9. Kekecewaan yang Tercurah

Happy reading gaes..

*******

Zahra termenung di kamarnya. Lagi-lagi ia harus ijin tidak masuk kerja karena kondisinya tidak memungkinkan.

Setelah semalaman menangis kini badannya demam dan sepalanya pusing. Hal itu semakin membuatnya kepikiran bagaimana nasib pekerjaannya nanti. Cepat atau lambat pasti ia akan mengalami masalah dengan pekerjaannya. Mengingat posisinya cukup penting di perusahaan.

Ponsel Zahra bergetar dan berkedip sesaat menandakan ada pesan masuk. Ia mengecek ponselnya untuk melihat dari siapa pesan itu.

+62 851 ********

Kamu sudah baikan?

Alis gadis itu bertaut karena tidak mengenal nomor itu. Ia tak merasa memberikan nomornya pada orang baru. Ia segera mengetikkan balasan pada nomor itu.

Zahra :

Siapa?

Tak perlu menunggu lama, nomor itu terlihat tengah mengetik pesan.

+62 851 ********

Aku Ega. Apa kamu sudah baikan?

Kembali ia meletakkan ponselnya tanpa membalas pesan itu.

Ia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidurnya. Memilih untuk memejamkan matanya ketimbang membalas pesan Ega.

Rasanya masih terlalu berat menerima Ega kembali. Dulu memang ia selalu berharap bisa bertemu dengannya. Tapi sekarang apa yang ia rasakan sangat berbeda dengan apa yang ia harapkan.

Ia pikir, jika bertemu Ega semuanya akan kembali seperti dulu. Tapi nyatanya, justru dirinya sendiri yang tak bisa menerima kehadiran lelaki itu.

Zahra terlelap dengan segala pikiran yang berkecamuk dalam otaknya. Mengistirahatkan tubuh dan badannya sejenak, Berharap saat bangun nanti semua kembali baik-baik saja.

*******

Di ruang kantornya Ega dengan tidak sabaran menunggu balasan pesan yang ia kirimkan pada Zahra.

Ia tak tau saja Zahra enggan membalas pesannya. Gadis itu memilih untuk terbang ke alam mimpi. Mengabaikan Ega yang sedari tadi menunggu balasan pesan darinya.

Telepon di meja kerjanya berbunyi. Ia mengangkatnya dengan malas.

"Ya?" ucapnya.

"Maaf, Pak. Ada tamu dari PT. Sekawan. Pak direktur minta anda yang menemuinya."

"Baiklah di mana?"

"Di hotel Dahlia setelah makan siang nanti."

"Ya. Ingatkan lagi nanti," kata Ega mengakhiri panggilan sepihak.

Ega kembali memeriksa ponselnya berharap ada balasan yang sedari tadi ia tunggu. Namun tetap sama, tidak ada jawaban dari Zahra.

Ia sungguh mengkhawatirkan keadaannya, tetapi ia bingung harus bertanya pada siapa. Rio dan Efelin tak mau memberi tahunya. Datang sendiri ke sana justru ia khawatir akan seperti kemarin.

Ega benar-benar dilema.

Aku harus bagaimana? Kenapa jadi seperti ini? ucapnya dalam hati.

Terlintas dipikirannya untuk meminta bantuan pada Doni. Ya, temannya itu pasti bisa di andalkan.

Dengan gesit ia segera mencari nomor ponsel Doni. Menelepon lelaki itu. Harapan satu-satunya untuk mengetahui keadaan Zahra.

"Halo, Don?" sapanya setelah nada sambung terangkat.

"Ya, Bro. Ada apa?" sapa Doni di ujung sana.

"Lagi sibuk gak? Aku mau minta tolong, ini soal Zahra."

"Kenapa dengan Zahra? Apa terjadi sesuatu pada kalian?" tanya Doni yang dibenarkan oleh Ega.

Akhirnya Ega menceritakan kejadian semalam pada Doni. Lantas Doni pun memarahi Ega lewat sambunga telepon itu.

"Makanya, aku mau minta tolong sama kamu, Don," kata Ega dengan nada putus asa.

