Enam tahun kemudian.......
Hari ini adalah hari ulang tahun Zia yang ke enam seperti tahun-tahun sebelumnya dia akan menangis,karena hari ini juga bertepatan dengan memperingati meninggalnya bundanya.Zayn yang melihat adiknya menangis pun mendekat.
"jangan menangis Adik.... hari ini adalah hari bahagiamu."
"kenapa kak di hari bahagia ini ayah juga tidak pulang sama seperti tahun lalu?." tanya Zia pada kakaknya.
"Sudahlah kan ada kakaksebentar lagi oma dan opa juga datang,jadi jangan bersedih lagi ya senyum dong." hibur Zayn memang sang ayah tak pernah merayakan hari ulang tahun Zia.
"Tapi Zia ingin tahun ini ayah datang.?" Ucapnya berharap jika sang ayah akan datang untuk mengucapkan selamat ulang tahun.
"Iya.... ayah pasti datang kok hari ini jadi Zia jangan sedih lagi ya." bohong Zayn agar Zia tak terus bersedih.
"Benar kak.... kakak gak bohong kan,ayah pasti datang kan?." sahut Zia bahagia.
Melihat adiknya tersenyum bahagia Zayn pun merasa sangat senang.
"Maafkan kakak ya berbohong padamu,kakak tidak bisa melihatmu terus bersedih." batin Zayn dia tak tahu lagi harus berkata apa karena Zia terus saja bersedih dia pun terpaksa membohonginya.
"Iya....pasti ayah datang ya sudah ayo ke ruang keluarga,pasti semua sudah menunggumu." ajak Zayn karena sebentar lagi perayaan ulang tahun Zia akan di mulai.
Sudah hampir satu jam acara belum juga di mulai,dan ayahnya pun tak kunjung datang.Semua keluarga sudah menunggu sejak tadi,namun yang di tunggu tak kunjung datang.
"K**enapa ayah tak datang lagi?? apakah karena aku pembawa sial??." batin Zia matanya mulai mengeluarkan air mata ternyata harapan palsu ayah nya taka kunjung datang
Zayn yang menyadari itu pun mulai menyalakan lilin di kue ulang tahun Zia dan mulai bernyanyi dan bertepuk tangan diikuti oleh nenek dan kakeknya, Zia pun menyeka air matanya toh sang ayah mungkin memang benar-benar tak akan datang.
Happy birthday to you
happy birthday to you
happy birthday.... happy birthday....
happy birthday Zia....
Zayn pun mendekat pada adiknya dengan kue di tangannya menyuruh agar Zia meniup lilinya dan berdoa di hari ulang tahunnya.
"Ayo tiup lilinnya.... dan berdoalah pada Tuhan di hari ulang tahunmu ini semoga Dia mengabulkan semua permitaanmu."
Huh.... huh....
Zia meniup lilin dan berdoa menengadahkan kepalanya ke atas berharap Tuhan mendengarkan doa dan permohonannya.Zayn lalu membantu Zia memotong kue agar Zia bisa memberikan suapan pertamanya.
"Ayo berikan suapan pertamamu."ucap Zayn dan memberikan kue yang ada di piring pada Zia.
Zia pun mendekati Zayn dan hap.... Zia menyuapi kakaknya,suapan pertama untuk sang kakak. Lalu beralih ke Opa dan Omannya.
Saat semua sedang menikmati kue dan sedang bercanda tiba-tiba mereka mendengar pintu terbuka dan muncullah sosok Hiashi yang baru pulang dari kantornya, Zia yang melihat kehadiran sang ayah berlari ke arah sang ayah.
"Ayah.... " teriak Zia sambil berlari untuk memeluk ayahnya.
"Berhenti.!!!..."Cegah Hiashi tegas membuat Zia berhenti di tempat.
"Jangan mendekat padaku kau bukan putri ku pergi...!! kau yang telah menyebabkan Istriku tiada,kau anak pembawa sial."ucapnya karena semenjak saat itu di mana sang istri meninggal Hiashi sudah tak mau menganggap Zia sebagai putrinya.
Degg....
Mendengar sang ayah mengatakan kalau dia bukan putrinya Zia langsung terduduk lemas ini untuk ke sekian kalinya Hiashi selalu mengatakan hal itu, Zayn yang melihat Zia lemah dia pun mendekat ke Zia untuk menguatkan sang adik kecilnya.
"Kenapa kau mengatakan hal itu pada putrimu....hah!??."bentak Dimas karena tak habis pikir dengan kalau kan menantunya itu, yang tak mau mengakui darah dagingnya, sungguh memalukan.
"Dia adalah anakmu Hiashi,kenapa kau tak mau mengakuinya?."tanya Fitri menimpali bisa-bisanya sang ayah berkata seperti itu, bahkan pikiran Hiashi amatlah dangkal.
"Ayah... kau tega kenapa kau mengatakan hal itu,dia adalah Zia anak ayah." tambah Zayn masih memeluk Zia dengan erat.
