Liu Chen berdiri tegak di depan kumpulan undead yang merupakan demonic beast. Dihadapannya, ada sekitar 1.000 demonic beast dengan berbagai ukuran, bentuk dan umur.
Sebenarnya, ini belumlah sampai tiga per empat dari demonic beast yang di dapatkan Zhao Feng di pulau ini. Namun, ia tidak mungkin mengeluarkan tiga perempat demonic beast miliknya. Karna tidak mungkin bagi Liu Chen untuk menang, bila melawan semuanya sekaligus. Dengan melawan 1.000 saja akan sangat sulit.
Liu Chen menatap tajam pasukan undead di depannya. Ia sangat waspada saat ini ketika melihat jumlah dari undead yang dimiliki gurunya. Liu Chen mengira ini sudah tiga perempat undead milik gurunya. Karna undead yang dilihatnya ini sangat banyak.
"Apa kau sudah siap, Chen'er?" ucap Zhao Feng yang kini sedang terbang di udara.
Liu Chen tidak mengalihkan tatapannya dari pasukan undead. Ia hanya mengangguk dan berkata. "Aku sudah siap guru!"
Zhao Feng mengangguk. Iapun mulai memerintahkan undead undead miliknya untuk menyerang Liu Chen. Seketika 500 dari mereka langsung menyerang Liu Chen.
Liu Chen berdiri tegak tanpa takut. Ia mencengkram pedangnya dengan kuat.
Ggrraaoo
Ggrrrrr
Sssstttt
Ke 500 demonic beast itu menyerang Liu Chen secara bergantian. Sementara Liu Chen untuk saat ini masih bertahan, hingga Liu Chen melompat mundur. Ia menancapkan pedangnya di tanah dengan tangan yang masih memegang pegangan pedang.
"Elemen api:lautan api"
Seketika api menjalar, dari tanah tempat pedang Liu Chen di tancapkan, menuju lautan undead.
Beberapa demonic beast seketika terbakar. Sementara sisanya mengalami luka. Namun ada juga yang baik baik saja karna memiliki pertahanan yang kuat.
Walaupun terluka, nyatanya mereka tidak merasa kesakitan. Mereka langsung berlari menuju Liu Chen dan kembali menyerang kala api sudah padam.
Liu Chen mengambil pedangnya yang tertancap. Ia juga langsung berlari menuju lautan undead itu. "Teknik pertama:langkah bayangan"
Liu Chen bergerak cepat diantara kumpulan demonic beast itu sambil menggenggam pedangnya yang telah dialiri Qi dengan erat, ia menebas satu persatu demonic beast yang ada disana.
Beberapa dari mereka bisa menghindar karna memiliki kecepatan yang hampir sama dengan Liu Chen yang memakai jurus langkah bayangan.
Liu Chen tiba tiba saja di serang dari arah samping oleh seekor demonic beast berwujud badak. Ia memiliki satu cula di depan, namun di bagian punggung juga terdapat duri duri tajam. Demonic beast ini dinamakan badak landak. Ia sama hal nya dengan beruang landak, tidak bisa melepaskan duri duri nya seperti yang dapat landak lakukan.
Liu Chen yang menyadari adanya serangan samping, langsung menghadapkan posisi tubuhnya pada badak landak. Liu Chen langsung menahan serangan serudukan dari badak landak. Lalu, tak lama demonic lain menyerang Liu Chen dari arah belakang.
Liu Chen segera melompat ke atas dan membuat demonic beast itu menghantam badak landak. Akhirnya Liu Chen pun berdiri dengan tenang diatas kedua demonic beast yang kini saling bertumpuk itu.
Hingga Liu Chen tiba tiba menghilang dari sana dan muncul di tempat yang berbeda beda. Ia mengalahkan demonic beast dengan kekuatan yang lebih rendah dari yang lain terlebih dahulu agar pertarungannya nanti dengan demonic beast tingkat tinggi, tidak dihalangi oleh demonic beast tingkat rendah ini.
Liu Chen terus menghilang dengan memakai kemampuan jurus langkah bayangan tingkat pertama. Sesekali akan terdengar ledakan ledakan dari tempat munculnya Liu Chen.
Zhao Feng yang melihat pertarungan Liu Chen tersenyum. Liu Chen memiliki pengontrolan Qi yang sangat baik. Liu Chen juga dapat mengalahkan banyak undead yang dikeluarkannya ini. "Memang sangat hebat. Dia memiliki reflek dan insting yang semakin baik. Tidak salah aku memberinya pelatihan yang kuberikan. Kukira itu terlalu berlebihan, tapi sepertinya tidak" gumam Zhao Feng.
