10. Surat Peringatan & Resign

Hallo gaes...

Selamat membaca...

Pencet jempol dulu boleh dong ya sebelum kalian baca...

Terimakasih ❤️😍

******

Zahra kembali memulai aktifitasnya di kantor. Begitu ia masuk duduk di ruangannya, ia menemukan sebuah surat berlogo perusahaannya.

Ia tau cepat atau lambat pasti ia akan menerima surat itu. Dibukanya surat itu dan membaca inti dari surat itu yang menyatakan ia mendapat peringatan kedisiplinan.

Ia duduk di kursinya dan menyalakan komputer. Untuk hari ini dan satu minggu ke depan seluruh tugasnya akan digantikan oleh Syifa. Sebelum masuk kantor ia telah diberi tahu temannya itu terlebih dahulu.

Ia termenung memikirkan pembicaraannya semalam dengan keluarganya. Dengan adanya SP yang ia dapatkan ini ia telah memutuskan untuk menuruti nasehat bundanya.

Dengan segera Zahra mengetikkan surat pengunduran dirinya. Hari ini juga ia berniat untuk menyerahkan surat pengunduran diri itu.

Setelah surat itu selesai, ia bergegas menuju ruang HRD.

Sesampainya di depan ruang HRD ia mengetuk pintu ruangan tersebut, dan segera masuk setelah dipersialahkan

"Ada apa, Bu Zahra? Ada yang bisa saya bantu?" tanya Bu Dian selaku HRD.

"Saya ingin menyerahkan surat pengunduran diri saya, Bu." Zahra meletakkan amplop suratnya di atas meja Bu Dian.

"Kenapa tiba-tiba? Apa karena surat peringatan itu?" tanya Bu Dian lagi.

"Tidak Bu, sebelumnya saya sudah memikirkan hal ini. Mengingat juga saya yang sering ijin akhir-akhir ini, juga sebentar lagi saya akan pindah ke kota lain, jadi hari ini saya berniat untuk mengundurkan diri."

"Baiklah surat pengunduran diri anda akan segera kami proses, untuk satu minggu ke depan anda masih dalam masa skorsing," kata Bu Dian menginginkan.

"Biak Bu. Permisi." setelah berpamitan Zahra meninggalkan ruang HRD itu dengan perasaan yang cukup sulit di jelaskan.

*********

Saat jam makan siang Zahra telah sampai di rumah, membuat orang-orang yang berada di rumah terkejut sekaligus khawatir.

"Kamu kenapa lagi, Nduk?" tanya bunda yang segera menghampiri anak sulungnya.

"Nggak papa, Bun." Zahra tersenyum untuk menenangkan sang bunda.

"Nggak papa kok sudah pulang. Ada apa?" tanya bunda lagi.

Zahra memutuskan untuk duduk di ruang tamu bersama ayah dan bundanya.

"Zahra dapat surat peringatan lagi, Bun, Yah. Jadi satu minggu kedepan Zahra di-skorsing," Zahra mulai bercerita.

"Sudah Bunda bilang kamu itu mending di rumah aja, Nduk," ucap sang bunda.

"Iya, Bun, aku juga sudah mengajukan surat pengunduran diri. mungkin aku akan kerja sampai akhir bulan ini."

"Apa kamu sudah memikirkannya baik-baik, Nak?" tanya sang ayah yang sedari tadi memperhatikan.

"Udah, Yah. Aku udah memikirkannya dengan baik. Pertimbanganku juga banyak, Yah. Terutama kesehatan aku akhir-akhir ini."

"Ya sudah. Ayah ndak ingin kamu menyesal di kemudian hari."

"Zahra udah mantap, Yah. Kalaupun memang kita nggak pindah ikut Ayah, Zahra berniat buat bantu-bantu usaha Rio kayak yang Bunda usilin tadi malam."

"Ya sudah kamu ganti baju sana. Kalo mau makan di meja makan sudah siap," kata sang bunda.

"Aku ke atas dulu, Bun, Yah."

Di kamarnya Zahra termenung menatap langit-langit kamarnya. Ia merasa lelah dengan keadaannya yang seperti ini. Ia ingin terbebas dari bayang-bayang masa lalunya.

Ponselnya berdering keras. Dengan enggan ia meraba-raba tempat tidurnya untuk mencari benda pipih itu.

"Halo, siapa?" tanya Zahra pada orang yang di seberang sana.

"Ini aku. Doni." Jawab si penelepon di seberang sana.

"Oh. Soryy enggak liat tadi langsung angkat aja. Ada apa, Don?"

"Nanti sore ada acara gak? Kumpul kuy sama yang lain."

"Jam berapa?"

"Sepulang kamu kerja. Nanti biar anak-anak jemput kamu ke kantor."

