11 -Bandit

Liu Chen muncul di suatu tempat dengan pohon pohon lebat. Suara burung terdengar dimana mana. Liu Chen mengetahui bahwa ia muncul di sebuah hutan. Namun seingatnya, hutan itu bukanlah hutan yang berada di dekat desanya.

"Ada dimana ini? Kenapa bukan di jurang? Atau dihutan tempat ku dikejar serigala tanduk hitam saat itu?" gumam nya. Liu Chen melihat kiri dan kanan.

"Lebih baik aku pergi ke desa atau kota terdekat untuk mengetahui keberadaanku sekarang...", ia terdiam sejenak dan menghela nafas. "Padahal aku sangat ingin bertemu kedua orangtuaku", Liu Chen pergi ke balik pepohonan untuk berganti pakaian terlebih dahulu karna pakaiannya yang terlihat berantakan. Setelah selesai, iapun keluar dari sana.

Liu Chen akhirnya berjalan untuk keluar dari hutan ini. Setelah beberapa menit, dia sampai di luar hutan. Tak jauh dari tempatnya saat ini, Liu Chen dapat melihat sebuah kereta kuda. Iapun langsung menghampiri kereta kuda itu untuk menanyakan tentang tempat ini.

"Permisi" ucap Liu Chen pada kusir kuda.

Kusir kuda itu menoleh ke arah Liu Chen.Iapun akhirnya menghentikan kereta kudanya. "Ya, ada apa anak muda?"

"Paman, apa boleh aku menanyakan beberapa hal padamu?"

Kusir itu mengangguk. "Tentu, apa yang ingin kau tanyakan?"

"Apa disini ada kota atau desa terdekat?"

"Di depan, sekitar puluhan meter dari sini ada sebuah kota bernama kota Biru. Kebetulan aku akan kesana"

"Kota biru? Maaf, sebenarnya kota biru itu apa masih berada di wilayah kekaisaran Yang?"

"Iya, memangnya ada apa?"

"Ah, aku tersesat paman. Jadi aku mencari kota terdekat disini untuk singgah"

"Kalau begitu, kau juga akan ke kota biru?"

Liu Chen mengangguk. "Em.. paman, apa aku boleh menumpang pada kereta kudamu? Aku akan membayarnya"

"Tentu silahkan, kau tak perlu membayarnya"

"Terimakasih, paman"

Liu Chen akhirnya duduk di samping sang kusir. Ia berbincang bincang dengannya saat di perjalanan. Dari perbicaraan itu, ia mengetahui bahwa kusir ini adalah seorang pedagang.

"Lalu kenapa paman tidak menyewa seorang kultivator untuk mengawalmu? Bisa saja akan ada bandit yang ingin merampokmu" ucap Liu Chen dengan heran.

"Aku tak memiliki uang lebih untuk menyewa kultivator. Itu pasti akan membutuhkan banyak biaya. Ngomong ngomong, apa kau seorang kultivator anak muda?"

"Jangan panggil aku anak muda seperti itu paman. Panggil saja Chen, dan untuk pertanyaan paman, aku memang kultivator"

"Ah, ternyata begitu"

Mereka terus berbincang selama perjalanan.

"Paman, sebenarnya kota Biru ini dimana? Apa wilayah pinggiran dari kekaisaran Yang?" tanya Liu Chen.

"Kota biru sudah termasuk dekat dengan ibu kota. Jadi kota Biru bukanlah wilayah pinggiran kekaisaran"

"Ngomong ngomong, apa paman tau desa tanpa nama?"

"Hm.. aku tau, desa tanpa nama berada di wilayah pinggiran kekaisaran Yang. Mungkin jika dari sini kesana membutuhkan waktu yang cukup lama jika menaiki kereta kuda. Memangnya ada apa?"

"Ah, tidak paman. Aku hanya ingin tau saja, jadi kira kira berapa lama untuk sampai kesana menggunakan kereta kuda?"

