3 -Kakek Tua

Sudah 3 hari Liu Chen terus berkultivasi dengan diawasi oleh ayahnya. Ia akan berhenti ketika akan makan, tidur dan ketika melakukan kerjaan lainnya. Sekarang kebun dijaga oleh ibunya saja. Karna ayahnya di rumah untuk menjaga Liu Chen.

Li Wei akan berangkat ke kebun ketika pagi hari dan pulang saat siang hari.

"*Bakat Chen'er akan sia sia jika hanya terus disini. Disini tidak ada Qi yang tebal. Juga, aku tak pernah memberinya sumber daya karna aku tak memiliki uang yang banyak* " batin Liu Hongli sambil memperhatikan Liu Chen.

Liu Hongli pun menghela nafas ketika memikirkan nya. "Kini Chen'er sudah berada pada tingkat pemula bintang 3. Sungguh monster kultivasi. Aku tak mengira Chen'er sudah berada pada tingkat pemula bintang 3 hanya dengan waktu 3 hari" batin nya.

"Bagaimana Chen'er dimasa depan nanti?" gumam Liu Hongli sambil menatap ke arah langit yang nampak mendung.

Liu Hongli berjalan menemui Liu Chen. "Chen'er, sudahi dahulu kultivasimu. Sepertinya hujan akan turun"

Liu Chen membuka matanya kala mendengar suara Liu Hongli. "iya"

Liu Chen pun berdiri dan menghampiri Liu Hongli. Mereka pun masuk ke dalam rumah dan duduk di kursi ruang tamu.

"Ayah, bagaimana tingkatan kultivasi?" tanya Liu Chen sambil menatap Liu Hongli.

Liu Hongli mengalihkan perhatian ke arah anaknya. "Ayah belum memberitaumu ya?"

Liu Chen mengangguk. Liu Hongli pun mulai menjelaskan."Tingkatan kultivasi di dunia kita dari yang terlemah hingga yang terkuat adalah:

*Pemula\=1-9

*Qi condensation\=1-9

*Qi foundation\=1-9

*Master\=1-9

*Grandmaster\=1-9

*Prajurit\=1-9

*Jendral\=1-9

*Kaisar

Jadi tingkatan terkuat adalah tingkat kaisar dan yang terlemah adalah pemula. Kau mengerti Chen'er? Sementara kamu berada pada tingkat pemula bintang 3"

Liu Chen mengangguk angguk. Lalu menundukkan kepala dengan ekspresi murung. "Hah...aku sangat lemah ayah. Aku hanya tingkat pemula bintang 3. Seharusnya aku bisa mencapai tingkat pemula bintang 5. Aku tidak berbakat"

Liu Hongli hampir tersedak nafasnya sendiri ketika mendengar ucapan Liu Chen. "Chen'er, kamu termasuk jenius bahkan bisa disebut monster kultivasi. Dalam 3 hari kamu bisa mencapai tingkat pemula bintang 3. Apalagi saat kau belajar berkultivasi untuk pertama kali. Kamu berhasil hanya dengan waktu beberapa jam.

Jika orang dengan rata rata mungkin 1 bulan. Sementara seorang jenius hanya butuh waktu 2 minggu. Tapi kamu hanya butuh beberapa jam untuk berhasil, Chen'er.

Kamu tidak bisa disebut jenius. Tapi lebih dari jenius. Jangan terburu buru untuk meningkatkan kekuatan Chen'er. Kamu juga perlu menikmati hidupmu"

Liu Chen menatap ke arah ayahnya dan menggelengkan kepala. "Aku akan rutin berlatih ayah. Demi melindungi ayah, ibu maupun kakak suatu saat nanti. Aku tak mau kalian kenapa napa. Juga aku ingin membanggakan kalian. Itulah tujuanku untuk menjadi kuat ayah"

Lou Hongli tersenyum. Lalu mengelus kepala putra keduanya ini. "Tapi jangan memaksakan dirimu, Chen'er. Kau mengerti?"

