Liu Chen melihat lihat kota Biru. Kota Biru terlihat cukup indah. Cukup banyak juga orang yang berlalu lalang. Namun di kota Biru tidak banyak penjual dengan lapak lapak dagang, namun kebanyakan penjual, berjualan di toko.
"Aku harus membeli peta. Aku membutuhkannya untuk kembali ke desa. Namun sebelum itu, aku akan tinggal dulu di kota ini sebentar. Jadi aku harus mencari penginapan. Aku juga ingin mencari makan terlebih dahulu" gumam Liu Chen.
"Sudah lama aku tidak berada di kerumunan manusia" batin nya.
Ia tersenyum. Liu Chen melihat kanan dan kiri hingga tiba tiba ia menabrak seseorang, karna dia kurang fokus dengan jalan.
"Eh, maaf maaf. Aku tidak sengaja" ucap Liu Chen.
Seorang pemuda berdiri di depan Liu Chen. Ia adalah orang yang ditabrak oleh Liu Chen. Iapun tersenyum, "Tidak apa. Aku baik baik saja. Sepertinya kau baru datang kemari ya?"
"Ah, iya. Aku baru saja datang ke kota ini. Maaf soal tadi"
"Tidak apa. Perkenalkan, namaku adalah Song Quon. Lalu, siapa namamu?"
"Namaku Chen, Chen saja"
Song Quon tersenyum. "Salam kenal"
Liu Chen tersenyum dan mengangguk. "Salam kenal juga. Oh ya, apa kau tinggal di sini?"
"Oh, aku tidak tinggal disini. Aku hanya singgah untuk sebentar"
"Jadi kau juga sama sepertiku. Dimana kau tinggal saat di kota ini?"
"Ah, aku baru saja datang. Aku berniat mencari restoran saat ini"
"Kalau begitu, kita sama. Aku juga berniat mencari makan disini sebelum mencari penginapan. Bagaimana jika kita pergi bersama?"
"Baiklah, aku setuju saja. Ayo!"
Liu Chen mengangguk. Dia pun bersama Song Quon pergi mencari restoran yang ada di kota sambil berbincang bincang.
"Kau berasal dari mana Quon?" ucap Liu Chen.
"Ah, aku dari sebuah desa kecil. Desaku cukup jauh darisini"
"Kau tinggal bersama siapa di desa mu?"
"Aku tinggal sendiri. Orangtuaku sudah meninggal. Jadi aku tinggal sendiri saat umurku 12 tahun sampai sekarang"
"Maaf, menanyakan hal itu padamu" ucap Liu Chen menyesal.
"Tidak apa, ini bukan salahmu"
Mereka terus mencari restoran tanpa adanya percakapan. Hingga Liu Chen mulai membuka suara. "Kita masuk ke restoran itu saja", ia menunjuk ke sebuah restoran yang terlihat sederhana.
Song Quon mengangguk. "Ayo"
Mereka pun masuk ke dalam dan duduk di ujung ruangan. Tak lama seorang pelayan datang. "Apa yang ingin tuan tuan pesan?"
"Apa menu makanan yang paling enak di restoran ini?" ucap Liu Chen.
"Makanan unggulan di restoran kami adalah sup belut biru. Perporsi 2 koin emas"
Song Quon terlihat terkejut dengan harga itu. Iapun langsung berkata. "Lalu apa makanan termurah disini? Berapa harganya?"
"Makanan termurah yang disediakan di restoran kami adalah sup kacang merah. Kami biasa menjual seharga 40 keping perak. Bagaimana tuan? Apa yang ingin tuan tuan pesan?"
"Aku pesan sup belut biru 5 porsi. Quon, apa yang ingin kau pesan? Aku akan membayarnya", Liu Chen menatap ke arah Song Quon.
Song Quon terkejut ketika ia mendengar ucapan Liu Chen, bahwa ia memesan 5 porsi makanan. "Untuk apa memesan 5 porsi Chen?"