"Mungkin sekitar satu bulan"

Liu Chen hanya mengangguk."Desa tanpa nama ternyata sangat jauh dari wilayah ibu kota"

Tak lama kemudian, tiba tiba ada beberapa orang yang menghadang jalan. Hingga membuat paman kusir menghentikan kudanya. "Kenapa kalian menghalangi jalan kami?"

"Berikan semua barang yang kau punya, maka kau akan mati tanpa rasa sakit!" ucap orang yang berada paling depan. Dia memiliki tubuh yang kekar.

Liu Chen mengerutkan dahinya. Iapun tersenyum. "Memangnya kalian tau bagaimana rasanya mati? Bagaimana jika kalian saja yang merasakannya terlebih dahulu?"

"Hahaha, memangnya apa yang bisa dilakukan bocah sepertimu. Kau takkan bisa mengalahkan kami yang berjumlah 10 orang ini. Juga, kami berada di tingkat Qi condensation. Maka jangan main main dengan kami, jika tidak ingin mati dengan menyakitkan!" ucap arogan salah satu orang dengan tubuh yang tak kalah kekar dengan orang yang ada di paling depan.

"Oh ya? Mari kita lihat, apa yang bisa kalian lakukan", Liu Chen tiba tiba langsung hilang dari tempatnya berada.

Menghilangnya Liu Chen tentu membuat semuanya terkejut tak terkecuali sang kusir. Mereka melihat ke sekitar, tapi tidak juga menemukan pemuda itu.

"Aarrkkkhh"

Sebuah teriakan mulai terdengar. Salah satu dari bandit langsung tewas dengan kepala terpenggal. Semua bandit yang melihatnya terkejut sekaligus takut karna tak bisa melihat keberadaan pemuda yang menghilang itu.

"Keluarlah, jangan jadi pengecut!" teriak salah satu bandit dengan takut.

Liu Chen muncul di depan semua bandit. Ia memegang sebuah pedang yang terlihat sedikit bercak darah. Iapun menaikan sebelah alisnya, "Aku pengecut? Bukankah kalianlah yang pengecut, kalian merampok orang yang lebih lemah dari kalian"

Mereka tak bisa menjawab apapun.

Liu Chen kembali menghilang dari sana dan muncul di samping salah satu bandit. Ia langsung menebaskan pedangnya ke arah bandit itu dan langsung membuatnya tewas seketika.

Semua bandit yang ada tak bisa melakukan apapun. Mereka hanya bisa menunggu kematian yang akan datang pada mereka saat ini. Mereka menyesal mengganggu orang yang salah.

Semua bandit yang ada berlutut dengan pasrah.

"Maafkan kami, kami terpaksa melakukan ini. Maafkan kami!" teriak mereka dengan ketakutan.

Liu Chen kini kembali muncul di depan semua bandit yang ada. Semua bandit kini sedang berlutut dengan pasrah. "Apa alasan kalian melakukan ini?"

"Ka-kami melakukannya karna terpaksa. Aku terpaksa karna aku kekurangan makanan" salah satu bandit.

"Istriku sedang sakit saat ini. A-aku tak memiliki uang untuk membelikannya obat" ucap bandit lain dengan takut.

Bandit yang awalnya 10 orang itu, kini hanya tinggal 8 orang. Karna 2 orang sudah tewas oleh Liu Chen.

Liu Chen merasa bahwa mereka mengatakan yang sebenarnya. Iapun berkata. "Kalau begitu, kalian kulepaskan. Namun sebelum itu.."

Semua bandit kini tidak berani mengangkat wajahnya. Mereka semua menunduk takut. Mereka rela mati, asalkan keluarga mereka dibiarkan hidup dan mendapatkan kehidupan yang layak.

"Berdiri dan antarkan aku ke rumah kalian" ucap Liu Chen.

"A-apa yang ingin kau lakukan?" ucap salah satu dari mereka.

"Em..aku akan membantu kalian sebisaku. Jadi tunjukkan rumah kalian"

"A-apa kau tidak berbohong?"

"Tidak, katakan saja. Kita akan menemui keluarga kalian. Oh ya, bagaimana tentang kedua teman kalian itu?" ucap Liu Chen sambil menunjuk kedua mayat bandit.

