Hari Sabtu, bagi sebagian orang yang bekerja kantoran adalah weekend. Tapi untuk Zahra, weekend hanya ada di hari Minggu. Setidaknya ia bersyukur hari Sabtu tidak full time seperti hari biasa.
Tidak ada lagi bangun kesiangan seperti kemarin. Pagi ini Zahra sudah terlihat duduk nyaman menikmati sarapannya. Dari arah depan Efelin datang dengan muka bantalnya.
"Masak apa, Bun?" tanyanya pada bunda yang menemani Zahra makan.
"Kamu itu Fel, perawan kok bangunnya siang-siang. Bangun itu mbok ya yang pagi, biar rejekinya nggak dipatok ayam." bukan menjawab pertanyaannya bunda malah menasihati Efelin.
"Bun, nanti aku sepulang ngantor mau jalan sama temen-temen." mengabaikan adiknya yang cemberut, Zahra berpamitan pada bundanya seteleh membereskan bekas makanannya.
"Sama siapa?" tanya Bunda
"Anak-anak sekolah Bun, ada Dea juga kok, ada Rio juga," jawabnya.
"Ya sudah, hati-hati. Jangan pulang terlalu malam," pesan sang bunda.
"Iya, Bun. aku berangkat," ucap Zahra sambil mencium tangan bunda,
Zahra berdiri dari tempat duduknya.
"Eh, bocil, balikin bajuku yang kamu pake!" serunya pada sang adik yang hanya dibalas deheman.
Zahra segera berangkat menuju kantornya, kali ini ia memilih menggunakan jasa ojek online. Karena nanti ia akan dijemput salah satu temannya saat jam pulang kerja.
*******
Zahra telah duduk manis di tempatnya dan memeriksa kembali hasil rapat kemarin juga berkas-berkas lain yang ada di mejanya.
Pak Erwin datang dan memberikan isyarat agar ia ikut masuk ke dalam ruangannya. ia pun berdiri dan membawa berkas-berkas yang sedari tadi ia siapkan.
Tanpa diminta Zahra segera menjelaskan berkas-berkas yang dibawanya dan membacakan jadwal atasannya hari ini.
"Gantikan saya di acara jamuan makan malam itu. Undangannya kamu yang simpan?" tanya Pak Erwin.
Gadis itu menelan ludahnya mendengar perintah Pak Erwin. Dengan ragu ia mengiyakan perintah itu.
"Bawa undangan itu untuk acara nanti malam. Ajak salah satu temanmu tak masalah. Di situ undangan tertera untuk dua orang. Ingat! Jaga nama baik perusahaan!" titahnya.
"Baik, Pak," jawab Zahra pasrah.
"Kamu boleh keluar."
Zahra keluar dari ruangan bosnya dengan jengkel. Jika ia harus datang ke acara jamuan itu, berarti ia tidak datang di acara yang sudah ia persiapkan dengan teman-temannya nanti malam.
Ia segera membuka obrolan grup dengan teman-temannya.
G_Squad
Zahra: guys nanti malam aku absen ya.. ada tugas mendadak dari kantor
Dea : Lho?
Aris : Lho? (2)
Doni : Kenapa?
Zahra : ada undangan jamuan makan malam. Bos ga bisa datang dan aku harus menggantikannya.
Dea: gitu banget ya jadi sekretaris
Ramadhan: ga seru nih Zahra.
Zahra: sorry banget guys.
Dea: yang lain pada bisa kan?
Niena: Usahakan datang ya guys.
Masih berlanjut obrolan di grup dan Zahra memilih keluar dari obrolan.
*******
Pukul satu siang Zahra merapikan barangnya dan bergegas pulang. Ia segera turun ke lantai dasar karena bosnya sudah keluar lebih dulu.
"Alia, Diana, kalian ntar malem ada acara gak?" tanyanya pada kedua temannya.
"Nanti malem mau nge-date dong ya. Kan malming," jawab Alia.
"Kamu, Di?" tanyanya pada Diana
"Aku mau langsung mudik, Ra. Ini langsung berangkat dari sini," jawab Diana.
"Kenapa? Kok mukanya butek gitu?" tanya Alia.
"Aku disuruh gantiin Pak Bos ke acara jamuan makan malam. Undangannya buat dua orang. Pak Bos udah kasih ijin ngajak temen." Zahra menghembuskan napas kasar.
"Padahal nanti malem aku ada reuni, pengen mengumpati Pak Bos akutuh," keluhnya.
"Ajak Bian aja, dia pasti mau. Dia kan suka sama kamu, Ra. Kamu sih pura-pura ga peka terus. Kalo ada acara kek gini jadi galau kan," kata Alia panjang lebar dan disetujui Diana.
"Ga ada hubungannya gaes, Kalian selalu aja menghubung-hubungkan," gerutu Zahra.
"Ya ada dong ya, Iya gak, Di?" sanggah Alia.
