Semua orang pun keluar karena mendengar jeritan Zia dan melihat apa yang terjadi,betapa terkejutnya melihat Mira sudah terkapar lemah kepalanya sedang di pangku oleh Zia, dan Tiara sedang menangis di sebelahnya.
"Mamah!!." kaget Ilham matanya membola melihat keadaan istrinya yang sudah tak sadarkan diri,mereka pun segera turun kebawah untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi.
"Mamah!!....kenapa bisa begini." Hiashi juga panik melihat keadaan ibunya yang bersimbah darah di pangkuan Zia.
"Nenek." Zayn dan saudara tirinya pun ikut turun untuk melihat keadaan neneknya.
"Kenapa ini bisa terjadi Tiara?."Tanya Hiashi panik.
Begitu juga dengan semuanya,mereka sangat panik melihat neneknya.Kepalanya berdarah akibat benturan dari tangga.Dan hidungnya juga mengeluarkan darah.Sekarang kondisinya sangat memprihatinkan.
"Ibu bangun bu.... " Ucap Tiara pura pura panik dan mengeluarkan air mata buayanya dan mulai bersandiwara agar tak di curigai oleh semua orang.
"Aku tak tau mas, aku tadi keluar ingin minum, tapi aku melihat tadi Zia sedang bertengkar dengan Ibu lalu aku melihat Zia mendorong ibu ke tangga dan akhirnya Ibu terjatuh dan terguling dari atas." bohong Tiara sambil menangis mengeluarkan air matanya.
"Apa itu bener Zia?." tanya kakek,masih tak menyangka cucunya sendiri yang akan melakukan itu semua.
"Gak ayah, kakek... Itu semua bohong aku tak melakukan hal itu,aku yang melihat sendiri bahwa tante Tiara yang mau membunuh nenek,tadi Zia mau nolong nenek tapi tante langsung dorong nenek ke tangga." jelasnya, karena Zia tau apa yang dilakukan oleh Tiara itu.
"Zia bohong,aku tak akan melakukan hal keji itu,aku pasti hanya di jadikan kambing hitam saja oleh anak ini." Sela Tiara, karena tiara ingin sekali Zia bisa terusir dari rumah ini.
"Itu tidak akan mungkin ayah, Zia itu masih anak anak mana mungkin dia melukai nenek, pasti ini hanya akal akan wanita ular ini." bela Zayn, alasan Tiara tak masuk akal karena anak kecil berumur tujuh tahun bisa melakukan hal ini, pikirnya.
"Diam Zayn...!!."bentak Hiashi, karena Zayn membela Zia.
"Aku lebih percaya Tiara, jangan kau bela dia, adikmu hanya anak pembawa sial siapapun yang dekat dengannya pasti akan mendapat musibah, Zia kau tegamencelakai nenek mu sendiri."
tambahnya, Hiashi sangat marah pada Zia.
Zia hanya diam dan menangis,kenapa ayahnya hanya membela wanita itu, kenapa bukan Zia anaknya sendiri. Padahal kalau di pikir tidak mungkin anak usia dini melakukan hal sekeji itu, apalagi terhadap neneknya sendiri. Hiashi memeriksa keadaan Ibunya dan ternyata Ibunya sudah meninggal.
Hiashi pun menggeleng pertanda bahwa Ibunya memang sudah meninggal. Melihat hal itu Ilham langsung menggoyankan tubuh Mira.Namun tak ada pergerakkan dari empunya.
"Apa !!Tidak mungkin... Mira bangun... Mira?." Ucapnya sambil menangis.
"Mira.... "Tangisnya Ilham pecah memeluk istrinya.
"Mamah.... "Jerit Hiashi.
"Nenek... "tangis anak anak.
Lalu Hiashi berdiri menghampiri Zia dan...
Plakkk..!!
Suara tamparan menggema di ruangan itu, Hiashi menampar pipi mulus Zia,hingga Zia jatuh tersungkur ke lantai.
"Dasar anak pembawa sial !!!Kau pembunuh,aku tak sudi mengakuimu sebagai anakku, sungguh menjijikkan aku membesarkan seorang pembunuh seperti mu."Marah Hiashi, karena dia sudah benar benar kehilangan kesabarannya.
Ilham hanya diam,dia masih menangisi kepergianmu istri tercintanya Mira.Ilham juga marah karena Zia tega membunuh neneknya sendiri.Namun dia tak bisa melihat istrinya meninggal,dia hanya mengumpati Zia dalam hati.