Liu Chen menghindari serangan dari demonic beast tingkat tinggi yang menghalangi rencana nya untuk mengalahkan demonic beast tingkat rendah. Liu Chen kini harus menghindari serangan bola api yang dikeluarkan seekor demonic beast berwujud singa.
Liu Chen menghindarinya dengan mudah, bahkan bola api itu mengenai demonic beast yang lain. Liu Chen menjulurkan lidahnya. "Bwee,tidak kena"
Tidak berhenti disitu, ternyata singa tersebut kembali melemparkan bola api yang keluar dari mulutnya dan lagi lagi Liu Chen hindari dengan mudah.
"Kini giliranku menyerang!", Liu Chen langsung menghilang dari sana dan muncul di udara. Ia nampak terbang, karna sudah berada di tingkat kaisar, maka tak heran jika Liu Chen dapat terbang sekarang.
Liu Chen mencengkram pedangnya dengan kuat. Setelah itu, dia langsung mengangkat pedangnya dengan ujung setinggi dagu.
"Elemen api:pilar api"
Liu Chen langsung memposisikan ujung pedang yang tajam ke samping kanan. Lalu, kembali merubah posisi ujung pedang hingga menghadap kerumunan undead. Liu Chen pun melemparkan pedangnya ke arah kerumunan itu hingga membuat pedang tertancap.
Tidak hanya sampai disana, setelah pedang tertancap tiba tiba saja dari bawah tanah langsung muncul kobaran api menuju ke langit dengan ukuran yang besar. Api itu langsung menuju langit hingga api tersebut membentuk seperti sebuah pilar.
Semua demonic beast yang berada di area pilar langsung terbakar menjadi debu dengan cepat. Pilar api hanya terjadi beberapa detik saja sebelum akhirnya menghilang, menyisakan pedang yang sudah berubah jadi debu dan tanah yang membentuk cekungan.
Liu Chen menghabiskan cukup banyak Qi. Namun dirinya tidak terlihat kelelahan. Ia malah nampak semakin bersemangat.
Melihat serangan yang dilakukan muridnya, membuat Zhao Feng terkejut. Ia tidak mengetahui tentang jurus yang dilakukan Liu Chen tadi. Namun ia ingat sesuatu. "Guru, aku akan menunjukkan jurus buatanku sendiri nanti di pelatihan terakhir"
Zhao Feng kagum kepada muridnya. Ternyata jurus yang dikatakan Liu Chen sangat hebat. Apalagi jurus itu adalah buatan Liu Chen sendiri.
Liu Chen langsung turun dan mendarat di atas seekor demonic beast. Iapun langsung mengambil pedang lain dari cincin ruang dan mengalirkan Qi ke pedang tersebut.
Liu Chen langsung memenggal kepala demonic beast yang dinaikinya. Setelah itu Liu Chen langsung melompat turun. "Ayo kemarilah!"
Seketika semua demonic beast yang tersisa menyerang ke arah Liu Chen.
Sementara itu, di suatu tempat. Ada seorang pemuda yang berjongkok di samping sebuah batu nisan. Ia merasa menyesal dengan dirinya sendiri. "Adik, maaf kakak tak bisa menjagamu. Kakak memanglah bukan kakak yang baik. Aku tak pantas disebut kakak karna tak bisa melindungimu. Sebagai gantinya, aku akan melindungi ayah dan ibu, aku tidak akan membiarkan sesuatu yang buruk terjadi pada mereka", iapun memeluk batu nisan itu sambil menangis.
Ia mengingat masa masa saat bersama adiknya. Itu sangat menyenangkan. Namun kini harus berakhir, ia tak bisa bertemu lagi dengan adiknya untuk selamanya.
Pada batu nisan, tertulis nama 'Chen'. Sementara pemuda yang berjongkok di samping batu nisan itu adalah Liu Changyi, kakak dari Liu Chen. Ia mengira bahwa adiknya sudah meninggal. Saat beberapa tahun lalu ketika ia pulang, ia mendengar kabar bahwa adiknya masuk ke dalam hutan.
Lalu, ia ikut kedua orangtuanya untuk mencari Liu Chen hingga 1 tahun. Sementara orangtuanya sudah mencari selama 2 tahun dengan 1 tahun sebelum Liu Changyi ikut mencari. Namun tidak juga menemukannya. Banyak warga yang mengatakan Liu Chen sudah mati diterkam hewan buas.