"Ya udah sih ajak siapa gitu. Dari luar kantor juga kan ga apa-apa itu," usul Diana.
"Kalo aja ada dia pasti dia bakal nemenin," guman Zahra.
"Wah! Wah! Uda punya gebetan nih!" seru Alia yang mendengar gumananan Zahra.
"Ngaco. Ya udah balik yuk?" Tanya Zahra.
"Hayuk lah," Diana bergegas keluar dari meja resepsionis.
"Pada ngumpul nih, pada mau kemana?" tanya Bian yang tiba-tiba ada di dekat mereka bertiga.
"Ya mau balik dong, Bi," jawab Alia.
"Mau balik bareng aku, Ra?" tanya Bian pada Zahra.
"Yeee! Dasar onta! Di sini ada yang lain cuma Zahra aja yang diajakin! Modus banget dah," ucap Alia lagi.
Diana hanya tertawa menanggapi ucapan Alia. Sedangkan Bian tidak memperdulikan perkataan Alia dan masih menunggu jawaban Zahra.
"Aku dijemput, Bi. Makasih udah nawarin. Kayaknya Alia sama Diana butuh tumpangan tuh," jawab Zahra.
"Nggak deh, makasih aku sadar diri kok ya. Yang ditawarin kan Zahra bukan aku sama Diana," ucap Alia.
"Dasar lambe cabe tuh mulut. Dari tadi nyinyir mulu dah!" kata Bian.
Zahra segera melihat ponsel yang ia genggam saat ia rasakan ponsel itu bergetar lama. Ternyata panggilan dari Rio. Ya. ia dijemput Rio.
"Bentar ya, angkat telpon dulu," kata Zahra pada mereka.
"Halo?"
"Aku di parkiran, Ra. Kamu keluar ke parkiran ya," pinta Rio.
"Oke. Aku jalan ke sana. Ini udah di lobi nunggu kamu," jawab Zahra.
Zahra mematikan panggilannya dengan Rio dan berpamitan pada mereka yang ada di situ.
"Sekalian yuk, aku juga mau ke parkiran," ajak Bian.
Zahra mengangguk dan berjalan beriringan dengan Bian, di belakang mereka ada Diana dan Alia yang juga hendak keluar gedung.
Zahra melihat Rio yang bersandar di samping mobilnya dan segera menghampiri. Bian yang merasa ditinggalkan Zahra juga mempercepat langkahnya.
"Dia yang jemput kamu, Ra?" tanya Bian dengan memperhatiakn Rio dari atas sampai bawah.
Rio mengenakan kaos oblong, jeans sobek di bagian pahanya dan sepatu kets hitam putih kesayangannya.
Zahra segera menggandeng lengan Rio dan bergelayut di sana, dengan tujuan agar Bian segera pergi dan tidak mengganggunya lagi.
Rio yang mengerti gelagat sepupunys dengan sengaja melepaskan pegangan tangannya dan beralih memeluk pundak gadis itu. Zahra yang diperlakukan seperti itu terkejut, tapi ia berusaha biasa saja.
"Rio," ucap Rio mengulurkan tangan pada Bian.
Bian menyambut uluran tangan itu dan menyebutkan namanya.
"Hati-Hati ya, Ra. Aku duluan," pamit Bian yang segera pergi dari situ. Hilang sudah harapannya untuk mendapatkan Zahra, pikirnya.
"Makasi ya, Ri." ucap Zahra dan melepaskan pelukan Rio.
"Kamu kenapa sih, Ra? Kayak anti banget sama cowok. Kayaknya dia suka kamu. Apa kamu mengharapan yang sudah pergi meninggalkanmu? Bahkan dia tak tau perasaanmu," kata Rio saat mereka sudah memasuki mobil.
"Kamu terlalu banyak tau, Rio," kata Zahra.
"Karena kamu kakakku makanya aku tau, sebagai sepupumu aku juga khawatir padamu." ucap Rio.
"Makasih, Rio."
"Aku juga udah berusaha nyari dia. Tapi sampai sekarang juga masih belum pernah bertemu. Udah enam tahun berlalu Ra, mulailah membuka diri."
Zahra mengangguk dan tersenyum sebagai jawaban. Rio mengantar Zahra kembali rumah. Ia tau Zahra tak jadi ikut acara nanti malam.
******
#BAB 2 done ..
gimana guys? kalian suka?
kasih dukungan like kalian buat aku yaa..
terima kasih banyak..
salam sayang
kiki rizki
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Andi Fitri
suka dgn krakterx zahrah gk gampang suka sm cowok setia sm ega thornya. 👍👍👍
2021-02-22
2
Amanda
bagus ka' saya suka
2020-11-11
1
Radin Zakiyah Musbich
seru thor... 🌮🌮🌮
ijin promo donk,
jgn lupa mampir di novel dg judul "AMBIVALENSI LOVE"
kisah cinta beda agama 🌮🌮🌮
ditunggu like and comment nya ya 🙏😊
2020-10-25
0