"Me-mereka sebenarnya tidak memiliki keluarga. Mereka melakukan itu untuk kebutuhan mereka sendiri" ucap bandit paling depan.

"Begini saja, siapa yang memiliki anggota keluarganya yang sedang sakit? Mendekatlah padaku" ucap Liu Chen. Ia kemudian mengayunkan pedangnya dari atas ke bawah secara menyamping hingga membuat darah yang berada di pedang langsung terjatuh ke tanah. Iapun langsung memasukkannya ke dalam cincin ruang.

Beberapa orang yang memiliki anggota keluarganya yang sakit, langsung takut takut untuk maju. Mereka masih berpikir bahwa kemungkinn Liu Chen akan membunuh mereka atau menyuruhnya menunjukkan rumah mereka dan langsung membunuh semua anggota keluarganya.

Liu Chen yang mengerti kekhawatiran dan ketakutan mereka langsung berkata sambil tersenyum, "Jangan takut, aku tak berniat jahat pada anggota keluarga kalian"

Semua bandit langsung menatap ke arah Liu Chen. Wajah pemuda itu memang sangat tampan, senyuman itupun terlihat menawan, tidak terlihat kebohongan dari kata yang diucapkan nya. Beberapa orang yang memiliki anggota keluarga yang sedang sakit langsung maju dan berdiri di depan Liu Chen sambil menundukkan wajah. Ada sekitar 3 orang dari mereka.

Liu Chen mengangguk. Iapun langsung mendekati bandit yang lainnya. Ia mengeluarkan beberapa keping emas dan membagikan kepada setiap orang dengan 100 keping emas perorang. Itu sudah cukup bagi 5 orang untuk memenuhi kebutuhan sehari harinya selama puluhan tahun dengan kehidupan yang sederhana.

Mereka menatap tak percaya pemuda di hadapan mereka ini. Dia memberikan mereka koin emas secara cuma cuma?

"Tuan muda, i-ini.."

"Ambil saja. Bukankah kalian membutuhkannya? Lalu ingatlah, jangan mencuri sesuatu lagi dari oranglain" ucap Liu Chen menatap mereka dengan tajam.

Mereka bergidik ketakutan. Mereka pun langsung mengangguk dengan cepat. "Kami mengerti, kami tidak akan mencuri lagi"

"Baiklah, kalian boleh pergi. Sementara kalian bertiga tunjukkan padaku dimana rumah kalian" ucap Liu Chen. Semua bandit mengangguk.

Mereka bersyukur karna mereka masih hidup. Apalagi kini mereka mendapatkan 100 keping emas secara cuma cuma. Mereka langsung berterima kasih dan pergi menuju rumah masing masing.

Kini tersisa 3 bandit lagi.

Liu Chen menghampiri sang kusir yang masih tercengang dengan apa yang dilakukannya.

"Paman, ini untuk paman. Terimakasih karna sudah memperbolehkanku untuk menumpang padamu" ucap Liu Chen sambil menyerahkan 10 keping emas.

Kusir itu langsung menolak. "Tidak perlu, kau sudah menyelamatkanku dari semua bandit. Aku sangat berterimakasih"

Liu Chen tetap saja memaksa agar kusir itu menerimanya. Hingga akhirnya kusir itu menyerah dan menerima koin emas yang diberikan Liu Chen, "Terimakasih Chen"

Liu Chen langsung menangguk. "Aku pamit paman, semoga perjalanan nya lancar"

Sang kusir mengangguk dan kembali berterimakasih.

Liu Chen akhirnya menghampiri ketiga bandit yang tersisa. "Ayo tunjukkan dimana rumah kalian"

Ketiganya mengangguk. Mereka membawa Liu Chen menuju suatu tempat. Setelah sampai, mereka berada di sebuah hutan.

Ada 3 rumah yang berada di kedalaman hutan. Ketiga rumah itu nampak seperti gubuk kecil. Mereka langsung masuk ke salah satu rumah.

"Maaf jika rumahku membuat tuan muda menjadi tidak nyaman" ucap salah satunya.