"Hehe, aku sangat lapar. Jadi aku memesan 5 porsi", tentunya Liu Chen sangat lapar karna kemarin ia bertarung habis habisan hingga sampai sekarang ia belum makan. Padahal ia sudah berada di tingkat kaisar bintang 5, ia juga sudah hebat mengontrol Qi yang seharusnya dia dapat tidak makan beberapa hari. Namun karna sudah terbiasa makan, jadi Liu Chen tidak bisa menghilangkan kebiasaannya.
"Kau pesan saja makanan apapun. Aku yang akan membayarnya, jika kau ingin pesan sup belut biru pun, aku tak masalah. Aku yang akan membayar makanan yang dipesan olehmu" lanjut Liu Chen.
"Apa tidak masalah?" ucap Song Quon yang terlihat ragu.
Liu Chen mengangguk. "Apa kau juga ingin memesan sup belut biru?"
"Tidak, aku pesan sup kacang merah saja. Aku tak ingin merepotkanmu"
"Tidak apa, ini sama sekali tidak merepotkan bagiku. Apa kau ingin memesan nya?"
Song Quon berkata dengan malu. "Ka-kalau boleh, aku ingin sup belut biru"
"Berapa porsi yang ingin kau pesan?" ucap Liu Chen.
"Aku ingin pesan 8 porsi saja" ucap Song Quon dengan malu.
Liu Chen berkedip beberpa kali. Ia pun melihat ke arah pelayan yang terlihat berkedip kepada dia dan Song Quon.
"5 porsi? 8 porsi? Apa mereka serius? Memesan makanan sebanyak itu untuk sendiri?" batin pelayan itu.
"Kau mendengarnya bukan? Jadi total pesanan 13 porsi sup belut biru. Ini, aku membayarnya terlebih dahulu", Liu Chen memberikan 30 keping emas kepada pelayan itu.
"Tu-tuan..ini kelebihan"
"4 keping emas itu untukmu saja. Jangan terlalu lama" ucap Liu Chen.
"Ba-baik tuan, terimakasih", pelayan itu langsung pergi dan tersenyum senang.
Setelah beberapa lama menunggu, akhirnya pesanan mereka telah sampai. Mereka makan dengan lahap, apalagi Song Quon.
Setelah selesai, mereka pun langsung pergi dari restoran tersebut dan berjalan bersama untuk mencari penginapan.
"Chen, terimakasih untuk yang tadi" ucap Song Quon sambil tersenyum.
"Tidak apa", Liu Chen tersenyum ke arah pemuda di sampingnya ini.
"Itu ada penginapan", tunjuk Song Quon pada sebuah bangunan dengan 2 tingkat tak jauh dari mereka berdiri saat ini.
"Kalau begitu, kita pergi kesana saja" ucap Liu Chen. Mereka akhirnya pergi ke penginapan itu dan langsung memesan kamar. Mereka memesan kamar secara terpisah dan kini Liu Chen kembali membayarkan Song Quon. Awalnya Song Quon menolak, namun tetap saja Liu Chen memaksanya. Hingga Song Quon hanya bisa berterimakasih.
Mereka tidak langsung masuk ke dalam kamar penginapan yang sudah dipesan, namun mereka berjalan jalan terlebih dahulu.
Liu Chen menghentikan langkahnya. Melihat hal itu, Song Quon ikut berhenti. "Ada apa Chen?"
"Sepertinya pembicaraan mereka cukup menarik" ucap Liu Chen dengan pelan sambil tersenyum. Ia melihat dua orang yang sedang berbincang bincang mengenai lelang yang ada di kota Biru ini. Song Quon hanya terdiam sambil menatap kedua orang yang kini Liu Chen tatap.
"Katanya akan ada pelelangan di Asosiasi Bulan Perak yang ada di kota Biru kita ini. Di pelelangan akan ada benda yang dapat membuat oranglain pasti menginginkannya"
"Hm? Memangnya barang apa itu, saudaraku?"
"Aku dengar disana akan ada peta kuno yang katanya di tempat tujuan dari peta tersebut, ada banyak harta. Seperti koin emas atau mungkin ada kitab maupun senjata tingkat tinggi"
"Hah? Apa itu benar? Aku baru mendengarnya. Memangnya kapan pelelangan itu akan diadakan?"