Liu Chen mengangguk dan tersenyum. "Aku tau ayah, ibu juga sudah berkata seperti itu"

"Baiklah kalau kau sudah mengerti. Sekarang istirahatlah. Latihan saat ini sudah selesai"

"Baik ayah", Liu Chen berdiri dan pamit pada ayahnya. Setelah itu ia pun masuk ke dalam kamar.

Keesokan harinya, seperti biasa Liu Chen bangun pagi pagi dan membersihkan dirinya. Karna ibu dan ayahnya belum bangun, Liu Chen pun berjalan keluar dan menutup pintu.

Liu Chen mengambil nafas dalam dalam dan menghembuskannya perlahan. "Kira kira kakak sedang apa, ya?"gumam nya.

Liu Chen menatap ke arah langit dan memikirkan Liu Changyi, kakaknya.

Ia hanya bisa bertemu Liu Changyi setahun sekali. Karna Liu Changyi sudah 3 tahun diangkat menjadi murid di sekte bangau putih, jadi Liu Changyi sudah 3 kali menemui Liu Chen dan ayah maupun ibunya.

Hingga tiba tiba sesuatu terlintas di pikiran Liu Chen. "Apa jika aku menjual hewan buas maka aku bisa mendapatkan uang?"

Liu Chen melihat kearah jalan menuju hutan. Iapun melirik ke arah rumah sederhana nya. Kemudian kembali mengalihkan perhatian ke arah menuju hutan dekat desa.

"Kalau tidak salah, hewan buas bisa dijual. Baiklah...sudah kuputuskan. Aku akan masuk ke dalam hutan. Tapi bagaimana jika ayah dan ibu mencariku?", Liu Chen melirik ke arah rumahnya.

Lalu berfikir sejenak. "Aku tidak akan lama. Lagi pula, aku pasti bisa jika hanya berhadapan dengan hewan buas biasa. Dan kurasa tidak pernah ada orang yang bilang jika di hutan dekat desa ada demonic beast. Jadi aku tidak perlu khawatir.

Aku ingin membantu ayah dan ibu untuk mendapatkan uang. Juga, aku ingin mendapat pengalaman bertarung" gumam Liu Chen. Iapun mengalihkan perhatian ke arah jalan menuju hutan.

Liu Chen menarik nafas dalam dalam dan menghembuskan nya. Iapun mulai melangkah menuju hutan tanpa diketahui kedua orangtua nya.

Di langit nampak agak gelap karna matahari belum muncul sepenuhnya. Namun Liu Chen dapat melihat jalan.

Setelah beberapa menit, akhirnya Liu Chen sampai di depan hutan. Hutan itu nampak seperti hutan biasanya, banyak pepohonan dan udara yang sejuk.

Liu Chen mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam hutan. Ia melihat ke kiri dan kanan dengan waspada. Karna bisa saja hewan buas datang menyerang.

Sudah lebih dari 20 menit Liu Chen berjalan, namun tidak ada hewan yang juga muncul. Mungkin karna hari masihlah sangat pagi dan matahari belum menampakkan dirinya sepenuhnya.

"Jika terus begini, lebih baik aku pulang saja. Tidak ada hewan disini. Sepertinya mereka belum bangun", Liu Chen hendak membalikkan tubuhnya. Namun setelah melihat ke belakang, terdapat seekor serigala dengan dua tanduk di kepala dan bulu berwarna abu.

Gggrrrr

Liu Chen dapat melihat bahwa serigala itu bukanlah serigala biasa. Iapun mulai waspada melihat kehadiran serigala.

"Apa serigala itu adalah demonic beast?", Liu Chen langsung menggelengkan kepalanya. "Tidak pernah ada orang yang mengatakan bahwa dihutan ini terdapat seekor demonic beast. Namun dari ukurannya..."

Liu Chen melihat ukuran serigala itu kira kira setinggi 3 meter. Yang tentu lebih besar dari serigala pada umumnya dan lebih besar dari pada Liu Chen.

Serigala itu bernama serigala tanduk hitam. Sebab, tanduknya berwarna hitam.Namun Liu Chen sama sekali tak mengetahui tentang nama serigala tersebut.

Serigala tanduk hitam mulai melompat dan bersiap menerkam Liu Chen. Namun Liu Chen dengan sigap menghindarinya.