Liu Chen melihat lihat dalam dari rumah. Ketika mendengar suara itu, Liu Chen menggelengkan kepala. "Tidak apa"

Hingga mereka semua sampai di sebuah kamar. Disana terbaring seorang wanita paruh baya. Wajahnya terlihat pucat. Ia terus terbatuk sedari tadi.

"Istriku apa kau baik baik saja?" ucap bandit dengan tubuh yang kekar. Dia khawatir ketika batuk istrinya semakin parah.

"Biar kuperiksa", Liu Chen memegang tangan wanita paruh baya itu. Iapun mengangguk. "Sepertinya aku memiliki pil untuk menyembuhkan penyakitnya. Namun, apa dia seorang kultivator?", ia menatap ke arah bandit yang merupakan suami dari wanita paruh baya itu.

"Istriku hanyalah manusia biasa"

"Huft...", Liu Chen menghela nafas. Artinya ia harus membuatkan pil terlebih dahulu dengan manfaat yang sama dengan pil yang sudah dimilikinya. Karna, jika ia memberikan pil untuk seorang kultivator pada orang yang bukan kultivator, maka bukannya sembuh. Tapi penyakitnya akan tambah parah.

Liu Chen mengambil bahan bahan yang dibutuhkan. Iapun mengeluarkan api di tangannya

Melihat api itu, suami dari wanita paruh baya tersebut langsung panik. "A-apa yang ingin tuan muda lakukan?"

Liu Chen tak menjawab, ia langsung memasukkan bahan bahan untuk membuat pil ke dalam api di tangannya. Hanya butuh waktu beberapa menit hingga akhirnya Liu Chen menghilangkan api nya. Terlihatlah sebuah pil di tangannya.

Hal itu tentu membuat semua nya terkejut.

"Tuan muda, a-apa anda alkemis?" ucap pria kekar itu dengan terbata bata.

Liu Chen hanya mengangguk. "Ambilkan air untuk bibi meminum obat ini"

Pria itu langsung menagangguk. Iapun akhirnya datang dengan membawa air minum. Liu Chen langsung memberikan pil itu pada pria tersebut.

Pria itu langsung membantu istrinya untuk duduk dan membantu istrinya untuk meminum obat. Hanya dalam beberapa detik, wajah istrinya tidak lagi terlihat pucat. Bahkan dia berhenti terbatuk. Ia kini sudah sembuh.

Melihat hal itu,pria kekar langsung menangis bahagia. "Ka-kau sudah sembuh?"

Wanita itu tersenyum dan mengangguk. Iapun mengalihkan pandangannya pada Liu Chen, "Terimakasih"

Liu Chen menggelengkan kepala. "Tidak masalah. Ini ambilah", ia langsung mengeluarkan 100 keping emas dan memberikannya pada pria kekar.

"Tu-tuan muda..tapi ini.."

"Ambil saja. Sekarang antarkan aku ke rumah kalian", ia menatap kearah kedua bandit tersisa.

Keduanya mengangguk. Mereka kini percaya pada Liu Chen, setelah melihat apa saja yang Liu Chen lakukan.

"Terimakasih tuan muda, terimakasih. Aku tidak tau harus melakukan apa untukmu" ucap pria kekar.

"Jaga saja istrimu baik baik. Sampai jumpa", Liu Chen langsung keluar dari sana bersama kedua bandit tersisa.

"Terimakasih tuan muda", pria kekar dan istrinya langsung memberikan hormat pada Liu Chen ketika Liu Chen mulai pergi.

Liu Chen pun kini pergi menuju dua rumah bandit. Rumah mereka berada di samping rumah yang dimasukinya tadi. Jadi ia hanya perlu memasuki kedua rumah itu untuk melihat kondisi anggota keluarga bandit yang sakit.

Liu Chen melakukan hal yang sama pada anggota keluarga bandit yang sakit. Setelah menyembuhkan mereka, Liu Chen akan memberikan 100 koin emas bagi mereka.

Mereka sangat berterimakasih dan bersyukur dapat bertemu dengan Liu Chen.