Akhirnya Liu Hongli, Li Wei dan Liu Changyi pasrah mencari Liu Chen setelah 1 tahun. Walaupun sebenarnya mereka masih belum menerima bahwa Liu Chen telah tiada, namun mereka tak mau terus terlarut dalam kesedihan. Karna Liu Chen pasti sedih di alam sana.
"Chen'er, aku sayang padamu. Maafkan kakakmu ini", Liu Changyi memeluk batu nisan itu seakan tak mau dipisahkan dengannya.
Di sebuah sekte besar aliran netral, nampak mereka sedang merayakan sesuatu.
Mereka nampak sangat senang. Itu dikarenakan calon patriak masa depan mereka yang mereka kira sudah mati, ternyata masih hidup. Itu adalah hal yang sangat menggembirakan, terutama bagi tetua kedua. Yang mana, ia adalah kakak dari calon patriarch masa depan.
Semua orang berkumpul di lapangan dan makan makan bersama.
Nampak di sebuah ruangan dua orang dengan usia yang berbeda. Salah satunya adalah seorang pemuda dengan pakaian putih dan nampak sangat tampan. Sementara yang satunya lagi berpakaian yang juga sama, yaitu putih, ia juga tak kalah tampan. Ia berumur lebih tua dari pemuda di depannya saat ini.
Umur pemuda itu adalah 17 tahun. Sementara yang satunya lagi berumur 35, namun ia memiliki wajah yang terlihat muda.
Pemuda itulah calon patriarch masa depan. Diusia nya saat itu yang berumur 7 tahun dapat menjadi kultivator tingkat pemula bintang 5. Hingga pemuda itupun tiba tiba menghilang ketika berumur 12 tahun, yang mana pada saat itu ia berada pada tingkat master bintang 3. Ia merupakan seorang jenius dari jenius sekalipun, sebab mencapai tingkat itu pada usia 12 tahun. Sehingga ia dijadikan calon patriarch masa depan.
Namun dirinya menghilang entah kemana saat 12 tahun itu. Banyak anggota sekte yang mencari keberadaannya. Namun juga tak ditemukan. Hingga akhirnya mereka pasrah setelah hampir setahun mencari.
Pria dengan umur sekitar 35 tahun itu nampak tersenyum senang ke arah pemuda di depannya. "Kemana saja kau selama ini Wu'er? Kami semua mencarimu. Kami pikir kau sudah tewas. Tapi sekarang tiba tiba saja kau datang dengan tingkatan yang lebih tinggi lagi", nadanya terdengar marah dan senang secara bersamaan. Ia dapat merasakan bahwa kultivasi adiknya berada di tingkat prajurit. Namun ia tidak tau bahwa adiknya ini masih menyembunyikan kekuatan sebenarnya.
"Tidak tau", itulah jawaban yang diberikan sang adik pada kakaknya. Nadanya terdengar datar, ekspresi wajahnya juga datar. Namanya adalah Zhang Jiangwu. Sementara kakaknya yang duduk di depan, bernama Zhang Bingjie.
Zhang Bingjie sudah mengetahui bagaimana sifat adiknya, jadi dia tak terlalu mempersalahkan ucapannya. "Bagaimana kau tidak tau, kau sendiri yang pergi tanpa memberitau kami. Ayo cepat katakan, kau pergi kemana selama ini Wu'er? Apa saja yang kau lakukan? Apa kau membuat masalah kepada oranglain? Ayo cepat katakan", ia seperti mendesak adiknya untuk berbicara.
"Berlatih", itulah jawaban yang diberikan Zhang Jingwu.
Namun tetap saja, Zhang Bingjie penasaran. Ia sudah mencari adiknya bersama banyak orang di sekte. Tapi tidak menemukannya hingga satu tahun ini. Jadi ia penasaran, dimana adiknya berlatih.
"Dimana kau berlatih? Dengan siapa? Bagaimana bisa kau mencapai tingkat prajurit dalam waktu 5 tahun ini, Wu'er? Walaupun aku senang dengan pencapaiamu, tapi aku juga ingin mengetahui bagaimana kau bisa secepat ini berada di tingkat prajurit. Aku tau kau sangat jenius, lebih jenius dari jenius lainnya, tapi tingkat master ke tingkat prajurit dalam waktu 5 tahun, itu mustahil. Kau harus memiliki sumber daya yang sangat banyak untuk mencapainya, juga harus memiliki bakat yang sangat hebat. Lalu dimana kau mendapat sumber daya itu? Bukan mencuri kan? Walaupun aku tau, kau tidak mungkin melakukan itu, tapi tetap saja aku menanyakannya. Jadi sekarang jawab Wu'er, dari mana kau mendapatkan sumber daya itu?"