"Diam!!....aku sudah mengatakan dia bukan anakku,dia hanya anak pembawa sial. apa kalian tidak mendengar hah?!!!." bentak Hiashi amarahnya sudah di berada di puncaknya, namun karena dia tak mau berdebat Hiashi pun pergi meninggalkan keluarganya dan beranjak menuju kamarnya.
Fitri tak menyangka Hiashi akan mengatakan hal itu pada putri nya sendiri, Hiashi memang benar benar tak mau mengakui Zia sebagai putri nya.
Karena semenjak kematian Rahil,Hiashi berubah drastis bahkan telah menjadi ayah yang dingin dan tak menyayangi anaknya bahkan dia tak peduli, tapi Hiashi masih menafkahi Zayn dan itu tak berlaku pada Zia, Hiashi seakan membutakan matanya untuk melihat keberadaan Zia, melihat hal itu Dimas dan Fitri diam-diam selalu memberikan nafkah untuk cucunya.
Berbeda dengan Hiashi yang menganggap kalau Zia salah anak pembawa sial. Hiashi hanya menyayangi Zayn saja, namun karena Zayn selalu bersama Zia itu membuat Hiashi sedikit membencinya,Zayn tak peduli karena dia sangat menyayangi Zia melebihi apapun, karena dia sudah berjanji pada bundanya untuk selalu menemani dan menjaga Zia.
Jika Zayn di beri uang dia selalu menyisihkan untuk adiknya dan di tabung olehnya karena Zayn tahu kalau Zia pasti nantinya akan meminta sesuatu pada Zayn.Tapi Zayn salah adiknya tak pernah meminta apapun padanya hingga tabungan Zayn menjadi penuh, karena Zia tak pernah meminta apapun darinya.
Tubuh Zia bergetar hebat dia menangis di pelukan sang kakak, Zayn nyak kuasa melihat adiknya menangis dengan lemah karena perlakukan Hiashi Zia menjadi lemah dan tak berdaya.
"Zayn bawa adikmu kekamar biarkan Zia istirahat,dan satu lagi kau harus ada di sampingnya menenangkan Zia temani dia jangan kau tinggalkan dia sendiri." jelas Dimas dia tak mau hal buruk terjadi pada cucunya.
Zayn pun membatu Zia berdiri, namunZia masih saja memeluk Zayn tanpa mau melepaskan pelukannya, Zayn pun menggendong tubuh kecil adiknya dan membawanya kekamar agar Zia bisa beristirahat.
"Iya opa Zayn akan tetap bersama Zia,ya sudah Zayn bawa Zia kekamar dulu ya." ucap Zayn dia pun berlalu meninggalkan nenek dan kakeknya, namun sebelum Zayn pergi Fitri meminta izin pulang karena hari sudah malam.
"Ya sudah jaga adikmu ya, Opa dan Oma harus pulang karena hari sudah mulai malam."ucap Fitri kepada cucunya.
"Besok ajak adikmu ke rumah Opa dan Oma untuk mengambil hadiah buat Zia." jelas Fitri.
"Iya Oma nanti Zayn akan ajak Zia pergi ke rumah Oma." Zayn menurut.
Fitri pun mencium pipi Zia dan bergantian dengan Zayn, Fitri dan Dimas tahu kalau kedua cucunya tertekan karena perlakuan Hiashi yang keterlaluan. Fitri dan Dimas pun pulang tanpa berpamitan pada menantunya.
Setelah sampai di kamar Zia,Zayn menurunkan Zia dari gendongannya.Zia masih menangis di atas ranjangnya perkataan Hiashi masih terngiang di telinganya Zayn hanya menatap sedih sang adik.
"Kenapa... kenapa?? ayah mengatakan hal itu pada adik,padahal ayah tau bahwa Zia adalah putrinya,tapi kenapa di tak mau mengakuinya,maafkan Kakak Zia,kakak janji tak akan pernah melihatmu menangis lagi,dan kakak akan membuatmu bahagia,walau tidak bersama ayah,kau egois suatu saat pasti kau akan menyesal dengan ucapanmu,aku berjanji kau akan menyesali perbuatanmu." Batin Zayn dan bertekad untuk selalu menjaga adiknya.
Zayn pun pergi meninggalkan kamar adiknya membiarkan Zia puas dengan tangisnya dia tahu Zia sedang butuh sendiri untuk menenangkan pikirannya yang berkecamuk. Karena lelah menangis Zia pun tertidur dengan pulas melepas sebentar beban yang menyakitkan dalam hidupnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
nengkirana
pasti ada yg ngasut hiashi klw zia bukan anknya😒😒 awas nyesel diakhir lo pak stress
2023-01-15
0
Mella Soplantila Tentua Mella
ga ada seorang ank yg baru lahir dibilang pembawa sial...itu syah bodoh nm nya
2022-09-12
0
Syifa Putri
ah nangs knp tdk ikut opa oma aja aja si thor😭😭😭
2021-06-24
0