Serigala tanduk hitam langsung mengarahkan salah satu kaki depannya dan berniat memotong tubuh anak manusia di depannya. Namun lagi lagi Liu Chen menghindar yang membuat cakarnya itu mengenai tanah dan membuat sebuah cekungan kecil.

Liu Chen menelan ludahnya sendiri. "Sepertinya...serigala itu...bukan serigala biasa.."

Liu Chen berbalik dan mulai berlari masuk hutan semakin dalam secepat yang ia bisa. Tentunya, serigala itu takkan membiarkannya lepas begitu saja. Serigala tanduk hitam berlari mengejar Liu Chen.

Serigala tanduk hitam memang unggul dalam hal serangan, namun serigala tanduk hitam kurang unggul dalam kecepatan. Sehingga serigala tanduk hitam masih berada di belakang Liu Chen. Namun jarak antara mereka cukup dekat.

Liu Chen semakin memasuki hutan. Ia sesekali menengok ke belakang untuk melihat apakah serigala tanduk hitam masih mengejarnya. Namun serigala tanduk hitam tetap saja mengejarnya yang membuat Liu Chen semakin mempercepat larinya.

Dia sudah 5 menit berlari. Namun serigala tanduk hitam masih belum pergi meninggalkan nya.

Saat Liu Chen menengok ke belakang, ia tak menyadari jalan di depan nya. Di depannya, terdapat retakan tanah yang membentuk menjadi sebuah jurang.

Hingga, ketika Liu Chen kembali mengalihkan perhatian ke depan, Liu Chen menghentikan larinya secara tiba tiba ketika melihat jurang di depannya.

Namun sayang, ia sudah terlalu dekat dengan jurang itu yang membuat Liu Chen terjatuh. "AAAAA!!"

Serigala tanduk hitam langsung memelankan laju larinya. Hingga iapun menengok ke arah jurang tempat Liu Chen mulai terjatuh.

Ggggrrr

Serigala tanduk hitam langsung membalikkan badannya dan berjalan menjauh. Sebab, mangsanya sudah berhasil lolos darinya. Dia tak mungkin mau masuk ke dalam jurang hanya untuk menangkap sebuah mangsa. Yang mungkin saja dia akan mati terlebih dahulu sebelum memakan mangsanya.

"AAAAAA!!!"

Wajah Liu Chen ada di bawah yang menghadap tanah. Liu Chen memejamkan mata seakan ia sudah pasrah. Namun ia tetap berteriak karna takut.

Hingga ada sebuah cahaya yang bersinar di bawah dan Liu Chen masuk ke dalam nya.

Sementara itu, Liu Hongli maupun Li Wei nampak mencari sesuatu di sekitar rumah.

"Chen'er kamu dimana?", Li Wei berjalan menuju dapur sambil menengok ke kanan maupun kiri.

"Chen'er jangan bersembunyi", Liu Hongli berjalan keluar rumah dan mencari di sekitar halaman. Namun tetap saja, sekeras apapun mereka mencari Liu Chen dirumah, mereka belum juga menemukan nya.

Li Wei menemui Liu Hongli yang ada di luar. Dari ekspresi nya, ia terlihat khawatir. "Li'er, apa kau menemukan Chen'er?"

Liu Hongli berbalik ketika mendengar suara istrinya. Iapun menggelengkan kepala. "Aku tidak menemukannya. Apa Chen'er pergi keluar?"

"Chen'er jarang keluar kecuali saat Chen'er akan membantu di kebun. Sementara 3 hari ini Chen'er hanya di rumah denganmu", Li Wei menatap ke arah Liu Hongli.

"Kita tanyakan saja pada warga disini. Mungkin mereka melihat Chen'er"

Li Wei mengangguk. Mereka berdua pun keluar untuk menanyakan keberadaan Liu Chen.

Sementara itu, Liu Chen berada di suatu tempat yang tidak diketahui. Liu Chen mulai membuka matanya kala ia merasa sudah berada di tanah. Apalagi, dia tidak merasa jatuh dari ketinggian. Namun tubuhnya sedikit sakit.