"Guru"
"Maksudmu, patriarch? Tapi patriarch saja tidak mungkin memiliki sumber daya sebanyak itu"
Adiknya menggelengkan kepala pelan.
"Lalu, siapa guru yang kau katakan Wu'er? Walaupun patriarch bukan gurumu, tapi patriarch menginginkanmu menjadi muridnya. Jadi ku kira kau menjadi muridnya. Lalu siapa guru yang kau katakan, Wu'er jika bukan patriarch?"
"Guru Yu"
"Siapa itu?"
"Guruku"
"Ya, maksudku siapa dia sebenarnya?"
"....." adiknya tak menjawab apapun. Nama gurunya adalah Zhao Yu.
"Aish..jangan bilang kau tidak mengetahui siapa dia?" ucap Zhang Binjie sambil menggelengkan kepala.
"Salah satu legendaris"
Zhang Bingjie terdiam sejenak. Iapun tertawa. "Hahaha, yang benar saja Wu'er. Maksudmu salah satu legenda dari empat orang yang mengalahkan raja iblis? Jangan bercanda Wu'er. Keempat orang itu sudah tewas setelah bertarung melawan raja iblis. Tidak mungkin mereka masih hidup saat ini. Apalagi ini sudah 1.000 tahun sejak peperangan itu"
"Batu roh" ucap Zhang Jiangwu dengan serius. Ekspresinya terlihat datar, namun tatapannya mengandung keseriusan.
Ketika mendengar nama batu roh, Zhang Bingjie terkejut. "Ba-batu roh? Maksudmu, kau belajar dari serpihan jiwa nya? Apa begitu, Wu'er?"
Zhang Jiangwu mengangguk.
"Ba-bagaimana bisa?", Zhang Bingjie menatap tak percaya adiknya ini. Jika benar adiknya belajar dari salah seorang legenda, artinya adiknya ini pasti memiliki kekuatan yang besar dan kemungkinan disembunyikan oleh Zhang Jiangwu. Juga, pasti ada sesuatu yang terjadi hingga membuat salah satu legenda menaruh serpihan jiwanya ataupun legenda itu memiliki alasan sendiri melakukan itu.
"Jadi, alasanmu menghilang selama ini? Karna salah satu legenda itu?"
Zhang Jiangwu mengangguk mendengar ucapan kakaknya.
"Lalu, siapa nama legenda yang menjadi gurumu itu?"
"Guru Zhao Yu"
"Zha-zhao Yu?" kaget Zhang Bingjie.
Saat hari sudah sore, Liu Chen sudah menghabisi hampir semua lawannya. Kini yang tersisa adalah undead manusia berjumlah 3 orang.
Liu Chen nampak kelelahan. Qi ditubuhnya sudah terkuras banyak. Ia sudah satu kali memakan pil penambah Qi. Sehingga membuatnya masih dapat bertahan. Bukan karna pil itu saja, namun karna kerja keras dirinya.
Zhao Feng membuat undead manusia setelah Liu Chen menghabisi semua undead demonic beast. Dua undead manusia itu berada pada tingkat prajurit dan satunya tingkat jendral.
Liu Chen dapat menelan pil juga karna memang diberikan izin oleh Zhao Feng untuk menelan pil satu kali. Jadi Liu Chen tak dapat melakukannya lagi, walaupun ia masih memilikinya.
Keringat nampak di dahi Liu Chen. Beberapa bagian pakaiannya robek dan terdapat bercak darah. Liu Chen menyeka darah di tepi bibirnya dan menatap ketiga undead.
Tatapan ketiga undead itu kosong, karna mereka hanyalah mayat hidup dan bukan mayat yang dibangkitkan.
Zhao Feng tidak terbang di udara lagi. Dia mengamati dari atas pohon yang cukup jauh dari tempat Liu Chen berada. Pecahan jiwanya tidak akan bertahan lama jika ia terus terbang di udara. Karna akan menguras Qi yang tersimpan pada pecahan jiwanya.
Ketiga undead itu langsung berlari menuju Liu Chen. Mereka membawa pedang masing masing. Mereka pun mengayunkan pedangnya secara bergantian. Liu Chen langsung menghindari semua serangan pedang yang mengarah padanya.