"Ok. Aku akan bantu kamu, hanya untuk menanyakan kabar Zahra saat ini, Masalahmu dengan Rio selesaikan segera. Agar ia bisa membantumu dekat lagi dengan Zahra."

"Thanks Don. Aku tunggu kabar darimu."

Setelah menyelesaikan panggilannya dengan Doni, Ega sekali lagi mengecek ruang chat nya dengan Zahra. Namun lagi-lagi ia harus kecewa karena tak mendapat balasan.

Seharian ini ia bekerja tanpa semangat. Bahkan untuk menghadiri meeting pun rasanya ia enggan. Namun jika tidak dilakukan ia sendiri yang akan mendapat masalah.

Mau tak mau Ega harus menjalankan tugasnya sebagai kepala manager dengan baik. Ini semua ia lakukan semata-mata hanya untuk Zahra.

Karena sekarang hanya Zahra yang ia punya. Sang papa yang lebih memilih menetap di Singapura membuatnya hidup sendiri di kota kelahirannya.

******

Zahra keluar kamar untuk makan malam. Di ruang makan telah ada ayah, bunda dan adiknya. Ia mengambil tempat duduk di samping Efelin.

"Kamu sudah enakan, Nduk?" tanya sang bunda.

"Udah, Bun, tapi badan masih agak lemes," jawab Zahra.

"Wong kemarin sore ndak apa-apa kok tiba-tiba tadi pagi nggak enak badan, mbok ya dijaga kesehatannya Nduk, kalo di kantor terlalu berat mending kamu berhenti aja. Ndak usah kerja. Ayah masih sanggup biayain kebutuhan kamu," ucap sang bunda.

"Nanti aku bosen, Bun, kalau di rumah aja," balas Zahra.

"Kan kamu bisa bantu-bantu usaha Rio Nduk, lebih santai," timpal sang bunda.

"Ya sudah, kita makan dulu. Nanti kita bahas lagi," sang ayah menengahi.

Keluarga kecil itu melanjutkan makan malam mereka. Kali ini sang ayah juga ikut berkumpul melengkapi kursi yang sering kali kosong, karena sang empunya jarang berada di rumah.

Selesai makan malam, Zahra dan Efelin membantu sang bunda membereskan sisa makanan dan membawa piring kotor ke dapur. Setelah semuanya bersih mereka ikut bergabung dengan kedua orang tuanya di ruang tengah.

"Kamu ndak istirahat, Nduk?" tanya bunda pada Zahra yang duduk di karpet bersama Efelin.

"Sebentar lagi, Bun, aku pengen kumpul sama kalian mumpung Ayah pulang."

"Besok Ayah sudah harus kembali ke Surabaya," ucap sang ayah.

"Baru tadi datang kok udah mau berangkat lagi sih, Yah?" tanya Efelin dengan nada sedikit merajuk.

"Mau bagaimana lagi, Nduk? Ayah juga pengen deket sama kalian setiap hari. Apa kalian semua mau kita pindah ke Surabaya?" tawar sang Ayah.

"Tapi nanti sekolah aku gimana, Yah?" tanya Efelin.

"Ya kamu pindah juga sekolah di sana. Gimana?" tawar sang ayah lagi.

"Kalo kalian berdua mau, Bunda setuju-setuju saja," sang bunda ikut menimpali.

"Aku mau, Yah. Aku pingin suasana baru," ucap Zahra.

"Kamu sudah yakin, Nduk? Dulu kamu ndak pernah mau kita pindah. Kenapa sekarang semudah itu?" tanya bunda.

"Aku ingin melepas semuanya di sini, Bun, Yah," kata Zahra lirih.

"Nduk, Ayah tahu, dia sudah kembali. Apa karena itu kamu ingin pindah?" tanya sang ayah.

"Jangan seperti itu, Nduk. Pikirkan baik-baik sebelum mengambil keputusan. Jangan ikuti emosimu. Belum tentu kamu ikut Ayah akan langsung bahagia. Ayah minta pikirkan dulu, Nak. Ayah harap keputusanmu juga membawa dampak baik untukmu."