"Aku dengar satu bulan dari sekarang. Ketika pelelangan akan dimulai, pasti akan ada banyak murid atau bahkan tetua sekte yang datang kemari karna peta kuno itu"
"Mn, kamu benar. Pasti akan ada tetua yang akan datang kemari karna peta kuno itu. Siapapun pasti menginginkannya karna kau bilang tadi di tempat tujuan dari peta terdapat banyak barang berharga"
"Ya, tentu saja. Selain peta kuno itu, ada dua barang lain yang menjadi barang utama lelang. Tapi aku tidak mengetahui apa kedua barang itu"
"Kedua barang itu pasti sangat bagus"
"Iya, kamu benar. Barang utama ke tiga saja sudah bagus. Apalagi kedua dan pertama?"
Liu Chen mendengarkan dengan seksama pembicaraan mereka. Iapun kembali tersenyum. Ia mengalihkan tatapannya pada Song Quon. "Quon, kamu akan berapa lama di kota ini?"
"Em.. mungkin 1 hingga 2 bulan. Memangnya ada apa?" ucap Song Quon.
"Bagaimana jika kita ke pelelangan nanti sebulan lagi. Kau mendengarnya sendiri bukan, pembicaraan mereka tadi?"
Song Quon mengangguk. "Tapi kita harus membawa uang yang banyak jika ingin ke pelelangan"
"Tenang saja, aku memilikinya. Jangan khawatir", Liu Chen tersenyum.
"Aku akan ikut denganmu saja"
"Baiklah, bulan depan kita akan ke Asosiasi Bulan Perak. Sekarang kita tanyakan saja dimana lokasi pelelangan itu berada" ucap Liu Chen.
Song Quon mengangguk. Ia dan Liu Chen langsung bertanya pada beberapa orang untuk mengetahui dimana letak dari pelelangan itu.
Dari apa yang mereka dengar, pelelangan berada tak jauh dari tempat mereka menginap. Mereka hanya perlu berjalan beberapa meter ke utara.
Setelah puas berjalan jalan, Liu Chen dan Song Quon kembali ke penginapan.
Liu Chen membayar biaya tambahan untuk menginap selama sebulan untuknya dan Song Quon. Karna awalnya ia membayar penginapan untuk menginap selama seminggu saja.
Setelah selesai, keduanya masuk ke kamar masing masing.
Ketika sudah berada di kamar, Liu Chen merebahkan dirinya di atas kasur. "Bagaimana jika aku menjual pil ke pelelangan itu? Yah, walaupun aku masih memiliki banyak koin emas maupun perak, tapi tidak masalah bukan jika aku menambah uangku?" gumam Liu Chen sambil tersenyum.
Liu Chen seketika teringat sesuatu. Ia langsung duduk dari posisi berbaringnya. "Aku akan mencoba kristal merah itu"
Liu Chen mengambil sebuah kristal berwarna merah dengan ukuran sekitar 8cm dari cincin ruangnya. "Hm? Bagaimana cara menggunakannya?"
Tak lama tiba tiba kristal itu bergetar. Hal itu tentu mengejutkan bagi pemuda berpakaian putih ini. "A-apa yang terjadi?"
Karna kristal itu terus saja bergetar, akhirnya Liu Chen mencoba mengalirkan Qi pada benda merah di tangannya ini.
Setelah dialiri Qi, kristal nampak bercahaya. Namun tidak menyilaukan. Segera terdengar suara dari kristal merah tersebut. "Halo.. halo.. apa caranya benar seperti ini? Halo.. apa ada orang?"
Liu Chen mengerutkan dahinya kala mendengar suara seorang laki laki pada kristal merah. "Apa ini yang dimaksudkan guru?" gumam Liu Chen.
"Siapa kau?" ucap Liu Chen.
"Eh? apa berhasil? Coba katakan sekali lagi, sepertinya aku salah dengar"
"Siapa kau?"
"Ehhh!! Berhasil?! Yeah aku memang pintar! Ternyata benar dugaaku cara memakainya seperti ini! Woah, aku sangat hebat!"
"Hei!! Berisik! Jangan berteriak tak jelas seperti itu!"