Setelah selesai dengan urusan para bandit, Liu Chen langsung berjalan menuju kota Biru. Untungnya ia sudah tau dimana kota Biru karna diberitaukan oleh seorang bandit yang dibantunya tadi. Awalnya bandit itu ingin mengantarnya. Namun Liu Chen menolak.

Setelah berjalan berjam jam, akhirnya Liu Chen sampai di depan gerbang. Terlihat antrian orang yang ingin masuk ke dalam kota.

Liu Chen mengantri dengan tertib disana. Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya kini gilirannya.

"Tunjukkan kartu identitasmu"

"Ah, aku tidak memilikinya. Apa aku bisa membuat kartu identitas disini?" ucap Liu Chen dengan canggung.

"Tentu, ikuti aku. Kau, jaga gerbang ini" ucap penjaga tersebut pada penjaga yang lain.

"Ayo"

Liu Chen mengangguk. Iapun mengikuti penjaga itu. Tak jauh dari gerbang, ada sebuah pos. Di dalamnya ada seorang pria paruh baya yang duduk disana dengan sebuah kristal bulat di depannya.

Tak lama Liu Chen beserta penjaga masuk ke dalamnya. "Ketua"

Pria paruh baya itu menoleh. "Hm? Ada apa?"

"Ada yang ingin membuat kartu identitas"

"Baiklah, sekarang kau boleh pergi", pria itu menatap sang penjaga.

Penjaga mengangguk.

"Kemarilah. Letakkan tanganmu di atas bola kristal"

Liu Chen mengangguk. Iapun langsung melakukan apa yang diperintahkan. Seketika bola yang dipegang Liu Chen bercahaya putih.

Pri itu mengangguk. "Kau bukan penjahat. Siapa nama dan umurmu"

"Chen, em... Chen saja, umurku 16 tahun"

"Baiklah", tak lama pria itu memberikan kartu pada Liu Chen. "Kau hanya perlu membayar 1 koin emas"

Liu Chen mengangguk. Ia langsung mengambil koin emas yang ada di cincin ruangnya dan memberikan itu pada pria di depannya.

"Kau memiliki cincin ruang?!" kaget pria tersebut ketika melihat bagaimana Liu Chen mengambil koin emas.

Liu Chen mengerutkan dahinya. Iapun mengangguk.

"Siapa kau sebenarnya? Apa kau murid jenius sekte?"

"Bukan, memangnya ada apa kapten penjaga?"

"Karna yang memiliki cincin ruang tidaklah banyak. Hanya orang tertentu yang memilikinya. Seperti murid jenius sekte besar ataupun patriarch"

Liu Chen mengangguk paham. Iapun mengambil kartu yang berada di meja. "Aku bukanlah siapa siapa, aku hanya pendatang. Terimakasih kartunya", Liu Chen tersenyum. Setelahnya pergi meninggalkan sang kapten yang masih menatapnya tanpa berkata apapun lagi.