Zahra terdiam tidak menjawab pertanyaan sang ayah. Obrolan yang semula hanya candaan berubah menjadi keseriusan tatkala Zahra mengutarakan keinginannya untuk pindah dari kota ini.

*******

nah... Zahra malah ingin pindah..

ikutin terus ceritanyaaaa.....

bab ini juga aku tambahin dikit dialog sama narasinya. yang sudah pernah baca, coba di baca ulang yaaa..

jangan lupa buat pencet jempol yaa.. hehe.. tinggalkan komen biar aku tau kalian mampir

terima kasih sudah membaca...

salam sayang

kiki rizki

Terpopuler

Comments

silviaanugrah

silviaanugrah

Hai thor, 12 like mendarat di ceritamu. 😍
Semangat yaaa. Feedback ke cerita aku yaa, kita saling support 😍

2020-12-24

2

Amanda

Amanda

semangat selalu ka'☺️☺️

2020-11-11

1

ayyona

ayyona

jempol lg 😎😍

2020-09-16

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 1. Hari Sial
3 2. Tugas Mendadak
4 3. Pertemuan
5 4. Zahra
6 #Ganti judul
7 5. Tak Bisa Menghindar
8 6. Mengabaikan
9 7. Ega
10 8. Ribut
11 9. Kekecewaan yang Tercurah
12 10. Surat Peringatan & Resign
13 11. Dijemput Ega
14 12. Nongki Nongki
15 13. Resmi Jadi Pengangguran
16 14. Makan Malam
17 15. Menginap
18 16. Pekerjaan Baru
19 17. Perasaan Aneh
20 18. Bujuk Rayu Ega
21 19. Minggu Pagi yang ...
22 20. Usaha
23 21. Keluarga Satya
24 22. Jalan jalan, Omah Kayu Kota Batu
25 23. Seminggu Pertama
26 24. Komunikasi Terganggu
27 25. Bertemu Teman Lama
28 26. Pulang
29 27. Rencana
30 CUAP CUAP
31 28. Beraksi
32 29. Sesuai Rencana
33 30. Ke mana Zahra Pergi?
34 31. Terima Kasih, Lina
35 32. Pencarian Zahra
36 33. Berkumpul Kembali
37 34. Pingsan
38 35. Down
39 36. Dokter Arga
40 37. Menagih Janji
41 38. Restu
42 39. Trauma
43 40. Dukungan
44 41. Desa
45 42. Menyusul Zahra
46 SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI
47 43. Malam di Desa
48 LEMBAH TUMPANG
49 44. Piknik
50 45. Merasa Tidak Pantas
51 46. Dua Lelaki
52 47. Kondangan
53 48. Kepergok Calon Mertua
54 49. Malu malu
55 50. Kencan
56 51. Kedatangan Tamu
57 52. Tangisan Seorang Ibu
58 53. Gara-gara Gemol
59 54. Papa Mertua (Masih Calon)
60 55. Anak Sultan
61 56. Jakarta
62 57. Kondangan
63 58. Sekolah Baru
64 59. Ternyata
65 60. Story of Zakia Bag. 1
66 61. Story of Zakia Bag. 2
67 62. Keluarga yang Sesungguhnya
68 63. Tunangan ala Orang Malang
69 64. Pillow Talk
70 65. Menjemput Uti
71 PENTING!!! TOLONG DI BACA
72 66. Keyla, Gadis Istimewa
73 67. Liburan, masih rencana
74 68. Suasana Pagi
75 69. Girls Time yang ...
76 70. Nomor Tidak Dikenal
77 71. Holiday, Explore Batu - Malang
78 72. Teror Salah Sasaran
79 73. Saingan
80 74. Masalah
81 75. Hempaskan Saingan
82 76. Mencari Tahu
83 77. Menentukan Hari Baik
84 78. Back to Village
85 79. Keputusan Zakia
86 80. Kabar Hilangnya Zakia
87 81. Tersesat
88 82. Rey
89 83. Titik Terang
90 84. Patah Hati
91 85. Jodoh Pasti Bertemu
92 86. Perjalanan Jauh
93 87. Menjenguk Keyla
94 88. Undangan Rapat