"Aku di rumah, Don."

"Loh. Kamu sakit lagi?"

"Enggak kok. Aku sehat. Nanti anak-anak suruh jemput ke rumah aja ya."

"Kalo misal nih. Kamu dijemput Ega gimana?"

Zahra termenung mendengar pertanyaan Doni. Ia teringat kejadian beberapa waktu lalu.

"Kalo Niena ato Dea gimana? Atau Rio kan bisa. Nanti aku sama Rio aja deh."

"Masih belum bisa ketemu dia Ra?" tanya Doni hati-hati.

"Belum siap Don," jawab Zahra pelan tapi masih bisa didengar oleh Doni.

"Coba pelan-pelan Ra. Kalo kamu ngga nyoba ngga akan pernah tau hasilnya."

"Iya, Don. Aku tau."

"Jadi gimana? Mau kan dijemput Ega?" Doni mengulangi pertanyaan sebelumnya

"Akan ku coba."

"Good. Good luck, Ra."

"Thanks ya, Don."

Panggilan telepon berakhir. Zahra kembali membaringkan badannya di atas kasur. Memikirkan perkataan Doni.

Doni pasti telah mengetahui kejadian itu, pikir Zahra.

Zahra memilih untuk mengistirahatkan badan dan pikirannya. Ia memejamkan matanya berharap bisa tertidur dan saat ia bangun nanti semuanya akan baik-baik saja.

Baru saja gadis itu hendak mengistirahatkan badannya, ponselnya kembali berdering. Dengan malas gadis itu melihat siapa yang meneleponnya.

Adek resek

"Hem?" ucap Zahra karena malas dan merasa terganggu.

"Mbak, tolongin dong," suara di seberang sana.

"Apaan?"

"Jemput aku di mall, kena razia soalnya pake seragam."

"Kamu bolos?" ucap Zahra dengan nada tinggi. Hilang sudah rasa ngantuknya.

"Enggak! Tadi tuh dipulangin pagi. Terus anak-anak pada ngajak nge-mall. Eh ini sama security-nya dibawa ke pos security."

"Ya udah, tunggu aja."

"Jangan bilang sama bunda ya, Mbak."

"Terserah aku."

"Mbak. Jangan dong. Ayolah, Mbak," rengek gadis kecil itu.

"Berisik. Gak aku jemput nih!" ancam sang kakak.

"Ih. cepetan! Jangan lama-lama. Deket kok dari kantor, Mbak."

"Di mana?"

"Matos."

"Tunggu."

Zahra mengganti pakaiannya dengan pakaian kasual. Memoles wajahnya sedikit dengan make up agar terlihat lebih segar.

Gadis itu menuruni tangga dengan tergesa. Mengambil kunci mobilnya yang tergeletak di meja dekat TV.

"Yah, keluar sebentar," pamitnya pada sang ayah yang tengah duduk di teras rumah.

"Ke mana?"

"Jemput Efel."

"Hati-hati."

Sebelum berangkat gadis itu terlebih dahulu mencium tangan sang ayah.

Begitu sampai di parkiran mall, Zahra menghubungi nomor ponsel adiknya untuk menanyakan posisinya.

"Di sebelah mana?" tanyanya begitu panggilan tersambung.

"Pos security dalam. Lantai tiga tanya aja nanti di sana."

"Ngerepotin aja."

Zahra menasukkan ponselnya ke dalam tas. Ia mencari pos security terdekat dan menanyakan di mana adiknya sekarang berada.

"Permisi, Pak."

"Iya, Mbak. Ada yang bisa saya bantu?" jawab salah seorang mas security yang tengah berdiri di dekat pintu masuk.

"Mau tanya, Pak. Pos security di mana ya? Saya mau jemput anak sekolah yang kena razia."

"Mari saya antarkan," jawab mas security itu.

Zahra berjalan mengikuti security itu. Menaiki lift menuju lantai tiga. Seperti yang dikatakan Efelin di telepon.

Keluar dari lift mereka berbelok ke kiri dan memasuki ruangan yang bertuliskan 'khusus karyawan'.

Begitu pintu terbuka, terlihat di sana lima orang anak perempuan memakai seragam putih abu-abu.

"Itu kakak saya, Pak," ucap Efelin begitu melihat Zahra memasuki ruangan.

Zahra mendekati mereka semua. Melihat sekilas security yang sedang bersama dengan anak-anak berseragam itu.

"Siang, Pak," ucap Zahra kikuk.

"Selamat siang, anda wali dari saudari siapa?" tanya security itu.

"Efelin, Pak," jawab Zahra.

"Baik. Silahkan anda isi surat pernyataan ini, sebagai bukti bahwa anda penanggung jawab atas saudari Efelin." Bapak security memberikan kertas berisi surat pernyataan yang harus di isi.

