskan nafas beberapa kali untuk menghilangkan kekesalan.
“ Bapak sudah sarapan?”
“ Sudah,”
“ Emm, bapak selalu disini kalau jam istirahat?”
“ Iya,”
“ Bapak tidak ke kantin?”
“ Tidak.”
Heh kampret, memang kamu pikir kita ini wartawan sama narasumber apa?! Ya Tuhan,
kok ada ya orang yang model nya begini. Dia ini terbuat dari apa sih, ini sih
nama nya bukan cowok es kaya di drama-drama. Dia ini sebongkah batu yang di kasih
nyawa! Dan sial nya kenapa aku malah jatuh cinta sama dia dari sekian banyak
cowok ganteng di sekolah!
Huhhh sabar Alesha sabar, ayo cari topik pembicaraan lain yang panjang.
“ Nanti sepulang sekolah bapak mau langsung pulang?” Alesha bertanya lagi setelah menemukan topik pembicaraan, wahai pak Rezel jangan berpikir kalau gadis di hadapan mu ini akan mudah menyerah ya.
“ Iya”
“ Kalau gitu saya bisa pulang bareng bapak?”
“ Tidak,” menjawab tanpa berpikir dan tanpa menoleh, masih membaca buku yang sekarang sudah menutupi wajah nya. Entah apa alasan nya, mungkin tidak ingin wajah nya yang tampan itu di lihat Alesha.
“ Mati aja kamu pak!!” ingin sekali Alesha berteriak seperti itu di hadapan pak Rezel saking kesal nya, pak Rezel ini kurang ajar sekali.
Memang tidak bisa apa menjawab yang
panjang sedikit, memang dia ini orang yang lagi di introgasi apa yang cuma boleh menjawab iya dan tidak.
Kalau gini aku tanya apa lagi dong? Kampret
memang si Rezel ini, dasar pemati obrolan!
“ Ya sudah mana nomor hp bapak?” Alesha mengeluarkan ponsel dari saku nya, lalu menyodorkan pada pak Rezel. Pemuda itu menaruh buku nya lalu mengambil ponsel milik Alesha.
“ Ya sudah saya maunkembali ke kelas aja pak,” bisa dasar tinggi kalau di sini lebih lama lagi sama batu bernyawa ini.
“ Belajar yang benar,” ujar pak Rezel lalu kembali membaca buku nya. Bodo amat pak, giliran orang sudah mau pergi baru bicara panjang.
Tidak lama ponsel milik pak Rezel bergetar, pemuda itu meraihnya dari saku. Sebuah panggilan dari nomor tidak di kenal yang dia yakini dari Alesha. Pemuda itu tersenyum sekilas lalu mengarahkan ponsel ke telinga.
“ Halo apa benar ini dengan pak Rezel?” suara riang gadis itu terdengar di antara suara bising lain, sepertinya dia sudah ada di kantin.
“ Ya, ini siapa?” pura-pura bertanya.
“ Hahh saya kira bapak kasih nomor orang lain. Ya sudah saya matiin ya, selamat membaca Rezel.”
Pak Rezel baru mau protes, tidak sopan sekali gadis itu hanya memanggil nama nya, tapi baru membuka mulut sambungan telfon sudah terputus. Dia kembali menyimpan ponsel nya
di saku celana.
Segaris senyum kembali terbit di bibir pak Rezel di sela kegiatan membaca nya, entah apa alasannya. Jika melihat sampul buku yang ia baca sepertinya tidak mungkin tersenyum karena menemukan kalimat lucu di buku itu.
Lucu sekali dia, kenapa aku jadi ketagihan membuat nya kesal ya haha.
Pak Rezel kembali mengingat dimana pertama kali dia bertemu dengan gadis itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Pacaran ala pak Rezel🤣🤣🤣🤣
2022-11-08
0
jenopuing
hadeh... emg kampret bgt ni guru ye
2022-01-02
0
Hafiz Ghany
rezel lope lope pull😄😄😄😄
2021-12-27
0