95 89. Tekanan Batin
96 90. Gosip
97 91. Lomba Tarik Ulur Hati
98 92. Luka
99 93. Can't Hear
100 94. Can't Hear 2
101 95. Kecelakaan
102 96. Pemandangan yang ...
103 97. Berpulang
104 98. Sedikit Kenangan Manis
105 99. Titik Terendah
106 100. Titik Terendah 2
107 101. Kunjungan Tak Terduga
108 102. Keputusan ( SEASON 1 END)
109 hai
110 Numpang Promosi
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Prolog
2
1. Hari Sial
3
2. Tugas Mendadak
4
3. Pertemuan
5
4. Zahra
6
#Ganti judul
7
5. Tak Bisa Menghindar
8
6. Mengabaikan
9
7. Ega
10
8. Ribut
11
9. Kekecewaan yang Tercurah
12
10. Surat Peringatan & Resign
13
11. Dijemput Ega
14
12. Nongki Nongki
15
13. Resmi Jadi Pengangguran
16
14. Makan Malam
17
15. Menginap
18
16. Pekerjaan Baru
19
17. Perasaan Aneh
20
18. Bujuk Rayu Ega
21
19. Minggu Pagi yang ...
22
20. Usaha
23
21. Keluarga Satya
24
22. Jalan jalan, Omah Kayu Kota Batu
25
23. Seminggu Pertama
26
24. Komunikasi Terganggu
27
25. Bertemu Teman Lama
28
26. Pulang
29
27. Rencana
30
CUAP CUAP
31
28. Beraksi
32
29. Sesuai Rencana
33
30. Ke mana Zahra Pergi?
34
31. Terima Kasih, Lina
35
32. Pencarian Zahra
36
33. Berkumpul Kembali
37
34. Pingsan
38
35. Down
39
36. Dokter Arga
40
37. Menagih Janji
41
38. Restu
42
39. Trauma
43
40. Dukungan
44
41. Desa
45
42. Menyusul Zahra
46
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI
47
43. Malam di Desa
48
LEMBAH TUMPANG
49
44. Piknik
50
45. Merasa Tidak Pantas
51
46. Dua Lelaki
52
47. Kondangan
53
48. Kepergok Calon Mertua
54
49. Malu malu
55
50. Kencan
56
51. Kedatangan Tamu
57
52. Tangisan Seorang Ibu
58
53. Gara-gara Gemol
59
54. Papa Mertua (Masih Calon)
60
55. Anak Sultan
61
56. Jakarta
62
57. Kondangan
63
58. Sekolah Baru
64
59. Ternyata
65
60. Story of Zakia Bag. 1
66
61. Story of Zakia Bag. 2
67
62. Keluarga yang Sesungguhnya
68
63. Tunangan ala Orang Malang
69
64. Pillow Talk
70
65. Menjemput Uti
71
PENTING!!! TOLONG DI BACA
72
66. Keyla, Gadis Istimewa
73
67. Liburan, masih rencana
74
68. Suasana Pagi
75
69. Girls Time yang ...
76
70. Nomor Tidak Dikenal
77
71. Holiday, Explore Batu - Malang
78
72. Teror Salah Sasaran
79
73. Saingan
80
74. Masalah
81
75. Hempaskan Saingan
82
76. Mencari Tahu
83
77. Menentukan Hari Baik
84
78. Back to Village
85
79. Keputusan Zakia
86
80. Kabar Hilangnya Zakia
87
81. Tersesat
88
82. Rey
89
83. Titik Terang
90
84. Patah Hati
91
85. Jodoh Pasti Bertemu
92
86. Perjalanan Jauh
93
87. Menjenguk Keyla
94
88. Undangan Rapat
95
89. Tekanan Batin
96
90. Gosip
97
91. Lomba Tarik Ulur Hati
98
92. Luka
99
93. Can't Hear
100
94. Can't Hear 2
101
95. Kecelakaan
102
96. Pemandangan yang ...
103
97. Berpulang
104
98. Sedikit Kenangan Manis
105
99. Titik Terendah
106
100. Titik Terendah 2
107
101. Kunjungan Tak Terduga
108
102. Keputusan ( SEASON 1 END)
109
hai
110
Numpang Promosi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!