Zayn yang melihat Zia di tampar dan tersungkur,dia langsung membantu adiknya duduk dan Zayn langsung memeluk erat tubuh adiknya ,dia tak mau melihat adiknya terluka.Tubuh Zia bergetar,dia menangis karena rasa sesak di dadanya.Dan hanya Zayn yang dapat merasakan kesesakan hati adiknya itu.
Tiara dan anak anaknya masih berpura pura menangis,di dekat jasad neneknya itu.Mereka tersenyum dalam hati,karena sebentar lagi akan mendapatkan apa yang mereka impikan.Ya menjadi orang kaya.
"Zayn pergi kau!! jangan kau bela pembunuh itu,dia tak pantas di bela dia telah membunuh nenekmu." bentak Hiashi, karena Zayn terus memeluk adiknya dengan erat.
"Dan satu lagi,namamu akan di coret dari keluarga ini dan aku sudah menganggap kau mati, anak pembawa sial!!." Tambahnya, Hiashi sudah sangat emosi.
Zayn pun bangkit dari duduknya. Zia yang melihat kakaknya melepas pelukannya hatinya sangat sakit. Kakaknya juga membela wanita ular itu,sungguh kehidupannya sangat menyakitkan, bahkan ayah dan kakaknya sudah tak percaya padanya.
Zia hanya menunduk dan diam, air matanya terus mengalir dan tak berhenti hatinya sudah terlampau sakit, lukanya sangat dalam, dan dengan teganya Zayn tak membela dan mempercayainya.
"Aku membelanya karena aku lebih percaya adikku dari pada wanita ular itu, sungguh trik kotor yang ia gunakan dia membunuh nenek dan mengkambing hitamkan Zia. Aku akan tetap bersama Zia dan akan terus di samping Zia menjaga dan melindungi Zia,aku akan ikut pergi bersama Zia." Bela Zayn.Dia akan tetap berada di samping Zia dan akan melindungi adiknya.
"Baiklah kalau begitu... kau juga mulai sekarang bukan anakku. Dan kau akan dicoret dari nama keluarga,dan tak akan mendapat warisan dari ku." ucapnya tegas.
"Pergi kalian berdua... Pergi!! dan jangan pernah muncul lagi di hadapanku.!!." bentaknya mengusir Zia dan Zayn agar keluar dari rumahnya.
Zayn pun langsung menggandeng tangan adiknya,mereka berdua pun akhirnya pergi dari rumah neraka itu,yang di dalamnya penuh dengan Iblis.
Tiara dan anak-anaknya bersorak penuh kemenangan.Akhirnya penantiannya menjadi nyonya di rumah itu terwujud,dan anak-anak nya akan menjadi ahli waris keluarga Alfian.
"Aku akan membalas semua perbuatan kalian manusia Iblis tak punya hati nurani." tekad Zian dan Zayn dalam hati.
Mereka berdua pun pergi tanpa membawa apapun, mereka hanya membawa pakaian yang mereka berdua pakai.Di sepanjang jalan Zia hanya diam, tangisnya sudah berhenti. Zayn pun bingung sekarang, Entah apa yang harus dirinya dan adiknya lakukan, dia juga bingung akan tinggalkan dimana. Itulah yang di pikirkan Zayn saat ini.
Zia dan Zayn masih menyusuri jalan di kegelapan malam. Zia terus menggandeng tangan Zayn dengan erat karena tak mau jauh dengan Zayn. Zayn hanya memandang iba pada Zia, karena dia tak bisa melindungi adiknya dari fitnah Tiara.
"Maafkan kakakmu ini Zi, yang belum bisa menjagamu dengan baik, aku janji akan membalas semua kesedihan mu itu." Batin Zayn karena tak sanggup melihat adiknya terus bersedih.
Zia hanya memandang Zayn, Zia tahu kalau kakaknya pasti sedih dan Zia pun mencoba tersenyum agar kakaknya tak bersedih, dan benar saja setelah Zia tersenyum Zayn pun ikut tersenyum karena melihat wajah Zia yang tak bersedih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Mella Soplantila Tentua Mella
kotak yg dikuburin dibawa pohon knpe zia ga membawanya
2022-09-12
0
delesia
lucu... mana nenek kakek dr ibunya Zia?
2021-12-31
0
Savera
kotak nda di bw mungkin thot lupa😁😁
2021-06-25
0