Posisi Liu Chen saat ini masih tengkurap, iapun melihat ke sekitar. Ia dapat melihat tanah tempatnya terjatuh terdapat rumput rumput hijau. Bukan hanya itu, namun ada juga pepohonan seperti dihutan. Padahal Liu Chen yakin, dia jatuh ke jurang.

Namun kini ia berada di hutan. Namun hutan itu tidak Liu Chen kenal. Hutan itu bukanlah hutan di dekat desanya.

"Bagaimana bisa aku ada disini?" gumam Liu Chen.

Liu Chen mulai berdiri. Tangannya agak sakit karna terjatuh. Walaupun terjatuhnya tidak setinggi di jurang. Namun tetap cukup menyakitkan.

Tangan kanan nya memegangi tangan kiri nya. Ia melihat ke kanan maupun kiri. Saat melihat ke belakang, Liu Chen melihat ada sebuah gua.

Lalu Liu Chen melihat ke arah langit yang terlihat matahari sudah terbit.

"Dimana aku sekarang? Apa yang harus kulakukan?" gumam Liu Chen.

Liu Chen melihat lagi ke arah gua. "Ada sesuatu di gua itu. Aku bisa merasakan aura yang misterius disana. Apa aku kesana saja? Mungkin ada orang disana"

Setelah berfikir beberapa saat, Liu Chen pun akhirnya memilih untuk melihat ke dalam gua.

Saat berada tepat di depan gua, Liu Chen agak ragu untuk masuk. Sebab di dalam gua sangat gelap. Namun karna rasa penasarannya yang besar tentang gua ini, Liu Chen pun akhirnya masuk ke dalam gua dengan perlahan.

Liu Chen terus melihat ke sekeliling untuk melihat keadaan yang ada. Rasa takutnya seakan hilang saat ini karna rasa penasaran yang lebih besar.

"Halo..apa ada orang?" teriak Liu Chen.

Suara Liu Chen langsung menggema di dalam gua.

"Halo!", Liu Chen kembali berteriak. Namun tetap tidak ada seseorang yang menjawab. Hanya gema dari suaranya yang dapat di dengar Liu Chen.

Liu Chen terus berjalan sangat dalam. Keadaan sekitar pun nampak lebih gelap lagi.

"Aduh..!"

Hingga tiba tiba Liu Chen terjatuh karna menyandung sebuah batu.

"Disini sangat gelap. Sangat sulit melihat gua ini" gumam Liu Chen. Lagi lagi, suaranya menggema di dalam gua.

Liu Chen kemudian berdiri dan membersihkan debu debu yang ada di pakaiannya. Setelah itu, Liu Chen kembali berjalan masuk ke dalam.

"Sebenarnya kenapa aku bisa ada disini?" batin nya.

"Namun berkat itu, aku tak terjatuh dari ketinggian tebing. Tapi kini aku tak tau berada dimana. Mungkin ayah dan ibu sedang mencariku" batinnya yang merasa menyesal karna berfikir kedua orangtuanya pasti khawatir karnanya.

Liu Chen meraba raba dinding di sampingnya yang membuat Liu Chen dapat terus maju. Namun terkadang Liu Chen akan terjatuh karna tersandung. Tapi Liu Chen kembali berdiri dan semakin masuk lebih dalam ke gua.

Hingga sebuah sinar membuat Liu Chen semakin mempercepat langkah kakinya menuju arah sinar cahaya tersebut.

Saat sampai, Liu Chen terkejut ketika melihat bebatuan yang bersinar berwarna hijau di bawah dinding dinding gua. Apalagi, tempatnya berdiri sekarang sangatlah luas. Bukan seperti gua, namun seperti lapangan.

"Tempat apa ini?", Liu Chen memandang sekelilingnya dengan takjub. Ini adalah pertama kalinya bagi Liu Chen pergi ke tempat seperti ini.

Hingga sebuah cahaya berada tepat di depan Liu Chen. Melihat itu, Liu Chen agak mundur beberapa langkah dan menatap ke arah cahaya tersebut dengan waspada.

Lama kelamaan cahaya tersebut meredup. Memperlihatkan seorang kakek tua yang transparan.