Terpopuler

Comments

Savira Rasela

Savira Rasela

Maafkan * kami

2022-06-30

0

camad CN

camad CN

mantap thor

2022-06-06

0

topmarkotop

topmarkotop

jos

2022-04-27

1

lihat semua
Episodes
1 1 -Awal Mula
2 2 -Dantian Kembar
3 3 -Kakek Tua
4 4 -Zhao Feng
5 5 -Berlatih
6 6 -Berlatih II
7 7 -Berlatih III
8 8 -Berlatih IV
9 9 -Pelatihan Terakhir
10 10 -Perpisahan
11 11 -Bandit
12 12 -Pembicaraan
13 13 -Asosiasi Bulan Perak
14 14 -Asosiasi Bulan Perak II
15 15 -Jendral Iblis
16 16 -Hilang Kendali
17 17 -Membentuk Kelompok
18 18 -Zong Xian
19 19 -Murid Sekte Bangau Putih
20 20 -Suara Seruling
21 21 -Xin Qian
22 22 -Sampai Di Desa Tanpa Nama
23 23 -Sikap Song Quon
24 24 -Han Liangyi
25 25 -Song Quon Dan Han Liangyi
26 26 -Identitas Dan Orang Tak Dikenal
27 27 -Istana Ras Iblis
28 28 -Dunia Ras Iblis
29 29 -Dunia Ras Iblis II
30 30 -Han Liangyi II
31 31 -Kota Melati
32 32 -Masalah Di Restoran
33 33 -Kota Bulan Merah
34 34 -Kota Bulan Merah II
35 35 -Kota Bulan Merah III
36 36 -Markas
37 37 -Cheng Gong
38 38 -Kemampuan Unik
39 39 -Turnamen Empat Bintang
40 40 -Turnamen Empat Bintang II
41 41 -Turnamen Empat Bintang III
42 42 -Turnamen Empat Bintang IV
43 43 -Turnamen Empat Bintang V
44 44 -Jenderal Muda, Tao Mu
45 45 -Masalah
46 46 -Masalah II
47 47 -Kaisar Muda
48 48 -Menuju Markas
49 49 -Song Quon
50 50 -Pertemuan Di Ruang Utama
51 51 -Zong Xian II
52 52 -Sesuatu Yang Tidak Diduga
53 53 -Dua Jiwa
54 54 -Informasi Mengejutkan
55 55 -Masa Lalu Kaisar Yang
56 56 -Penipu
57 57 -Kekejaman Liu Chen
58 58 -Zong Dian
59 59 -Pena Keajaiban Cerita
60 60 -Zong Dian II
61 61 -Liu Chen
62 62 -Liu Chen II
63 63 -Pelatihan Liu Chen
64 64 -Pelatihan Liu Chen II
65 65 -Kedatangan Zong Xian
66 66 -Kaisar Iblis
67 67 -Dua Jenderal Iblis
68 68 -Kemenangan
69 69 -Empat Divisi
70 70 -Liu Chen Menjadi Target
71 71 -Liu Chen Menjadi Target II
72 72 -Liu Chen III
73 73 -Chapter 73
74 74 -Chu Kaili
75 75 -Toko Obat
76 76 -Mata Mata
77 77 -Pembantaian Keluarga Chu
78 78 -Han Liangyi III
79 79 -Lima Pilar Dunia
80 80 -Chapter 80
81 81 -Chapter 81
82 82 -Jenderal Muda, Tao Mu II
83 83 -Hutan Kabut Darah
84 84 -Liu Chen IV
85 85 -Jenderal Muda, Tao Mu III
86 86 -Liu Chen V
87 87 -Pembicaraan II
88 88 -Gerbang
89 89 -Taman Obat
90 90 -Tekanan
91 Pengumuman
92 91 -Makhluk bernama Kor
93 92 -Sadar
94 93 -Jenderal Xi Wang
95 94 -Song Quon II
96 95 -Liu Chen VI
97 96 -Liu Chen VII
98 97 -Wu Xianlun
99 98 -Kekacauan
100 99 -Kekacauan II
101 100 -Kekacauan III
102 101 -Kekacauan IV (Feng Yin)
103 Pengumuman 7 hari kedepan
104 102 -Kekacauan V
105 103 -Kekacauan VI
106 104 -Kekacauan VII
107 105 -Kekacauan VIII
108 106 -Kekacauan IX (Song Quon III)
109 107 -Kekacauan X (Musuh Utama)
110 108 -Kekacauan XI
111 109 -Kemusnahan Dan Kebangkitan
112 110 -Kemusnahan Dan Kebangkitan II
113 111 -Season 1 End
114 Terimakasih Dan Maaf
115 Season 2
116 Pengumuman
117 Promosi Karya Baru
118 Pengumuman Baru
Episodes