Kini Liu Chen dapat mendengar suara seorang wanita.
"Eh? Ternyata bukan hanya satu orang saja yang berhasil ku hubungi?! Wah! Aku memang luar biasa!" ucap suara pria.
"Tentu saja, dasar bodoh! Karna semua kristal terhubung. Keempat kristal saling terhubung! Kau mengerti?! Jadi bukan kau yang hebat" ucap suara wanita yang terdengar agak kesal.
"Eh? Tunggu dulu! Kenapa hanya ada tiga. Bukankah seharusnya 4 orang terhubung?" ucap suara wanita.
"Aku disini", sebuah suara lain kini terdengar. Nadanya terdengar datar.
"Percakapan kita semua sudah terhubung" ucap Liu Chen.
"Iya! Nah, sekarang ayo kita berkenalan dulu" ucap suara pria, nada bicara nya terdengar senang dan antusias.
"Baiklah, kali ini aku setuju padamu. Namaku Yang Jia Li. Sekarang kalian perkenalkan nama kalian" ucap suara wanita yang menyebut namanya Yang Jia Li.
"Yang Jia Li?! Kau seorang putri?!" kaget Liu Chen dan suara pria pada kristal merah secara bersamaan.
"Hahaha, karna kalian mengetahuinya, maka kalian harus hormat padaku. Panggil aku putri Jia Li"
"Aku akan memanggilmu Jia Li saja. Walaupun aku tau kau adalah seorang putri, namun disini kita tak boleh memanggil nama dengan sebutan seperti itu padamu. Itu terasa kurang akrab" ucap suara pria.
"Hei, memangnya kita pernah bertemu?! Kita saja belum pernah bertemu dan kau mengatakan kurang akrab? Aku saja belum pernah bertemu denganmu! Jadi kalian harus panggil aku putri. Kalian paham?" ucap Yang Jia Li.
"Aku setuju dengan pria itu. Lebih baik tidak memanggil dengan sebutan putri. Itu akan terasa canggung, selain itu kita harus saling bekerja sama nanti untuk mengalahkan raja iblis yang akan bangkit. Guru bilang padaku bahwa iblis lain seperti jendral atau pasukannya masih ada yang hidup dan sekarang mereka sudah bebas dari segel.
Kita tidak tau sekuat apa musuh yang akan kita hadapi. Jadi kita harus memperkuat kerja sama. Walaupun kita belum bertemu, namun kita akan segera bertemu" ucap Liu Chen.
Tidak ada suara apapun pada kristal untuk sejenak. Hingga suara pria terdengar. "Aku setuju! Sekarang kita lanjutkan saja perkenalan kita saat ini. Namaku adalah Zong Xian. Sekarang giliran kalian berdua yang belum" ucap suara pria yang mengaku bernama Zong Xian.
"Zhang Jiangwu"
"Namaku Chen, salam kenal"
"Apa Chen saja?" ucap Zong Xian.
"Iya. Tak perlu mempertanyakan namaku. Sekarang kita rencanakan saja dimana kita akan bertemu" ucap Liu Chen.
"Hm.. apa kita bertemu seminggu lagi saja?" ucap Yang Jia Li.
"Tidak, aku memiliki urusan minggu depan" ucap Zong Xian.
"Lalu? Sebulan lagi bagaimana?" ucap Yang Jia Li.
"Aku memiliki urusan. Aku akan pergi ke pelelangan sebulan lagi" ucap Liu Chen.
"Pelelangan? Dimana?" ucap Yang Jia Li.
"Di kota Biru, Asosiasi Bulan Perak"
"Kebetulan aku akan kesana untuk mengikuti lelang. Karna kudengar tiga barang utama disana ada panah es yang dapat memunculkan 3 anak panah dalam sekali tarikan busur saja. Daya serang juga akan meningkat sebesar 10%.
Yang lebih menakjubkannya dari panah es itu adalah, semua orang bisa menggunakannya. Walaupun orang tersebut tidak memiliki elemen es. Jadi kita hanya perlu menyalurkan Qi saja dan menarik busur. Lalu 3 anak panah pun akan terbentuk" ucap Yang Jia Li.