Zahra mengisinya dan mengembalikannya setelah selesai.

"Untuk yang lainnya bagaimana, Pak?"

"Jika anda bersedia menjadi penanggung jawab untuk mereka semua, hari ini mereka bisa langsung pulang. Karena belum ada wali yang bisa dihubungi," jelas security itu.

Zahra menoleh pada mereka yang duduk berjejer dengan pandangan memelas. Ia pun merasa tak tega dan bersedia menjadi penanggung jawab bagi mereka semua.

"Makasih, Kak," ucap mereka serempak setelah keluar dari mall.

"Jangan diulangi lagi. Kali ini aku nggak akan ngomongin ini sama orang tua kalian. Tapi kalau kalian ulangi lagi, biar aja kalian di bawa ke tahanan polisi," ancam Zahra.

"Ya udah, kalian pulang hati-hati ya. Maaf gak bisa ngantar pulang," lanjutnya.

Mereka semua bubar. Zahra dan Efelin memasuki mobil dan bergegas pulang.

"Mbak kok gak pake seragam kantor sih?" tanya Efelin begitu menyadari pakaian kasual yamg dipakai kakaknya.

"Aku di rumah waktu kamu telepon."

"Mbak ngomong sama ayah sama bunda?" tanya Efelin takut.

Zahra mengedikkan bahu sebagai jawaban. Mengabaikan adiknya yang terlihat ketakutan.

******

Hallo gaes..

lama banget Zahra gak update. Maafkan ya ..

Kena efek lockdown, kerjaan di sekolah makin numpuk. aku harus bikin tugas buat anak-anak buat dua minggu ke depan.

semoga keadaan lekas membaik dan kita semua terhindar dari virus covid-19.

tekan jempolnya untuk mendukung karyaku ya..

terimakasih ..