Wajahnya terlihat tegas dan berwibawa. Ia memegangi kepalanya seakan baru saja dipukul.

Kakek tua itu memiliki janggut dan rambut panjang berwarna putih dengan mata berwarna merah yang nampak mengintimidasi. Ia juga mengeluarkan aura yang cukup kuat dari tubuhnya.

"Aduh..!! Kepalaku sakit. Siapa sebenarnya yang berani menendang batu roh!" teriaknya marah. Ia melihat sekitar dan pandangan nya terpaku pada Liu Chen.

Kakek tua itu menunjuk nunjuk Liu Chen dengan tangan kanan. Sementara tangan kirinya masih memegangi kepalanya. "Kau! Kau yang menendang batu roh, jawab aku! Apa itu benar?"

Melihat dirinya sedang ditunjuk oleh seseorang yang memiliki tatapan intimidasi seperti itu membuat Liu Chen agak ketakutan. Bagaimanapun dia hanyalah seorang anak yang baru berumur 11 tahun. Mendapat tatapan seperti itu pastilah membuatnya sedikit takut.

Liu Chen tak bisa menjawabnya, lebih tepatnya ia tak mengerti apa yang kakek tua itu katakan.

"Jika orangtua bertanya jawab. Jangan terus diam seperti itu!" bentak nya.

Liu Chen mundur beberapa langkah ke belakang. "Ak-aku tidak mengerti. A-apa maksud ka-kakek"

Hingga kakek tua itu mengingat sesuatu. Iapun menurunkan tangan yang memegang kepalanya. Ia menatap Liu Chen penuh selidik.

Diapun akhirnya tersenyum. "Kemarilah, nak"

Liu Chen berhenti berjalan mundur. Namun ia sama sekali tak maju menghampiri kakek tua itu. Ia sebenarnya agak heran dengan perubahan sikap kakek tua yang sebelumnya terlihat sangat marah. Kini terlihat ramah.

"Kemarilah, aku takkan menyakitimu. Percayalah, dan maaf untuk tadi", kakek tua itu masih tersenyum seramah mungkin agar anak berumur 11 tahun di depannya itu tak takut lagi padanya.

Liu Chen agak ragu sejenak. Namun ia memperhatikan ke arah wajah kakek tua itu. Terlihat kakek tua itu tidak terlihat marah lagi seperti tadi.

Liu Chen pun memberanikan diri mendekat beberapa langkah ke depan. Hingga kini jaraknya dengan kakek tua itu hanyalah sekitar 3 meter.

Hingga tiba tiba kakek tua itu terbang mendekat ke arah Liu Chen. Kakek itu terbang dengan rendah dan hanya beberapa centi dari tanah.

Liu Chen ingin mundur, namun ia takut kakek itu akan marah lagi. Jadi dia hanya diam sambil menundukkan kepala dengan agak ketakutan.

Hingga sesuatu yang tak ia duga terjadi. Kakek tua itu mengusap kepala Liu Chen. Hingga membuat Liu Chen akhirnya berani mengangkat wajahnya dan menatap ke arah kakek tua itu.