Updated 118 Episodes

1
1 -Awal Mula
2
2 -Dantian Kembar
3
3 -Kakek Tua
4
4 -Zhao Feng
5
5 -Berlatih
6
6 -Berlatih II
7
7 -Berlatih III
8
8 -Berlatih IV
9
9 -Pelatihan Terakhir
10
10 -Perpisahan
11
11 -Bandit
12
12 -Pembicaraan
13
13 -Asosiasi Bulan Perak
14
14 -Asosiasi Bulan Perak II
15
15 -Jendral Iblis
16
16 -Hilang Kendali
17
17 -Membentuk Kelompok
18
18 -Zong Xian
19
19 -Murid Sekte Bangau Putih
20
20 -Suara Seruling
21
21 -Xin Qian
22
22 -Sampai Di Desa Tanpa Nama
23
23 -Sikap Song Quon
24
24 -Han Liangyi
25
25 -Song Quon Dan Han Liangyi
26
26 -Identitas Dan Orang Tak Dikenal
27
27 -Istana Ras Iblis
28
28 -Dunia Ras Iblis
29
29 -Dunia Ras Iblis II
30
30 -Han Liangyi II
31
31 -Kota Melati
32
32 -Masalah Di Restoran
33
33 -Kota Bulan Merah
34
34 -Kota Bulan Merah II
35
35 -Kota Bulan Merah III
36
36 -Markas
37
37 -Cheng Gong
38
38 -Kemampuan Unik
39
39 -Turnamen Empat Bintang
40
40 -Turnamen Empat Bintang II
41
41 -Turnamen Empat Bintang III
42
42 -Turnamen Empat Bintang IV
43
43 -Turnamen Empat Bintang V
44
44 -Jenderal Muda, Tao Mu
45
45 -Masalah
46
46 -Masalah II
47
47 -Kaisar Muda
48
48 -Menuju Markas
49
49 -Song Quon
50
50 -Pertemuan Di Ruang Utama
51
51 -Zong Xian II
52
52 -Sesuatu Yang Tidak Diduga
53
53 -Dua Jiwa
54
54 -Informasi Mengejutkan
55
55 -Masa Lalu Kaisar Yang
56
56 -Penipu
57
57 -Kekejaman Liu Chen
58
58 -Zong Dian
59
59 -Pena Keajaiban Cerita
60
60 -Zong Dian II
61
61 -Liu Chen
62
62 -Liu Chen II
63
63 -Pelatihan Liu Chen
64
64 -Pelatihan Liu Chen II
65
65 -Kedatangan Zong Xian
66
66 -Kaisar Iblis
67
67 -Dua Jenderal Iblis
68
68 -Kemenangan
69
69 -Empat Divisi
70
70 -Liu Chen Menjadi Target
71
71 -Liu Chen Menjadi Target II
72
72 -Liu Chen III
73
73 -Chapter 73
74
74 -Chu Kaili
75
75 -Toko Obat
76
76 -Mata Mata
77
77 -Pembantaian Keluarga Chu
78
78 -Han Liangyi III
79
79 -Lima Pilar Dunia
80
80 -Chapter 80
81
81 -Chapter 81
82
82 -Jenderal Muda, Tao Mu II
83
83 -Hutan Kabut Darah
84
84 -Liu Chen IV
85
85 -Jenderal Muda, Tao Mu III
86
86 -Liu Chen V
87
87 -Pembicaraan II
88
88 -Gerbang
89
89 -Taman Obat
90
90 -Tekanan
91
Pengumuman
92
91 -Makhluk bernama Kor
93
92 -Sadar
94
93 -Jenderal Xi Wang
95
94 -Song Quon II
96
95 -Liu Chen VI
97
96 -Liu Chen VII
98
97 -Wu Xianlun
99
98 -Kekacauan
100
99 -Kekacauan II
101
100 -Kekacauan III
102
101 -Kekacauan IV (Feng Yin)
103
Pengumuman 7 hari kedepan
104
102 -Kekacauan V
105
103 -Kekacauan VI
106
104 -Kekacauan VII
107
105 -Kekacauan VIII
108
106 -Kekacauan IX (Song Quon III)
109
107 -Kekacauan X (Musuh Utama)
110
108 -Kekacauan XI
111
109 -Kemusnahan Dan Kebangkitan
112
110 -Kemusnahan Dan Kebangkitan II
113
111 -Season 1 End
114
Terimakasih Dan Maaf
115
Season 2
116
Pengumuman
117
Promosi Karya Baru
118
Pengumuman Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!