"Kalau begitu, bagaimana jika kita semua bertemu di pelelangan saja?" ucap Liu Chen.
"Hm.. aku setuju. Lagi pula saat ini aku berada tidak terlalu jauh dari kota Biru itu. Setelah lelang selesai, kita akan berkumpul dimana? Dan bagaimana kita bisa mengetahui antara sesama kita?" ucap Zong Xian.
"Tentu memakai kristal komunikasi ini, bodoh!" ucap Yang Jia Li kesal.
"Hei, jangan panggil aku bodoh! Aku ini memiliki nama. Namaku Zong Xian, ingat itu" ucap Zhong Xian yang juga kesal.
"Zong Xian benar. Bagaimana kita mengetahui antara kita disana nanti? Kita pastinya tidak mungkin menggunakan kristal komunikasi ini sambil terus mencari. Apalagi jika saja ada orang yang tau selain kita tentang kristal komunikasi. Tentunya mereka akan berusaha merebutnya. Karna hanya ada sedikit jumlah kristal komunikasi yang ada di dunia ini" ucap Liu Chen.
"Kita tinggal kalahkan mereka saja. Dengan kekuatan kita saat ini, tidak sulit untuk mengalahkan mereka yang ingin mengambil kristal komunikasi dari kita" ucap Yang Jia Li dengan percaya diri.
"Sebisa mungkin jangan menabung musuh manusia. Tugas kita bukan untuk mencari musuh manusia sebanyak banyaknya. Ingat itu" ucap Liu Chen.
"Hah? Bagaimana cara kita menabung musuh manusia? Apa kita hanya perlu memasukkannya ke dalam karung saja dan setelahnya mengumpulkan mereka lalu menumpuknya?" ucap Zong Xian.
"Dasar bodoh! Kenapa kau bisa menjadi murid salah satu legenda dengan kebodohanmu itu. Aku tak habis pikir" ucap Yang Jia Li.
"Jangan bertengkar" ucap Zhang Jiangwu dengan datar.
Mendengar suara itu, Yang Jia Li langsung berkata. "Aku tidak bertengkar. Dia yang menyebalkan"
"Huh,aku menyebalkan? Bukankah kau yang menyebalkan?" ucap Zong Xian. Nadanya terdengar menahan emosi.
Yang Jia Li ,"Heh, bukan aku yang menyebalkan, tapi kau!"
Zong Xian, "Bukan aku, tapi kau!"
"Berhenti berdebat! Jangan terus berdebat seperti ini, huft... bagaimana jika kalian bertemu nanti? Jika kita berkomunikasi di kristal komunikasi ini saja kalian berdua sudah saling bertengkar" ucap Liu Chen sambil menghela nafas dan menggelengkan kepala.
Zong Xian, "Wanita itu yang mulai duluan!"
Yang Jia Li, "Heh, kau menyalahkanku? Salahkan dirimu sendiri"
"Kalian memalukan" ucap Zhang Jiangwu.
Mendengar suara itu, baik Yang Jia Li maupun Zong Xian menjadi tambah protes dan berisik.
"Berhenti kalian berdua!" kesal Liu Chen. Nafasnya terengah engah menahan kesal akibat dua suara yang berada di kristal komunikasi ini.
Keduanya berhenti berdebat dan terdiam.
"Kita lanjutkan saja pembicaraan kita yang tadi. Aku memiliki saran, bagaimana jika kita bertemu di depan penginapan mawar biru. Itu tempatku menginap.Kita akan bertemu setelah pelelangan selesai"ucap Liu Chen yang kini sudah kembali tenang.
Zong Xian, "Baiklah, aku setuju"
Zhang Jiangwu, "Setuju"
Yang Jia Li, " Aku setuju saja"
"Setelah bertemu di depan penginapan, kita akan pergi ke hutan yang berada di luar kota Biru" ucap Liu Chen.
"Baiklah" ucap ketiga suara berbeda.
Mereka pun mengakhiri pembicaraan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Putra_Andalas
Malu-malu tapi Kemaruk...😂
2024-07-03
0
topmarkotop
go
2022-04-27
1
Yanka Raga
top bingitz 👍
2022-01-01
1