Terpopuler

Comments

camad CN

camad CN

sip

2022-06-06

0

topmarkotop

topmarkotop

yup

2022-04-27

1

Yanka Raga

Yanka Raga

like 😎

2022-01-01

1

lihat semua
Episodes
1 1 -Awal Mula
2 2 -Dantian Kembar
3 3 -Kakek Tua
4 4 -Zhao Feng
5 5 -Berlatih
6 6 -Berlatih II
7 7 -Berlatih III
8 8 -Berlatih IV
9 9 -Pelatihan Terakhir
10 10 -Perpisahan
11 11 -Bandit
12 12 -Pembicaraan
13 13 -Asosiasi Bulan Perak
14 14 -Asosiasi Bulan Perak II
15 15 -Jendral Iblis
16 16 -Hilang Kendali
17 17 -Membentuk Kelompok
18 18 -Zong Xian
19 19 -Murid Sekte Bangau Putih
20 20 -Suara Seruling
21 21 -Xin Qian
22 22 -Sampai Di Desa Tanpa Nama
23 23 -Sikap Song Quon
24 24 -Han Liangyi
25 25 -Song Quon Dan Han Liangyi
26 26 -Identitas Dan Orang Tak Dikenal
27 27 -Istana Ras Iblis
28 28 -Dunia Ras Iblis
29 29 -Dunia Ras Iblis II
30 30 -Han Liangyi II
31 31 -Kota Melati
32 32 -Masalah Di Restoran
33 33 -Kota Bulan Merah
34 34 -Kota Bulan Merah II
35 35 -Kota Bulan Merah III
36 36 -Markas
37 37 -Cheng Gong
38 38 -Kemampuan Unik
39 39 -Turnamen Empat Bintang
40 40 -Turnamen Empat Bintang II
41 41 -Turnamen Empat Bintang III
42 42 -Turnamen Empat Bintang IV
43 43 -Turnamen Empat Bintang V
44 44 -Jenderal Muda, Tao Mu
45 45 -Masalah
46 46 -Masalah II
47 47 -Kaisar Muda
48 48 -Menuju Markas
49 49 -Song Quon
50 50 -Pertemuan Di Ruang Utama
51 51 -Zong Xian II
52 52 -Sesuatu Yang Tidak Diduga
53 53 -Dua Jiwa
54 54 -Informasi Mengejutkan
55 55 -Masa Lalu Kaisar Yang
56 56 -Penipu
57 57 -Kekejaman Liu Chen
58 58 -Zong Dian
59 59 -Pena Keajaiban Cerita
60 60 -Zong Dian II
61 61 -Liu Chen
62 62 -Liu Chen II
63 63 -Pelatihan Liu Chen
64 64 -Pelatihan Liu Chen II
65 65 -Kedatangan Zong Xian
66 66 -Kaisar Iblis
67 67 -Dua Jenderal Iblis
68 68 -Kemenangan
69 69 -Empat Divisi
70 70 -Liu Chen Menjadi Target
71 71 -Liu Chen Menjadi Target II
72 72 -Liu Chen III
73 73 -Chapter 73
74 74 -Chu Kaili
75 75 -Toko Obat
76 76 -Mata Mata
77 77 -Pembantaian Keluarga Chu
78 78 -Han Liangyi III
79 79 -Lima Pilar Dunia
80 80 -Chapter 80
81 81 -Chapter 81
82 82 -Jenderal Muda, Tao Mu II
83 83 -Hutan Kabut Darah
84 84 -Liu Chen IV
85 85 -Jenderal Muda, Tao Mu III
86 86 -Liu Chen V
87 87 -Pembicaraan II
88 88 -Gerbang
89 89 -Taman Obat
90 90 -Tekanan
91 Pengumuman
92 91 -Makhluk bernama Kor
93 92 -Sadar
94 93 -Jenderal Xi Wang
95 94 -Song Quon II
96 95 -Liu Chen VI
97 96 -Liu Chen VII
98 97 -Wu Xianlun
99 98 -Kekacauan
100 99 -Kekacauan II
101 100 -Kekacauan III
102 101 -Kekacauan IV (Feng Yin)
103 Pengumuman 7 hari kedepan
104 102 -Kekacauan V
105 103 -Kekacauan VI
106 104 -Kekacauan VII
107 105 -Kekacauan VIII
108 106 -Kekacauan IX (Song Quon III)
109 107 -Kekacauan X (Musuh Utama)
110 108 -Kekacauan XI
111 109 -Kemusnahan Dan Kebangkitan
112 110 -Kemusnahan Dan Kebangkitan II
113 111 -Season 1 End
114 Terimakasih Dan Maaf
115 Season 2
116 Pengumuman
117 Promosi Karya Baru
118 Pengumuman Baru
Episodes