salam sayang

kiki rizki

Terpopuler

Comments

ayyona

ayyona

jempol dipencet 😎😍

2020-09-16

0

Rasinar Yohana

Rasinar Yohana

like yang tertinggal

2020-09-05

0

Rins

Rins

aku mampir bawa like sampai sini, nanti lanjut lagi

2020-08-06

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 1. Hari Sial
3 2. Tugas Mendadak
4 3. Pertemuan
5 4. Zahra
6 #Ganti judul
7 5. Tak Bisa Menghindar
8 6. Mengabaikan
9 7. Ega
10 8. Ribut
11 9. Kekecewaan yang Tercurah
12 10. Surat Peringatan & Resign
13 11. Dijemput Ega
14 12. Nongki Nongki
15 13. Resmi Jadi Pengangguran
16 14. Makan Malam
17 15. Menginap
18 16. Pekerjaan Baru
19 17. Perasaan Aneh
20 18. Bujuk Rayu Ega
21 19. Minggu Pagi yang ...
22 20. Usaha
23 21. Keluarga Satya
24 22. Jalan jalan, Omah Kayu Kota Batu
25 23. Seminggu Pertama
26 24. Komunikasi Terganggu
27 25. Bertemu Teman Lama
28 26. Pulang
29 27. Rencana
30 CUAP CUAP
31 28. Beraksi
32 29. Sesuai Rencana
33 30. Ke mana Zahra Pergi?
34 31. Terima Kasih, Lina
35 32. Pencarian Zahra
36 33. Berkumpul Kembali
37 34. Pingsan
38 35. Down
39 36. Dokter Arga
40 37. Menagih Janji
41 38. Restu
42 39. Trauma
43 40. Dukungan
44 41. Desa
45 42. Menyusul Zahra
46 SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI
47 43. Malam di Desa
48 LEMBAH TUMPANG
49 44. Piknik
50 45. Merasa Tidak Pantas
51 46. Dua Lelaki
52 47. Kondangan
53 48. Kepergok Calon Mertua
54 49. Malu malu
55 50. Kencan
56 51. Kedatangan Tamu
57 52. Tangisan Seorang Ibu
58 53. Gara-gara Gemol
59 54. Papa Mertua (Masih Calon)
60 55. Anak Sultan
61 56. Jakarta
62 57. Kondangan
63 58. Sekolah Baru
64 59. Ternyata
65 60. Story of Zakia Bag. 1
66 61. Story of Zakia Bag. 2
67 62. Keluarga yang Sesungguhnya
68 63. Tunangan ala Orang Malang
69 64. Pillow Talk
70 65. Menjemput Uti
71 PENTING!!! TOLONG DI BACA
72 66. Keyla, Gadis Istimewa
73 67. Liburan, masih rencana
74 68. Suasana Pagi
75 69. Girls Time yang ...
76 70. Nomor Tidak Dikenal
77 71. Holiday, Explore Batu - Malang
78 72. Teror Salah Sasaran
79 73. Saingan
80 74. Masalah
81 75. Hempaskan Saingan
82 76. Mencari Tahu
83 77. Menentukan Hari Baik
84 78. Back to Village
85 79. Keputusan Zakia
86 80. Kabar Hilangnya Zakia
87 81. Tersesat
88 82. Rey
89 83. Titik Terang
90 84. Patah Hati
91 85. Jodoh Pasti Bertemu
92 86. Perjalanan Jauh
93 87. Menjenguk Keyla
94 88. Undangan Rapat
95 89. Tekanan Batin
96 90. Gosip
97 91. Lomba Tarik Ulur Hati
98 92. Luka
99 93. Can't Hear
100 94. Can't Hear 2
101 95. Kecelakaan
102 96. Pemandangan yang ...
103 97. Berpulang
104 98. Sedikit Kenangan Manis
105 99. Titik Terendah
106 100. Titik Terendah 2
107 101. Kunjungan Tak Terduga
108 102. Keputusan ( SEASON 1 END)
109 hai
110 Numpang Promosi
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Prolog
2
1. Hari Sial
3
2. Tugas Mendadak
4
3. Pertemuan
5
4. Zahra
6
#Ganti judul
7
5. Tak Bisa Menghindar
8
6. Mengabaikan
9
7. Ega
10
8. Ribut
11
9. Kekecewaan yang Tercurah
12
10. Surat Peringatan & Resign
13
11. Dijemput Ega
14
12. Nongki Nongki
15
13. Resmi Jadi Pengangguran
16
14. Makan Malam
17
15. Menginap
18
16. Pekerjaan Baru
19
17. Perasaan Aneh
20
18. Bujuk Rayu Ega
21
19. Minggu Pagi yang ...
22
20. Usaha
23
21. Keluarga Satya
24
22. Jalan jalan, Omah Kayu Kota Batu
25
23. Seminggu Pertama
26
24. Komunikasi Terganggu
27
25. Bertemu Teman Lama
28
26. Pulang
29
27. Rencana
30
CUAP CUAP
31
28. Beraksi
32
29. Sesuai Rencana
33
30. Ke mana Zahra Pergi?
34
31. Terima Kasih, Lina
35
32. Pencarian Zahra
36
33. Berkumpul Kembali
37
34. Pingsan
38
35. Down
39
36. Dokter Arga
40
37. Menagih Janji
41
38. Restu
42
39. Trauma
43
40. Dukungan
44
41. Desa
45
42. Menyusul Zahra
46
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI
47
43. Malam di Desa
48
LEMBAH TUMPANG
49
44. Piknik
50
45. Merasa Tidak Pantas
51
46. Dua Lelaki
52
47. Kondangan
53
48. Kepergok Calon Mertua
54
49. Malu malu
55
50. Kencan
56
51. Kedatangan Tamu
57
52. Tangisan Seorang Ibu
58
53. Gara-gara Gemol
59
54. Papa Mertua (Masih Calon)
60
55. Anak Sultan
61
56. Jakarta
62
57. Kondangan
63
58. Sekolah Baru
64
59. Ternyata
65
60. Story of Zakia Bag. 1
66
61. Story of Zakia Bag. 2
67
62. Keluarga yang Sesungguhnya
68
63. Tunangan ala Orang Malang
69
64. Pillow Talk
70
65. Menjemput Uti
71
PENTING!!! TOLONG DI BACA
72
66. Keyla, Gadis Istimewa
73
67. Liburan, masih rencana
74
68. Suasana Pagi
75
69. Girls Time yang ...
76
70. Nomor Tidak Dikenal
77
71. Holiday, Explore Batu - Malang
78
72. Teror Salah Sasaran
79
73. Saingan
80
74. Masalah
81
75. Hempaskan Saingan
82
76. Mencari Tahu
83
77. Menentukan Hari Baik
84
78. Back to Village
85
79. Keputusan Zakia
86
80. Kabar Hilangnya Zakia
87
81. Tersesat
88
82. Rey
89
83. Titik Terang
90
84. Patah Hati
91
85. Jodoh Pasti Bertemu
92
86. Perjalanan Jauh
93
87. Menjenguk Keyla
94
88. Undangan Rapat
95
89. Tekanan Batin
96
90. Gosip
97
91. Lomba Tarik Ulur Hati
98
92. Luka
99
93. Can't Hear
100
94. Can't Hear 2
101
95. Kecelakaan
102
96. Pemandangan yang ...
103
97. Berpulang
104
98. Sedikit Kenangan Manis
105
99. Titik Terendah
106
100. Titik Terendah 2
107
101. Kunjungan Tak Terduga
108
102. Keputusan ( SEASON 1 END)
109
hai
110
Numpang Promosi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!