Salah satu undead langsung menghilang dan muncul di belakang Liu Chen. Ia langsung mengayunkan pedangnya. Liu Chen refleks menghindar ke samping. Namun karna undead itu lebih cepat, Liu Chen masih terkena goresan pedang di punggungnya.
Liu Chen sedikit meringis ketika terkena serangan. Ia langsung melompat tinggi ke depan dan jungkir balik di udara. Hingga akhirnya Liu Chen memunggungi ketiga undead. Iapun membalikkan badannya, lalu menghadap ketiga undead.
"Aku sangat lelah, tapi aku takkan kalah!"
Liu Chen langsung mengambil pedang yang berada di cincin ruangnya. Pedangnya berkurang banyak, awalnya pedang yang ada di cincin ruangnya membentuk sebuah gunungan sedang. Namun kini menjadi gunungan kecil dengan kebanyakan tingkat menengah dan hanya ada beberapa tingkat tinggi.
Liu Chen langsung maju dan mengayunkan pedang yang dialiri Qi. Ketiga undead tidak diam saja, mereka menyerang dari tiga arah dan membuat Liu Chen kesulitan. Liu Chen langsung berjongkok dan meluruskan satu kakinya ke depan dan mengaitnya pada kaki undead di depannya, yang membuat satu undead di depannya terjatuh.
Sementara undead di sisi kanan dan kirinya nampak beradu pedang. Namun tidak lama mereka langsung mengalihkan tatapannya pada Liu Chen yang masih berjongkok. Mereka pun mulai mengayunkan pedang masing masing ke arah Liu Chen.
Liu Chen menekuk kakinya dengan kuat. Iapun langsung melompat ke atas sebelum pedang mengenai dirinya. Alhasil, pedang itu mengenai undead yang masih berbaring dan memotong tubuhnya menjadi beberapa bagian.
Liu Chen yang masih di udara langsung berpijak pada kedua bahu salah satu undead. Setelahnya Liu Chen melompat dan berjungkir balik di udara hingga akhirnya ia menapak di tanah dengan mulus. Posisinya memunggungi kedua undead tersisa.
Kedua undead tersisa langsung mengayunkan pedang dari dua arah, bagian kanan dan kiri Liu Chen. Liu Chen langsung melentingkan tubuhnya ke belakang hingga kedua tangannya mengenai tanah. Setelah pedang itu beradu beberapa detik dan kini pedangnya sudah saling menjauh, Liu Chen akhirnya kembali berdiri tegak dan langsung mengayunkan pedang ke salah satu undead yaitu di bagian kananya hingga membuat kepala undead terlepas dari tempatnya.
Undead yang tersisa langsung mengalirkan elemen petir pada pedangnya hingga membuat percikan percikan listrik pada pedang tersebut.
Liu Chen segera melompat mundur. Undead di depannya langsung berlari ke arahnya yang membuat Liu Chen harus menghindari semua serangan undead itu. Iapun langsung menendang ke arah perut undead membuatnya agak terhempas beberapa langkah. Liu Chen langsung mengalirkan Qi pada pedangnya. Iapun melompat tinggi dan mengayunkan pedangnya kearah undead yang masih berbaring itu.
Undead itu langsung berguling ke samping membuat serangan Liu Chen mengenai tanah. Undead yang ada di dekatnya langsung berdiri dan menyerang Liu Chen dengan pedang dialiri petirnya.
Liu Chen langsung memegang tangan undead yang menggenggam pedang. Iapun langsung memelintirnya dan ia langsung mengayunkan pedang ke arah leher undead itu hingga membuat kepalanya menghilang dari tempatnya.
Liu Chen segera melepaskan pegangan tangannya itu. Ia langsung mengayunkan pedang dari atas ke bawah secara menyamping dan membuat darah pada pedangnya mengenai tanah.
Liu Chen memasukkan kembali pedangnya. Iapun langsung berbaring di tanah karna lelah. Jika saja Zhao Feng tidak mengurangi kecepatan atau gerakan dari undead manusia itu dan demonic beast tadi, mungkin Liu Chen tidak akan menang dengan cepat seperti ini. Liu Chen juga mengetahui hal itu. Karna ia bisa melihat gerakan undead manusia maupun demonic beast itu terbatasi dan kekuatan yang dikeluarkan tidaklah sepenuhnya.
Zhao Feng menghampiri Liu Chen. Iapun tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Yono Sujono
mantap latihan terakhirnya, lanjut
2022-09-27
1
Savira Rasela
Liu Chen memiliki *
2022-06-30
0
topmarkotop
go
2022-04-27
1