Updated 118 Episodes

1
1 -Awal Mula
2
2 -Dantian Kembar
3
3 -Kakek Tua
4
4 -Zhao Feng
5
5 -Berlatih
6
6 -Berlatih II
7
7 -Berlatih III
8
8 -Berlatih IV
9
9 -Pelatihan Terakhir
10
10 -Perpisahan
11
11 -Bandit
12
12 -Pembicaraan
13
13 -Asosiasi Bulan Perak
14
14 -Asosiasi Bulan Perak II
15
15 -Jendral Iblis
16
16 -Hilang Kendali
17
17 -Membentuk Kelompok
18
18 -Zong Xian
19
19 -Murid Sekte Bangau Putih
20
20 -Suara Seruling
21
21 -Xin Qian
22
22 -Sampai Di Desa Tanpa Nama
23
23 -Sikap Song Quon
24
24 -Han Liangyi
25
25 -Song Quon Dan Han Liangyi
26
26 -Identitas Dan Orang Tak Dikenal
27
27 -Istana Ras Iblis
28
28 -Dunia Ras Iblis
29
29 -Dunia Ras Iblis II
30
30 -Han Liangyi II
31
31 -Kota Melati
32
32 -Masalah Di Restoran
33
33 -Kota Bulan Merah
34
34 -Kota Bulan Merah II
35
35 -Kota Bulan Merah III
36
36 -Markas
37
37 -Cheng Gong
38
38 -Kemampuan Unik
39
39 -Turnamen Empat Bintang
40
40 -Turnamen Empat Bintang II
41
41 -Turnamen Empat Bintang III
42
42 -Turnamen Empat Bintang IV
43
43 -Turnamen Empat Bintang V
44
44 -Jenderal Muda, Tao Mu
45
45 -Masalah
46
46 -Masalah II
47
47 -Kaisar Muda
48
48 -Menuju Markas
49
49 -Song Quon
50
50 -Pertemuan Di Ruang Utama
51
51 -Zong Xian II
52
52 -Sesuatu Yang Tidak Diduga
53
53 -Dua Jiwa
54
54 -Informasi Mengejutkan
55
55 -Masa Lalu Kaisar Yang
56
56 -Penipu
57
57 -Kekejaman Liu Chen
58
58 -Zong Dian
59
59 -Pena Keajaiban Cerita
60
60 -Zong Dian II
61
61 -Liu Chen
62
62 -Liu Chen II
63
63 -Pelatihan Liu Chen
64
64 -Pelatihan Liu Chen II
65
65 -Kedatangan Zong Xian
66
66 -Kaisar Iblis
67
67 -Dua Jenderal Iblis
68
68 -Kemenangan
69
69 -Empat Divisi
70
70 -Liu Chen Menjadi Target
71
71 -Liu Chen Menjadi Target II
72
72 -Liu Chen III
73
73 -Chapter 73
74
74 -Chu Kaili
75
75 -Toko Obat
76
76 -Mata Mata
77
77 -Pembantaian Keluarga Chu
78
78 -Han Liangyi III
79
79 -Lima Pilar Dunia
80
80 -Chapter 80
81
81 -Chapter 81
82
82 -Jenderal Muda, Tao Mu II
83
83 -Hutan Kabut Darah
84
84 -Liu Chen IV
85
85 -Jenderal Muda, Tao Mu III
86
86 -Liu Chen V
87
87 -Pembicaraan II
88
88 -Gerbang
89
89 -Taman Obat
90
90 -Tekanan
91
Pengumuman
92
91 -Makhluk bernama Kor
93
92 -Sadar
94
93 -Jenderal Xi Wang
95
94 -Song Quon II
96
95 -Liu Chen VI
97
96 -Liu Chen VII
98
97 -Wu Xianlun
99
98 -Kekacauan
100
99 -Kekacauan II
101
100 -Kekacauan III
102
101 -Kekacauan IV (Feng Yin)
103
Pengumuman 7 hari kedepan
104
102 -Kekacauan V
105
103 -Kekacauan VI
106
104 -Kekacauan VII
107
105 -Kekacauan VIII
108
106 -Kekacauan IX (Song Quon III)
109
107 -Kekacauan X (Musuh Utama)
110
108 -Kekacauan XI
111
109 -Kemusnahan Dan Kebangkitan
112
110 -Kemusnahan Dan Kebangkitan II
113
111 -Season 1 End
114
Terimakasih Dan Maaf
115
Season 2
116
Pengumuman
117
Promosi Karya Baru
118
Pengumuman Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!